Puasa Asyura merupakan ibadah sunnah yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram. Hukum puasa Asyura adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Anjuran tersebut sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Puasa Asyura memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah dapat menghapus dosa setahun yang lalu, dijauhkan dari siksa api neraka, dan dicatat sebagai orang yang bersyukur. Puasa Asyura juga memiliki sejarah yang panjang. Pada zaman Nabi Musa, beliau dan pengikutnya berpuasa pada hari Asyura untuk memperingati diselamatkannya mereka dari kejaran Firaun.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang hukum puasa Asyura, keutamaannya, sejarahnya, dan tata cara pelaksanaannya. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan keimanan kita.
hukum puasa Asyura
Hukum puasa Asyura adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Terdapat beberapa aspek penting yang terkait dengan hukum puasa Asyura, yaitu:
- Waktu pelaksanaan
- Niat
- Syarat dan rukun
- Keutamaan
- Tata cara
- Hal-hal yang membatalkan
- Sunnah-sunnah
- Hikmah
- Sejarah
Aspek-aspek tersebut saling terkait dan memiliki peran penting dalam pelaksanaan puasa Asyura. Sebagai ibadah sunnah, puasa Asyura memiliki banyak keutamaan, di antaranya menghapus dosa setahun yang lalu dan dijauhkan dari siksa api neraka. Selain itu, puasa Asyura juga memiliki sejarah yang panjang dan telah dipraktikkan oleh umat Islam sejak zaman Nabi Musa AS.
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan puasa Asyura adalah pada tanggal 10 Muharram. Hal ini berdasarkan pada hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Dari Ibnu Abbas ra. berkata:
“Rasulullah SAW bersabda: ‘Puasa Asyura itu menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.'” (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut, dapat dipahami bahwa waktu pelaksanaan puasa Asyura sangat penting. Puasa Asyura hanya dapat dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Jika dilaksanakan pada tanggal lain, maka tidak dianggap sebagai puasa Asyura dan tidak mendapatkan keutamaannya.
Oleh karena itu, bagi umat Islam yang ingin melaksanakan puasa Asyura, sangat penting untuk memperhatikan waktu pelaksanaannya. Puasa Asyura harus dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Niat
Niat merupakan salah satu rukun puasa, termasuk puasa Asyura. Niat adalah kehendak atau keinginan hati untuk melakukan suatu ibadah. Dalam puasa Asyura, niat diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu pada malam tanggal 10 Muharram.
Niat puasa Asyura dapat diucapkan secara lisan atau dalam hati. Namun, lebih utama diucapkan secara lisan agar lebih jelas dan mantap. Berikut ini contoh lafaz niat puasa Asyura:
“Saya niat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.”
Niat memiliki peran yang sangat penting dalam puasa Asyura. Tanpa niat, puasa tidak akan sah dan tidak mendapatkan pahala. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan niat ketika akan melaksanakan puasa Asyura. Pastikan niat diucapkan dengan jelas dan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Syarat dan Rukun
Syarat dan rukun merupakan dua hal yang sangat penting dalam hukum puasa Asyura. Syarat adalah sesuatu yang harus dipenuhi agar suatu ibadah menjadi sah, sedangkan rukun adalah bagian-bagian pokok dari suatu ibadah yang harus dikerjakan agar ibadah tersebut dianggap sah. Dalam puasa Asyura, terdapat beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi agar puasa tersebut menjadi sah dan mendapatkan pahala.
Salah satu syarat puasa Asyura adalah beragama Islam. Hanya orang yang beragama Islam yang diperbolehkan melaksanakan puasa Asyura. Selain itu, orang yang melaksanakan puasa Asyura harus sudah baligh dan berakal. Artinya, anak-anak yang belum baligh dan orang yang mengalami gangguan jiwa tidak wajib melaksanakan puasa Asyura.
Adapun rukun puasa Asyura adalah niat, menahan diri dari makan dan minum, serta menahan diri dari hubungan suami istri. Niat harus diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu pada malam tanggal 10 Muharram. Sedangkan menahan diri dari makan dan minum serta hubungan suami istri harus dilakukan selama seharian penuh, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Jika salah satu syarat atau rukun puasa Asyura tidak terpenuhi, maka puasa tersebut tidak dianggap sah dan tidak mendapatkan pahala. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan syarat dan rukun puasa Asyura agar puasa tersebut dapat diterima oleh Allah SWT.
Keutamaan
Keutamaan puasa Asyura merupakan salah satu aspek penting yang menjadikannya ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Keutamaan tersebut dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan puasa Asyura dengan penuh semangat dan keikhlasan.
Salah satu keutamaan puasa Asyura adalah dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Hal ini berdasarkan pada hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
“Puasa Asyura itu menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Keutamaan ini menjadi bukti bahwa puasa Asyura memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah diperbuat. Dengan melaksanakan puasa Asyura, umat Islam dapat meraih pengampunan dari Allah SWT dan kembali fitrah seperti bayi yang baru lahir.
Tata Cara
Tata cara merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan puasa Asyura. Tata cara puasa Asyura adalah ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan agar puasa tersebut sah dan mendapatkan pahala.
- Waktu Pelaksanaan
Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Jika dilaksanakan pada tanggal lain, maka tidak dianggap sebagai puasa Asyura dan tidak mendapatkan keutamaannya.
- Niat
Niat puasa Asyura diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu pada malam tanggal 10 Muharram. Niat dapat diucapkan secara lisan atau dalam hati, namun lebih utama diucapkan secara lisan.
- Menahan Diri
Selama berpuasa, umat Islam harus menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri. Menahan diri dari makan dan minum dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Membaca Doa
Selain menahan diri, umat Islam juga disunahkan untuk membaca doa-doa tertentu selama berpuasa Asyura. Doa-doa tersebut dapat dibaca pada saat sahur, berbuka puasa, dan pada waktu-waktu lainnya.
Dengan memperhatikan tata cara puasa Asyura, umat Islam dapat melaksanakan puasa tersebut dengan baik dan mendapatkan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Hal-hal yang membatalkan puasa Asyura
Dalam hukum puasa Asyura, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan puasa. Hal-hal tersebut perlu diketahui dan dihindari agar puasa yang dilakukan tetap sah dan mendapatkan pahala.
- Makan dan minum
Makan dan minum merupakan hal yang paling jelas dapat membatalkan puasa. Hal ini termasuk memasukkan segala jenis makanan dan minuman ke dalam tubuh melalui mulut, baik disengaja maupun tidak disengaja.
- Keluarnya air mani
Keluarnya air mani, baik karena hubungan seksual maupun karena sebab lainnya, dapat membatalkan puasa. Hal ini terjadi karena keluarnya air mani merupakan salah satu hal yang dapat membatalkan wudhu.
- muntah dengan sengaja
Muntah dengan sengaja juga dapat membatalkan puasa. Hal ini terjadi karena muntah merupakan salah satu cara untuk mengeluarkan isi perut. Sedangkan dalam puasa, isi perut harus tetap berada di dalam tubuh.
- Haid dan nifas
Haid dan nifas merupakan hal yang dapat membatalkan puasa bagi wanita. Hal ini terjadi karena haid dan nifas merupakan kondisi dimana wanita mengeluarkan darah dari rahim. Sedangkan dalam puasa, tubuh harus dalam keadaan suci.
Selain hal-hal tersebut, ada beberapa hal lain yang dapat membatalkan puasa, seperti memasukkan sesuatu ke dalam tubuh melalui lubang selain mulut, seperti hidung atau telinga. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa agar puasa yang dilakukan tetap sah dan mendapatkan pahala.
Sunnah-sunnah
Sunnah-sunnah puasa Asyura merupakan amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilakukan selama melaksanakan puasa Asyura. Sunnah-sunnah ini tidak wajib dilakukan, namun sangat dianjurkan karena dapat menambah pahala dan keberkahan dalam berpuasa.
Salah satu sunnah puasa Asyura adalah memperbanyak membaca doa dan dzikir. Doa dan dzikir dapat dibaca pada saat sahur, berbuka puasa, dan pada waktu-waktu lainnya. Membaca doa dan dzikir dapat membantu kita untuk lebih khusyuk dan fokus dalam beribadah.
Sunnah puasa Asyura lainnya adalah bersedekah. Bersedekah dapat dilakukan dalam bentuk apapun, baik berupa makanan, pakaian, atau uang. Bersedekah dapat membantu kita untuk membersihkan harta dan meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT.
Selain itu, disunnahkan juga untuk membaca Al-Qur’an selama berpuasa Asyura. Membaca Al-Qur’an dapat membantu kita untuk lebih memahami ajaran Islam dan meningkatkan keimanan kita. Dengan memahami dan mengamalkan sunnah-sunnah puasa Asyura, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT.
Hikmah
Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam hukum puasa Asyura. Hikmah adalah kebijaksanaan atau pelajaran yang dapat diambil dari suatu ibadah. Dalam konteks puasa Asyura, hikmah yang terkandung sangatlah banyak dan mendalam.
Salah satu hikmah puasa Asyura adalah untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan dan minum selama satu hari penuh, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kesadaran spiritual kita. Puasa Asyura juga mengajarkan kita untuk bersabar dan bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
Selain itu, puasa Asyura juga memiliki hikmah sosial. Dengan berpuasa bersama-sama, umat Islam dapat mempererat tali persaudaraan dan saling berbagi rezeki. Puasa Asyura juga dapat menjadi sarana untuk membantu fakir miskin dan mereka yang membutuhkan.
Memahami hikmah puasa Asyura sangat penting agar kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Dengan merenungkan hikmah yang terkandung dalam puasa Asyura, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT.
Sejarah
Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan hukum puasa Asyura. Puasa Asyura merupakan ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW, dan sejarah mencatat bagaimana puasa ini telah dipraktikkan oleh umat Islam sejak zaman dahulu.
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah puasa Asyura adalah pada zaman Nabi Musa AS. Ketika itu, Nabi Musa dan pengikutnya dikejar oleh Firaun dan tentaranya. Untuk menyelamatkan mereka, Allah SWT membelah Laut Merah, sehingga Nabi Musa dan pengikutnya dapat menyeberang dengan selamat. Untuk memperingati peristiwa ini, Nabi Musa memerintahkan pengikutnya untuk berpuasa pada tanggal 10 Muharram, yaitu hari dimana mereka diselamatkan oleh Allah SWT.
Sejak saat itu, puasa Asyura terus dipraktikkan oleh umat Islam hingga sekarang. Puasa ini menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Dengan memahami sejarah puasa Asyura, kita dapat lebih menghargai dan menghayati ibadah ini.
Tanya Jawab Hukum Puasa Asyura
Berikut ini beberapa tanya jawab mengenai hukum puasa Asyura yang sering ditanyakan:
Pertanyaan 1: Apa dasar hukum puasa Asyura?
Jawaban: Hukum puasa Asyura adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Puasa Asyura itu menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan puasa Asyura?
Jawaban: Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram.
Pertanyaan 3: Bagaimana niat puasa Asyura?
Jawaban: Niat puasa Asyura diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu pada malam tanggal 10 Muharram. Berikut lafaz niatnya: “Saya niat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.”
Pertanyaan 4: Apa saja sunnah-sunnah puasa Asyura?
Jawaban: Sunnah-sunnah puasa Asyura antara lain memperbanyak membaca doa dan dzikir, bersedekah, dan membaca Al-Qur’an.
Pertanyaan 5: Apa hikmah puasa Asyura?
Jawaban: Hikmah puasa Asyura antara lain meningkatkan ketakwaan, melatih kesabaran, dan mempererat tali persaudaraan.
Pertanyaan 6: Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa Asyura?
Jawaban: Hal-hal yang membatalkan puasa Asyura antara lain makan dan minum, keluarnya air mani, muntah dengan sengaja, haid dan nifas.
Demikian beberapa tanya jawab mengenai hukum puasa Asyura. Semoga bermanfaat.
Selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan puasa Asyura secara lebih rinci.
Tips Melaksanakan Puasa Asyura
Puasa Asyura merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Berikut ini beberapa tips untuk melaksanakan puasa Asyura dengan baik dan mendapatkan pahala yang maksimal:
Tip 1: Niat dengan Ikhlas
Niatkan puasa Asyura karena Allah SWT, bukan karena tujuan duniawi lainnya.
Tip 2: Persiapkan Diri dengan Baik
Sebelum berpuasa, pastikan tubuh dalam kondisi fit dan sehat. Istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi saat sahur.
Tip 3: Perbanyak Ibadah
Selain menahan diri dari makan dan minum, perbanyaklah ibadah selama berpuasa, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa.
Tip 4: Bersedekah
Sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan saat berpuasa Asyura. Bersedekahlah sesuai kemampuan, baik berupa makanan, pakaian, atau uang.
Tip 5: Menjaga Lisan
Hindari berkata-kata buruk atau menyakitkan hati orang lain selama berpuasa. Jagalah lisan agar tetap bersih dan terhindar dari dosa.
Tip 6: Bersabar dan Ikhlas
Puasa merupakan ibadah yang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan. Bersabarlah dalam menghadapi rasa lapar dan haus, dan ikhlaskan semua amalan yang dilakukan.
Tip 7: Berbuka dengan Takjil yang Sehat
Saat berbuka puasa, hindari makanan yang terlalu berat atau berlemak. Sebaiknya buka puasa dengan takjil yang sehat, seperti buah-buahan atau kurma.
Tip 8: Evaluasi dan Perbaiki
Setelah melaksanakan puasa Asyura, lakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Perbaiki kekurangan tersebut pada kesempatan puasa berikutnya.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, semoga kita dapat melaksanakan puasa Asyura dengan baik dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas mengenai keutamaan puasa Asyura dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Kesimpulan
Puasa Asyura merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Hukum puasa Asyura adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram dengan niat karena Allah SWT.
Beberapa keutamaan puasa Asyura antara lain dapat menghapus dosa setahun yang lalu, dijauhkan dari siksa api neraka, dan dicatat sebagai orang yang bersyukur. Sedangkan hikmah puasa Asyura antara lain meningkatkan ketakwaan, melatih kesabaran, dan mempererat tali persaudaraan.
Marilah kita melaksanakan puasa Asyura dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Semoga kita dapat memperoleh keutamaan dan hikmah yang terkandung dalam ibadah ini. Wallahu a’lam.
Youtube Video:
