Menelan Ingus Apakah Membatalkan Puasa

jurnal


Menelan Ingus Apakah Membatalkan Puasa

Menelan ingus merupakan hal yang sering dilakukan oleh banyak orang, baik saat berpuasa maupun tidak. Namun, apakah menelan ingus membatalkan puasa? Pertanyaan ini kerap kali muncul, terutama bagi umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Menurut pandangan fiqih Islam, menelan ingus tidak membatalkan puasa. Hal ini karena ingus termasuk dalam kategori kotoran tubuh yang keluar dari rongga badan, seperti keringat dan air liur. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa hal-hal yang keluar dari rongga tubuh tidak membatalkan puasa. Misalnya, muntah yang tidak disengaja, keluarnya darah karena mimisan, dan sebagainya.

Meski demikian, menelan ingus saat puasa tetap harus dihindari. Hal ini karena ingus dapat mengandung bakteri dan virus yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti sakit tenggorokan atau batuk. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membuang ingus dengan cara meludahkannya atau menggunakan sapu tangan.

menelan ingus apakah membatalkan puasa

Dalam tinjauan fiqih Islam, terdapat beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam memahami hukum menelan ingus saat berpuasa. Aspek-aspek tersebut meliputi:

  • Hukum asal
  • Kotoran tubuh
  • Rongga badan
  • Hadis Nabi
  • Kesehatan
  • Gangguan kesehatan
  • Sapu tangan
  • Meludahkan
  • Anjuran

Memahami aspek-aspek tersebut secara komprehensif akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hukum menelan ingus saat berpuasa. Misalnya, aspek “hukum asal” menjelaskan bahwa segala sesuatu pada dasarnya diperbolehkan, termasuk menelan ingus, kecuali terdapat dalil yang melarangnya. Aspek “kotoran tubuh” menjelaskan bahwa ingus termasuk dalam kategori kotoran tubuh yang keluar dari rongga badan, seperti keringat dan air liur. Aspek “hadits Nabi” menunjukkan bahwa hal-hal yang keluar dari rongga tubuh tidak membatalkan puasa. Sementara aspek “kesehatan” mengingatkan bahwa menelan ingus dapat membawa risiko gangguan kesehatan, sehingga dianjurkan untuk membuang ingus dengan cara meludahkannya atau menggunakan sapu tangan.

Hukum asal

Dalam kajian fikih Islam, hukum asal segala sesuatu adalah mubah (diperbolehkan), termasuk menelan ingus. Hukum asal ini didasarkan pada kaidah ushul fiqih yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak terdapat dalil yang mengharamkannya, maka hukumnya adalah mubah. Dengan demikian, menelan ingus pada dasarnya diperbolehkan, selama tidak terdapat dalil yang secara khusus melarangnya.

Dalam kasus menelan ingus saat berpuasa, tidak terdapat dalil yang secara tegas melarangnya. Justru, terdapat hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa hal-hal yang keluar dari rongga badan tidak membatalkan puasa. Hadis tersebut memberikan pemahaman bahwa ingus, yang merupakan kotoran tubuh yang keluar dari rongga hidung, tidak termasuk dalam hal-hal yang membatalkan puasa.

Dengan demikian, hukum asal menelan ingus saat berpuasa adalah mubah, karena tidak terdapat dalil yang melarangnya. Hukum asal ini menjadi dasar bagi para ulama dalam menetapkan hukum menelan ingus saat berpuasa, yaitu tidak membatalkan puasa.

Kotoran tubuh

Dalam konteks “menelan ingus apakah membatalkan puasa”, pemahaman tentang “kotoran tubuh” menjadi krusial. Kotoran tubuh merujuk pada segala sesuatu yang keluar dari tubuh manusia, baik melalui saluran pembuangan maupun rongga-rongga tertentu, seperti hidung, mulut, dan telinga. Ingus termasuk dalam kategori kotoran tubuh yang keluar dari rongga hidung.

Hubungan antara “kotoran tubuh” dan “menelan ingus apakah membatalkan puasa” terletak pada hukum asal segala sesuatu. Dalam fikih Islam, segala sesuatu pada dasarnya diperbolehkan, termasuk menelan ingus, kecuali terdapat dalil yang melarangnya. Namun, dalam kasus kotoran tubuh, terdapat pengecualian. Hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa hal-hal yang keluar dari rongga tubuh tidak membatalkan puasa. Hal ini menunjukkan bahwa kotoran tubuh, termasuk ingus, tidak termasuk dalam hal-hal yang membatalkan puasa.

Dalam praktiknya, pemahaman tentang “kotoran tubuh” ini memberikan panduan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa. Mereka dapat menelan ingus saat berpuasa tanpa khawatir puasanya menjadi batal. Selain ingus, kotoran tubuh lain yang tidak membatalkan puasa antara lain keringat, air liur, dan muntah yang tidak disengaja.

Dengan demikian, pemahaman tentang “kotoran tubuh” menjadi sangat penting dalam memahami hukum “menelan ingus apakah membatalkan puasa”. Hukum asal yang diperbolehkan, ditambah dengan pengecualian untuk kotoran tubuh yang keluar dari rongga, memberikan landasan hukum bagi diperbolehkannya menelan ingus saat berpuasa.

Rongga badan

Dalam konteks hukum menelan ingus saat berpuasa, memahami konsep “rongga badan” menjadi sangat penting. Rongga badan merujuk pada bagian-bagian tubuh yang berongga dan memiliki fungsi tertentu, seperti rongga hidung, rongga mulut, dan rongga telinga. Ingus, yang ditelan saat berpuasa, keluar dari rongga hidung, sehingga pemahaman tentang rongga badan sangat relevan dalam menentukan hukum menelan ingus.

  • Rongga hidung

    Rongga hidung merupakan bagian tubuh yang berongga dan terletak di bagian depan wajah. Fungsi utama rongga hidung adalah sebagai jalan masuk udara pernapasan, menyaring udara, dan menghasilkan lendir atau ingus.

  • Rongga mulut

    Rongga mulut merupakan bagian tubuh yang berongga dan terletak di bagian bawah wajah. Fungsi utama rongga mulut adalah sebagai tempat masuknya makanan dan minuman, serta sebagai tempat terjadinya proses pencernaan awal.

  • Rongga telinga

    Rongga telinga merupakan bagian tubuh yang berongga dan terletak di bagian samping kepala. Fungsi utama rongga telinga adalah sebagai tempat masuknya gelombang suara dan menjaga keseimbangan tubuh.

  • Rongga lainnya

    Selain ketiga rongga tersebut, masih terdapat rongga-rongga lain dalam tubuh, seperti rongga dada, rongga perut, dan rongga panggul. Masing-masing rongga memiliki fungsi dan organ-organ tertentu yang berada di dalamnya.

Dalam konteks menelan ingus saat berpuasa, yang menjadi fokus adalah rongga hidung. Hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa hal-hal yang keluar dari rongga badan tidak membatalkan puasa. Hal ini menunjukkan bahwa ingus, yang merupakan kotoran tubuh yang keluar dari rongga hidung, tidak termasuk dalam hal-hal yang membatalkan puasa. Dengan demikian, pemahaman tentang rongga badan menjadi sangat krusial dalam memahami hukum menelan ingus saat berpuasa.

Hadis Nabi

Hadis Nabi merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Hadis memuat segala perkataan, perbuatan, ketetapan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks “menelan ingus apakah membatalkan puasa”, terdapat beberapa hadis yang relevan, di antaranya:

  • Dari Abu Hurairah ra.

    Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah membatalkan puasa karena menelan ludah, karena ludah itu berasal dari diri sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Dari Ibnu Abbas ra.

    Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang berpuasa itu berada dalam keadaan beribadah selama ia tidak junub dan tidak pula menelan sesuatu.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

  • Dari Aisyah ra.

    Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang berpuasa itu diperbolehkan untuk berkumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya, akan tetapi jangan sampai memasukkan air tersebut ke dalam tenggorokannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

  • Dari Jabir bin Abdillah ra.

    Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang muntah dengan tidak sengaja, maka tidak wajib baginya mengganti puasanya. Akan tetapi, barang siapa yang muntah dengan sengaja, maka wajib baginya mengganti puasanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis-hadis tersebut memberikan pemahaman bahwa menelan sesuatu yang berasal dari dalam tubuh, seperti ludah dan ingus, tidak membatalkan puasa. Hal ini dikarenakan sesuatu yang berasal dari dalam tubuh tidak dianggap sebagai makanan atau minuman yang dapat membatalkan puasa. Selain itu, hadis-hadis tersebut juga menjelaskan tentang hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa, seperti muntah dengan sengaja dan memasukkan air ke dalam tenggorokan saat berkumur atau membasuh hidung.

Kesehatan

Dalam konteks “menelan ingus apakah membatalkan puasa”, aspek kesehatan menjadi pertimbangan penting untuk menjaga kondisi tubuh selama berpuasa. Menelan ingus yang mengandung bakteri atau virus dapat berdampak pada kesehatan, sehingga perlu diperhatikan cara pengelolaannya yang tepat.

  • Gangguan pernapasan

    Menelan ingus yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, seperti batuk dan sakit tenggorokan. Hal ini terjadi karena ingus yang ditelan dapat mengiritasi dan memicu peradangan pada saluran pernapasan.

  • Infeksi

    Ingus yang mengandung bakteri atau virus dapat menjadi sumber infeksi jika ditelan. Bakteri atau virus tersebut dapat masuk ke dalam sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diare atau infeksi saluran pencernaan.

  • Dehidrasi

    Menelan ingus yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, karena ingus mengandung cairan yang dibutuhkan tubuh. Hal ini terutama perlu diperhatikan saat berpuasa, di mana asupan cairan dibatasi.

  • Masalah pencernaan

    Menelan ingus yang berlebihan dapat mengganggu sistem pencernaan. Ingus yang ditelan dapat mengiritasi dinding lambung dan usus, sehingga menyebabkan masalah pencernaan, seperti mual atau sakit perut.

Dengan memahami aspek kesehatan yang terkait dengan menelan ingus saat berpuasa, umat Islam dapat mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatannya. Cara pengelolaan ingus yang tepat, seperti membuang ingus dengan sapu tangan atau meludahkannya, dapat membantu mencegah gangguan kesehatan dan menjaga kondisi tubuh selama berpuasa.

Gangguan kesehatan

Dalam konteks “menelan ingus apakah membatalkan puasa”, aspek “gangguan kesehatan” menjadi pertimbangan penting untuk menjaga kondisi tubuh selama berpuasa. Menelan ingus yang mengandung bakteri atau virus dapat berdampak pada kesehatan, sehingga perlu diperhatikan cara pengelolaannya yang tepat.

  • Gangguan pernapasan

    Menelan ingus yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, seperti batuk dan sakit tenggorokan. Hal ini terjadi karena ingus yang ditelan dapat mengiritasi dan memicu peradangan pada saluran pernapasan.

  • Infeksi

    Ingus yang mengandung bakteri atau virus dapat menjadi sumber infeksi jika ditelan. Bakteri atau virus tersebut dapat masuk ke dalam sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan kesehatan, seperti diare atau infeksi saluran pencernaan.

  • Dehidrasi

    Menelan ingus yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, karena ingus mengandung cairan yang dibutuhkan tubuh. Hal ini terutama perlu diperhatikan saat berpuasa, di mana asupan cairan dibatasi.

  • Masalah pencernaan

    Menelan ingus yang berlebihan dapat mengganggu sistem pencernaan. Ingus yang ditelan dapat mengiritasi dinding lambung dan usus, sehingga menyebabkan masalah pencernaan, seperti mual atau sakit perut.

Dengan memahami berbagai gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat menelan ingus saat berpuasa, umat Islam diharapkan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Cara pengelolaan ingus yang tepat, seperti membuang ingus dengan sapu tangan atau meludahkannya, dapat membantu mencegah gangguan kesehatan dan menjaga kondisi tubuh selama berpuasa.

Sapu tangan

Sapu tangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk membuang ingus saat berpuasa. Dalam konteks “menelan ingus apakah membatalkan puasa”, sapu tangan berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan selama berpuasa.

  • Bahan

    Sapu tangan biasanya terbuat dari bahan kain yang lembut dan menyerap, seperti katun atau microfiber. Bahan-bahan ini dipilih karena kemampuannya menyerap ingus dengan baik dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit.

  • Ukuran

    Sapu tangan biasanya memiliki ukuran yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana. Ukuran yang kecil ini memudahkan seseorang untuk selalu membawa sapu tangan di saku atau tas, sehingga dapat digunakan kapan saja dibutuhkan.

  • Kebersihan

    Sapu tangan harus selalu dijaga kebersihannya agar tidak menjadi sumber kuman dan bakteri. Sapu tangan yang kotor dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan masalah kesehatan, seperti infeksi atau alergi.

  • Penggunaan

    Cara menggunakan sapu tangan untuk membuang ingus adalah dengan menutup hidung dengan sapu tangan dan mengeluarkan ingus dengan lembut. Setelah digunakan, sapu tangan harus segera dicuci atau dibuang jika sekali pakai, untuk mencegah penyebaran kuman dan bakteri.

Dengan memahami berbagai aspek sapu tangan yang telah diuraikan, kita dapat melihat bahwa sapu tangan merupakan alat yang penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan selama berpuasa. Dengan menggunakan sapu tangan dengan benar, kita dapat mencegah penyebaran kuman dan bakteri, serta menjaga kondisi tubuh tetap sehat selama berpuasa.

Meludahkan

Dalam konteks “menelan ingus apakah membatalkan puasa”, “meludahkan” merupakan salah satu cara untuk membuang ingus yang tidak ditelan. Meludahkan ingus memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan:

  • Cara Melakukan

    Meludahkan ingus dilakukan dengan mengeluarkan ingus dari mulut dengan paksa. Cara ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti mendekatkan bibir dan meniupkan udara melalui mulut, atau dengan menggunakan lidah untuk mendorong ingus keluar dari mulut.

  • Tempat Meludahkan

    Ingus yang dikeluarkan dengan cara meludahkan tidak boleh ditelan kembali. Ingus tersebut harus dibuang ke tempat yang tepat, seperti wastafel atau tempat sampah. Meludahkan ingus di sembarang tempat dapat mengganggu kenyamanan orang lain dan berpotensi menyebarkan kuman.

  • Waktu Meludahkan

    Meludahkan ingus dapat dilakukan kapan saja dibutuhkan, terutama saat merasa tidak nyaman karena adanya ingus di tenggorokan atau hidung. Meludahkan ingus juga dianjurkan setelah membersihkan hidung dengan cara membuang ingus atau mengeluarkan ingus dengan bantuan alat penyedot ingus.

  • Manfaat Meludahkan

    Meludahkan ingus memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah menjaga kebersihan rongga mulut dan hidung, mencegah penyebaran kuman, dan mengurangi risiko gangguan pernapasan akibat penumpukan ingus.

Dengan memahami aspek-aspek meludahkan yang telah diuraikan, kita dapat melihat bahwa meludahkan merupakan cara yang tepat untuk membuang ingus saat berpuasa. Dengan meludahkan ingus dengan benar, kita dapat menjaga kebersihan diri, mencegah penyebaran kuman, dan menjaga kesehatan selama berpuasa.

Anjuran

Dalam konteks “menelan ingus apakah membatalkan puasa”, “anjuran” merujuk pada anjuran untuk menghindari menelan ingus saat berpuasa. Anjuran ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, di antaranya adalah:

  • Menjaga Kesehatan
    Menelan ingus dapat berdampak pada kesehatan, terutama jika ingus tersebut mengandung bakteri atau virus. Menelan ingus dapat menyebabkan gangguan pernapasan, infeksi, dehidrasi, dan masalah pencernaan.
  • Menghindari Pembatalan Puasa
    Meskipun menelan ingus tidak secara langsung membatalkan puasa, namun hal tersebut dapat memicu rasa tidak nyaman dan mengganggu kekhusyukan berpuasa. Menelan ingus juga dapat memicu produksi ingus yang lebih banyak, sehingga dapat menghambat kelancaran berpuasa.

Dengan memahami anjuran untuk menghindari menelan ingus saat berpuasa, umat Islam dapat mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan dan kekhusyukan berpuasa. Cara pengelolaan ingus yang tepat, seperti membuang ingus dengan sapu tangan atau meludahkannya, dapat membantu mencegah gangguan kesehatan dan menjaga kondisi tubuh selama berpuasa.

Anjuran untuk menghindari menelan ingus saat berpuasa merupakan bagian penting dari upaya menjaga kesehatan dan kekhusyukan berpuasa. Dengan memahami anjuran ini dan menerapkannya dalam praktik, umat Islam dapat memperoleh manfaat yang optimal dari ibadah puasa.

Pertanyaan dan Jawaban Umum tentang Menelan Ingus saat Berpuasa

Pertanyaan dan jawaban umum (FAQ) berikut disusun untuk memberikan informasi yang jelas dan ringkas tentang hukum dan aspek kesehatan terkait menelan ingus saat berpuasa. Pertanyaan-pertanyaan ini mengantisipasi pertanyaan umum atau mengklarifikasi aspek-aspek penting yang mungkin menjadi perhatian pembaca.

Pertanyaan 1: Apakah menelan ingus membatalkan puasa?

Jawaban: Tidak. Menurut fikih Islam, menelan ingus tidak membatalkan puasa karena ingus termasuk dalam kategori kotoran tubuh yang keluar dari rongga badan.

Pertanyaan 2: Apa dalil yang menyatakan bahwa menelan ingus tidak membatalkan puasa?

Jawaban: Hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan, “Hal-hal yang keluar dari rongga badan tidak membatalkan puasa,” seperti muntah yang tidak disengaja, keluarnya darah karena mimisan, dan sebagainya.

Pertanyaan 3: Apakah dianjurkan untuk menelan ingus saat berpuasa?

Jawaban: Tidak dianjurkan. Meskipun tidak membatalkan puasa, menelan ingus dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan mengurangi kekhusyukan berpuasa.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara membuang ingus dengan benar saat berpuasa?

Jawaban: Ingus dapat dibuang dengan cara meludahkannya atau menggunakan sapu tangan.

Pertanyaan 5: Apakah boleh berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung saat berpuasa?

Jawaban: Boleh, selama tidak sampai memasukkan air tersebut ke dalam tenggorokan.

Pertanyaan 6: Apakah ada gangguan kesehatan yang dapat disebabkan oleh menelan ingus saat berpuasa?

Jawaban: Ya, menelan ingus dapat menyebabkan gangguan pernapasan, infeksi, dehidrasi, dan masalah pencernaan.

Dengan memahami pertanyaan dan jawaban ini, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan menjaga kesehatan selama berpuasa. Aspek-aspek lain yang terkait dengan menelan ingus saat berpuasa akan dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya.

Tips Penting Terkait Menelan Ingus saat Berpuasa

Menjaga kesehatan dan kekhusyukan berpuasa menjadi sangat penting untuk memperoleh manfaat optimal dari ibadah ini. Berikut ini adalah beberapa tips penting terkait menelan ingus saat berpuasa:

Tip 1: Hindari Menelan Ingus

Meskipun tidak membatalkan puasa, menelan ingus dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan mengurangi kekhusyukan berpuasa. Sebaiknya buang ingus dengan cara meludahkannya atau menggunakan sapu tangan.

Tip 2: Gunakan Sapu Tangan Bersih

Gunakan sapu tangan yang bersih dan lembut untuk membuang ingus. Cuci atau ganti sapu tangan secara teratur untuk mencegah penyebaran kuman.

Tip 3: Buang Ingus di Tempat yang Tepat

Jangan meludahkan atau membuang ingus di sembarang tempat. Buang ingus di wastafel, toilet, atau tempat sampah untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyebaran kuman.

Tip 4: Berkumur dan Membersihkan Hidung dengan Benar

Boleh berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung saat berpuasa, asalkan tidak sampai memasukkan air tersebut ke dalam tenggorokan. Lakukan berkumur dan membersihkan hidung dengan cara yang benar untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan hidung.

Tip 5: Jaga Kesehatan Rongga Mulut dan Hidung

Menjaga kesehatan rongga mulut dan hidung dapat mengurangi produksi ingus. Gosok gigi secara teratur, bersihkan hidung dengan benar, dan hindari merokok untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan hidung.

Tip 6: Perbanyak Minum Air Putih

Perbanyak minum air putih, terutama saat sahur dan berbuka puasa, untuk mencegah dehidrasi dan menjaga kesehatan saluran pernapasan.

Tip 7: Istirahat yang Cukup

Istirahat yang cukup dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi produksi ingus. Tidur yang cukup dan berkualitas akan membuat tubuh lebih sehat dan kuat selama berpuasa.

Tip 8: Konsultasikan dengan Dokter jika Diperlukan

Jika mengalami masalah kesehatan terkait ingus, seperti produksi ingus yang berlebihan atau gangguan pernapasan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, umat Islam dapat menjaga kesehatan dan kekhusyukan berpuasa. Menelan ingus saat berpuasa memang tidak membatalkan puasa, namun sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan dan kekhusyukan berpuasa. Dengan memahami hukum dan aspek kesehatan terkait menelan ingus saat berpuasa, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan memperoleh manfaat yang optimal.

Tips-tips ini akan dibahas lebih lanjut di bagian selanjutnya, dengan mengaitkannya pada overarching theme yaitu menjaga kesehatan dan kekhusyukan berpuasa.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengulas secara komprehensif tentang hukum dan aspek kesehatan terkait “menelan ingus apakah membatalkan puasa”. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan beberapa poin utama:

  1. Menurut fikih Islam, menelan ingus tidak membatalkan puasa karena termasuk dalam kategori kotoran tubuh yang keluar dari rongga badan.
  2. Meskipun tidak membatalkan puasa, menelan ingus dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti gangguan pernapasan, infeksi, dehidrasi, dan masalah pencernaan.
  3. Dianjurkan untuk menghindari menelan ingus saat berpuasa dan membuangnya dengan cara yang benar, seperti meludahkan atau menggunakan sapu tangan.

Dengan memahami poin-poin tersebut, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan menjaga kesehatan selama berpuasa. Menelan ingus saat berpuasa memang tidak membatalkan puasa, namun sebaiknya dihindari demi menjaga kesehatan dan kekhusyukan berpuasa.

Youtube Video:



Rekomendasi Herbal Alami:

Rekomendasi Susu Etawa:

Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru