Ketahui 9 Hal Penting tentang Rakaat Tarawih NU Jelang Idul Fitri

Sisca Staida

Ketahui 9 Hal Penting tentang Rakaat Tarawih NU Jelang Idul Fitri

Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah yang dikerjakan khusus pada bulan Ramadhan, setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh. Pelaksanaan shalat Tarawih memiliki keutamaan yang besar, di antaranya diampuni dosa-dosa yang telah lalu. Jumlah rakaat shalat Tarawih menjadi pembahasan yang sering diangkat, khususnya menjelang Idul Fitri, karena adanya perbedaan pendapat di kalangan umat Islam. Memahami dalil dan landasan dari masing-masing pendapat tersebut penting untuk menghindari perselisihan dan menjaga ukhuwah Islamiyah.

Contohnya, terdapat perbedaan jumlah rakaat Tarawih antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan sebagian golongan lainnya. NU secara konsisten mengamalkan Tarawih 20 rakaat diikuti 3 rakaat witir. Pemahaman ini didasarkan pada sejumlah dalil dan riwayat yang diyakini kuat oleh para ulama NU. Perbedaan ini bukanlah hal yang baru dan sudah berlangsung sejak zaman dahulu, sehingga penting untuk menyikapinya dengan bijaksana.

Ketahui 9 Hal Penting tentang Rakaat Tarawih NU Jelang Idul Fitri

Menjelang Idul Fitri, pertanyaan mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih kembali mengemuka. Bagi warga Nahdlatul Ulama (NU), shalat Tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat dan 3 rakaat witir. Jumlah ini didasarkan pada hadits dan amalan para sahabat serta ulama salafus shalih. Memahami dasar-dasar amalan ini penting untuk menguatkan keyakinan dan menghindari perdebatan yang tidak perlu.

NU berpegang teguh pada amalan 20 rakaat Tarawih dan 3 rakaat witir berdasarkan riwayat yang dianggap kuat. Riwayat tersebut menjelaskan praktik para sahabat dan tabi’in yang melaksanakan Tarawih 20 rakaat. Selain itu, ulama-ulama terdahulu juga mayoritas mengamalkan 20 rakaat. Keyakinan ini dipegang teguh oleh warga NU dari generasi ke generasi.

Shalat Tarawih 20 rakaat bukanlah bid’ah, melainkan sunnah muakkadah yang dianjurkan. NU mendasarkan pendapatnya pada dalil-dalil yang sahih dan kuat. Melaksanakan Tarawih 20 rakaat merupakan bentuk ketaatan kepada ajaran Rasulullah SAW dan para sahabat. Penting untuk memahami hal ini agar tidak terjebak dalam pemahaman yang keliru.

Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat, toleransi dan saling menghormati tetap harus dijunjung tinggi. Perbedaan bukanlah alasan untuk berpecah belah. Umat Islam harus tetap bersatu dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Menghormati perbedaan pendapat merupakan cerminan kedewasaan beragama.

Menjelang Idul Fitri, semangat menjalankan ibadah semakin meningkat, termasuk shalat Tarawih. Momentum ini harus dijaga dan ditingkatkan. Shalat Tarawih merupakan salah satu amalan utama di bulan Ramadhan. Melaksanakannya dengan penuh keikhlasan akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.

Selain jumlah rakaat, penting juga memperhatikan kualitas shalat Tarawih. Khusyuk dan memahami bacaan dalam shalat sangat dianjurkan. Dengan khusyuk, kita dapat merasakan kehadiran Allah SWT. Shalat yang berkualitas akan memberikan ketenangan dan kedamaian hati.

Menjelang Idul Fitri, mari tingkatkan amal ibadah dan perbanyak istighfar. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan dan rahmat. Manfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga kita semua dapat meraih kemenangan di hari yang fitri.

Idul Fitri merupakan momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi. Setelah sebulan berpuasa, Idul Fitri menjadi hari kemenangan bagi umat Islam. Momen ini harus dimanfaatkan untuk saling memaafkan dan mempererat persaudaraan. Semoga Idul Fitri membawa keberkahan bagi kita semua.

9 Hal Penting tentang Rakaat Tarawih NU

  1. Jumlah Rakaat:

    NU mengamalkan Tarawih 20 rakaat dan 3 rakaat witir. Jumlah ini didasarkan pada hadits dan amalan para sahabat serta ulama salafus shalih. Ketetapan ini telah menjadi bagian dari tradisi keagamaan NU yang dipegang teguh hingga saat ini. Memahami dasar hukumnya penting bagi warga NU.

  2. Dasar Hukum:

    Amalan 20 rakaat ini bersandar pada riwayat yang dianggap kuat oleh ulama NU. Riwayat tersebut menjelaskan praktik para sahabat dan tabi’in. Selain itu, ulama-ulama terdahulu juga mayoritas mengamalkan 20 rakaat. Ini menjadi landasan kuat bagi NU dalam menetapkan jumlah rakaat Tarawih.

  3. Bukan Bid’ah:

    Shalat Tarawih 20 rakaat bukanlah bid’ah, melainkan sunnah muakkadah yang dianjurkan. NU mendasarkan pendapatnya pada dalil-dalil yang sahih dan kuat. Melaksanakan Tarawih 20 rakaat merupakan bentuk ketaatan kepada ajaran Rasulullah SAW dan para sahabat. Ini penting dipahami agar tidak timbul kesalahpahaman.

  4. Toleransi:

    Meskipun ada perbedaan pendapat, toleransi dan saling menghormati tetap harus dijunjung tinggi. Perbedaan bukanlah alasan untuk berpecah belah. Umat Islam harus tetap bersatu dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Sikap saling menghormati mencerminkan kedewasaan dalam beragama.

  5. Keutamaan Tarawih:

    Shalat Tarawih memiliki keutamaan yang besar, di antaranya diampuni dosa-dosa yang telah lalu. Ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Keutamaan ini juga menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan.

  6. Kualitas Shalat:

    Selain jumlah rakaat, penting juga memperhatikan kualitas shalat Tarawih. Khusyuk dan memahami bacaan dalam shalat sangat dianjurkan. Dengan khusyuk, kita dapat merasakan kehadiran Allah SWT dan mendapatkan ketenangan hati.

  7. Menjelang Idul Fitri:

    Menjelang Idul Fitri, semangat menjalankan ibadah, termasuk shalat Tarawih, semakin meningkat. Momentum ini harus dijaga dan ditingkatkan. Shalat Tarawih merupakan salah satu amalan utama di bulan Ramadhan yang pahalanya berlipat ganda.

  8. Istighfar:

    Menjelang Idul Fitri, mari tingkatkan amal ibadah dan perbanyak istighfar. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan dan rahmat. Manfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih kemenangan di hari yang fitri.

  9. Silaturahmi:

    Idul Fitri merupakan momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi. Setelah sebulan berpuasa, Idul Fitri menjadi hari kemenangan bagi umat Islam dan saat yang tepat untuk saling memaafkan dan mempererat persaudaraan.

Tips Meningkatkan Kualitas Shalat Tarawih

  • Pahami Bacaan Shalat:

    Memahami arti bacaan dalam shalat dapat meningkatkan konsentrasi dan kekhusyukan. Dengan memahami artinya, kita dapat meresapi makna dari setiap doa dan ayat yang dibaca. Hal ini akan membuat shalat lebih bermakna dan menghadirkan ketenangan batin.

  • Jaga Kondisi Tubuh:

    Pastikan tubuh dalam kondisi fit agar dapat melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyuk. Konsumsi makanan bergizi dan cukup istirahat. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat lebih fokus dan khusyuk dalam beribadah.

  • Ciptakan Suasana Kondusif:

    Pilih tempat shalat yang tenang dan nyaman agar dapat lebih khusyuk. Hindari gangguan yang dapat memecah konsentrasi. Suasana yang kondusif akan membantu meningkatkan kualitas shalat dan menghadirkan ketenangan batin.

Memahami tata cara shalat Tarawih menurut NU penting bagi warga NU. Hal ini akan menjaga keseragaman dalam beribadah dan menghindari perselisihan. Dengan memahami tata caranya, shalat Tarawih dapat dijalankan dengan lebih khusyuk dan sesuai dengan tuntunan.

Shalat Tarawih merupakan ibadah yang memiliki keutamaan yang luar biasa. Di dalamnya terdapat ampunan dosa dan pahala yang berlimpah. Oleh karena itu, mari laksanakan shalat Tarawih dengan penuh keikhlasan dan kehusyukan.

Menjelang Idul Fitri, mari perbanyak amal ibadah dan mohon ampunan kepada Allah SWT. Semoga kita semua dapat meraih kemenangan di hari yang fitri. Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk introspeksi diri dan memperbaiki kualitas ibadah.

Membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan juga sangat dianjurkan. Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi umat Islam. Dengan membacanya, kita dapat menambah ilmu dan meningkatkan keimanan.

Bersedekah di bulan Ramadhan juga memiliki keutamaan yang besar. Sedekah dapat membersihkan harta dan mendatangkan keberkahan. Mari sisihkan sebagian harta kita untuk membantu sesama yang membutuhkan.

Menjaga silaturahmi di bulan Ramadhan sangat penting. Silaturahmi dapat mempererat ukhuwah Islamiyah dan mendatangkan kebahagiaan. Mari jalin silaturahmi dengan keluarga, teman, dan tetangga.

Menghindari perbuatan dosa di bulan Ramadhan merupakan hal yang wajib dilakukan. Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang harus diisi dengan amal kebaikan. Jauhilah perbuatan dosa dan maksiat agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Memperbanyak doa di bulan Ramadhan juga sangat dianjurkan. Doa adalah senjata umat Islam. Dengan berdoa, kita memohon pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT.

Menjaga lisan dan perilaku di bulan Ramadhan sangat penting. Ucapan dan tindakan yang baik akan meningkatkan kualitas ibadah kita. Hindari perkataan dan perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain.

FAQ Seputar Tarawih NU

Muhammad Al-Farisi: Apa hukumnya jika tertinggal beberapa rakaat Tarawih?

KH. Abdul Rozak Ma’mun: Jika tertinggal beberapa rakaat Tarawih, dapat diqadha setelah witir. Tidak ada batasan waktu tertentu untuk mengqadhanya. Namun, lebih baik diqadha sesegera mungkin.

Ahmad Zainuddin: Bagaimana jika lupa jumlah rakaat yang telah dikerjakan?

KH. Abdul Rozak Ma’mun: Jika lupa jumlah rakaat, ambillah jumlah yang diyakini paling sedikit. Kemudian lanjutkan shalat hingga genap jumlah rakaat yang diinginkan. Keraguan dalam shalat sebaiknya dihindari dengan berhati-hati dan fokus.

Bilal Ramadhan: Apakah boleh shalat Tarawih sendirian di rumah?

KH. Abdul Rozak Ma’mun: Shalat Tarawih boleh dikerjakan sendirian di rumah. Namun, mengerjakannya secara berjamaah di masjid lebih utama dan mendapatkan pahala yang lebih besar.

Fadhlan Syahreza: Apakah boleh membaca surat pendek yang sama di setiap rakaat Tarawih?

KH. Abdul Rozak Ma’mun: Membaca surat pendek yang sama di setiap rakaat Tarawih diperbolehkan. Namun, disarankan untuk membaca surat yang berbeda-beda agar lebih bervariasi dan menambah pengetahuan tentang Al-Qur’an.

Ghazali Nurrahman: Apakah wanita wajib shalat Tarawih?

KH. Abdul Rozak Ma’mun: Hukum shalat Tarawih bagi wanita sama dengan laki-laki, yaitu sunnah muakkadah. Wanita dianjurkan untuk shalat Tarawih, baik di rumah maupun di masjid dengan memperhatikan adab-adabnya.

Hafidz Al-Karim: Bagaimana jika tidak kuat mengerjakan Tarawih 20 rakaat?

KH. Abdul Rozak Ma’mun: Jika tidak kuat mengerjakan Tarawih 20 rakaat, boleh mengerjakannya sesuai kemampuan. Yang terpenting adalah mengerjakannya dengan ikhlas dan khusyuk, meskipun jumlahnya kurang dari 20 rakaat. Allah SWT Maha Mengetahui dan menghargai setiap usaha hamba-Nya.

Artikel Terkait

Bagikan:

Sisca Staida

Kenalin, saya adalah seorang penulis artikel yang berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi membaca referensi membuat saya selalu ingin berbagi pengalaman dalam bentuk artikel yang saya buat.

Tags

Artikel Terbaru