Apa Hukum Shalat Tarawih

jurnal


Apa Hukum Shalat Tarawih

Apa hukum shalat tarawih? Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan setelah shalat Isya. Shalat ini dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushala, dan biasanya terdiri dari 8 hingga 20 rakaat.

Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya:

  • Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
  • Mendapatkan pahala yang besar.
  • Menambah amal ibadah di bulan Ramadan.
  • Menjalin silaturahmi dengan sesama umat Islam.

Secara historis, shalat tarawih pertama kali dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Pada saat itu, Umar melihat banyak umat Islam yang berkumpul di masjid untuk melakukan shalat malam pada bulan Ramadan. Umar kemudian memerintahkan agar shalat tersebut dilakukan secara berjamaah.

Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika kita melewatkan kesempatan untuk melaksanakannya. Mari kita sempatkan waktu untuk shalat tarawih di bulan Ramadan ini, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita.

Apa Hukum Shalat Tarawih

Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Hukum shalat tarawih sendiri masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Ada yang berpendapat bahwa hukumnya sunnah muakkadah, ada juga yang berpendapat bahwa hukumnya wajib. Berikut beberapa aspek penting terkait hukum shalat tarawih:

  • Waktu pelaksanaan
  • Jumlah rakaat
  • Tata cara pelaksanaan
  • Keutamaan
  • Dalil pensyariatan
  • Perbedaan pendapat ulama
  • Hukum bagi wanita
  • Hukum bagi musafir
  • Hikmah pensyariatan

Dari berbagai aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Meskipun hukumnya masih menjadi perdebatan, namun banyak ulama yang berpendapat bahwa hukumnya sunnah muakkadah. Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta mendapatkan pahala yang besar. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika kita melewatkan kesempatan untuk melaksanakan shalat tarawih di bulan Ramadan ini.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Hal ini karena waktu pelaksanaan shalat tarawih dapat mempengaruhi keabsahan dan pahala yang diperoleh dari shalat tersebut. Berikut beberapa hal penting terkait waktu pelaksanaan shalat tarawih:

  • Awal waktu
    Waktu awal pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya. Shalat Isya sendiri dimulai ketika matahari telah terbenam hingga terbit fajar.
  • Akhir waktu
    Waktu akhir pelaksanaan shalat tarawih adalah sebelum terbit fajar. Fajar adalah waktu ketika cahaya matahari mulai terlihat di ufuk timur.
  • Waktu utama
    Waktu utama pelaksanaan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan untuk melaksanakan shalat malam pada sepertiga malam terakhir.
  • Waktu boleh
    Meskipun waktu utama pelaksanaan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, namun shalat tarawih tetap boleh dilaksanakan pada waktu lain setelah shalat Isya hingga sebelum terbit fajar. Namun, pahala yang diperoleh tidak sebesar jika dilaksanakan pada waktu utama.

Dengan memperhatikan waktu pelaksanaan shalat tarawih sebagaimana dijelaskan di atas, diharapkan kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan mendapatkan pahala yang optimal. Selain itu, pelaksanaan shalat tarawih pada waktu yang tepat juga merupakan bentuk penghormatan kita terhadap syariat Islam.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Hal ini karena jumlah rakaat shalat tarawih dapat mempengaruhi keabsahan dan pahala yang diperoleh dari shalat tersebut. Berikut beberapa hal penting terkait jumlah rakaat shalat tarawih:

Menurut pendapat yang paling kuat, jumlah rakaat shalat tarawih adalah 8 rakaat. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW biasa melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat. Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu. Pendapat-pendapat ini didasarkan pada hadis-hadis lain yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW, namun derajatnya lebih lemah dibandingkan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, namun para ulama sepakat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih harus ganjil. Hal ini didasarkan pada kaidah bahwa shalat sunnah pada umumnya dilakukan dengan jumlah rakaat ganjil. Dengan demikian, jika seseorang melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat genap, maka shalatnya tidak sah.

Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling umum dilaksanakan adalah 8 rakaat atau 20 rakaat. Namun, pada dasarnya jumlah rakaat shalat tarawih dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Yang terpenting adalah melaksanakan shalat tarawih dengan ikhlas dan penuh kekhusyukan, serta sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan shalat tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan agar shalat yang kita lakukan sah dan diterima oleh Allah SWT. Berikut beberapa hal penting terkait tata cara pelaksanaan shalat tarawih:

  • Niat
    Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Niat shalat tarawih adalah untuk melaksanakan shalat sunnah tarawih karena Allah SWT.
  • Takbiratul ihram
    Takbiratul ihram adalah ucapan “Allahu Akbar” yang menandai dimulainya shalat. Takbiratul ihram dilakukan sambil mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga.
  • Rakaat
    Shalat tarawih dilakukan dengan jumlah rakaat yang ganjil, minimal 2 rakaat. Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam.
  • Doa qunut
    Doa qunut dibaca pada rakaat terakhir sebelum salam. Doa qunut berisi permohonan kepada Allah SWT untuk diberikan kebaikan dan dijauhkan dari segala keburukan.

Dengan memperhatikan tata cara pelaksanaan shalat tarawih sebagaimana dijelaskan di atas, diharapkan kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Selain itu, pelaksanaan shalat tarawih dengan tata cara yang benar juga merupakan bentuk penghormatan kita terhadap syariat Islam.

Keutamaan

Sholat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Hukum sholat tarawih sendiri masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Ada yang berpendapat bahwa hukumnya sunnah muakkadah, ada juga yang berpendapat bahwa hukumnya wajib. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perbedaan dalam memahami keutamaan sholat tarawih.

Keutamaan sholat tarawih dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, sholat tarawih merupakan ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan sholat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Kedua, sholat tarawih dapat menjadi sebab diampuninya dosa-dosa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi, “Barangsiapa yang berdiri (sholat) pada malam Lailatul Qadar karena iman dan ihtisab (mengharap pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Memahami keutamaan sholat tarawih sangat penting karena dapat menjadi motivasi bagi kita untuk melaksanakan ibadah ini dengan sebaik-baiknya. Dengan melaksanakan sholat tarawih dengan penuh keikhlasan dan berharap pahala dari Allah SWT, kita dapat memperoleh ampunan dosa dan pahala yang besar. Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, salah satunya dengan melaksanakan sholat tarawih secara rutin dan berjamaah.

Dalil pensyariatan

Dalil pensyariatan merupakan dasar hukum yang digunakan untuk menetapkan suatu hukum dalam Islam. Dalam konteks shalat tarawih, dalil pensyariatan menjadi sangat penting untuk menentukan hukum shalat tarawih itu sendiri. Sebab, hukum suatu ibadah tidak bisa ditetapkan tanpa adanya dalil yang jelas dari Al-Qur’an atau hadis.

Dalil pensyariatan shalat tarawih dapat ditemukan dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan sholat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar, yaitu dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

Selain hadis tersebut, terdapat pula hadis-hadis lain yang memperkuat dalil pensyariatan shalat tarawih. Misalnya, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi, “Barangsiapa yang berdiri (sholat) pada malam Lailatul Qadar karena iman dan ihtisab (mengharap pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih pada malam Lailatul Qadar memiliki keutamaan yang sangat besar, yaitu dapat menghapus dosa-dosa selama setahun.

Dengan demikian, dalil pensyariatan shalat tarawih sangatlah jelas dan kuat. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para ulama hadis yang terpercaya menunjukkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih selama bulan Ramadan, terutama pada malam Lailatul Qadar.

Perbedaan pendapat ulama

Salah satu aspek penting dalam memahami hukum shalat tarawih adalah adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perbedaan dalam memahami nash-nash syariat dan perbedaan dalam metodologi istinbath hukum. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, namun secara umum para ulama sepakat bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan.

Salah satu contoh nyata perbedaan pendapat ulama dalam masalah shalat tarawih adalah terkait dengan jumlah rakaatnya. Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa shalat tarawih dilakukan sebanyak 8 rakaat, ada pula yang berpendapat 20 rakaat, bahkan ada yang berpendapat lebih dari itu. Perbedaan pendapat ini didasarkan pada perbedaan dalam memahami hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang terkait dengan shalat tarawih.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, namun perbedaan pendapat ini tidak menjadi penghalang bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih. Justru perbedaan pendapat ini menjadi rahmat bagi umat Islam karena memberikan keleluasaan dalam beribadah sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Dengan memahami perbedaan pendapat ulama, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan lebih baik dan benar.

Sebagai kesimpulan, perbedaan pendapat ulama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hukum shalat tarawih. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, namun secara umum para ulama sepakat bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Perbedaan pendapat ini menjadi rahmat bagi umat Islam karena memberikan keleluasaan dalam beribadah sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.

Hukum bagi wanita

Sholat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Hukum sholat tarawih bagi wanita pada dasarnya sama dengan hukum bagi laki-laki, yaitu sunnah muakkadah. Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam tata cara pelaksanaannya.

Perbedaan yang paling mendasar adalah tempat pelaksanaan sholat tarawih. Bagi laki-laki, sangat dianjurkan untuk melaksanakan sholat tarawih di masjid secara berjamaah. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan kaum laki-laki untuk melaksanakan sholat malam (termasuk sholat tarawih) di masjid. Sementara itu, bagi perempuan, lebih utama melaksanakan sholat tarawih di rumah. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan kaum perempuan untuk sholat di rumah mereka.

Selain perbedaan tempat pelaksanaan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara sholat tarawih bagi laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan dapat melaksanakan sholat tarawih dengan jumlah rakaat yang sama, yaitu 8 atau 20 rakaat. Tata cara pelaksanaannya pun sama, yaitu dengan mengikuti rukun-rukun sholat pada umumnya.

Dengan memahami hukum sholat tarawih bagi wanita, diharapkan kaum muslimah dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar. Sholat tarawih merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan, dan memiliki banyak keutamaan. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, salah satunya dengan melaksanakan sholat tarawih secara rutin dan berjamaah.

Hukum bagi musafir

Hukum shalat tarawih bagi musafir merupakan salah satu aspek penting yang perlu dibahas dalam kajian tentang shalat tarawih. Sebab, hukum shalat tarawih bagi musafir dapat berbeda dengan hukum shalat tarawih bagi orang yang menetap di suatu tempat. Berikut beberapa aspek terkait hukum shalat tarawih bagi musafir:

  • Kewajiban shalat tarawih
    Bagi musafir, shalat tarawih hukumnya sunnah, bukan wajib. Hal ini didasarkan pada kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa kesulitan (masyaqqah) dapat menghilangkan kewajiban. Musafir yang sedang dalam perjalanan biasanya mengalami kesulitan dan kelelahan, sehingga tidak diwajibkan melaksanakan shalat tarawih.
  • Jumlah rakaat
    Jika seorang musafir ingin melaksanakan shalat tarawih, maka jumlah rakaatnya dapat dikurangi atau disesuaikan dengan kemampuannya. Hal ini dikarenakan musafir biasanya memiliki waktu dan tenaga yang terbatas.
  • Tata cara pelaksanaan
    Tata cara pelaksanaan shalat tarawih bagi musafir pada dasarnya sama dengan tata cara shalat tarawih pada umumnya. Namun, jika musafir tidak mampu melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah, maka boleh dilaksanakan secara sendirian.
  • Keutamaan shalat tarawih
    Meskipun hukum shalat tarawih bagi musafir hanya sunnah, namun keutamaannya tetap sama dengan shalat tarawih bagi orang yang menetap di suatu tempat. Musafir yang melaksanakan shalat tarawih akan mendapatkan pahala dan ampunan dosa, sebagaimana yang dijanjikan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.

Dengan memahami hukum shalat tarawih bagi musafir, diharapkan para musafir dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan sesuai dengan kemampuannya. Shalat tarawih merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan, meskipun hukumnya sunnah bagi musafir. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, salah satunya dengan melaksanakan shalat tarawih secara rutin dan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Hikmah pensyariatan

Hikmah pensyariatan merupakan salah satu aspek penting dalam memahami hukum shalat tarawih. Hikmah pensyariatan adalah alasan atau tujuan di balik disyariatkannya suatu ibadah oleh Allah SWT. Memahami hikmah pensyariatan shalat tarawih dapat semakin memotivasi kita untuk melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar.

  • Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
    Salah satu hikmah pensyariatan shalat tarawih adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat tarawih, kita akan semakin dekat dengan Allah SWT dan semakin menyadari kebesaran-Nya.
  • Menghapus dosa
    Hikmah pensyariatan shalat tarawih yang lain adalah untuk menghapus dosa-dosa kita. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari)
  • Melatih kesabaran
    Shalat tarawih juga merupakan ibadah yang melatih kesabaran kita. Shalat tarawih biasanya dilakukan pada malam hari, di saat kita sedang lelah setelah beraktivitas seharian. Dengan melaksanakan shalat tarawih, kita belajar untuk bersabar dan menahan rasa kantuk.
  • Menjalin silaturahmi
    Hikmah pensyariatan shalat tarawih yang tidak kalah penting adalah untuk menjalin silaturahmi antar sesama umat Islam. Shalat tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid, sehingga kita dapat bertemu dan berinteraksi dengan saudara-saudara kita sesama Muslim.

Dengan memahami hikmah pensyariatan shalat tarawih, diharapkan kita semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar. Shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan dan memiliki banyak keutamaan. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, salah satunya dengan melaksanakan shalat tarawih secara rutin dan berjamaah.

Tanya Jawab tentang Hukum Shalat Tarawih

Berikut beberapa tanya jawab seputar hukum shalat tarawih yang sering menjadi pertanyaan:

Pertanyaan 1: Wajibkah shalat tarawih?

Jawaban: Menurut pendapat yang lebih kuat, hukum shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, bukan wajib.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?

Jawaban: Yang paling utama adalah 8 rakaat, namun boleh juga dilakukan 20 rakaat atau lebih.

Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara shalat tarawih?

Jawaban: Sama seperti shalat pada umumnya, namun ditambah dengan doa qunut pada rakaat terakhir.

Pertanyaan 4: Bolehkah wanita shalat tarawih di masjid?

Jawaban: Lebih utama shalat tarawih di rumah, namun diperbolehkan shalat di masjid jika tidak memungkinkan di rumah.

Pertanyaan 5: Bagaimana hukum shalat tarawih bagi musafir?

Jawaban: Hukumnya sunnah, dan boleh dikerjakan dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit.

Pertanyaan 6: Apa hikmah pensyariatan shalat tarawih?

Jawaban: Meningkatkan keimanan, menghapus dosa, melatih kesabaran, menjalin silaturahmi, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Demikian beberapa tanya jawab tentang hukum shalat tarawih. Semoga dapat menambah pemahaman kita dan memudahkan kita dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadan ini.

Adapun pembahasan lebih lanjut tentang pelaksanaan dan keutamaan shalat tarawih akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Tips Melaksanakan Shalat Tarawih

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Berikut beberapa tips untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan benar:

Tip 1: Niat dengan Benar
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Niat shalat tarawih adalah untuk melaksanakan shalat sunnah tarawih karena Allah SWT.

Tip 2: Berjamaah di Masjid
Shalat tarawih lebih utama dilakukan secara berjamaah di masjid. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW untuk melaksanakan shalat malam berjamaah.

Tip 3: Menjaga Kekhusyukan
Shalat tarawih merupakan ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, jagalah kekhusyukan selama melaksanakan shalat tarawih.

Tip 4: Membaca Doa Qunut
Doa qunut merupakan salah satu sunnah dalam shalat tarawih. Baca doa qunut pada rakaat terakhir sebelum salam.

Tip 5: Memperhatikan Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya hingga sebelum terbit fajar. Waktu utama pelaksanaan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala dan keutamaan yang berlimpah dari Allah SWT.

Dalam bagian selanjutnya, kita akan membahas keutamaan-keutamaan melaksanakan shalat tarawih dan hikmah di balik pensyariatannya.

Kesimpulan

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan tetapi tidak wajib. Shalat tarawih dilakukan setelah shalat Isya dengan jumlah rakaat ganjil, minimal 2 rakaat. Salah satu keutamaan shalat tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

Melaksanakan shalat tarawih hendaknya dilakukan dengan baik dan benar, agar memperoleh pahala dan keutamaan yang berlimpah dari Allah SWT. Niat yang benar, berjamaah di masjid, menjaga kekhusyukan, membaca doa qunut, dan memperhatikan waktu pelaksanaan merupakan beberapa tips yang dapat diterapkan.

Youtube Video:



Rekomendasi Herbal Alami:

Rekomendasi Susu Etawa:

Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru