Bayar Puasa Dengan Uang

jurnal


Bayar Puasa Dengan Uang

Membayar puasa dengan uang atau yang dikenal dengan istilah fidyah adalah kewajiban mengganti puasa yang ditinggalkan karena alasan tertentu dengan membayar sejumlah uang atau makanan pokok kepada yang berhak menerimanya. Misalnya, seseorang yang tidak mampu berpuasa karena sakit berkepanjangan.

Membayar puasa dengan uang memiliki beberapa manfaat, antara lain memudahkan bagi mereka yang tidak bisa berpuasa, memenuhi kewajiban berpuasa, dan membantu orang lain yang membutuhkan. Dalam sejarah Islam, praktik ini telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan menjadi salah satu cara untuk menebus dosa akibat meninggalkan puasa.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang membayar puasa dengan uang, termasuk ketentuan, tata cara, dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Membayar Puasa dengan Uang (Fidyah)

Membayar puasa dengan uang atau fidyah merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa di bulan Ramadan. Ada beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan terkait fidyah, di antaranya:

  • Hukum: Wajib bagi yang tidak mampu berpuasa
  • Waktu: Dibayarkan sebelum bulan Ramadan berikutnya
  • Jumlah: Setara dengan satu mud makanan pokok
  • Penerima: Fakir miskin
  • Cara Bayar: Bisa berupa uang atau makanan
  • Ketentuan: Ada syarat dan ketentuan tertentu
  • Hikmah: Menebus dosa dan membantu sesama
  • Landasan: Al-Qur’an dan Hadis
  • Perhitungan: Berbeda-beda di setiap daerah

Dengan memahami aspek-aspek mendasar tersebut, umat Islam dapat melaksanakan kewajiban membayar fidyah dengan baik dan benar. Fidyah tidak hanya menjadi cara untuk menebus dosa, tetapi juga menjadi sarana untuk membantu sesama yang membutuhkan, sehingga dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mewujudkan nilai-nilai Ramadan.

Hukum

Hukum wajib bagi yang tidak mampu berpuasa merupakan dasar dari kewajiban membayar fidyah. Sebab, fidyah adalah pengganti puasa bagi mereka yang tidak mampu menjalankannya. Ketidakmampuan berpuasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sakit menahun, usia lanjut, atau kondisi tertentu yang menghalangi seseorang untuk berpuasa.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa contoh nyata yang menunjukkan hubungan antara hukum wajib bagi yang tidak mampu berpuasa dan bayar puasa dengan uang. Misalnya, seseorang yang menderita penyakit kronis dan tidak memungkinkan untuk berpuasa, maka ia wajib membayar fidyah. Atau, seorang lanjut usia yang sudah tidak kuat berpuasa juga diwajibkan untuk membayar fidyah.

Dengan memahami hubungan ini, umat Islam dapat memahami bahwa membayar fidyah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama. Fidyah yang dibayarkan akan disalurkan kepada fakir miskin, sehingga dapat membantu meringankan beban mereka dan sekaligus menjadi penebus dosa bagi yang tidak mampu berpuasa.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum wajib bagi yang tidak mampu berpuasa merupakan komponen penting dalam praktik bayar puasa dengan uang. Hukum ini menjadi dasar kewajiban membayar fidyah dan menjadi landasan bagi umat Islam untuk saling tolong menolong dan berbagi rezeki dengan sesama, khususnya kepada mereka yang membutuhkan.

Waktu

Dalam konteks bayar puasa dengan uang atau fidyah, aspek waktu memegang peranan penting. Fidyah wajib dibayarkan sebelum bulan Ramadan berikutnya tiba. Ketentuan ini memiliki beberapa implikasi yang perlu dipahami.

  • Periode Pembayaran

    Periode pembayaran fidyah dimulai sejak awal bulan Syawal hingga sebelum masuknya bulan Ramadan pada tahun berikutnya. Dengan demikian, umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan dan menunaikan kewajiban fidyah mereka.

  • Hutang Puasa

    Jika seseorang memiliki hutang puasa dari tahun sebelumnya dan tidak mampu menggantinya dengan berpuasa, maka ia wajib membayar fidyah sebelum bulan Ramadan berikutnya tiba. Pembayaran fidyah ini sekaligus menggugurkan kewajiban puasa yang belum ditunaikan.

  • Kelalaian Membayar

    Apabila seseorang lalai membayar fidyah sebelum bulan Ramadan berikutnya, maka ia berdosa dan wajib membayar fidyah serta mengganti puasa yang ditinggalkan pada tahun berikutnya.

  • Kemudahan dan Keringanan

    Ketentuan waktu pembayaran fidyah memberikan kemudahan dan keringanan bagi umat Islam. Sebab, mereka memiliki waktu yang cukup untuk mengumpulkan harta atau mencari sumber daya untuk membayar fidyah, sehingga tidak memberatkan.

Dengan memahami ketentuan waktu pembayaran fidyah ini, umat Islam dapat menunaikan kewajiban mereka dengan baik dan benar. Pembayaran fidyah yang tepat waktu tidak hanya menjadi penebus dosa, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan.

Jumlah

Dalam konteks bayar puasa dengan uang atau fidyah, aspek jumlah juga menjadi hal yang fundamental. Fidyah wajib dibayarkan setara dengan satu mud makanan pokok. Ketentuan ini memiliki beberapa implikasi yang perlu dipahami.

  • Ukuran Mud

    Satu mud makanan pokok setara dengan sekitar 675 gram atau 3 genggam tangan orang dewasa. Ukuran ini menjadi standar dalam menghitung jumlah fidyah yang harus dibayarkan.

  • Jenis Makanan Pokok

    Makanan pokok yang digunakan untuk membayar fidyah dapat disesuaikan dengan jenis makanan pokok yang dikonsumsi di daerah setempat. Misalnya, di Indonesia, beras menjadi makanan pokok yang umum digunakan untuk membayar fidyah.

  • Nilai Fidyah

    Nilai fidyah yang dibayarkan dapat dihitung dengan mengonversi jumlah makanan pokok yang wajib dibayarkan ke dalam harga uang. Nilai fidyah ini dapat berubah-ubah tergantung harga makanan pokok di pasaran.

  • Hikmah di Balik Jumlah

    Ketentuan jumlah fidyah yang setara dengan satu mud makanan pokok memiliki hikmah di baliknya. Jumlah ini dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan makan orang miskin selama sehari, sehingga dapat membantu meringankan beban mereka.

Dengan memahami aspek jumlah dalam bayar puasa dengan uang, umat Islam dapat menunaikan kewajiban mereka dengan baik dan benar. Pembayaran fidyah yang sesuai dengan ketentuan jumlah tidak hanya menjadi penebus dosa, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan.

Penerima

Dalam konteks bayar puasa dengan uang atau fidyah, aspek penerima memegang peranan penting. Fidyah wajib dibayarkan kepada fakir miskin, yaitu orang-orang yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Pengertian Fakir Miskin

    Fakir miskin adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki kemampuan untuk bekerja atau mencari nafkah, sehingga bergantung pada bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Contoh Penerima Fidyah

    Penerima fidyah dapat berupa pengemis, anak yatim, janda miskin, orang tua yang tidak mampu, atau siapa saja yang memenuhi kriteria fakir miskin.

  • Penyaluran Fidyah

    Fidyah yang dibayarkan harus disalurkan langsung kepada fakir miskin atau melalui lembaga resmi yang menyalurkan zakat dan fidyah.

  • Hikmah Pemberian Fidyah

    Pemberian fidyah kepada fakir miskin memiliki hikmah yang besar, yaitu membantu meringankan beban mereka, menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial, serta menjadi penebus dosa bagi yang membayar fidyah.

Dengan memahami aspek penerima dalam bayar puasa dengan uang, umat Islam dapat menunaikan kewajiban mereka dengan baik dan benar. Pembayaran fidyah yang tepat sasaran tidak hanya menjadi penebus dosa, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan, sehingga dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mewujudkan nilai-nilai Ramadan.

Cara Bayar

Dalam konteks bayar puasa dengan uang atau fidyah, terdapat dua pilihan cara bayar, yaitu dengan uang atau makanan pokok. Ketentuan ini memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban fidyah mereka.

Pembayaran fidyah dengan uang dapat dilakukan dengan menghitung nilai makanan pokok yang wajib dibayarkan, kemudian mengkonversinya ke dalam bentuk uang. Cara ini dipilih karena lebih mudah dan praktis, terutama di daerah perkotaan di mana makanan pokok tidak selalu tersedia atau sulit diperoleh.

Sementara itu, pembayaran fidyah dengan makanan pokok dilakukan dengan menyerahkan langsung makanan pokok yang setara dengan satu mud kepada fakir miskin. Cara ini lebih sesuai dengan tradisi dan ajaran Islam, serta lebih menjamin bahwa fidyah yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi penerimanya.

Dengan memahami pilihan cara bayar fidyah ini, umat Islam dapat menyesuaikan dengan kemampuan dan situasi mereka masing-masing. Pilihan cara bayar yang fleksibel ini juga menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang mudah dan memberikan kemudahan bagi pemeluknya dalam beribadah.

Ketentuan

Dalam konteks bayar puasa dengan uang atau fidyah, terdapat beberapa syarat dan ketentuan tertentu yang harus dipenuhi. Syarat-syarat ini menjadi dasar dan pedoman dalam pelaksanaan fidyah, sehingga penting untuk dipahami dan dipenuhi oleh umat Islam.

Salah satu syarat penting dalam fidyah adalah ketidakmampuan untuk berpuasa. Fidyah hanya wajib dibayarkan oleh orang-orang yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu, seperti sakit menahun, usia lanjut, atau kondisi tertentu yang menghalangi seseorang untuk berpuasa. Syarat ini merupakan dasar kewajiban membayar fidyah, karena fidyah adalah pengganti puasa bagi mereka yang tidak mampu menjalankannya.

Selain itu, terdapat ketentuan lain yang mengatur pelaksanaan fidyah, seperti waktu pembayaran, jumlah fidyah, jenis makanan pokok yang digunakan, dan penerima fidyah. Ketentuan-ketentuan ini ditetapkan untuk memastikan bahwa fidyah dilaksanakan secara benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Misalnya, ketentuan waktu pembayaran fidyah sebelum bulan Ramadan berikutnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keringanan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban mereka.

Dengan memahami dan memenuhi syarat dan ketentuan bayar puasa dengan uang, umat Islam dapat menjalankan ibadah fidyah dengan baik dan benar. Fidyah yang dibayarkan sesuai ketentuan tidak hanya menjadi penebus dosa, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan, sehingga dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mewujudkan nilai-nilai Ramadan.

Hikmah

Dalam menjalankan ibadah puasa, terdapat hikmah atau nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, salah satunya adalah menebus dosa dan membantu sesama. Hikmah ini memiliki kaitan yang erat dengan praktik bayar puasa dengan uang atau fidyah.

Fidyah menjadi sarana penebus dosa bagi mereka yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa. Dengan membayar fidyah, seseorang dapat mengganti kewajiban puasanya dan sekaligus menghapuskan dosa yang diakibatkan oleh ketidakmampuan berpuasa. Hikmah ini menjadi pengingat bahwa setiap amal kebaikan, termasuk fidyah, dapat menjadi jalan pengampunan dosa dan meraih ridha Allah SWT.

Selain menebus dosa, fidyah juga merupakan wujud nyata dari nilai tolong-menolong dan kepedulian sosial dalam Islam. Dana fidyah yang dibayarkan akan disalurkan kepada fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, praktik fidyah tidak hanya bermanfaat bagi yang membayar, tetapi juga bagi masyarakat yang menerima manfaatnya. Hikmah ini mengajarkan umat Islam untuk selalu berbagi rezeki dan membantu sesama, terutama mereka yang kurang beruntung.

Dalam praktiknya, hikmah menebus dosa dan membantu sesama dalam bayar puasa dengan uang dapat dilihat dari beberapa contoh nyata. Misalnya, seorang muslim yang sakit kronis dan tidak dapat berpuasa dapat membayar fidyah untuk mengganti puasanya. Fidyah yang dibayarkan akan menjadi penebus dosa sekaligus membantu fakir miskin yang menerima manfaatnya. Contoh lainnya, seorang muslim yang bepergian jauh dan tidak memungkinkan untuk berpuasa juga dapat membayar fidyah untuk mengganti puasanya, sehingga dosanya terhapus dan sekaligus membantu sesama.

Memahami hikmah di balik bayar puasa dengan uang dapat memberikan motivasi dan kesadaran bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah ini dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. Hikmah tersebut juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah SWT melalui ibadah dan sekaligus peduli terhadap sesama manusia melalui tindakan nyata.

Landasan

Praktik bayar puasa dengan uang atau fidyah memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Dalam Al-Qur’an, kewajiban membayar fidyah disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 184, yang artinya:

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (puasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Sementara itu, dalam Hadis, Rasulullah SAW juga menjelaskan tentang fidyah, di antaranya dalam riwayat dari Abu Sa’id Al-Khudri, yang artinya:

“Barang siapa yang sakit atau dalam perjalanan (sehingga tidak bisa berpuasa), maka dia wajib mengganti puasanya di hari-hari yang lain, dan barang siapa yang tidak mampu berpuasa (karena uzur) maka dia wajib memberi makan seorang miskin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Landasan dalam Al-Qur’an dan Hadis tersebut menjadi dasar hukum dan pedoman dalam pelaksanaan bayar puasa dengan uang. Dari landasan tersebut, dapat dipahami bahwa fidyah merupakan kewajiban bagi mereka yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu, seperti sakit menahun, usia lanjut, atau kondisi tertentu yang menghalangi seseorang untuk berpuasa.

Dengan memahami landasan dalam Al-Qur’an dan Hadis, umat Islam dapat menjalankan ibadah fidyah dengan baik dan benar. Fidyah yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan tidak hanya menjadi penebus dosa, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan, sehingga dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mewujudkan nilai-nilai Ramadan.

Perhitungan

Dalam konteks bayar puasa dengan uang atau fidyah, terdapat satu aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu perhitungan fidyah yang berbeda-beda di setiap daerah. Perbedaan perhitungan ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik bayar puasa dengan uang.

Perbedaan perhitungan fidyah disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jenis makanan pokok yang digunakan, harga makanan pokok di daerah setempat, dan tradisi atau kebiasaan masyarakat. Misalnya, di Indonesia, perhitungan fidyah umumnya didasarkan pada harga beras sebagai makanan pokok. Di daerah perkotaan, harga beras cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan, sehingga nilai fidyah yang dibayarkan juga lebih tinggi. Sementara itu, di daerah lain yang menggunakan makanan pokok selain beras, perhitungan fidyah akan disesuaikan dengan harga makanan pokok tersebut.

Perhitungan fidyah yang berbeda-beda ini menjadi penting karena mempengaruhi jumlah uang yang harus dibayarkan. Umat Islam di setiap daerah perlu memahami perhitungan fidyah yang berlaku di daerahnya masing-masing agar dapat menunaikan kewajiban fidyah dengan benar dan sesuai ketentuan. Jika terjadi kesalahan dalam perhitungan, maka nilai fidyah yang dibayarkan bisa jadi tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga tidak dapat menggugurkan kewajiban puasa.

Dengan memahami hubungan antara perhitungan fidyah yang berbeda-beda di setiap daerah dan bayar puasa dengan uang, umat Islam dapat menjalankan ibadah fidyah dengan baik dan benar. Perhitungan yang tepat akan memastikan bahwa fidyah yang dibayarkan sesuai dengan kewajiban dan bermanfaat bagi yang berhak menerima.

Pertanyaan Seputar Bayar Puasa dengan Uang (Fidyah)

Halaman ini berisi kumpulan pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan seputar bayar puasa dengan uang atau fidyah. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda memahami seluk-beluk fidyah, mulai dari pengertian, ketentuan, hingga hikmah di baliknya.

Pertanyaan 1: Apa itu fidyah?

Jawaban: Fidyah adalah pengganti puasa bagi orang-orang yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu, seperti sakit, usia lanjut, atau menyusui. Fidyah dibayarkan dalam bentuk makanan pokok atau uang.

Pertanyaan 2: Kapan fidyah wajib dibayarkan?

Jawaban: Fidyah wajib dibayarkan sebelum bulan Ramadan berikutnya tiba. Pembayaran fidyah dapat dilakukan sejak awal bulan Syawal.

Pertanyaan 3: Berapa jumlah fidyah yang harus dibayar?

Jawaban: Jumlah fidyah yang wajib dibayarkan adalah setara dengan satu mud makanan pokok. Di Indonesia, umumnya digunakan beras sebagai makanan pokok, dengan jumlah sekitar 2,5 kg.

Pertanyaan 4: Siapa yang berhak menerima fidyah?

Jawaban: Fidyah wajib diberikan kepada fakir miskin, yaitu orang-orang yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pertanyaan 5: Bagaimana cara membayar fidyah dengan uang?

Jawaban: Fidyah dapat dibayarkan dengan uang dengan menghitung nilai makanan pokok yang wajib dibayarkan, kemudian mengkonversinya ke dalam bentuk uang. Nilai fidyah dapat berubah-ubah tergantung harga makanan pokok di pasaran.

Pertanyaan 6: Apa hikmah di balik bayar puasa dengan uang?

Jawaban: Hikmah di balik bayar puasa dengan uang adalah menebus dosa bagi yang tidak mampu berpuasa, sekaligus membantu sesama yang membutuhkan.

Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar bayar puasa dengan uang. Memahami aspek-aspek fidyah akan membantu Anda menunaikan kewajiban tersebut dengan baik dan benar, sehingga ibadah puasa Anda menjadi lebih bermakna.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara pembayaran fidyah, mulai dari syarat dan ketentuan hingga waktu pembayarannya.

Tips Membayar Puasa dengan Uang (Fidyah)

Membayar puasa dengan uang atau fidyah merupakan kewajiban bagi mereka yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda menunaikan kewajiban fidyah dengan baik dan benar:

Tips 1: Pastikan Anda Memenuhi Syarat Wajib Bayar Fidyah

Fidyah hanya wajib dibayarkan oleh orang-orang yang tidak mampu berpuasa karena sakit menahun, usia lanjut, atau kondisi tertentu yang menghalangi mereka untuk berpuasa.

Tips 2: Hitung Jumlah Fidyah yang Harus Dibayar

Jumlah fidyah yang wajib dibayarkan adalah setara dengan satu mud makanan pokok. Di Indonesia, umumnya digunakan beras sebagai makanan pokok, dengan jumlah sekitar 2,5 kg.

Tips 3: Bayar Fidyah Sebelum Bulan Ramadan Berikutnya

Fidyah wajib dibayarkan sebelum bulan Ramadan berikutnya tiba. Pembayaran fidyah dapat dilakukan sejak awal bulan Syawal.

Tips 4: Salurkan Fidyah kepada Fakir Miskin

Fidyah wajib diberikan kepada fakir miskin, yaitu orang-orang yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tips 5: Bayar Fidyah dengan Uang atau Makanan Pokok

Fidyah dapat dibayarkan dengan uang dengan menghitung nilai makanan pokok yang wajib dibayarkan, kemudian mengkonversinya ke dalam bentuk uang. Fidyah juga dapat dibayarkan langsung dalam bentuk makanan pokok.

Tips 6: Pahami Hikmah di Balik Pembayaran Fidyah

Hikmah di balik pembayaran fidyah adalah menebus dosa bagi yang tidak mampu berpuasa, sekaligus membantu sesama yang membutuhkan.

Tips 7: Konsultasikan dengan Ulama atau Lembaga Keagamaan

Jika Anda memiliki pertanyaan atau keraguan tentang pembayaran fidyah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau lembaga keagamaan setempat.

Tips 8: Tunaikan Kewajiban Fidyah dengan Ikhlas

Tunaikan kewajiban fidyah dengan ikhlas dan niat yang benar, yaitu untuk menebus dosa dan membantu sesama.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menunaikan kewajiban membayar puasa dengan uang (fidyah) dengan baik dan benar. Pembayaran fidyah yang tepat waktu dan sesuai ketentuan akan menjadi penebus dosa dan amal kebaikan yang membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang zakat fitrah, yaitu kewajiban mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada fakir miskin pada bulan Ramadan.

Kesimpulan

Membayar puasa dengan uang atau fidyah merupakan kewajiban bagi umat Islam yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu. Fidyah memiliki beberapa ketentuan, seperti dibayarkan sebelum bulan Ramadan berikutnya, jumlahnya setara dengan satu mud makanan pokok, dan diberikan kepada fakir miskin. Hikmah di balik pembayaran fidyah adalah menebus dosa dan membantu sesama yang membutuhkan.

Dua poin utama yang saling berkaitan dalam artikel ini adalah:

  1. Kewajiban membayar fidyah bagi yang tidak mampu berpuasa, sebagai pengganti kewajiban berpuasa.
  2. Hikmah pembayaran fidyah yang berlipat, yaitu menebus dosa dan membantu fakir miskin.

Pembayaran fidyah yang tepat waktu dan sesuai ketentuan dapat menjadi penebus dosa dan amal kebaikan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan demikian, membayar puasa dengan uang merupakan salah satu bentuk ibadah yang penting dalam bulan Ramadan, yang dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mewujudkan nilai-nilai Ramadan.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru