Orang Yang Wajib Mengeluarkan Zakat Fitrah

jurnal


Orang Yang Wajib Mengeluarkan Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah kewajiban setiap Muslim yang mampu untuk mengeluarkan sebagian hartanya pada bulan Ramadan. Orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah mereka yang memiliki kelebihan makanan pokok pada malam dan hari raya Idul Fitri. Contohnya, seseorang yang memiliki beras atau gandum lebih dari kebutuhan pokoknya, maka wajib mengeluarkan zakat fitrah.

Zakat fitrah memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk membersihkan harta benda, menumbuhkan rasa syukur, dan membantu fakir miskin. Dalam sejarah Islam, zakat fitrah pertama kali diwajibkan oleh Rasulullah SAW pada tahun 2 Hijriah.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah, cara menghitungnya, dan waktu pembayarannya.

Orang yang Wajib Mengeluarkan Zakat Fitrah

Orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami, meliputi:

  • Muslim
  • Baligh (dewasa)
  • Berakal sehat
  • Mampu (memiliki kelebihan makanan pokok)
  • Merdeka (bukan budak)
  • Menemukan bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri
  • Memiliki harta yang mencapai nisab
  • Makanan pokok
  • Waktu pembayaran
  • Cara pembayaran

Memahami aspek-aspek ini sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah dikeluarkan dengan benar dan tepat sasaran. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu, sebagai bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama.

Muslim

Dalam konteks orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah, aspek “Muslim” memiliki peran yang sangat penting. Berikut ini adalah beberapa aspek penting terkait “Muslim” dalam kaitannya dengan zakat fitrah:

  • Definisi Muslim

    Muslim adalah orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah SWT, serta mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.

  • Syarat Menjadi Muslim

    Untuk menjadi seorang Muslim, seseorang harus mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu “Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah” (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah).

  • Hak dan Kewajiban Muslim

    Sebagai seorang Muslim, seseorang memiliki hak dan kewajiban, termasuk kewajiban untuk menunaikan zakat fitrah.

  • Status Hukum Zakat Fitrah bagi Non-Muslim

    Zakat fitrah tidak wajib dikeluarkan oleh non-Muslim. Kewajiban zakat fitrah hanya berlaku bagi umat Islam yang memenuhi syarat.

Dengan demikian, aspek “Muslim” dalam kaitannya dengan zakat fitrah sangatlah jelas. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang hanya berlaku bagi umat Islam yang memenuhi syarat, sebagai bentuk ibadah dan kepedulian sosial.

Baligh (dewasa)

Dalam konteks zakat fitrah, aspek “baligh” (dewasa) merupakan salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh seseorang agar berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah. Baligh secara bahasa berarti mencapai usia dewasa, baik secara fisik maupun mental. Dalam syariat Islam, seseorang dianggap baligh ketika sudah mencapai usia tertentu, biasanya 15 tahun bagi laki-laki dan 9 tahun bagi perempuan. Ada juga beberapa pendapat yang menyatakan bahwa baligh ditandai dengan mimpi basah (laki-laki) atau haid (perempuan).

Hubungan antara “baligh” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” sangatlah erat. Seseorang yang belum baligh tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, karena belum dianggap mampu secara hukum untuk bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban agama. Ketika seseorang mencapai usia baligh, maka ia berkewajiban untuk menunaikan zakat fitrah jika memenuhi syarat-syarat lainnya, seperti memiliki kelebihan makanan pokok dan berakal sehat.

Contoh nyata dari hubungan antara “baligh” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” adalah seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang belum baligh. Anak tersebut tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, karena belum mencapai usia baligh. Namun, ketika anak tersebut berusia 15 tahun dan sudah baligh, maka ia wajib mengeluarkan zakat fitrah jika memiliki kelebihan makanan pokok.

Pemahaman tentang hubungan antara “baligh” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah ditunaikan oleh orang-orang yang tepat. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam Islam, kewajiban beribadah disesuaikan dengan kemampuan seseorang, termasuk dalam hal zakat fitrah.

Berakal sehat

Dalam konteks orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah, aspek “berakal sehat” merupakan salah satu syarat penting yang harus dipenuhi. Berakal sehat secara bahasa berarti memiliki kemampuan berpikir dan membedakan mana yang baik dan buruk. Dalam syariat Islam, seseorang dianggap berakal sehat ketika sudah memiliki kemampuan berpikir yang matang dan tidak mengalami gangguan jiwa.

Hubungan antara “berakal sehat” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” sangatlah erat. Seseorang yang tidak berakal sehat tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, karena tidak dianggap mampu secara hukum untuk bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban agama. Ketika seseorang sudah berakal sehat, maka ia berkewajiban untuk menunaikan zakat fitrah jika memenuhi syarat-syarat lainnya, seperti memiliki kelebihan makanan pokok dan baligh.

Contoh nyata dari hubungan antara “berakal sehat” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” adalah seorang yang mengalami gangguan jiwa. Orang tersebut tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, karena tidak berakal sehat dan tidak mampu berpikir secara rasional. Namun, ketika orang tersebut sembuh dari gangguan jiwa dan sudah berakal sehat, maka ia wajib mengeluarkan zakat fitrah jika memiliki kelebihan makanan pokok.

Pemahaman tentang hubungan antara “berakal sehat” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah ditunaikan oleh orang-orang yang tepat. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam Islam, kewajiban beribadah disesuaikan dengan kemampuan seseorang, termasuk dalam hal zakat fitrah.

Mampu (memiliki kelebihan makanan pokok)

Dalam konteks zakat fitrah, aspek “mampu (memiliki kelebihan makanan pokok)” merupakan salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi. Seseorang yang mampu atau memiliki kelebihan makanan pokok berkewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah.

  • Kepemilikan Pangan Pokok

    Seseorang dikatakan mampu jika memiliki makanan pokok melebihi kebutuhannya dan keluarganya pada malam dan hari raya Idul Fitri.

  • Jenis Makanan Pokok

    Makanan pokok yang dimaksud dalam zakat fitrah adalah makanan yang menjadi makanan utama masyarakat setempat, seperti beras, gandum, kurma, atau jagung.

  • Jumlah Kelebihan Makanan Pokok

    Jumlah kelebihan makanan pokok yang mewajibkan seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah satu sha’, atau sekitar 2,5 kilogram.

  • Waktu Memiliki Kelebihan Makanan Pokok

    Seseorang wajib mengeluarkan zakat fitrah jika memiliki kelebihan makanan pokok pada malam dan hari raya Idul Fitri.

Pemahaman tentang aspek “mampu (memiliki kelebihan makanan pokok)” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah ditunaikan oleh orang yang tepat. Hal ini juga menunjukkan bahwa kewajiban zakat fitrah disesuaikan dengan kemampuan ekonomi seseorang, sehingga mereka yang mampu berkewajiban untuk berbagi kepada yang membutuhkan.

Merdeka (Bukan Budak)

Dalam konteks orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah, aspek “merdeka (bukan budak)” merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi. Seseorang yang merdeka, atau bukan budak, wajib mengeluarkan zakat fitrah jika memenuhi syarat-syarat lainnya.

  • Status Hukum

    Seseorang yang merdeka adalah orang yang memiliki kebebasan dan tidak berada dalam status perbudakan. Dalam Islam, perbudakan dilarang dan setiap manusia memiliki hak untuk merdeka.

  • Kemampuan Bekerja

    Orang yang merdeka biasanya memiliki kemampuan untuk bekerja dan mencari nafkah. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk memiliki kelebihan makanan pokok dan berkewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah.

  • Tanggung Jawab Finansial

    Orang yang merdeka memiliki tanggung jawab finansial, termasuk kewajiban untuk menafkahi diri sendiri dan keluarganya. Zakat fitrah merupakan salah satu kewajiban finansial yang harus dipenuhi oleh orang yang merdeka.

  • Contoh Nyata

    Contoh nyata dari orang yang merdeka yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah seorang buruh tani yang memiliki penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya, serta memiliki kelebihan makanan pokok.

Memahami aspek “merdeka (bukan budak)” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah ditunaikan oleh orang yang tepat. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam Islam, kewajiban beribadah disesuaikan dengan kemampuan seseorang, termasuk dalam hal zakat fitrah.

Menemukan Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri

Menemukan bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri merupakan aspek penting bagi orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah. Penentuan waktu yang tepat untuk membayar zakat fitrah sangat bergantung pada kemampuan seseorang untuk menemukan kedua waktu tersebut.

  • Pengamatan Hilal

    Pengamatan hilal merupakan metode tradisional yang digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri. Metode ini dilakukan dengan mengamati penampakan bulan sabit di ufuk barat setelah matahari terbenam.

  • Perhitungan Hisab

    Perhitungan hisab menggunakan metode astronomi untuk menentukan posisi bulan. Dengan menghitung posisi bulan, dapat diketahui kapan bulan baru akan muncul, yang menandakan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri.

  • Pengumuman Pemerintah

    Di beberapa negara, pemerintah memiliki otoritas untuk mengumumkan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri. Pengumuman ini biasanya berdasarkan pada hasil pengamatan hilal atau perhitungan hisab.

  • Tradisi Lokal

    Di beberapa daerah, terdapat tradisi lokal yang digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri. Tradisi ini dapat berupa penampakan bintang tertentu atau munculnya bunga tertentu.

Kemampuan seseorang untuk menemukan bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri sangat memengaruhi kewajiban mereka untuk mengeluarkan zakat fitrah. Dengan mengetahui waktu yang tepat, mereka dapat mempersiapkan dan menunaikan zakat fitrah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Memiliki Harta yang Mencapai Nisab

Dalam konteks zakat fitrah, aspek “memiliki harta yang mencapai nisab” merupakan salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi. Seseorang yang memiliki harta yang mencapai nisab wajib mengeluarkan zakat fitrah.

Nisab zakat fitrah adalah senilai dengan 3 sha’ makanan pokok. Berat 1 sha’ setara dengan 2,5 kilogram. Dengan demikian, nisab zakat fitrah adalah sebesar 7,5 kilogram makanan pokok atau senilai dengan harga makanan pokok tersebut.

Hubungan antara “memiliki harta yang mencapai nisab” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” sangat erat. Seseorang yang tidak memiliki harta yang mencapai nisab tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah. Sebaliknya, jika seseorang memiliki harta yang mencapai nisab, maka ia wajib mengeluarkan zakat fitrah jika memenuhi syarat-syarat lainnya, seperti Muslim, baligh, berakal sehat, merdeka, dan menemukan bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri.

Contoh nyata dari hubungan antara “memiliki harta yang mencapai nisab” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” adalah seorang pengusaha yang memiliki kekayaan senilai miliaran rupiah. Pengusaha tersebut wajib mengeluarkan zakat fitrah karena hartanya sudah mencapai nisab.

Pemahaman tentang hubungan antara “memiliki harta yang mencapai nisab” dan “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah ditunaikan oleh orang yang tepat. Hal ini juga menunjukkan bahwa kewajiban zakat fitrah disesuaikan dengan kemampuan ekonomi seseorang, sehingga mereka yang mampu berkewajiban untuk berbagi kepada yang membutuhkan.

Makanan Pokok

Dalam konteks zakat fitrah, makanan pokok memiliki hubungan erat dengan orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah. Makanan pokok merupakan salah satu faktor penentu kewajiban seseorang untuk menunaikan zakat fitrah.

Seseorang yang memiliki kelebihan makanan pokok pada malam dan hari raya Idul Fitri wajib mengeluarkan zakat fitrah. Jenis makanan pokok yang dimaksud dalam zakat fitrah adalah makanan yang menjadi makanan utama masyarakat setempat, seperti beras, gandum, kurma, atau jagung. Jumlah kelebihan makanan pokok yang mewajibkan seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah satu sha’, atau sekitar 2,5 kilogram.

Contoh nyata hubungan antara makanan pokok dan orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah seorang petani yang memiliki hasil panen padi yang melimpah. Petani tersebut wajib mengeluarkan zakat fitrah karena memiliki kelebihan makanan pokok, yaitu beras.

Memahami hubungan antara makanan pokok dan orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah ditunaikan oleh orang yang tepat. Hal ini juga menunjukkan bahwa kewajiban zakat fitrah disesuaikan dengan kemampuan ekonomi seseorang, sehingga mereka yang memiliki kelebihan makanan pokok berkewajiban untuk berbagi kepada yang membutuhkan.

Waktu Pembayaran

Waktu pembayaran zakat fitrah merupakan aspek penting yang berkaitan erat dengan kewajiban seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah. Zakat fitrah wajib ditunaikan pada waktu-waktu tertentu agar sah dan diterima.

Waktu pembayaran zakat fitrah dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Waktu pembayaran ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk mempersiapkan dan menunaikan zakat fitrah sebelum hari raya tiba.

Contoh nyata hubungan antara waktu pembayaran dan orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah seorang karyawan yang menerima gaji pada tanggal 29 Ramadan. Karyawan tersebut wajib segera mengeluarkan zakat fitrahnya setelah menerima gaji karena waktu pembayaran zakat fitrah sudah dimulai.

Memahami hubungan antara waktu pembayaran dan orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah ditunaikan pada waktu yang tepat. Hal ini juga menunjukkan bahwa kewajiban zakat fitrah harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan agar sah dan diterima.

Cara Pembayaran

Cara pembayaran zakat fitrah merupakan aspek penting yang berkaitan erat dengan kewajiban seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah. Cara pembayaran yang tepat akan memastikan bahwa zakat fitrah tersalurkan dengan baik dan diterima oleh yang berhak.

  • Tunai

    Pembayaran zakat fitrah secara tunai dapat dilakukan langsung kepada petugas pengumpul zakat atau lembaga amil zakat. Cara ini merupakan cara yang paling umum dan praktis karena tidak memerlukan proses yang rumit.

  • Transfer Bank

    Pembayaran zakat fitrah melalui transfer bank dapat dilakukan dengan mentransfer sejumlah uang yang sesuai dengan kewajiban zakat fitrah ke rekening lembaga amil zakat. Cara ini memudahkan bagi orang yang tidak dapat membayar zakat fitrah secara langsung.

  • Barang

    Dalam kondisi tertentu, zakat fitrah dapat dibayarkan dalam bentuk barang, seperti beras atau gandum. Barang yang dibayarkan harus sesuai dengan jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat.

  • Aplikasi Online

    Beberapa lembaga amil zakat menyediakan layanan pembayaran zakat fitrah melalui aplikasi online. Cara ini sangat memudahkan bagi orang yang ingin membayar zakat fitrah secara praktis dan efisien.

Memahami berbagai cara pembayaran zakat fitrah sangat penting untuk memastikan bahwa kewajiban zakat fitrah dapat ditunaikan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Umat Islam dapat memilih cara pembayaran yang paling sesuai dengan kondisi dan kemudahan masing-masing.

Pertanyaan Umum tentang Orang yang Wajib Mengeluarkan Zakat Fitrah

Pertanyaan umum ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum mengenai orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda memahami kewajiban zakat fitrah dengan lebih baik.

Pertanyaan 1: Siapa saja yang wajib mengeluarkan zakat fitrah?

Jawaban: Orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah umat Islam yang memenuhi syarat, yaitu: baligh, berakal sehat, merdeka, memiliki kelebihan makanan pokok, dan menjumpai bulan Ramadan serta hari raya Idul Fitri.

Pertanyaan 2: Apakah anak-anak berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah?

Jawaban: Anak-anak yang belum baligh tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah karena belum dianggap mampu secara hukum untuk bertanggung jawab atas kewajiban agama.

Pertanyaan 3: Bagaimana jika seseorang tidak memiliki kelebihan makanan pokok?

Jawaban: Jika seseorang tidak memiliki kelebihan makanan pokok, maka ia tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah. Zakat fitrah hanya wajib dikeluarkan oleh orang yang memiliki kemampuan atau kelebihan makanan pokok.

Pertanyaan 4: Berapa nilai nisab zakat fitrah?

Jawaban: Nisab zakat fitrah adalah senilai dengan 3 sha’ makanan pokok. Berat 1 sha’ setara dengan 2,5 kilogram. Dengan demikian, nisab zakat fitrah adalah sebesar 7,5 kilogram makanan pokok atau senilai dengan harga makanan pokok tersebut.

Pertanyaan 5: Kapan waktu pembayaran zakat fitrah?

Jawaban: Waktu pembayaran zakat fitrah dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara membayar zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah dapat dibayarkan secara tunai, transfer bank, barang, atau melalui aplikasi online. Pembayaran zakat fitrah harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Dengan memahami pertanyaan umum ini, Anda akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda menunaikan zakat fitrah dengan benar dan tepat waktu.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang cara menghitung zakat fitrah dan golongan yang berhak menerima zakat fitrah.

Tips Orang yang Wajib Mengeluarkan Zakat Fitrah

Berikut ini beberapa tips bagi orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah agar dapat menunaikan kewajiban tersebut dengan baik dan benar:

Pastikan Anda memenuhi syarat sebagai orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah. Syarat-syarat tersebut antara lain: Muslim, baligh, berakal sehat, merdeka, memiliki kelebihan makanan pokok, dan menjumpai bulan Ramadan serta hari raya Idul Fitri.

Hitung nisab zakat fitrah dengan tepat. Nisab zakat fitrah adalah senilai dengan 3 sha’ makanan pokok. Berat 1 sha’ setara dengan 2,5 kilogram. Dengan demikian, nisab zakat fitrah adalah sebesar 7,5 kilogram makanan pokok atau senilai dengan harga makanan pokok tersebut.

Bayar zakat fitrah tepat waktu. Waktu pembayaran zakat fitrah dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Salurkan zakat fitrah kepada lembaga atau orang yang berhak menerimanya. Lembaga yang berhak menerima zakat fitrah antara lain Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah (LAZIS), dan lembaga sosial lainnya yang terpercaya.

Niatkan pembayaran zakat fitrah dengan ikhlas karena Allah SWT. Zakat fitrah merupakan ibadah yang akan memberikan keberkahan dan pahala bagi yang menunaikannya.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan baik dan benar. Zakat fitrah yang ditunaikan akan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat yang membutuhkan.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang cara menghitung zakat fitrah dan golongan yang berhak menerima zakat fitrah.

Kesimpulan

Pemahaman tentang “orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah” sangat penting dalam menjalankan kewajiban zakat fitrah. Orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah Muslim yang memenuhi syarat, yaitu baligh, berakal sehat, merdeka, memiliki kelebihan makanan pokok, dan menjumpai bulan Ramadan serta hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah wajib dibayarkan dengan tepat waktu dan disalurkan kepada lembaga atau orang yang berhak menerimanya.

Kewajiban zakat fitrah memiliki makna yang mendalam. Zakat fitrah merupakan bentuk kepedulian dan berbagi kepada sesama, terutama bagi kaum miskin dan membutuhkan. Dengan menunaikan zakat fitrah, umat Islam dapat membersihkan harta benda, menumbuhkan rasa syukur, dan membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang kurang mampu. Di samping itu, zakat fitrah juga berperan dalam memperkuat ukhuwah dan solidaritas sosial di antara umat Islam.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru