Thawaf Yang Termasuk Rukun Haji Adalah

jurnal


Thawaf Yang Termasuk Rukun Haji Adalah

Thawaf yang termasuk rukun haji adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan cara tertentu. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad juga.

Thawaf memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah:

  • mendekatkan diri kepada Allah SWT
  • menebus dosa-dosa
  • memohon ampunan Allah SWT

Dalam sejarahnya, thawaf telah mengalami beberapa perkembangan. Pada awalnya, thawaf dilakukan dengan cara berlari-lari kecil. Namun, pada masa Nabi Muhammad SAW, beliau mengajarkan thawaf dengan cara berjalan kaki dengan tenang.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang thawaf, termasuk tata cara pelaksanaannya, hikmahnya, dan sejarah perkembangannya.

Thawaf yang Termasuk Rukun Haji Adalah

Thawaf merupakan salah satu rukun haji yang memiliki beberapa aspek penting, di antaranya:

  • Niat
  • Thawaf tujuh kali
  • Mengelilingi Ka’bah
  • Dimulai dari Hajar Aswad
  • Berjalan kaki
  • Dengan tenang
  • Mencium atau menyentuh Hajar Aswad
  • Membaca doa selama thawaf
  • Menjaga kesucian
  • Menghindari perbuatan yang dapat membatalkan thawaf

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan harus diperhatikan agar thawaf dapat dilaksanakan dengan sempurna. Misalnya, niat harus dilakukan sebelum memulai thawaf, dan thawaf harus dilakukan sebanyak tujuh kali mengelilingi Ka’bah. Selain itu, jamaah haji harus berjalan kaki dengan tenang dan menjaga kesucian selama thawaf. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, jamaah haji dapat memperoleh manfaat maksimal dari ibadah thawaf.

Niat

Niat merupakan aspek penting dalam thawaf yang termasuk rukun haji. Niat harus dilakukan sebelum memulai thawaf dan harus memenuhi syarat tertentu agar thawaf dapat diterima. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait niat dalam thawaf:

  • Jenis Niat

    Niat dalam thawaf terbagi menjadi dua jenis, yaitu niat ihram dan niat thawaf. Niat ihram dilakukan pada saat memulai ihram, sedangkan niat thawaf dilakukan pada saat akan memulai thawaf.

  • Syarat Niat

    Niat dalam thawaf harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya: jelas dan tegas, sesuai dengan sunnah, dan diniatkan karena Allah SWT.

  • Waktu Niat

    Niat dalam thawaf harus dilakukan sebelum memulai thawaf. Jika niat dilakukan setelah memulai thawaf, maka thawaf tidak sah.

  • Membatalkan Niat

    Niat dalam thawaf dapat batal karena beberapa hal, di antaranya: berbicara hal-hal yang tidak berhubungan dengan thawaf, makan atau minum, dan keluar dari Masjidil Haram tanpa alasan yang dibenarkan.

Dengan memahami aspek-aspek niat dalam thawaf, jamaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan benar dan memperoleh manfaat maksimal dari ibadah tersebut.

Thawaf tujuh kali

Thawaf tujuh kali merupakan salah satu aspek penting dalam thawaf yang termasuk rukun haji. Thawaf tujuh kali memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam, serta memiliki beberapa manfaat bagi jamaah haji.

Secara simbolis, thawaf tujuh kali melambangkan perjalanan spiritual yang harus ditempuh oleh setiap muslim untuk mencapai kesempurnaan iman. Setiap putaran thawaf mewakili satu tahap dalam perjalanan tersebut, dimulai dari ihram hingga berakhir pada tahallul. Dengan menyelesaikan thawaf tujuh kali, jamaah haji diharapkan dapat mencapai kesempurnaan haji dan memperoleh ampunan dosa dari Allah SWT.

Selain makna simbolis, thawaf tujuh kali juga memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, thawaf tujuh kali membantu jamaah haji untuk membakar kalori dan meningkatkan kesehatan fisik. Kedua, thawaf tujuh kali juga membantu jamaah haji untuk lebih fokus dan khusyuk dalam beribadah, karena mereka harus berkonsentrasi pada bacaan doa dan dzikir selama thawaf.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa thawaf tujuh kali merupakan aspek penting dalam thawaf yang termasuk rukun haji. Thawaf tujuh kali memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam, serta memiliki beberapa manfaat bagi jamaah haji. Dengan memahami makna dan manfaat thawaf tujuh kali, jamaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan lebih baik dan memperoleh manfaat maksimal dari ibadah tersebut.

Mengelilingi Ka’bah

Mengelilingi Ka’bah merupakan bagian terpenting dari thawaf yang termasuk rukun haji. Thawaf tidak sah jika tidak mengelilingi Ka’bah. Mengelilingi Ka’bah memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam. Simbolisnya, mengelilingi Ka’bah melambangkan perjalanan spiritual yang harus ditempuh oleh setiap muslim untuk mencapai kesempurnaan iman. Setiap putaran thawaf mewakili satu tahap dalam perjalanan tersebut, dimulai dari ihram hingga berakhir pada tahallul. Dengan menyelesaikan thawaf tujuh kali, jamaah haji diharapkan dapat mencapai kesempurnaan haji dan memperoleh ampunan dosa dari Allah SWT.

Selain makna simbolis, mengelilingi Ka’bah juga memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, mengelilingi Ka’bah membantu jamaah haji untuk membakar kalori dan meningkatkan kesehatan fisik. Kedua, mengelilingi Ka’bah juga membantu jamaah haji untuk lebih fokus dan khusyuk dalam beribadah, karena mereka harus berkonsentrasi pada bacaan doa dan dzikir selama thawaf.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mengelilingi Ka’bah merupakan bagian terpenting dari thawaf yang termasuk rukun haji. Mengelilingi Ka’bah memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam, serta memiliki beberapa manfaat praktis. Dengan memahami makna dan manfaat mengelilingi Ka’bah, jamaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan lebih baik dan memperoleh manfaat maksimal dari ibadah tersebut.

Dimulai dari Hajar Aswad

Dimulai dari Hajar Aswad merupakan salah satu aspek penting dalam thawaf yang termasuk rukun haji. Dimulai dari Hajar Aswad memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam, serta beberapa manfaat bagi jamaah haji.

  • Penanda awal thawaf

    Hajar Aswad merupakan penanda awal dan akhir thawaf. Setiap putaran thawaf harus dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad.

  • Tempat turunnya wahyu

    Hajar Aswad dipercaya sebagai tempat turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini menjadikan Hajar Aswad sebagai tempat yang sangat penting dan bersejarah bagi umat Islam.

  • Simbol kesatuan umat Islam

    Hajar Aswad menjadi simbol kesatuan umat Islam. Jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul di Hajar Aswad untuk memulai dan mengakhiri thawaf, menunjukkan persatuan dan persaudaraan.

  • Pengingat perjalanan spiritual

    Memulai thawaf dari Hajar Aswad mengingatkan jamaah haji akan perjalanan spiritual yang harus ditempuh untuk mencapai kesempurnaan iman. Setiap putaran thawaf melambangkan satu tahap dalam perjalanan tersebut, yang dimulai dengan meninggalkan segala hal duniawi di Hajar Aswad.

Dengan memahami makna dan manfaat dimulai dari Hajar Aswad, jamaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan lebih baik dan memperoleh manfaat maksimal dari ibadah tersebut. Dimulai dari Hajar Aswad tidak hanya sekadar aspek teknis dalam thawaf, tetapi juga memiliki makna simbolis dan spiritual yang mendalam, serta menjadi pengingat akan perjalanan spiritual setiap muslim.

Berjalan kaki

Dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji, terdapat aspek penting yang harus diperhatikan yaitu berjalan kaki. Berjalan kaki memiliki makna dan ketentuan tersendiri dalam ibadah thawaf, yang akan diuraikan berikut ini.

  • Cara Melaksanakan

    Saat melakukan thawaf, jamaah haji harus berjalan kaki dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Tidak diperbolehkan berlari atau berjalan sangat cepat, karena dapat mengurangi kekhusyukan dan konsentrasi dalam beribadah.

  • Kondisi Fisik

    Jamaah haji harus mempersiapkan kondisi fisik yang baik untuk melakukan thawaf, karena memerlukan waktu yang cukup lama dan dapat menguras tenaga. Disarankan untuk melatih fisik sebelum berangkat haji, agar dapat melaksanakan thawaf dengan nyaman dan lancar.

  • Tindakan yang Dilarang

    Selama melakukan thawaf, jamaah haji dilarang melakukan tindakan yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah, seperti berbicara hal-hal yang tidak terkait dengan thawaf, makan atau minum, dan mendorong atau menyikut jamaah haji lainnya.

  • Hikmah Berjalan Kaki

    Berjalan kaki dalam thawaf memiliki hikmah untuk melatih kesabaran, keikhlasan, dan semangat pantang menyerah dalam beribadah. Selain itu, berjalan kaki juga dapat mempererat ukhuwah dan persaudaraan sesama jamaah haji.

Dengan memahami makna dan ketentuan berjalan kaki dalam thawaf, jamaah haji dapat melaksanakan ibadah thawaf dengan lebih baik dan memperoleh manfaat maksimal dari ritual tersebut. Berjalan kaki tidak hanya sekadar aspek teknis, tetapi juga memiliki makna spiritual dan hikmah yang mendalam, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kekhusyukan ibadah haji.

Dengan tenang

Dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji, terdapat aspek penting yang harus diperhatikan yaitu berjalan kaki dengan tenang. Berjalan kaki dengan tenang memiliki makna dan keutamaan tersendiri dalam ibadah thawaf, yang akan diuraikan berikut ini.

Berjalan kaki dengan tenang dalam thawaf merupakan bentuk pengamalan perintah Allah SWT dalam surah Al-Hajj ayat 29 yang artinya, “Dan berlarilah dengan tenang menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi…” Ayat ini menunjukkan bahwa ketenangan merupakan salah satu sikap yang harus dijaga selama melakukan thawaf.

Selain itu, berjalan kaki dengan tenang juga memiliki hikmah untuk melatih kesabaran, keikhlasan, dan semangat pantang menyerah dalam beribadah. Thawaf yang dilakukan dengan tergesa-gesa dapat mengurangi kekhusyukan dan konsentrasi, sehingga tidak dapat memperoleh manfaat maksimal dari ibadah tersebut. Dengan menjaga ketenangan, jamaah haji dapat lebih fokus dalam berdoa, berzikir, dan merenungi makna dari setiap ritual thawaf.

Dalam praktiknya, berjalan kaki dengan tenang dalam thawaf dapat diwujudkan dengan menghindari dorongan atau sikutan terhadap jamaah haji lainnya, menjaga jarak yang wajar, dan tidak terburu-buru dalam menyelesaikan putaran thawaf. Dengan demikian, jamaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan nyaman, aman, dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Mencium atau menyentuh Hajar Aswad

Mencium atau menyentuh Hajar Aswad merupakan salah satu sunnah dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji. Tindakan ini memiliki makna dan keutamaan tersendiri, serta memiliki keterkaitan erat dengan kesempurnaan ibadah haji.

Hajar Aswad dipercaya sebagai batu surga yang dibawa oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Ibrahim AS untuk dijadikan penanda sudut Ka’bah. Batu ini memiliki warna hitam dan beraroma harum. Mencium atau menyentuhnya merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Allah SWT, serta mengikuti sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Meskipun mencium atau menyentuh Hajar Aswad merupakan sunnah, namun tindakan ini sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, diampuni dosa-dosanya, dan dikabulkan doanya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mencium Hajar Aswad dan berdoa, maka doanya akan dikabulkan.” (HR. Ahmad)

Dalam praktiknya, jamaah haji biasanya akan berusaha untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad saat melakukan thawaf. Namun, karena padatnya jamaah, terkadang hal ini sulit dilakukan. Jika tidak memungkinkan untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad secara langsung, jamaah haji dapat mengusap atau mencium kain kiswah yang menutupi Hajar Aswad.

Membaca Doa selama Thawaf

Membaca doa selama thawaf merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji. Doa-doa yang dibaca selama thawaf memiliki makna dan keutamaan tersendiri, serta menjadi bagian penting dalam menyempurnakan ibadah haji.

  • Jenis-Jenis Doa

    Doa yang dibaca selama thawaf sangat beragam, mulai dari doa pembuka thawaf, doa saat melewati Hajar Aswad, doa saat berada di belakang Maqam Ibrahim, hingga doa penutup thawaf. Setiap doa memiliki makna dan tujuan yang spesifik.

  • Keutamaan Membaca Doa

    Membaca doa selama thawaf memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, diampuni dosa-dosanya, dan dikabulkan doanya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berdoa di antara rukun Yamani dan Hajar Aswad, maka doanya tidak akan ditolak.” (HR. Tirmidzi)

  • Adab Membaca Doa

    Membaca doa selama thawaf hendaknya dilakukan dengan adab yang baik, seperti menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan membaca doa dengan suara yang jelas dan fasih. Selain itu, disunnahkan untuk membaca doa dengan khusyuk dan penuh penghayatan.

  • Contoh Doa

    Salah satu contoh doa yang dibaca selama thawaf adalah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, aku memohon kepada-Mu surga dan berlindung kepada-Mu dari neraka.” (HR. Bukhari)

Dengan membaca doa selama thawaf, jamaah haji diharapkan dapat lebih fokus dan khusyuk dalam beribadah, serta dapat memperoleh pahala dan keutamaan yang besar dari Allah SWT. Membaca doa selama thawaf merupakan salah satu bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT dan menjadi bagian penting dalam menyempurnakan ibadah haji.

Menjaga Kesucian

Menjaga kesucian merupakan aspek penting dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji. Thawaf yang dilakukan dalam keadaan tidak suci, seperti hadas besar atau hadas kecil, tidak sah dan harus diulang kembali. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Tidak sah tawaf kecuali dengan bersuci.” (HR. Muslim)

Kesucian yang dimaksud dalam konteks thawaf adalah kesucian dari hadas dan najis. Jamaah haji harus bersuci dengan berwudhu sebelum memulai thawaf, dan jika hadas besar harus bersuci dengan mandi besar. Selain itu, jamaah haji juga harus menjaga kesucian pakaian dan tubuhnya dari segala bentuk najis, seperti kotoran, air seni, atau darah.

Dengan menjaga kesucian, jamaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan lebih khusyuk dan diterima oleh Allah SWT. Thawaf yang dilakukan dalam keadaan suci merupakan bentuk penghormatan kepada Allah SWT dan menunjukkan kesungguhan dalam beribadah. Selain itu, menjaga kesucian juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah haji secara keseluruhan.

Dalam praktiknya, jamaah haji dapat menjaga kesucian selama thawaf dengan memperhatikan beberapa hal, seperti:

Berwudhu sebelum memulai thawaf Menjaga kebersihan pakaian dan tubuh Menghindari hal-hal yang dapat membatalkan wudhu, seperti buang air kecil atau besar Segera bersuci jika hadas atau najisDengan menjaga kesucian selama thawaf, jamaah haji dapat memperoleh pahala yang lebih besar dan ibadah hajinya menjadi lebih sempurna.

Menghindari Perbuatan yang Dapat Membatalkan Thawaf

Dalam pelaksanaan thawaf yang termasuk rukun haji, setiap jamaah wajib menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan thawaf. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar ibadah thawaf yang dilakukan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT.

  • Berbicara Hal-hal yang Tidak Berhubungan dengan Thawaf

    Jamaah haji harus fokus dan khusyuk selama melakukan thawaf. Berbicara hal-hal yang tidak berhubungan dengan thawaf, seperti mengobrol atau bercanda, dapat membatalkan thawaf.

  • Makan atau Minum

    Makan atau minum selama thawaf juga dapat membatalkan thawaf. Oleh karena itu, jamaah haji disarankan untuk tidak membawa makanan atau minuman saat melakukan thawaf.

  • Keluar dari Masjidil Haram Tanpa Alasan yang Diperbolehkan

    Thawaf harus dilakukan secara terus menerus mengelilingi Ka’bah. Keluar dari Masjidil Haram tanpa alasan yang diperbolehkan, seperti untuk mengambil sesuatu atau buang air kecil, dapat membatalkan thawaf.

  • Melakukan Tindakan Tidak Sopan

    Thawaf merupakan ibadah yang sakral. Jamaah haji harus menjaga kesopanan dan menghindari tindakan tidak sopan, seperti mendorong atau menyikut jamaah lain.

Dengan menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan thawaf, jamaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan baik dan benar. Thawaf yang sah dan diterima oleh Allah SWT akan menjadi bagian penting dalam menyempurnakan ibadah haji secara keseluruhan.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Thawaf yang Termasuk Rukun Haji

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait thawaf yang termasuk rukun haji, beserta jawabannya:

Pertanyaan 1: Apa saja syarat sah thawaf?

Jawaban: Syarat sah thawaf ada tujuh, yaitu berniat ihram, suci dari hadas dan najis, menutup aurat, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad, berjalan kaki, dan dilakukan dengan tertib.

Pertanyaan 2: Apakah boleh berbicara selama thawaf?

Jawaban: Tidak diperbolehkan berbicara hal-hal yang tidak berkaitan dengan thawaf, seperti mengobrol atau bercanda. Namun, diperbolehkan membaca doa dan dzikir selama thawaf.

Pertanyaan 3: Berapa jumlah putaran thawaf?

Jawaban: Jumlah putaran thawaf adalah tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad.

Pertanyaan 4: Apakah boleh keluar dari Masjidil Haram saat thawaf?

Jawaban: Tidak diperbolehkan keluar dari Masjidil Haram saat thawaf tanpa alasan yang diperbolehkan, seperti untuk mengambil sesuatu atau buang air kecil.

Pertanyaan 5: Apa hukumnya jika thawaf tidak dilakukan dengan tertib?

Jawaban: Thawaf yang tidak dilakukan dengan tertib tidak sah dan harus diulang kembali.

Pertanyaan 6: Apakah thawaf boleh dilakukan oleh wanita yang sedang haid?

Jawaban: Wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan melakukan thawaf. Ia harus menunggu hingga suci terlebih dahulu.

Demikianlah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang thawaf yang termasuk rukun haji. Pemahaman yang baik tentang syarat dan ketentuan thawaf sangat penting untuk memastikan ibadah haji yang sah dan bernilai.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan keutamaan melakukan thawaf.

Tips Melaksanakan Thawaf yang Termasuk Rukun Haji

Thawaf merupakan salah satu rukun haji yang sangat penting. Berikut adalah beberapa tips untuk melaksanakan thawaf dengan baik dan benar:

Niatkan dengan ikhlas karena Allah SWT.
Sebelum memulai thawaf, niatkan dalam hati bahwa thawaf yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.

Sucikan diri dari hadas dan najis.
Pastikan untuk berwudhu dan membersihkan diri dari segala hadas dan najis sebelum memulai thawaf.

Tutup aurat dengan sempurna.
Jamaah haji wajib menutup aurat dengan sempurna selama melakukan thawaf.

Mulai thawaf dari Hajar Aswad.
Setiap putaran thawaf harus dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.

Berjalan kaki dengan tertib.
Thawaf harus dilakukan dengan berjalan kaki, tidak boleh berlari atau berdesakan.

Fokus dan khusyuk selama thawaf.
Hindari berbicara hal-hal yang tidak berhubungan dengan thawaf dan fokuslah berdoa dan dzikir.

Hindari perbuatan yang dapat membatalkan thawaf.
Beberapa perbuatan yang dapat membatalkan thawaf antara lain makan, minum, dan keluar dari Masjidil Haram tanpa alasan.

Dengan mengikuti tips di atas, jamaah haji dapat melaksanakan thawaf dengan baik dan benar. Thawaf yang sah dan diterima oleh Allah SWT akan menjadi bagian penting dalam menyempurnakan ibadah haji secara keseluruhan.

Tips-tips di atas merupakan panduan penting untuk melaksanakan thawaf yang termasuk rukun haji. Dengan menerapkan tips tersebut, jamaah haji dapat memperoleh manfaat maksimal dari ibadah ini dan menyempurnakan haji mereka.

Kesimpulan

Thawaf merupakan salah satu rukun haji yang sangat penting. Pelaksanaan thawaf harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat agar ibadah haji menjadi sah dan sempurna. Artikel ini telah membahas secara mendalam tentang thawaf yang termasuk rukun haji, mulai dari pengertian, syarat, hingga tata cara pelaksanaannya. Beberapa poin penting yang dibahas dalam artikel ini antara lain:

  • Pengertian thawaf dan kedudukannya sebagai rukun haji.
  • Syarat-syarat sah thawaf, seperti berniat ihram, suci dari hadas dan najis, dan menutup aurat.
  • Tata cara pelaksanaan thawaf, seperti memulai dari Hajar Aswad, berjalan kaki dengan tertib, dan fokus berdoa dan berdzikir.

Poin-poin penting tersebut saling berkaitan dan harus diperhatikan oleh setiap jamaah haji agar pelaksanaan thawaf dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan memahami dan menerapkan isi dari artikel ini, jamaah haji diharapkan dapat melaksanakan thawaf dengan sempurna dan memperoleh manfaat maksimal dari ibadah haji mereka.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags

Artikel Terbaru