“Kapan hari terakhir puasa” adalah pertanyaan umum yang diajukan umat Islam menjelang berakhirnya bulan Ramadan. Hari terakhir puasa jatuh pada malam Idul Fitri, yang merupakan hari raya besar bagi umat Islam di seluruh dunia.
Mengetahui kapan hari terakhir puasa sangat penting karena menandai berakhirnya kewajiban berpuasa selama Ramadan. Hal ini juga menjadi penanda waktu untuk menyiapkan perayaan Idul Fitri, seperti menyiapkan hidangan khusus, pakaian baru, dan tradisi kumpul keluarga.
Secara historis, penentuan hari terakhir puasa didasarkan pada penampakan bulan sabit baru (hilal). Dalam perkembangannya, teknologi astronomi modern telah digunakan untuk memprediksi tanggal Idul Fitri dengan lebih akurat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang pentingnya mengetahui kapan hari terakhir puasa, cara menentukan tanggalnya, dan tradisi yang terkait dengan Idul Fitri.
kapan hari terakhir puasa
Mengetahui kapan hari terakhir puasa sangat penting bagi umat Islam karena menandai berakhirnya kewajiban berpuasa selama Ramadan dan dimulainya perayaan Idul Fitri. Berikut adalah sembilan aspek penting yang terkait dengan “kapan hari terakhir puasa”:
- Waktu berbuka puasa
- Sholat tarawih terakhir
- Malam takbiran
- Sholat Idul Fitri
- Zakat fitrah
- Silaturahmi
- Ketupat
- Opor ayam
- Lebaran
Aspek-aspek ini saling berkaitan dan membentuk tradisi perayaan Idul Fitri yang penuh makna. Waktu berbuka puasa menandai berakhirnya kewajiban menahan lapar dan dahaga, sementara sholat tarawih terakhir menjadi penutup ibadah malam selama Ramadan. Malam takbiran adalah malam yang penuh suka cita dan gema takbir, menyambut datangnya hari kemenangan. Sholat Idul Fitri adalah ibadah utama pada hari raya, yang diikuti dengan pembayaran zakat fitrah sebagai bentuk pensucian diri. Silaturahmi menjadi tradisi penting untuk mempererat tali persaudaraan, sementara hidangan seperti ketupat dan opor ayam menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan. Lebaran adalah puncak perayaan Idul Fitri, yang dirayakan dengan saling bermaafan dan berbagi kebahagiaan.
Waktu berbuka puasa
Waktu berbuka puasa merupakan aspek penting dalam menentukan kapan hari terakhir puasa. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang waktu berbuka puasa:
- Azan Maghrib
Azan Maghrib menjadi penanda waktu berbuka puasa. Waktu berbuka puasa dimulai sejak dikumandangkannya azan Maghrib di wilayah masing-masing. - Terbenamnya matahari
Selain azan Maghrib, terbenamnya matahari juga menjadi tanda bahwa waktu berbuka puasa telah tiba. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 187. - Menahan diri
Meskipun waktu berbuka puasa telah tiba, umat Islam dianjurkan untuk menahan diri untuk tidak langsung berbuka puasa secara berlebihan. Dianjurkan untuk berbuka puasa dengan makanan yang ringan terlebih dahulu, seperti kurma atau air putih. - Makan bersama
Waktu berbuka puasa menjadi momen yang tepat untuk berkumpul dan makan bersama keluarga atau teman. Hal ini dapat mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan.
Dengan memahami waktu berbuka puasa, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar. Waktu berbuka puasa juga menjadi penanda waktu dimulainya perayaan Idul Fitri, yang merupakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.
Sholat tarawih terakhir
Sholat tarawih terakhir memiliki keterkaitan yang erat dengan “kapan hari terakhir puasa”. Sholat tarawih adalah ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam-malam bulan Ramadan. Jumlah rakaatnya ganjil, minimal 11 rakaat, dan maksimal 23 rakaat. Sholat tarawih biasanya dikerjakan berjamaah di masjid.
Sholat tarawih terakhir menandai berakhirnya bulan Ramadan. Pada malam terakhir bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk sholat tarawih. Sholat tarawih terakhir biasanya dikerjakan dengan jumlah rakaat yang lebih banyak dari malam-malam sebelumnya. Di beberapa daerah, sholat tarawih terakhir juga disebut sebagai sholat witir.
Melaksanakan sholat tarawih terakhir memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah mendapatkan pahala yang besar. Selain itu, sholat tarawih terakhir juga dapat menjadi sarana untuk mempersiapkan diri menyambut hari kemenangan, yaitu Idul Fitri. Dengan memperbanyak ibadah pada malam terakhir Ramadan, umat Islam diharapkan dapat menyucikan diri dan menyambut Idul Fitri dengan hati yang bersih.
Dalam praktiknya, sholat tarawih terakhir biasanya dipenuhi oleh umat Islam yang berbondong-bondong datang ke masjid. Mereka ingin mendapatkan pahala yang besar dari sholat tarawih terakhir dan mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri. Suasana sholat tarawih terakhir biasanya khusyuk dan penuh dengan kekhidmatan.
Malam takbiran
Malam takbiran merupakan salah satu aspek penting dalam rangkaian kegiatan menyambut “kapan hari terakhir puasa” atau Hari Raya Idul Fitri. Malam takbiran adalah malam terakhir bulan Ramadan, yang dirayakan dengan mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT.
- Kumandang takbir
Pada malam takbiran, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak kumandang takbir, tahmid, dan tahlil. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia menyambut hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. - Sholat tarawih dan witir
Selain kumandang takbir, malam takbiran juga diisi dengan pelaksanaan sholat tarawih dan witir. Sholat tarawih pada malam takbiran biasanya dikerjakan dengan jumlah rakaat yang lebih banyak dari malam-malam sebelumnya. - Tradisi budaya
Malam takbiran juga diwarnai dengan berbagai tradisi budaya di masyarakat Indonesia. Di beberapa daerah, masyarakat berkumpul di masjid atau lapangan untuk melakukan takbir keliling. Ada juga tradisi membuat dan menyalakan kembang api sebagai simbol kegembiraan menyambut Idul Fitri. - untuk Idul Fitri
Malam takbiran juga menjadi waktu persiapan untuk menyambut Idul Fitri. Pada malam ini, umat Islam biasanya mempersiapkan pakaian baru, makanan, dan kue-kue untuk dihidangkan pada hari raya.
Dengan demikian, malam takbiran memiliki peran penting dalam menyambut “kapan hari terakhir puasa” atau Hari Raya Idul Fitri. Malam takbiran menjadi sarana untuk mengungkapkan rasa syukur dan bahagia, mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik, serta menjaga tradisi budaya yang telah turun-temurun.
Sholat Idul Fitri
Sholat Idul Fitri merupakan bagian penting dari rangkaian kegiatan menyambut “kapan hari terakhir puasa”. Sholat Idul Fitri adalah ibadah sholat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari setelah sholat subuh di hari pertama bulan Syawal, menandai berakhirnya ibadah puasa di bulan Ramadan.
- Waktu Pelaksanaan
Sholat Idul Fitri dilaksanakan pada pagi hari setelah sholat subuh di hari pertama bulan Syawal. Waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri biasanya telah ditentukan oleh pemerintah atau organisasi keagamaan. - Tempat Pelaksanaan
Sholat Idul Fitri biasanya dilaksanakan di lapangan terbuka atau di masjid-masjid. Sholat Idul Fitri yang dilaksanakan di lapangan terbuka biasanya dihadiri oleh banyak umat Islam karena dapat menampung lebih banyak jamaah. - Tata Cara Pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan sholat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat, dengan ditambah enam takbir pada rakaat pertama dan lima takbir pada rakaat kedua. Pada saat takbir, disunnahkan untuk mengangkat kedua tangan. - Khutbah Idul Fitri
Setelah sholat Idul Fitri, biasanya dilanjutkan dengan khutbah Idul Fitri. Khutbah Idul Fitri berisi tentang pesan-pesan keagamaan, nasehat, dan pengingat tentang makna Idul Fitri.
Sholat Idul Fitri memiliki makna yang penting bagi umat Islam. Sholat Idul Fitri menjadi simbol kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa dan menahan diri dari berbagai godaan duniawi. Sholat Idul Fitri juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi di antara umat Islam, karena biasanya setelah sholat Idul Fitri dilanjutkan dengan saling bermaaf-maafan dan berjabat tangan.
Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah salah satu aspek penting terkait “kapan hari terakhir puasa” atau Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk mengeluarkannya, sebagai bentuk pensucian diri setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadan.
