Apakah Ciuman Membatalkan Puasa

jurnal


Apakah Ciuman Membatalkan Puasa

Apakah ciuman membatalkan puasa merupakan pertanyaan yang banyak dilontarkan umat Islam, terutama saat bulan Ramadhan. Ciuman merupakan aktivitas yang melibatkan kontak fisik antara dua orang, sehingga menimbulkan kekhawatiran apakah hal tersebut dapat membatalkan puasa.

Dalam ajaran Islam, segala aktivitas yang dapat memicu syahwat dan mengganggu kekhusyukan ibadah, termasuk ciuman, dapat membatalkan puasa. Hal ini dikarenakan puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari segala hawa nafsu dan perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa.

Dalam sejarah Islam, terdapat beberapa perdebatan mengenai hukum ciuman saat puasa. Beberapa ulama berpendapat bahwa ciuman dapat membatalkan puasa, sementara yang lain berpendapat bahwa ciuman tidak membatalkan puasa jika dilakukan tanpa syahwat. Namun, pendapat yang lebih kuat adalah bahwa ciuman dapat membatalkan puasa, karena dapat memicu syahwat dan mengganggu kekhusyukan ibadah.

apakah ciuman membatalkan puasa

Aspek-aspek penting dalam menjawab pertanyaan ‘apakah ciuman membatalkan puasa’ sangatlah krusial untuk dipahami umat Islam, khususnya saat menjalankan ibadah puasa. Berikut adalah 8 aspek kunci yang perlu diperhatikan:

  • Hukum
  • Syahwat
  • Pandangan Ulama
  • Ibadah
  • Kekhusyukan
  • Pahala
  • Tradisi
  • Budaya

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan memengaruhi hukum ciuman saat puasa. Dalam Islam, hukum asal ciuman saat puasa adalah membatalkan puasa karena dapat memicu syahwat dan mengganggu kekhusyukan ibadah. Namun, terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai hal ini, sehingga diperlukan pemahaman yang komprehensif untuk mengambil kesimpulan yang tepat.

Hukum

Hukum dalam Islam merupakan seperangkat aturan yang mengatur perilaku dan tindakan manusia, termasuk dalam hal ibadah puasa. Hukum terkait ciuman saat puasa sangatlah penting untuk dipahami karena berkaitan dengan keabsahan ibadah puasa itu sendiri. Menurut hukum Islam, ciuman saat puasa hukumnya adalah membatalkan puasa, karena dapat memicu syahwat dan mengganggu kekhusyukan ibadah.

Penetapan hukum ini didasarkan pada beberapa dalil, di antaranya:

  1. Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, “Barang siapa yang berciuman di siang hari bulan Ramadhan, maka wajib baginya untuk mengqadha puasanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  2. Ijma’ (konsensus) para ulama bahwa ciuman saat puasa dapat membatalkan puasa.

Dengan demikian, hukum membatalkan puasa bagi orang yang berciuman saat puasa merupakan hukum yang sudah jelas dan tidak terdapat khilafiyah di kalangan ulama.

Dalam praktiknya, hukum ini memiliki beberapa implikasi, antara lain:

  1. Umat Islam wajib menghindari ciuman saat puasa, baik dengan pasangannya sendiri maupun dengan orang lain.
  2. Jika seseorang tidak sengaja berciuman saat puasa, maka puasanya batal dan wajib mengqadha puasanya di kemudian hari.
  3. Hukum ini berlaku bagi semua orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, baik laki-laki maupun perempuan.

Dengan memahami hukum terkait ciuman saat puasa, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan khusyuk, sehingga memperoleh pahala yang sempurna.

Syahwat

Dalam konteks ibadah puasa, syahwat memegang peranan penting dalam menentukan apakah ciuman dapat membatalkan puasa atau tidak. Syahwat adalah keinginan atau hasrat terhadap sesuatu, termasuk hasrat seksual. Ciuman merupakan aktivitas yang dapat memicu syahwat, sehingga dapat mengganggu kekhusyukan ibadah puasa.

Hubungan antara syahwat dan apakah ciuman membatalkan puasa bersifat sebab akibat. Artinya, jika ciuman memicu syahwat, maka puasa menjadi batal. Hal ini dikarenakan syahwat dapat membatalkan puasa dengan dua cara, yaitu:

  1. Membatalkan niat puasa. Jika ciuman memicu syahwat yang kuat, maka dapat membatalkan niat puasa seseorang. Niat yang batal menyebabkan puasa menjadi tidak sah.
  2. Mengganggu kekhusyukan ibadah. Syahwat yang muncul akibat ciuman dapat mengganggu kekhusyukan ibadah puasa. Ibadah puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari segala hawa nafsu dan perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa contoh nyata bagaimana syahwat dapat membatalkan puasa melalui ciuman. Misalnya, jika seseorang berciuman dengan pasangannya dan merasakan hasrat seksual yang kuat, maka puasanya batal. Demikian pula jika seseorang berciuman dengan orang lain yang bukan mahramnya dan merasakan hasrat seksual, maka puasanya juga batal.

Memahami hubungan antara syahwat dan apakah ciuman membatalkan puasa sangat penting dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat menghindari aktivitas-aktivitas yang dapat memicu syahwat, termasuk ciuman, sehingga puasa mereka tetap sah dan memperoleh pahala yang sempurna.

Pandangan Ulama

Pandangan ulama memegang peranan penting dalam menentukan hukum apakah ciuman membatalkan puasa atau tidak. Ulama adalah para ahli agama Islam yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam, termasuk hukum-hukum ibadah puasa. Pendapat dan fatwa yang dikeluarkan oleh ulama menjadi rujukan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah mereka.

Dalam konteks apakah ciuman membatalkan puasa, pandangan ulama umumnya sepakat bahwa ciuman dapat membatalkan puasa. Hal ini dikarenakan ciuman merupakan aktivitas yang dapat memicu syahwat dan mengganggu kekhusyukan ibadah puasa. Syahwat yang muncul akibat ciuman dapat membatalkan puasa dengan dua cara, yaitu membatalkan niat puasa dan mengganggu kekhusyukan ibadah.

Sebagai contoh, Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menjelaskan bahwa ciuman dapat membatalkan puasa jika dilakukan dengan syahwat. Beliau berpendapat bahwa ciuman merupakan bentuk hubungan seksual yang dapat membatalkan puasa, meskipun tidak sampai terjadi hubungan seksual yang sebenarnya. Pendapat ini juga didukung oleh ulama lainnya, seperti Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya Tuhfatul Muhtaj Syarh al-Minhaj.

Memahami pandangan ulama tentang apakah ciuman membatalkan puasa sangat penting dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat menghindari aktivitas-aktivitas yang dapat membatalkan puasa, termasuk ciuman, sehingga puasa mereka tetap sah dan memperoleh pahala yang sempurna.

Ibadah

Dalam konteks “apakah ciuman membatalkan puasa”, ibadah memegang peranan penting. Ibadah merupakan segala bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah SWT, termasuk di dalamnya ibadah puasa. Ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari segala hawa nafsu dan perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa, termasuk ciuman.

  • Niat

    Niat merupakan syarat sah ibadah puasa. Niat harus diucapkan dalam hati pada malam hari sebelum fajar dan tidak boleh terputus selama menjalankan ibadah puasa. Ciuman dapat membatalkan niat puasa jika dilakukan dengan syahwat, karena syahwat dapat membatalkan niat dan menyebabkan puasa menjadi tidak sah.

  • Kekhusyukan

    Kekhusyukan merupakan salah satu syarat diterimanya ibadah puasa. Kekhusyukan dapat terganggu oleh berbagai hal, termasuk ciuman. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengganggu kekhusyukan ibadah puasa, sehingga mengurangi pahala puasa.

  • Pahala

    Pahala merupakan tujuan utama ibadah puasa. Pahala puasa dapat berkurang jika dilakukan dengan tidak khusyuk dan tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengurangi pahala puasa, karena dapat membatalkan niat puasa dan mengganggu kekhusyukan ibadah.

  • Hikmah

    Ibadah puasa memiliki banyak hikmah dan manfaat, antara lain untuk meningkatkan ketakwaan, melatih kesabaran, dan membersihkan diri dari dosa. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengurangi hikmah dan manfaat ibadah puasa, karena dapat membatalkan niat puasa, mengganggu kekhusyukan ibadah, dan mengurangi pahala puasa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciuman dapat membatalkan puasa karena dapat mengganggu ibadah, baik dari segi niat, kekhusyukan, pahala, maupun hikmahnya. Oleh karena itu, umat Islam wajib menghindari ciuman saat puasa, baik dengan pasangannya sendiri maupun dengan orang lain, agar ibadah puasanya tetap sah dan memperoleh pahala yang sempurna.

Kekhusyukan

Dalam konteks “apakah ciuman membatalkan puasa”, kekhusyukan memegang peranan penting. Kekhusyukan merupakan salah satu syarat diterimanya ibadah puasa. Kekhusyukan dapat terganggu oleh berbagai hal, termasuk ciuman. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengganggu kekhusyukan ibadah puasa, sehingga mengurangi pahala puasa.

  • Niat

    Kekhusyukan niat merupakan salah satu komponen penting kekhusyukan ibadah puasa. Niat puasa harus diucapkan dalam hati dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat membatalkan niat puasa, karena syahwat dapat membatalkan niat dan menyebabkan puasa menjadi tidak sah.

  • Konsentrasi

    Kekhusyukan konsentrasi merupakan kemampuan untuk memfokuskan pikiran dan hati pada ibadah puasa. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengganggu konsentrasi ibadah puasa, karena syahwat dapat mengalihkan pikiran dan hati dari ibadah.

  • Penghayatan

    Kekhusyukan penghayatan merupakan kemampuan untuk merasakan dan menghayati makna dan tujuan ibadah puasa. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengganggu penghayatan ibadah puasa, karena syahwat dapat mengurangi perasaan dan pemahaman tentang makna dan tujuan ibadah puasa.

  • Pengamalan

    Kekhusyukan pengamalan merupakan kemampuan untuk mengamalkan ajaran dan nilai-nilai ibadah puasa dalam kehidupan sehari-hari. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengganggu pengamalan ajaran dan nilai-nilai ibadah puasa, karena syahwat dapat mengurangi motivasi dan semangat untuk mengamalkan ajaran dan nilai-nilai ibadah puasa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciuman dapat membatalkan puasa karena dapat mengganggu kekhusyukan ibadah puasa, baik dari segi niat, konsentrasi, penghayatan, maupun pengamalan. Oleh karena itu, umat Islam wajib menghindari ciuman saat puasa, baik dengan pasangannya sendiri maupun dengan orang lain, agar ibadah puasanya tetap sah dan memperoleh pahala yang sempurna.

Pahala

Pahala merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa. Pahala puasa dapat berkurang jika dilakukan dengan tidak khusyuk dan tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengurangi pahala puasa, karena dapat membatalkan niat puasa dan mengganggu kekhusyukan ibadah.

  • Kuantitas

    Kuantitas pahala puasa bergantung pada kualitas ibadah puasa yang dilakukan. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengurangi kuantitas pahala puasa, karena dapat mengurangi kekhusyukan ibadah dan mengganggu konsentrasi.

  • Kualitas

    Kualitas pahala puasa tidak hanya bergantung pada kuantitasnya, tetapi juga pada keikhlasan dan niat dalam menjalankannya. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengurangi kualitas pahala puasa, karena dapat mengurangi keikhlasan dan niat dalam beribadah.

  • Jenis

    Pahala puasa tidak hanya dibagi menjadi kuantitas dan kualitas, tetapi juga jenisnya. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengurangi jenis pahala puasa, karena dapat mengurangi pahala yang khusus diberikan untuk ibadah puasa, seperti pahala menahan diri dari makan dan minum.

  • Derajat

    Pahala puasa juga memiliki tingkatan atau derajat. Ciuman yang dilakukan dengan syahwat dapat mengurangi derajat pahala puasa, karena dapat mengurangi kesempurnaan ibadah puasa dan menjauhkan dari pahala yang lebih tinggi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciuman dapat membatalkan puasa karena dapat mengurangi pahala puasa, baik dari segi kuantitas, kualitas, jenis, maupun derajatnya. Oleh karena itu, umat Islam wajib menghindari ciuman saat puasa, baik dengan pasangannya sendiri maupun dengan orang lain, agar ibadah puasanya tetap sah dan memperoleh pahala yang sempurna.

Tradisi

Tradisi merupakan salah satu aspek yang memengaruhi praktik ibadah puasa di tengah masyarakat. Dalam konteks “apakah ciuman membatalkan puasa”, tradisi memegang peranan penting dalam membentuk norma dan kebiasaan masyarakat terkait aktivitas ciuman selama menjalankan ibadah puasa.

  • Pewarisan Budaya

    Tradisi pewarisan budaya dalam suatu masyarakat dapat memengaruhi pandangan dan praktik terkait aktivitas ciuman saat puasa. Norma-norma yang diwariskan secara turun-temurun dapat membentuk persepsi masyarakat tentang apakah ciuman membatalkan puasa atau tidak, terlepas dari hukum dan dalil agama yang berlaku.

  • Pengaruh Lingkungan

    Lingkungan sosial tempat seseorang tinggal juga dapat memengaruhi praktik ciuman saat puasa. Masyarakat yang memiliki tradisi kuat dalam menjaga kekhusyukan ibadah puasa cenderung menghindari aktivitas ciuman, sementara masyarakat yang lebih permisif mungkin memiliki pandangan yang lebih longgar.

  • Faktor Budaya

    Budaya suatu masyarakat dapat memengaruhi definisi dan batasan aktivitas ciuman. Perilaku yang dianggap sebagai ciuman dalam satu budaya mungkin tidak dianggap demikian dalam budaya lain. Faktor budaya ini dapat memengaruhi praktik ciuman saat puasa di tengah masyarakat.

  • Perkembangan Zaman

    Seiring perkembangan zaman, tradisi dan praktik terkait ciuman saat puasa juga dapat mengalami perubahan. Munculnya teknologi dan media sosial, misalnya, dapat memengaruhi persepsi dan praktik masyarakat terkait aktivitas ciuman.

Dengan demikian, tradisi merupakan aspek penting yang memengaruhi praktik ciuman saat puasa di tengah masyarakat. Tradisi pewarisan budaya, pengaruh lingkungan, faktor budaya, dan perkembangan zaman membentuk norma dan kebiasaan yang memengaruhi pandangan dan praktik masyarakat terkait aktivitas ciuman selama menjalankan ibadah puasa.

Budaya

Budaya memegang peranan penting dalam memengaruhi praktik ibadah puasa di tengah masyarakat, termasuk dalam hal aktivitas ciuman. Norma-norma dan kebiasaan yang berlaku dalam suatu budaya dapat memengaruhi pandangan dan praktik terkait apakah ciuman membatalkan puasa atau tidak.

  • Nilai dan Norma

    Nilai dan norma yang dianut dalam suatu budaya dapat memengaruhi praktik ciuman saat puasa. Budaya yang menjunjung tinggi nilai kesucian dan kekhusyukan ibadah cenderung menghindari aktivitas ciuman, sementara budaya yang lebih permisif mungkin memiliki pandangan yang lebih longgar.

  • Tradisi dan Adat Istiadat

    Tradisi dan adat istiadat yang berlaku dalam suatu budaya dapat membentuk praktik ciuman saat puasa. Masyarakat yang memiliki tradisi kuat dalam menjaga kesucian bulan Ramadhan cenderung menghindari aktivitas ciuman, sementara masyarakat yang memiliki tradisi yang lebih fleksibel mungkin memperbolehkan aktivitas ciuman dalam batas-batas tertentu.

  • Pengaruh Lingkungan

    Pengaruh lingkungan sosial tempat seseorang tinggal juga dapat memengaruhi praktik ciuman saat puasa. Masyarakat yang tinggal di lingkungan yang religius cenderung memiliki pandangan yang lebih konservatif terkait aktivitas ciuman, sementara masyarakat yang tinggal di lingkungan yang lebih sekuler mungkin memiliki pandangan yang lebih liberal.

  • Perkembangan Zaman

    Seiring perkembangan zaman, praktik ciuman saat puasa juga dapat mengalami perubahan. Munculnya teknologi dan media sosial, misalnya, dapat memengaruhi pandangan dan praktik masyarakat terkait aktivitas ciuman.

Dengan demikian, budaya merupakan aspek penting yang memengaruhi praktik ciuman saat puasa di tengah masyarakat. Nilai dan norma, tradisi dan adat istiadat, pengaruh lingkungan, dan perkembangan zaman membentuk norma dan kebiasaan yang memengaruhi pandangan dan praktik masyarakat terkait aktivitas ciuman selama menjalankan ibadah puasa.

Tanya Jawab Seputar Apakah Ciuman Membatalkan Puasa

Berikut adalah tanya jawab seputar apakah ciuman membatalkan puasa:

Pertanyaan 1: Apakah ciuman pasti membatalkan puasa?

Ya, ciuman dapat membatalkan puasa jika dilakukan dengan syahwat, karena dapat mengganggu kekhusyukan ibadah dan membatalkan niat puasa.

Pertanyaan 2: Bagaimana jika ciuman tidak disengaja?

Jika ciuman tidak disengaja dan tidak disertai syahwat, maka tidak membatalkan puasa. Namun, disarankan untuk segera beristighfar dan memperbanyak ibadah sunnah untuk menebus kesalahan.

Pertanyaan 3: Apakah ciuman dengan pasangan sendiri juga membatalkan puasa?

Ya, ciuman dengan pasangan sendiri juga membatalkan puasa jika dilakukan dengan syahwat, karena dapat mengganggu kekhusyukan ibadah dan membatalkan niat puasa.

Pertanyaan 4: Apakah hukum ciuman saat puasa berbeda antara laki-laki dan perempuan?

Tidak, hukum ciuman saat puasa tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan wajib menghindari ciuman saat puasa karena dapat membatalkan puasa.

Pertanyaan 5: Apakah ciuman di bagian tubuh selain bibir dapat membatalkan puasa?

Ciuman di bagian tubuh selain bibir juga dapat membatalkan puasa jika dilakukan dengan syahwat. Hal ini karena ciuman pada dasarnya merupakan aktivitas yang dapat memicu syahwat dan mengganggu kekhusyukan ibadah.

Pertanyaan 6: Apakah ciuman yang dilakukan melalui hijab dapat membatalkan puasa?

Ciuman yang dilakukan melalui hijab tetap dapat membatalkan puasa jika dilakukan dengan syahwat. Hal ini karena syahwat dapat dipicu tidak hanya melalui kontak fisik langsung, tetapi juga melalui rangsangan lainnya, seperti pandangan atau pikiran.

Kesimpulannya, ciuman dapat membatalkan puasa jika dilakukan dengan syahwat. Umat Islam wajib menghindari ciuman saat puasa, baik dengan pasangan sendiri maupun dengan orang lain, agar ibadah puasanya tetap sah dan memperoleh pahala yang sempurna.

Selanjutnya, kita akan membahas topik terkait, yaitu mengenai hukum bermesraan saat puasa.

Tips Menghindari Ciuman Saat Puasa

Menahan diri dari ciuman saat puasa merupakan salah satu cara menjaga kekhusyukan ibadah. Berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat diikuti:

1. Hindari Berdekatan dengan Lawan Jenis
Minimalisir interaksi fisik yang dapat memicu syahwat, seperti berdekatan atau bersentuhan.

2. Alihkan Pikiran
Jika pikiran tertuju pada ciuman, segera alihkan dengan membaca Al-Qur’an, berzikir, atau melakukan aktivitas bermanfaat lainnya.

3. Jaga Pandangan
Hindari melihat lawan jenis yang dapat menimbulkan syahwat. Fokuskan pandangan pada hal-hal yang diperbolehkan.

4. Perbanyak Ibadah
Berpuasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga hawa nafsu. Perbanyak ibadah seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah untuk memperkuat iman.

5. Berpuasa Sunnah
Berpuasalah di luar bulan Ramadhan, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Daud, untuk melatih menahan diri dan memperkuat tekad.

6. Ingat Tujuan Puasa
Ingatlah bahwa tujuan utama puasa adalah untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Hal ini dapat memotivasi untuk menghindari hal-hal yang membatalkan puasa, termasuk ciuman.

7. Jauhi Tontonan yang Menggoda
Hindari menonton film, video, atau gambar yang dapat memicu syahwat. Pilihlah tontonan yang bermanfaat dan sesuai dengan ajaran Islam.

8. Bergaul dengan Orang-Orang yang Saleh
Bergaul dengan orang-orang yang saleh dapat membantu menjaga semangat puasa dan menjauhi hal-hal yang membatalkannya.

Menghindari ciuman saat puasa memiliki banyak manfaat, di antaranya menjaga kekhusyukan ibadah, meningkatkan ketakwaan, dan memperkuat tekad untuk beribadah. Dengan mengikuti tips-tips di atas, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan memperoleh pahala yang sempurna.

Selanjutnya, kita akan membahas topik terkait, yaitu mengenai hukum bermesraan saat puasa, untuk melengkapi pemahaman tentang hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengupas tuntas tentang “apakah ciuman membatalkan puasa”. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa poin penting:

  • Ciuman dapat membatalkan puasa jika dilakukan dengan syahwat, karena dapat mengganggu kekhusyukan ibadah dan membatalkan niat puasa.
  • Hukum mengenai ciuman saat puasa tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan wajib menghindari ciuman saat puasa.
  • Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi praktik ciuman saat puasa, seperti hukum, syahwat, pandangan ulama, tradisi, dan budaya.

Dengan memahami hukum dan hikmah di balik larangan ciuman saat puasa, umat Islam diharapkan dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan memperoleh pahala yang sempurna. Jauhilah segala hal yang dapat membatalkan puasa, termasuk ciuman, agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru