Wajib Haji Apa Saja

jurnal


Wajib Haji Apa Saja

Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan bagi umat muslim yang mampu, baik secara finansial maupun fisik. “Wajib haji apa saja” mengacu pada berbagai amalan dan ketentuan yang harus dipenuhi selama melaksanakan ibadah haji, mulai dari niat hingga kembali ke tanah air.

Melaksanakan haji memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah mendapatkan pengampunan dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mempererat tali persaudaraan sesama muslim. Dalam sejarah Islam, ibadah haji telah mengalami perkembangan yang signifikan, salah satunya adalah ditetapkannya waktu dan tata cara pelaksanaan haji oleh Nabi Muhammad SAW.

Artikel ini akan membahas secara lebih mendalam mengenai berbagai amalan dan ketentuan yang termasuk dalam “wajib haji apa saja”, serta hikmah dan manfaat yang dapat diperoleh dari melaksanakan ibadah haji.

Wajib Haji Apa Saja

Pelaksanaan ibadah haji memiliki beberapa aspek penting yang wajib dipenuhi oleh setiap jamaah. Aspek-aspek ini menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian ibadah haji dan sangat berpengaruh terhadap sah atau tidaknya haji yang dikerjakan.

  • Ihram
  • Wukuf
  • Tawaf
  • Sa’i
  • Tahallul
  • Melontar jumrah
  • Memotong hewan
  • Bermalam di Muzdalifah dan Mina
  • Mabit
  • Niat

Setiap aspek dari wajib haji ini memiliki makna dan hikmah yang mendalam. Misalnya, ihram sebagai bentuk kesucian dan penyerahan diri kepada Allah SWT, wukuf di Arafah sebagai puncak dari ibadah haji, tawaf sebagai simbol mengagungkan kebesaran Allah SWT, dan sa’i sebagai pengingat perjuangan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail. Dengan memahami dan melaksanakan wajib haji secara benar, jamaah diharapkan dapat memperoleh haji yang mabrur dan membawa manfaat besar bagi kehidupan mereka.

Ihram

Ihram merupakan salah satu aspek wajib haji yang sangat penting. Pengertian ihram adalah keadaan suci yang harus dipenuhi oleh jamaah haji sejak niat hingga tahallul. Ihram menjadi penanda bahwa jamaah telah memasuki ibadah haji dan harus menjalankan berbagai ketentuan dan larangan yang telah ditetapkan.

  • Niat
    Niat ihram dilakukan di miqat, yaitu batas wilayah yang telah ditentukan untuk memulai ihram. Jamaah harus mengucapkan niat dengan jelas dan benar sesuai dengan jenis haji yang akan dilaksanakan.
  • Tayammum
    Jamaah yang tidak dapat berwudhu karena tidak adanya air atau karena sakit, dapat melakukan tayammum untuk menggantikan wudhu sebelum ihram.
  • Mengenakan Pakaian Ihram
    Pakaian ihram bagi laki-laki adalah dua lembar kain putih tanpa jahitan yang menutupi bagian tubuh dari pusar hingga lutut. Sedangkan bagi perempuan, pakaian ihram adalah pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
  • Larangan Saat Ihram
    Selama ihram, jamaah dilarang melakukan berbagai hal, seperti memakai wangi-wangian, memotong kuku, menutup kepala, dan melakukan hubungan suami istri.

Dengan memahami dan melaksanakan ihram dengan benar, jamaah haji dapat memulai ibadah haji dengan suci dan terhindar dari larangan-larangan yang telah ditetapkan. Ihram menjadi gerbang awal untuk memasuki rangkaian ibadah haji selanjutnya, seperti wukuf, tawaf, dan sa’i.

Wukuf

Wukuf merupakan salah satu aspek terpenting dari wajib haji apa saja. Wukuf adalah kegiatan berdiam diri di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Wukuf menjadi puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji dan memiliki makna yang sangat dalam bagi setiap jamaah haji.

  • Berdiam Diri
    Wukuf berarti berdiam diri di Padang Arafah selama waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai dari tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah.
  • Muhasabah Diri
    Selama wukuf, jamaah haji dianjurkan untuk melakukan muhasabah diri, merenungi segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, serta memohon ampunan kepada Allah SWT.
  • Doa dan Dzikir
    Wukuf juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak doa dan dzikir, memohon kepada Allah SWT segala kebaikan dan keberkahan.
  • Thawaf Ifadah
    Setelah wukuf, jamaah haji akan melaksanakan thawaf ifadah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Thawaf ifadah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan.

Wukuf menjadi momen yang sangat penting dalam ibadah haji karena menjadi waktu di mana jamaah haji berada dalam kondisi yang paling dekat dengan Allah SWT. Dengan berdiam diri di Padang Arafah, jamaah haji diharapkan dapat merenungi dosa-dosanya, memohon ampunan, dan memperkuat keimanannya. Wukuf juga menjadi pengingat bagi setiap muslim akan pentingnya persatuan dan kebersamaan, karena pada saat wukuf seluruh jamaah haji berkumpul di satu tempat dengan tujuan yang sama, yaitu mencari ridha Allah SWT.

Tawaf

Tawaf merupakan salah satu ibadah yang termasuk dalam wajib haji apa saja. Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad kembali. Tawaf memiliki makna yang sangat dalam bagi setiap jamaah haji, karena menjadi simbol penghormatan dan cinta kepada Allah SWT.

  • Jenis Tawaf
    Terdapat dua jenis tawaf, yaitu tawaf ifadah dan tawaf sunah. Tawaf ifadah merupakan tawaf yang wajib dilakukan oleh setiap jamaah haji, sedangkan tawaf sunah merupakan tawaf yang dianjurkan namun tidak wajib.
  • Cara Melakukan Tawaf
    Tawaf dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Selama tawaf, jamaah haji dianjurkan untuk memperbanyak doa dan zikir, serta menyentuh Hajar Aswad dan mencium Rukun Yamani jika memungkinkan.
  • Hikmah Tawaf
    Tawaf memiliki banyak hikmah, di antaranya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, melatih kesabaran dan keikhlasan, serta menjadi pengingat akan hari kiamat.
  • Adab Tawaf
    Selama melakukan tawaf, jamaah haji dianjurkan untuk menjaga adab, seperti tidak berdesak-desakan, tidak berbicara kotor, dan tidak meludah.

Tawaf merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam rangkaian wajib haji apa saja. Dengan memahami dan melaksanakan tawaf dengan benar, jamaah haji dapat memperoleh banyak manfaat dan keberkahan. Tawaf menjadi simbol ketaatan dan kepasrahan seorang hamba kepada Allah SWT, serta menjadi pengingat akan perjalanan hidup manusia yang terus berputar mengelilingi Ka’bah, yaitu pusat kehidupan umat Islam.

Sa’i

Sa’i merupakan salah satu ibadah yang termasuk dalam wajib haji apa saja. Sa’i dilakukan dengan berjalan atau berlari kecil sebanyak tujuh kali antara Bukit Safa dan Bukit Marwah. Ibadah sa’i memiliki makna yang sangat dalam bagi setiap jamaah haji, karena menjadi simbol perjalanan dan perjuangan Siti Hajar mencari air untuk anaknya, Ismail.

Sa’i merupakan salah satu komponen penting dari wajib haji apa saja. Ibadah ini menjadi pengingat bagi setiap muslim akan pentingnya kesabaran, keuletan, dan tawakal dalam menghadapi setiap kesulitan hidup. Dengan memahami dan melaksanakan sa’i dengan benar, jamaah haji diharapkan dapat memperoleh banyak manfaat dan keberkahan, serta dapat meneladani sifat-sifat mulia dari Siti Hajar.

Dalam praktiknya, sa’i dilakukan setelah tawaf ifadah. Jamaah haji akan berjalan atau berlari kecil dari Bukit Safa menuju Bukit Marwah, kemudian kembali lagi ke Bukit Safa. Hal ini dilakukan sebanyak tujuh kali, dengan membaca doa dan zikir selama perjalanan. Sa’i menjadi salah satu ibadah yang cukup menguras tenaga, namun jamaah haji tetap semangat melakukannya karena merupakan bagian dari wajib haji apa saja yang harus dipenuhi.

Tahallul

Tahallul merupakan salah satu aspek penting dalam rangkaian wajib haji apa saja. Tahallul secara bahasa berarti “melepaskan ihram”, yaitu keadaan di mana jamaah haji diperbolehkan untuk kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya dilarang saat ihram, seperti memakai wangi-wangian, memotong kuku, dan berhubungan suami istri.

Tahallul terbagi menjadi dua jenis, yaitu tahallul awal dan tahallul akhir. Tahallul awal dilakukan setelah selesai melaksanakan tawaf ifadah dan sa’i, sedangkan tahallul akhir dilakukan setelah selesai melontar jumrah pada hari raya Idul Adha. Dengan melakukan tahallul, jamaah haji telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji secara keseluruhan dan diperbolehkan untuk kembali ke kehidupan normal.

Tahallul memiliki makna yang sangat penting dalam ibadah haji. Tahallul awal menjadi simbol dimulainya fase baru dalam kehidupan jamaah haji, yaitu kehidupan yang lebih baik dan bersih setelah melaksanakan ibadah haji. Sedangkan tahallul akhir menjadi tanda berakhirnya seluruh rangkaian ibadah haji dan jamaah haji telah kembali ke keadaan suci seperti sebelum ihram.

Melontar jumrah

Melontar jumrah merupakan salah satu aspek penting dalam rangkaian wajib haji apa saja. Melontar jumrah dilakukan dengan melempar batu ke tiga tiang yang disebut jumrah, yaitu jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah aqabah. Ibadah ini memiliki makna yang sangat dalam bagi setiap jamaah haji, karena menjadi simbol pengusiran setan dan pemurnian diri dari dosa-dosa.

Melontar jumrah merupakan salah satu komponen kritis dari wajib haji apa saja. Ibadah ini menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap jamaah haji. Dengan melontar jumrah, jamaah haji diharapkan dapat mengusir godaan setan dan membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah dilakukan. Selain itu, melontar jumrah juga menjadi pengingat akan kisah Nabi Ibrahim AS yang mengusir setan ketika hendak menyembelih anaknya, Ismail AS.

Dalam praktiknya, melontar jumrah dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik. Jamaah haji akan melempar tujuh batu ke masing-masing jumrah, sambil membaca takbir dan doa. Melontar jumrah dilakukan dengan tertib dan teratur, agar tidak terjadi desak-desakan yang dapat membahayakan jamaah haji.

Memotong Hewan

Memotong hewan merupakan salah satu aspek penting dalam rangkaian wajib haji apa saja. Ibadah ini memiliki makna yang sangat dalam dan menjadi simbol pensucian diri dari dosa-dosa yang telah dilakukan.

  • Jenis Hewan yang Disembelih

    Hewan yang disembelih untuk ibadah haji adalah hewan ternak, seperti sapi, kambing, atau unta. Hewan yang dipilih harus sehat dan tidak cacat.

  • Waktu Penyembelihan

    Penyembelihan hewan dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik. Jamaah haji dapat menyembelih hewan sendiri atau menkan kepada orang lain.

  • Cara Penyembelihan

    Penyembelihan hewan dilakukan dengan cara memotong urat nadi di leher hewan dengan pisau yang tajam. Penyembelihan harus dilakukan dengan cepat dan tepat agar hewan tidak merasa kesakitan.

  • Pembagian Daging Kurban

    Daging hewan kurban dibagikan kepada fakir miskin, kerabat, dan jamaah haji sendiri. Pembagian daging kurban menjadi salah satu bentuk berbagi kebahagiaan dan kepedulian sosial.

Memotong hewan dalam ibadah haji merupakan bentuk pengorbanan dan pensucian diri. Ibadah ini menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh setiap jamaah haji. Dengan memotong hewan, jamaah haji diharapkan dapat membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Bermalam di Muzdalifah dan Mina

Dalam rangkaian ibadah haji, bermalam di Muzdalifah dan Mina merupakan bagian penting dari “wajib haji apa saja”. Ibadah ini memiliki makna yang dalam dan menjadi salah satu syarat sah haji yang harus dilaksanakan oleh setiap jamaah haji.

  • Wukuf di Muzdalifah

    Wukuf di Muzdalifah dilakukan pada malam tanggal 9 Dzulhijjah setelah jamaah haji menyelesaikan rangkaian ibadah di Arafah. Jamaah haji bermalam di Muzdalifah, melakukan shalat maghrib dan isya’ secara jamak qashar, serta mengumpulkan batu kerikil untuk melontar jumrah pada hari esok.

  • Mabit di Mina

    Mabit di Mina dilakukan selama tiga malam, yaitu malam tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. Pada malam-malam tersebut, jamaah haji bermalam di tenda-tenda yang telah disediakan di Mina dan melakukan ibadah seperti shalat lima waktu dan melontar jumrah.

  • Melontar Jumrah

    Melontar jumrah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan di Mina. Jamaah haji melontar tujuh batu kerikil ke tiga tiang yang disebut jumrah, yaitu jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah aqabah. Pelontaran jumrah dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik.

  • Menginap di Mina

    Selain melontar jumrah, jamaah haji juga harus menginap di Mina selama tiga malam. Menginap di Mina menjadi bagian dari rangkaian ibadah haji yang memberikan kesempatan bagi jamaah haji untuk mempererat tali silaturahmi dan saling membantu.

Bermalam di Muzdalifah dan Mina merupakan salah satu ibadah penting dalam “wajib haji apa saja”. Ibadah ini mengajarkan tentang kesabaran, keikhlasan, dan kebersamaan. Dengan melaksanakan ibadah ini dengan baik, jamaah haji diharapkan dapat memperoleh haji yang mabrur dan membawa manfaat besar bagi kehidupan mereka.

Mabit

Mabit merupakan salah satu aspek penting dalam rangkaian “wajib haji apa saja”. Mabit secara bahasa berarti bermalam, yang dalam konteks ibadah haji merujuk pada kegiatan menginap di tempat tertentu selama pelaksanaan haji.

  • Mabit di Muzdalifah

    Jamaah haji bermalam di Muzdalifah setelah menyelesaikan rangkaian ibadah di Arafah. Mabit di Muzdalifah dilakukan pada malam tanggal 9 Dzulhijjah dan menjadi syarat sah haji.

  • Mabit di Mina

    Jamaah haji bermalam di Mina selama tiga malam, yaitu malam tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah. Mabit di Mina menjadi bagian dari pelaksanaan melontar jumrah, salah satu rukun haji.

  • Hikmah Mabit

    Mabit dalam ibadah haji memiliki hikmah yang mendalam. Selain untuk melaksanakan rukun haji, mabit juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan saling membantu sesama jamaah haji.

  • Tata Cara Mabit

    Jamaah haji harus memperhatikan tata cara mabit yang benar, seperti menjaga kebersihan dan ketertiban, serta menjaga kesehatan selama menginap di tenda-tenda.

Mabit dalam “wajib haji apa saja” merupakan ibadah yang sangat penting. Dengan melaksanakan mabit dengan baik, jamaah haji dapat memperoleh haji yang mabrur dan membawa manfaat besar bagi kehidupan mereka.

Niat

Dalam rangkaian “wajib haji apa saja”, niat memegang peranan sangat penting. Niat merupakan dasar dan pondasi awal dari seluruh rangkaian ibadah haji, yang menentukan sah atau tidaknya haji yang dikerjakan.

  • Waktu Berniat

    Niat haji diucapkan pada saat ihram, yaitu saat jamaah haji memasuki miqat, batas wilayah yang telah ditentukan untuk memulai ibadah haji. Jamaah haji harus mengucapkan niat dengan jelas dan benar sesuai dengan jenis haji yang akan dilaksanakan.

  • Ikhlas Karena Allah

    Niat haji harus didasari oleh keikhlasan karena Allah SWT, bukan karena tujuan duniawi atau riya’. Jamaah haji harus berniat untuk mencari ridha Allah SWT dan menjalankan ibadah haji sesuai dengan tuntunan syariat.

  • Sesuai Jenis Haji

    Terdapat dua jenis haji, yaitu haji tamattu’ dan haji qiran. Niat yang diucapkan harus sesuai dengan jenis haji yang akan dilaksanakan. Jika niat yang diucapkan tidak sesuai, dapat berakibat pada kesalahan dalam pelaksanaan haji.

  • Konsekuensi Niat

    Niat yang salah atau tidak sesuai dengan syariat dapat berakibat pada tidak sahnya haji yang dikerjakan. Oleh karena itu, jamaah haji harus benar-benar memahami dan memastikan bahwa niat yang diucapkan sudah benar dan sesuai dengan tuntunan.

Niat dalam “wajib haji apa saja” merupakan aspek krusial yang harus diperhatikan dengan seksama. Dengan memahami dan melaksanakan niat dengan benar, jamaah haji dapat memulai ibadah haji dengan landasan yang kuat dan InsyaAllah memperoleh haji yang mabrur.

Tanya Jawab Umum “Wajib Haji Apa Saja”

Tanya jawab berikut ini bertujuan untuk memberikan penjelasan singkat dan ringkas mengenai aspek-aspek penting dalam “wajib haji apa saja” guna memudahkan pemahaman bagi para jamaah haji.

Pertanyaan 1: Apa saja aspek-aspek yang termasuk dalam “wajib haji apa saja”?

Jawaban: Wajib haji meliputi ihram, wukuf, tawaf, sa’i, tahallul, melontar jumrah, memotong hewan, bermalam di Muzdalifah dan Mina, dan mabit.

Pertanyaan 2: Mengapa niat menjadi aspek penting dalam haji?

Jawaban: Niat merupakan dasar dan pondasi haji, menentukan sah atau tidaknya ibadah haji yang dikerjakan. Niat harus diucapkan dengan jelas dan sesuai dengan jenis haji yang dilaksanakan.

Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara ihram yang benar?

Jawaban: Ihram diawali dengan niat di miqat, diikuti dengan memakai pakaian ihram, dan menghindari larangan-larangan selama ihram, seperti memakai wewangian atau memotong kuku.

Pertanyaan 4: Apa hikmah dari pelaksanaan wukuf?

Jawaban: Wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji, menjadi waktu untuk merenungi dosa, memohon ampunan, serta memperkuat keimanan.

Pertanyaan 5: Berapa kali tawaf yang wajib dilakukan dalam haji?

Jawaban: Tawaf yang wajib dilakukan dalam haji adalah tawaf ifadah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Pertanyaan 6: Apa makna dari melontar jumrah dalam haji?

Jawaban: Melontar jumrah merupakan simbol pengusiran setan dan pemurnian diri dari dosa. Jamaah haji melempar tujuh batu kerikil ke tiga tiang jumrah pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik.

Tanya jawab di atas memberikan gambaran umum mengenai beberapa aspek wajib haji. Untuk pemahaman yang lebih komprehensif, disarankan untuk berkonsultasi dengan ulama atau sumber-sumber terpercaya lainnya.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hikmah dan manfaat dari pelaksanaan “wajib haji apa saja” bagi kehidupan seorang muslim.

Tips Melaksanakan “Wajib Haji Apa Saja”

Setelah memahami aspek-aspek penting dalam “wajib haji apa saja”, berikut ini beberapa tips yang dapat dijadikan panduan bagi jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji secara optimal.

Tip 1: Persiapkan Fisik dan Mental
Ibadah haji membutuhkan kondisi fisik dan mental yang prima. Persiapkan diri dengan menjaga kesehatan, berolahraga secara teratur, dan melatih kesabaran.

Tip 2: Pelajari Manasik Haji
Pahami dengan baik tata cara dan rukun haji. Pelajari manasik haji dari sumber yang terpercaya untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan.

Tip 3: Niat yang Ikhlas
Dasari ibadah haji dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Jauhkan diri dari tujuan duniawi atau riya’ dalam melaksanakan haji.

Tip 4: Jaga Kesehatan
Cuaca dan kondisi lingkungan selama haji dapat mempengaruhi kesehatan. Jaga kesehatan dengan makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan minum air putih yang banyak.

Tip 5: Sabar dan Tawakkal
Ibadah haji membutuhkan kesabaran dan tawakkal. Hadapi segala ujian dan kesulitan dengan sabar dan selalu bertawakal kepada Allah SWT.

Tip 6: Jaga Kebersihan
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting selama haji. Gunakan masker, cuci tangan secara teratur, dan buang sampah pada tempatnya.

Tip 7: Hormati Jemaah Lain
Hormati jemaah haji lainnya dengan menjaga ketertiban, mengalah, dan saling membantu. Hindari perbuatan yang dapat mengganggu kenyamanan orang lain.

Tip 8: Doa dan Dzikir
Perbanyak doa dan dzikir selama pelaksanaan haji. Mohon kemudahan, ampunan, dan keberkahan dari Allah SWT.

Dengan mengikuti tips di atas, jamaah haji diharapkan dapat melaksanakan “wajib haji apa saja” dengan baik dan benar. Ibadah haji yang mabrur akan membawa manfaat yang luar biasa bagi kehidupan seorang muslim, baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagai penutup, pelaksanaan “wajib haji apa saja” merupakan wujud pengabdian seorang muslim kepada Allah SWT. Dengan memahami dan mengamalkan tips yang telah diulas, jamaah haji dapat memperoleh haji yang mabrur dan membawa keberkahan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.

Kesimpulan

Pelaksanaan “wajib haji apa saja” merupakan ibadah yang sangat penting bagi umat Islam. Dengan memahami dan mengamalkan aspek-aspek penting dalam haji, jamaah haji dapat memperoleh haji yang mabrur dan membawa manfaat yang besar bagi kehidupan mereka.

Beberapa poin utama dalam “wajib haji apa saja” antara lain:

  1. Niat yang ikhlas menjadi dasar dari haji yang sah dan mabrur.
  2. Wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji, menjadi waktu untuk merenung, memohon ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  3. Melontar jumrah menyimbolkan pengusiran setan dan pemurnian diri dari dosa, serta menjadi salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan.

Melaksanakan “wajib haji apa saja” dengan baik tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi jamaah haji, tetapi juga membawa kebaikan bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, setiap muslim yang mampu secara finansial dan fisik hendaknya mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah haji.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags

Artikel Terbaru