- Waktu Pengeluaran
Zakat fitrah wajib dikeluarkan pada bulan Ramadan, paling lambat sebelum sholat Idul Fitri. Waktu terbaik untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah pada malam Hari Raya Idul Fitri, setelah matahari terbenam. - Besaran Zakat Fitrah
Besaran zakat fitrah adalah satu sha’ atau setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat, seperti beras, gandum, atau kurma. - Penerima Zakat Fitrah
Penerima zakat fitrah adalah fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Zakat fitrah dapat disalurkan melalui lembaga amil zakat atau diserahkan langsung kepada penerima yang berhak. - Hikmah Zakat Fitrah
Zakat fitrah memiliki beberapa hikmah, di antaranya sebagai bentuk pensucian diri setelah berpuasa, membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, serta mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Islam.
Dengan memahami berbagai aspek zakat fitrah, umat Islam dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar, sehingga dapat meraih kemenangan dan kebahagiaan di Hari Raya Idul Fitri.
Silaturahmi
Silaturahmi merupakan aspek penting dalam rangkaian kegiatan menyambut “kapan hari terakhir puasa” atau Hari Raya Idul Fitri. Silaturahmi adalah kegiatan menjalin dan mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Islam, yang biasanya dilakukan dengan mengunjungi sanak saudara, tetangga, dan teman.
- Kunjungan Keluarga
Salah satu bentuk silaturahmi yang paling umum dilakukan adalah mengunjungi keluarga. Pada saat Idul Fitri, umat Islam biasanya menyempatkan diri untuk mengunjungi orang tua, saudara kandung, dan kerabat dekat lainnya.
- Halal Bihalal
Halal bihalal adalah acara silaturahmi yang biasanya diadakan oleh organisasi, perusahaan, atau instansi pemerintahan setelah Hari Raya Idul Fitri. Acara ini bertujuan untuk saling bermaaf-maafan dan mempererat hubungan antar sesama anggota.
- Ziarah Kubur
Ziarah kubur juga merupakan salah satu bentuk silaturahmi yang dilakukan pada saat Idul Fitri. Umat Islam biasanya mengunjungi makam keluarga dan kerabat yang telah meninggal untuk mendoakan mereka dan mengenang jasa-jasa mereka.
- Open House
Open house adalah acara silaturahmi yang dilakukan dengan membuka rumah untuk menerima tamu. Acara ini biasanya diadakan pada hari pertama atau kedua Idul Fitri, di mana tuan rumah menyediakan makanan dan minuman untuk para tamu.
Silaturahmi memiliki banyak manfaat, seperti mempererat tali persaudaraan, memperkuat rasa kekeluargaan, dan menghilangkan kesalahpahaman. Dengan melakukan silaturahmi, umat Islam dapat meraih kemenangan dan kebahagiaan yang hakiki di Hari Raya Idul Fitri.
Ketupat
Ketupat merupakan salah satu kuliner khas yang sangat identik dengan “kapan hari terakhir puasa” atau Hari Raya Idul Fitri di Indonesia. Hidangan ini terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda berbentuk ketupat, kemudian direbus hingga matang.
- Bentuk dan Makna
Bentuk ketupat yang unik memiliki makna filosofis tersendiri. Anyaman daun kelapa yang membentuk ketupat melambangkan kesabaran dan ketekunan dalam menjalani ibadah puasa selama Ramadan. Selain itu, bentuk ketupat yang bersudut empat juga melambangkan keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup.
- Bahan dan Proses
Ketupat dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa muda. Beras tersebut kemudian direbus dalam waktu yang cukup lama hingga matang. Proses merebus ketupat membutuhkan kesabaran dan ketelitian, karena jika terlalu matang, ketupat akan pecah atau lembek.
- Tradisi dan Kebiasaan
Tradisi membuat ketupat sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Ketupat biasanya disajikan bersama dengan hidangan khas Idul Fitri lainnya, seperti opor ayam dan rendang. Ketupat juga sering menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan saat merayakan Idul Fitri.
- Nilai Sosial
Pembuatan dan penyajian ketupat pada saat Idul Fitri tidak hanya sekadar tradisi kuliner, tetapi juga memiliki nilai sosial yang penting. Ketupat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama, karena sering dibagikan kepada tetangga, saudara, dan teman.
Dalam konteks “kapan hari terakhir puasa”, ketupat memiliki peran sebagai simbol kemenangan dan kebahagiaan setelah sebulan penuh berpuasa. Ketupat juga menjadi pengingat akan nilai-nilai kesabaran, ketekunan, dan harmoni yang harus terus dijaga setelah Ramadan berakhir.
Opor ayam
Opor ayam merupakan hidangan khas Indonesia yang sangat identik dengan “kapan hari terakhir puasa” atau Hari Raya Idul Fitri. Sajian ini kerap dijumpai di meja makan saat perayaan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.
- Bahan dan Cita Rasa
Opor ayam dibuat dari bahan utama berupa ayam kampung yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah khas Indonesia. Cita rasanya yang gurih, sedikit manis, dan berempah menjadikan opor ayam sebagai hidangan yang digemari banyak orang.
- Tradisi dan Kebiasaan
Opor ayam memiliki tradisi dan kebiasaan yang kuat dalam masyarakat Indonesia. Hidangan ini biasanya disajikan bersama dengan ketupat, lontong, atau nasi putih. Opor ayam juga sering dibagikan kepada tetangga, saudara, dan teman sebagai simbol kebersamaan dan kegembiraan.
- Nilai Sosial
Pembuatan dan penyajian opor ayam pada saat Idul Fitri tidak hanya sekadar tradisi kuliner, tetapi juga memiliki nilai sosial yang penting. Opor ayam menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama, karena sering dibagikan kepada orang lain.
- Makna Filosofis
Opor ayam juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Ayam dalam opor ayam melambangkan kemenangan dan keberhasilan setelah sebulan penuh berpuasa. Sementara itu, santan yang digunakan dalam opor ayam melambangkan kesucian dan kebersihan hati setelah menjalani ibadah puasa.
Dalam konteks “kapan hari terakhir puasa”, opor ayam memiliki peran yang sangat penting. Hidangan ini menjadi simbol kemenangan, kebersamaan, dan nilai-nilai luhur yang harus terus dijaga setelah Ramadan berakhir.
Lebaran
Lebaran adalah hari raya besar bagi umat Islam di seluruh dunia yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan. Hari raya ini dikenal juga dengan Idul Fitri, yang berarti “kembali ke fitrah”. Lebaran memiliki kaitan yang erat dengan “kapan hari terakhir puasa”, yaitu hari terakhir di bulan Ramadan saat umat Islam mengakhiri ibadah puasa mereka.
Lebaran merupakan konsekuensi langsung dari “kapan hari terakhir puasa”. Setelah sebulan penuh menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu lainnya, umat Islam merayakan kemenangan mereka dengan merayakan Lebaran. Hari raya ini menjadi simbol penyucian diri dan kembali ke fitrah, yaitu keadaan suci dan bersih seperti bayi yang baru lahir.
Dalam praktiknya, Lebaran dirayakan dengan berbagai tradisi dan kegiatan. Umat Islam biasanya berkumpul untuk melaksanakan sholat Idul Fitri di pagi hari, dilanjutkan dengan saling bermaaf-maafan dan bersilaturahmi. Hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, dan kue-kue manis disajikan untuk dinikmati bersama. Lebaran juga menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama kepada mereka yang kurang beruntung.
Memahami hubungan antara “Lebaran” dan “kapan hari terakhir puasa” memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam. Lebaran menjadi tujuan dan motivasi selama bulan Ramadan, di mana mereka berjuang untuk menahan godaan dan meningkatkan ketakwaan. Hari raya ini juga mengajarkan pentingnya saling memaafkan, mempererat silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Tanya Jawab Seputar “Kapan Hari Terakhir Puasa”
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya seputar “kapan hari terakhir puasa”.
Pertanyaan 1: Bagaimana cara menentukan hari terakhir puasa?
Jawaban: Hari terakhir puasa ditentukan berdasarkan penampakan hilal atau bulan baru. Jika hilal terlihat pada tanggal 29 Ramadan, maka hari terakhir puasa jatuh pada malam itu. Namun, jika hilal tidak terlihat, maka puasa dilanjutkan hingga tanggal 30 Ramadan.
Pertanyaan 2: Kapan waktu berbuka puasa pada hari terakhir?
Jawaban: Waktu berbuka puasa pada hari terakhir sama dengan hari-hari sebelumnya, yaitu ketika azan Maghrib berkumandang atau ketika matahari terbenam.
Pertanyaan 3: Apa saja amalan yang dianjurkan pada malam terakhir puasa?
Jawaban: Pada malam terakhir puasa, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti sholat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan berzikir.
Pertanyaan 4: Kapan dilaksanakan sholat Idul Fitri?
Jawaban: Sholat Idul Fitri dilaksanakan pada pagi hari setelah sholat subuh pada hari pertama bulan Syawal, yaitu hari setelah hari terakhir puasa.
Pertanyaan 5: Apa makna dari Idul Fitri?
Jawaban: Idul Fitri berarti “kembali ke fitrah”. Hari raya ini menjadi simbol kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa dan menahan diri dari berbagai godaan duniawi.
Pertanyaan 6: Bagaimana kita dapat merayakan Idul Fitri dengan baik?
Jawaban: Idul Fitri dapat dirayakan dengan baik dengan memperbanyak ibadah, saling bermaaf-maafan, mempererat silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Demikian beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya seputar “kapan hari terakhir puasa”. Memahami aspek-aspek ini dapat membantu umat Islam dalam mempersiapkan diri menyambut hari kemenangan Idul Fitri dengan baik.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai tradisi dan budaya yang berkaitan dengan perayaan Idul Fitri.
Tips Persiapan Menyambut “Kapan Hari Terakhir Puasa”
Menyambut “kapan hari terakhir puasa” atau Hari Raya Idul Fitri memerlukan persiapan yang matang. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:
- Menyiapkan Pakaian Baru:
Siapkan pakaian baru yang akan dikenakan saat sholat Idul Fitri dan bersilaturahmi. Pakaian yang bersih dan rapi mencerminkan rasa syukur dan suka cita menyambut hari kemenangan. - Membersihkan Rumah:
Bersihkan rumah secara menyeluruh sebagai simbol pensucian diri setelah berpuasa. Rumah yang bersih dan nyaman akan membuat suasana Idul Fitri semakin terasa. - Mempersiapkan Hidangan Lebaran:
Siapkan hidangan khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, dan kue-kue kering. Hidangan ini menjadi simbol kebersamaan dan kegembiraan saat merayakan Idul Fitri. - Mengirim Parsel Lebaran:
Kirimkan parsel Lebaran kepada keluarga, teman, dan tetangga sebagai bentuk perhatian dan berbagi kebahagiaan. - Menyiapkan Amplop Lebaran:
Siapkan amplop Lebaran berisi uang untuk dibagikan kepada anak-anak dan orang tua sebagai bentuk berbagi rezeki. - Melunasi Utang Puasa:
Jika masih ada utang puasa di bulan Ramadan, segera qadha puasa tersebut sebelum Idul Fitri tiba. - Mempersiapkan Zakat Fitrah:
Hitung dan siapkan zakat fitrah yang akan dikeluarkan sebelum sholat Idul Fitri. Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. - Memperbanyak Ibadah:
Perbanyak ibadah di malam-malam terakhir Ramadan, seperti sholat tarawih dan tadarus Al-Qur’an. Ibadah ini menjadi persiapan spiritual menyambut Idul Fitri.
Dengan mengikuti tips-tips ini, umat Islam dapat menyambut “kapan hari terakhir puasa” dengan persiapan yang baik dan hati yang penuh suka cita.
Persiapan yang matang tidak hanya akan memperlancar jalannya ibadah dan perayaan Idul Fitri, tetapi juga menjadi simbol kemenangan dan kesucian setelah sebulan penuh berpuasa. Persiapan ini juga merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat dan ampunan yang telah diberikan oleh Allah SWT selama bulan Ramadan.
Setelah membahas persiapan menyambut “kapan hari terakhir puasa”, selanjutnya kita akan beralih ke tradisi dan budaya yang berkaitan dengan perayaan Idul Fitri.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengupas tuntas tentang “kapan hari terakhir puasa” dari berbagai aspek. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat kita simpulkan:
- Hari terakhir puasa ditentukan berdasarkan penampakan hilal atau bulan baru, menandai berakhirnya ibadah puasa selama bulan Ramadan.
- Menyambut hari terakhir puasa dan Idul Fitri memerlukan persiapan yang matang, baik secara fisik maupun spiritual.
- Perayaan Idul Fitri menjadi simbol kemenangan atas hawa nafsu, pensucian diri, dan kembali ke fitrah.
Poin-poin ini saling berkaitan dan membentuk pemahaman yang utuh tentang “kapan hari terakhir puasa” dan makna Idul Fitri. Memahami aspek-aspek ini tidak hanya penting untuk menjalankan ibadah dengan baik, tetapi juga untuk menghayati nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung di dalamnya.
Mari kita jadikan “kapan hari terakhir puasa” sebagai momentum untuk merefleksikan perjalanan spiritual kita selama Ramadan, memperkuat tali silaturahmi, dan terus menjaga kesucian diri setelah bulan suci berakhir. Idul Fitri bukanlah sekadar hari raya, tetapi juga sebuah pengingat untuk selalu berbuat baik, saling memaafkan, dan menjadi insan yang lebih bertakwa.
Youtube Video:
