Tuliskan Niat Berbuka Puasa

jurnal


Tuliskan Niat Berbuka Puasa

“Tuliskan niat berbuka puasa” adalah kalimat yang diucapkan oleh umat Islam untuk menyatakan keinginannya untuk mengakhiri puasa hariannya selama bulan Ramadan. Niat ini biasanya diucapkan sebelum matahari terbenam, dan dapat diucapkan dalam hati atau diucapkan dengan lantang. Contohnya, “Saya berniat untuk mengakhiri puasa hari ini karena Allah SWT.”

Mengucapkan niat berbuka puasa memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

  • Menjadi pengingat akan tujuan puasa, yaitu untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
  • Membantu umat Islam untuk tetap fokus pada ibadah selama bulan Ramadan.
  • Menjadikan pahala puasa lebih sempurna.

Dalam sejarah Islam, terdapat beberapa perkembangan penting terkait dengan niat berbuka puasa. Salah satunya adalah ditetapkannya waktu berbuka puasa oleh Rasulullah SAW, yaitu ketika matahari telah terbenam.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang pentingnya mengucapkan niat berbuka puasa, serta sejarah dan perkembangannya dalam Islam.

tuliskan niat berbuka puasa

Mengucapkan niat berbuka puasa merupakan salah satu aspek penting dalam berpuasa di bulan Ramadan. Niat merupakan ungkapan keinginan hati untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini keinginan untuk mengakhiri puasa. Berikut adalah 9 aspek penting dari “tuliskan niat berbuka puasa”:

  • Lafaz
  • Waktu
  • Tata cara
  • Keutamaan
  • Sunnah
  • Syarat
  • Rukun
  • Hikmah
  • Keutamaan

Lafaz niat berbuka puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah “Nawaitu afthara shauma ghadin ‘an ibadah ramadhana lillahi ta’ala” yang artinya “Saya berniat untuk mengakhiri puasa esok hari karena ibadah Ramadan karena Allah SWT.” Niat ini diucapkan sebelum matahari terbenam, baik dalam hati maupun diucapkan dengan lisan. Mengucapkan niat berbuka puasa memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah menyempurnakan pahala puasa dan mengingatkan umat Islam akan tujuan berpuasa, yaitu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Lafaz

Lafaz niat merupakan ucapan yang diucapkan untuk menyatakan keinginan hati untuk melakukan sesuatu. Dalam konteks berbuka puasa, lafaz niat merupakan ucapan yang diucapkan untuk menyatakan keinginan untuk mengakhiri puasa. Lafaz niat berbuka puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah “Nawaitu afthara shauma ghadin ‘an ibadah ramadhana lillahi ta’ala” yang artinya “Saya berniat untuk mengakhiri puasa esok hari karena ibadah Ramadan karena Allah SWT.”

Lafaz niat merupakan komponen penting dalam berbuka puasa, karena merupakan syarat sahnya berbuka puasa. Tanpa mengucapkan lafaz niat, maka puasa tidak dianggap sah. Hal ini dikarenakan lafaz niat merupakan wujud dari ungkapan keinginan hati untuk mengakhiri puasa. Tanpa adanya ungkapan keinginan tersebut, maka puasa dianggap tidak sempurna.

Dalam praktiknya, lafaz niat berbuka puasa dapat diucapkan secara lisan atau dalam hati. Namun, disunnahkan untuk mengucapkan lafaz niat secara lisan, agar lebih jelas dan khusyuk. Lafaz niat berbuka puasa juga dapat diucapkan dalam bahasa apa saja, namun lebih utama diucapkan dalam bahasa Arab, karena merupakan bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW.

Dengan memahami hubungan antara lafaz niat dan berbuka puasa, maka umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih sempurna. Lafaz niat merupakan kunci sahnya berbuka puasa, sehingga harus diucapkan dengan benar dan ikhlas.

Waktu

Waktu merupakan aspek penting dalam “tuliskan niat berbuka puasa”. Waktu yang tepat untuk mengucapkan niat berbuka puasa adalah sebelum matahari terbenam. Hal ini dikarenakan puasa berakhir ketika matahari terbenam, sehingga niat berbuka puasa harus diucapkan sebelum waktu tersebut.

  • Waktu Maghrib

    Waktu Maghrib adalah waktu ketika matahari terbenam. Ini adalah waktu yang paling utama untuk mengucapkan niat berbuka puasa. Jika seseorang terlambat mengucapkan niat sebelum waktu Maghrib, maka puasanya tetap sah, namun pahalanya berkurang.

  • Sebelum Waktu Maghrib

    Disunnahkan untuk mengucapkan niat berbuka puasa sebelum waktu Maghrib. Hal ini bertujuan untuk menghindari terlambat mengucapkan niat karena kesibukan atau lupa. Selain itu, mengucapkan niat sebelum waktu Maghrib dapat membantu seseorang untuk lebih fokus dan khusyuk dalam berbuka puasa.

  • Setelah Waktu Maghrib

    Jika seseorang terlambat mengucapkan niat berbuka puasa setelah waktu Maghrib, maka puasanya tetap sah, namun pahalanya berkurang. Hal ini dikarenakan waktu puasa telah berakhir, sehingga pahala puasa tidak dapat diperoleh secara sempurna.

  • Waktu Isya

    Jika seseorang lupa mengucapkan niat berbuka puasa sebelum waktu Isya, maka puasanya batal. Hal ini dikarenakan waktu puasa telah berakhir pada waktu Isya, sehingga niat berbuka puasa tidak dapat diucapkan setelah waktu tersebut.

Dengan memahami waktu yang tepat untuk mengucapkan niat berbuka puasa, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih sempurna. Waktu merupakan aspek penting yang harus diperhatikan, agar puasa yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT.

Tata cara

Tata cara adalah aspek penting dalam “tuliskan niat berbuka puasa” karena berkaitan dengan bagaimana niat tersebut diucapkan dan dilaksanakan. Tata cara yang benar akan membuat niat berbuka puasa menjadi sah dan berpahala.

  • Lafaz Niat

    Lafaz niat adalah ucapan yang diucapkan untuk menyatakan keinginan hati untuk mengakhiri puasa. Lafaz niat berbuka puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah “Nawaitu afthara shauma ghadin ‘an ibadah ramadhana lillahi ta’ala” yang artinya “Saya berniat untuk mengakhiri puasa esok hari karena ibadah Ramadan karena Allah SWT.”

  • Waktu

    Niat berbuka puasa diucapkan sebelum matahari terbenam. Waktu terbaik untuk mengucapkan niat adalah menjelang waktu Maghrib. Jika terlambat mengucapkan niat, maka puasa tetap sah, namun pahalanya berkurang.

  • Tempat

    Niat berbuka puasa dapat diucapkan di mana saja, baik di rumah, masjid, atau tempat lainnya. Namun, disunnahkan untuk mengucapkan niat di tempat yang bersih dan tenang.

  • Cara

    Niat berbuka puasa dapat diucapkan secara lisan atau dalam hati. Namun, disunnahkan untuk mengucapkan niat secara lisan, agar lebih jelas dan khusyuk.

Dengan memahami dan mengamalkan tata cara niat berbuka puasa dengan benar, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih sempurna. Tata cara yang benar akan membuat niat berbuka puasa menjadi sah dan berpahala.

Keutamaan

Keutamaan merupakan aspek penting dalam “tuliskan niat berbuka puasa” karena berkaitan dengan pahala dan keberkahan yang akan diperoleh oleh orang yang berpuasa. Keutamaan berbuka puasa sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW. Di antaranya:

  • Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, yaitu ketika berbuka puasa dan ketika bertemu dengan Rabb-nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah SAW bersabda, “Berbukalah kalian dengan kurma, karena kurma itu berkah. Jika tidak ada kurma, maka berbukalah dengan air, karena air itu membersihkan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Keutamaan berbuka puasa juga dapat diperoleh dengan cara berbuka puasa bersama orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” (HR. Tirmidzi)

Dengan demikian, “tuliskan niat berbuka puasa” memiliki keutamaan yang besar, yaitu mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Keutamaan tersebut dapat diperoleh dengan cara berbuka puasa dengan baik dan benar, serta berbuka puasa bersama orang lain.

Sunnah

Sunnah merupakan aspek penting dalam “tuliskan niat berbuka puasa” karena berkaitan dengan amalan-amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dalam berbuka puasa. Mengamalkan sunnah berbuka puasa dapat menambah pahala dan keberkahan bagi orang yang berpuasa.

  • Mengucapkan Niat

    Mengucapkan niat berbuka puasa sebelum matahari terbenam merupakan sunnah yang sangat dianjurkan. Lafaz niat yang dianjurkan adalah “Nawaitu afthara shauma ghadin ‘an ibadah ramadhana lillahi ta’ala” yang artinya “Saya berniat untuk mengakhiri puasa esok hari karena ibadah Ramadan karena Allah SWT.”

  • Berbuka dengan Kurma

    Berbuka puasa dengan kurma merupakan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Kurma merupakan buah yang memiliki banyak manfaat kesehatan, sehingga sangat baik untuk dikonsumsi saat berbuka puasa.

  • Berbuka Bersama

    Berbuka puasa bersama orang lain merupakan sunnah yang sangat dianjurkan. Berbuka puasa bersama dapat mempererat tali silaturahmi dan menambah keberkahan dalam berbuka puasa.

  • Mendoakan Orang yang Berpuasa

    Mendoakan orang yang berpuasa merupakan sunnah yang sangat dianjurkan. Doa yang dapat dipanjatkan adalah “Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika aftartu, fatakabbal minni ya Karim” yang artinya “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, maka terimalah puasaku wahai Dzat Yang Maha Mulia.”

Dengan mengamalkan sunnah-sunnah berbuka puasa, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih sempurna dan mendapatkan pahala yang lebih banyak. Sunnah-sunnah tersebut merupakan amalan-amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, sehingga sangat baik untuk diamalkan oleh setiap Muslim.

Syarat

Dalam “tuliskan niat berbuka puasa”, syarat merupakan aspek penting yang harus dipenuhi agar niat tersebut sah dan bernilai ibadah. Syarat tersebut adalah mengucapkan lafaz niat sebelum matahari terbenam. Jika seseorang tidak mengucapkan lafaz niat sebelum matahari terbenam, maka puasanya tidak sah dan tidak bernilai ibadah.

Ucapan lafaz niat merupakan tanda bahwa seseorang benar-benar berniat untuk mengakhiri puasanya. Tanpa adanya lafaz niat, maka puasa dianggap tidak sempurna dan tidak bernilai ibadah. Oleh karena itu, mengucapkan lafaz niat sebelum matahari terbenam merupakan syarat yang sangat penting dalam “tuliskan niat berbuka puasa”.

Dalam praktiknya, mengucapkan lafaz niat berbuka puasa dapat dilakukan secara lisan atau dalam hati. Namun, disunnahkan untuk mengucapkan lafaz niat secara lisan, agar lebih jelas dan khusyuk. Lafaz niat berbuka puasa juga dapat diucapkan dalam bahasa apa saja, namun lebih utama diucapkan dalam bahasa Arab, karena merupakan bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW.

Dengan memahami syarat dalam “tuliskan niat berbuka puasa”, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih sempurna. Syarat tersebut merupakan kunci sahnya berbuka puasa, sehingga harus dipenuhi dengan baik dan benar.

Rukun

Rukun merupakan aspek penting dalam “tuliskan niat berbuka puasa” karena berkaitan dengan syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi agar niat tersebut sah dan bernilai ibadah. Rukun niat berbuka puasa ada dua, yaitu:

  • Lafaz Niat

    Rukun pertama niat berbuka puasa adalah mengucapkan lafaz niat. Lafaz niat merupakan ucapan yang diucapkan untuk menyatakan keinginan hati untuk mengakhiri puasa. Lafaz niat berbuka puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah “Nawaitu afthara shauma ghadin ‘an ibadah ramadhana lillahi ta’ala” yang artinya “Saya berniat untuk mengakhiri puasa esok hari karena ibadah Ramadan karena Allah SWT.”

  • Waktu

    Rukun kedua niat berbuka puasa adalah waktu. Niat berbuka puasa harus diucapkan sebelum matahari terbenam. Jika seseorang mengucapkan niat setelah matahari terbenam, maka puasanya tidak sah. Hal ini dikarenakan puasa berakhir ketika matahari terbenam, sehingga niat berbuka puasa harus diucapkan sebelum waktu tersebut.

Dengan memenuhi dua rukun tersebut, maka niat berbuka puasa menjadi sah dan bernilai ibadah. Umat Islam harus memperhatikan kedua rukun tersebut agar puasanya dapat diterima oleh Allah SWT. Rukun niat berbuka puasa merupakan bagian penting dari ibadah puasa, sehingga harus dipenuhi dengan baik dan benar.

Hikmah

Hikmah merupakan aspek penting dalam “tuliskan niat berbuka puasa” karena berkaitan dengan tujuan dan manfaat dari berbuka puasa. Hikmah berbuka puasa sangat banyak, di antaranya:

  • Menambah Pahala

    Hikmah pertama dari berbuka puasa adalah menambah pahala. Orang yang berbuka puasa akan mendapatkan pahala dari Allah SWT karena telah menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar.

  • Menjaga Kesehatan

    Hikmah kedua dari berbuka puasa adalah menjaga kesehatan. Berbuka puasa dapat membantu menjaga kesehatan tubuh karena dapat memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh setelah seharian berpuasa.

  • Melatih Kesabaran

    Hikmah ketiga dari berbuka puasa adalah melatih kesabaran. Puasa mengajarkan kita untuk bersabar dalam menahan lapar dan dahaga, sehingga dapat melatih kesabaran kita dalam menghadapi cobaan hidup.

  • Menghargai Nikmat

    Hikmah keempat dari berbuka puasa adalah menghargai nikmat. Berbuka puasa membuat kita lebih menghargai nikmat makanan dan minuman yang kita miliki, karena kita telah merasakan bagaimana rasanya lapar dan dahaga.

Dengan memahami hikmah berbuka puasa, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan benar. Hikmah tersebut dapat menjadi motivasi bagi kita untuk terus menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Keutamaan

Keutamaan merupakan aspek penting dalam “tuliskan niat berbuka puasa” karena berkaitan dengan pahala dan keberkahan yang akan diperoleh oleh orang yang berpuasa. Keutamaan berbuka puasa sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW.

  • Pahala Berlipat Ganda

    Berbuka puasa akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang berpuasa, maka baginya dua kebahagiaan, yaitu ketika berbuka puasa dan ketika bertemu dengan Rabb-nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Diampuni Dosa

    Berbuka puasa dapat menjadi salah satu sebab diampuninya dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabb, aku telah mencegahnya dari makan dan minum di siang hari, maka izinkanlah aku untuk memberikan syafaat kepadanya.’ Al-Qur’an akan berkata, ‘Ya Rabb, aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku untuk memberikan syafaat kepadanya.'” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

  • Didekatkan kepada Allah SWT

    Berbuka puasa dapat mendekatkan diri seorang hamba kepada Allah SWT. Hal ini karena berbuka puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT sangat mencintai tiga perkara, yaitu berbuka puasa, shalat malam, dan berjihad di jalan Allah.” (HR. Ahmad)

  • Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat

    Berbuka puasa dapat menjadi salah satu sebab mendapatkan syafaat di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” (HR. Tirmidzi)

Keutamaan berbuka puasa sangat besar dan dapat diperoleh oleh setiap orang yang berpuasa dengan baik dan benar. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk senantiasa berbuka puasa dengan niat yang ikhlas dan penuh harap pahala dari Allah SWT.

Pertanyaan Umum tentang “Tuliskan Niat Berbuka Puasa”

Pertanyaan umum berikut akan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan tentang “tuliskan niat berbuka puasa”. Pertanyaan-pertanyaan ini mencakup aspek-aspek penting seperti waktu, tata cara, dan keutamaan berbuka puasa.

Pertanyaan 1: Kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat berbuka puasa?

Niat berbuka puasa diucapkan sebelum matahari terbenam, tepatnya pada waktu Maghrib.

Pertanyaan 2: Bagaimana tata cara mengucapkan niat berbuka puasa?

Niat berbuka puasa dapat diucapkan secara lisan atau dalam hati, dengan lafaz “Nawaitu afthara shauma ghadin ‘an ibadah ramadhana lillahi ta’ala” yang artinya “Saya berniat untuk mengakhiri puasa esok hari karena ibadah Ramadan karena Allah SWT.”.

Pertanyaan 3: Apakah boleh mengucapkan niat berbuka puasa setelah matahari terbenam?

Jika terlambat mengucapkan niat sebelum matahari terbenam, maka puasa tetap sah, namun pahalanya berkurang.

Pertanyaan 4: Apa saja sunnah-sunnah yang dianjurkan saat berbuka puasa?

Sunnah-sunnah saat berbuka puasa antara lain berbuka dengan kurma, berbuka bersama orang lain, dan mendoakan orang yang berpuasa.

Pertanyaan 5: Apa hikmah dari berbuka puasa?

Hikmah berbuka puasa antara lain menambah pahala, menjaga kesehatan, melatih kesabaran, dan menghargai nikmat.

Pertanyaan 6: Apa saja keutamaan berbuka puasa?

Keutamaan berbuka puasa antara lain mendapatkan pahala berlipat ganda, diampuni dosa, didekatkan kepada Allah SWT, dan mendapatkan syafaat di hari kiamat.

Pertanyaan umum ini memberikan pemahaman dasar tentang aspek-aspek penting dari “tuliskan niat berbuka puasa”. Untuk pembahasan yang lebih mendalam, silakan lanjutkan membaca artikel ini.

Lanjutan: Mengulas pentingnya niat berbuka puasa dan manfaatnya dalam perspektif ibadah.

Tips Penting dalam “Tuliskan Niat Berbuka Puasa”

Berikut adalah beberapa tips penting yang dapat diterapkan saat “tuliskan niat berbuka puasa” agar ibadah puasa semakin sempurna:

Tip 1: Pahami Makna dan Keutamaan Niat
Pahamilah bahwa niat merupakan kunci sahnya ibadah puasa. Dengan memahami makna dan keutamaannya, niat berbuka puasa akan diucapkan dengan lebih ikhlas dan penuh harap pahala dari Allah SWT.

Tip 2: Ucapkan Niat Sebelum Maghrib
Ucapkanlah niat berbuka puasa sebelum waktu Maghrib tiba. Waktu terbaik untuk mengucapkan niat adalah setelah Ashar dan menjelang waktu Maghrib.

Tip 3: Lafalkan Niat dengan Benar
Lafazkan niat berbuka puasa dengan benar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, yaitu “Nawaitu afthara shauma ghadin ‘an ibadah ramadhana lillahi ta’ala“.

Tip 4: Niatkan dengan Ikhlas
Niatkan berbuka puasa karena Allah SWT semata, bukan karena tujuan duniawi. Dengan niat yang ikhlas, pahala berbuka puasa akan semakin sempurna.

Tip 5: Sunnah-sunnah Berbuka Puasa
Amalkan sunnah-sunnah berbuka puasa, seperti berbuka dengan kurma, berbuka bersama, dan mendoakan orang yang berpuasa.

Tip 6: Hindari Membatalkan Puasa
Hindarilah hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri, setelah mengucapkan niat berbuka puasa.

Tip 7: Bersyukur dan Berdoa
Setelah berbuka puasa, jangan lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan dan berdoalah agar puasa yang telah dijalankan diterima oleh-Nya.

Tip 8: Renungkan Hikmah Berbuka Puasa
Renungkan hikmah di balik ibadah berbuka puasa, seperti menambah pahala, menjaga kesehatan, melatih kesabaran, dan menghargai nikmat.

Dengan mengamalkan tips-tips di atas, ibadah “tuliskan niat berbuka puasa” akan semakin sempurna dan bernilai di sisi Allah SWT. Tips-tips ini menjadi landasan penting dalam menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Bagian selanjutnya akan membahas tentang manfaat dan keutamaan berbuka puasa, serta kaitannya dengan tujuan utama ibadah di bulan Ramadan.

Renungan tentang “Tuliskan Niat Berbuka Puasa”

Artikel ini telah mengupas tuntas tentang “tuliskan niat berbuka puasa”. Niat yang tulus dan tepat waktu menjadi kunci sahnya ibadah puasa. Dengan memahami makna, waktu, dan tata cara mengucapkan niat berbuka puasa, ibadah ini akan semakin sempurna.

Beberapa poin utama yang saling berkaitan dari artikel ini adalah:

  • Niat yang ikhlas dan diucapkan sebelum Maghrib merupakan syarat utama sahnya ibadah berbuka puasa.
  • Berbuka puasa memiliki banyak hikmah, di antaranya menambah pahala, menjaga kesehatan, dan melatih kesabaran.
  • Sunnah-sunnah berbuka puasa, seperti berbuka dengan kurma dan berbuka bersama, dapat menambah pahala dan keberkahan dalam berbuka puasa.

Dengan demikian, “tuliskan niat berbuka puasa” merupakan bagian penting dan penuh makna dalam ibadah puasa. Marilah kita senantiasa menjaga niat kita tetap ikhlas, menjalankan sunnah-sunnah berbuka puasa, dan merenungkan hikmah di baliknya. Semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT dan membawa keberkahan bagi kita semua.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru