Yang Menerima Zakat Disebut

jurnal


Yang Menerima Zakat Disebut

Yang menerima zakat disebut mustahik. Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat karena memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti fakir, miskin, amil, mualaf, budak, dan gharim.

Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerima. Bagi pemberi, zakat dapat membersihkan harta dan menyucikan jiwa. Bagi penerima, zakat dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup.

Dalam sejarah Islam, zakat telah mengalami perkembangan yang signifikan. Pada masa Rasulullah SAW, zakat hanya diwajibkan kepada umat Islam yang mampu. Namun, seiring dengan perkembangan Islam, zakat juga diwajibkan kepada non-Muslim yang tinggal di wilayah kekuasaan Islam.

Yang Menerima Zakat Disebut

Yang menerima zakat disebut mustahik. Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat karena memenuhi syarat-syarat tertentu. Terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan terkait dengan mustahik, yaitu:

  • Fakir
  • Miskin
  • Amil
  • Mualaf
  • Budak
  • Gharim
  • Fi Sabilillah
  • Ibnu Sabil

Aspek-aspek tersebut berkaitan dengan kondisi ekonomi, sosial, dan keagamaan mustahik. Dengan memahami aspek-aspek ini, penyaluran zakat dapat dilakukan secara tepat sasaran dan memberikan manfaat yang optimal bagi penerimanya.

Fakir

Fakir merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat. Secara bahasa, fakir berarti orang yang sangat miskin dan tidak memiliki harta yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Dalam konteks zakat, fakir diartikan sebagai orang yang tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti makan, pakaian, dan tempat tinggal.

Fakir merupakan komponen penting dalam kelompok yang menerima zakat. Hal ini karena fakir merupakan golongan yang paling membutuhkan bantuan dan dukungan dari masyarakat. Penyaluran zakat kepada fakir dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Dalam kehidupan nyata, terdapat banyak contoh fakir yang berhak menerima zakat. Misalnya, seorang janda tua yang tidak memiliki penghasilan dan hidup sebatang kara, atau seorang anak yatim yang tidak memiliki orang tua dan tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Miskin

Miskin adalah salah satu golongan yang berhak menerima zakat. Miskin merupakan kondisi dimana seseorang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun masih lebih baik keadaannya dibandingkan dengan fakir.

  • Tidak Mampu Bekerja
    Miskin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah ketidakmampuan untuk bekerja. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor usia, kesehatan, atau cacat.
  • Penghasilan Tidak Cukup
    Miskin juga dapat terjadi ketika seseorang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Beban Tanggungan Berat
    Kondisi miskin juga dapat disebabkan oleh beban tanggungan yang berat. Misalnya, seorang ibu yang harus menghidupi banyak anak atau seorang suami yang harus menanggung biaya pengobatan orang tuanya.
  • Korban Bencana
    Bencana alam atau musibah lainnya juga dapat menyebabkan seseorang menjadi miskin. Misalnya, korban gempa bumi atau banjir yang kehilangan harta bendanya.

Miskin merupakan salah satu kelompok masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan. Penyaluran zakat kepada masyarakat miskin dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Amil

Amil adalah salah satu golongan yang berhak menerima zakat. Amil adalah orang yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat. Peran amil sangat penting dalam penyaluran zakat karena memastikan bahwa zakat sampai kepada yang berhak menerimanya.

Hubungan antara amil dan yang menerima zakat disebut sangat erat. Tanpa amil, zakat tidak dapat disalurkan kepada yang berhak menerimanya. Sebaliknya, tanpa yang menerima zakat disebut, amil tidak memiliki tugas untuk dijalankan.

Dalam kehidupan nyata, terdapat banyak contoh amil yang bertugas menyalurkan zakat. Misalnya, lembaga amil zakat (LAZ) atau badan amil zakat (BAZ) yang dibentuk oleh pemerintah. Amil yang bekerja di lembaga-lembaga tersebut bertugas mengumpulkan zakat dari masyarakat dan menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, dan anak yatim.

Memahami hubungan antara amil dan yang menerima zakat disebut sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat disalurkan secara tepat sasaran dan memberikan manfaat yang optimal bagi penerima zakat.

Mualaf

Mualaf merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat. Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam. Penyaluran zakat kepada mualaf bertujuan untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup dan memperkuat keimanan mereka.

  • Faktor Pendorong Masuk Islam
    Mualaf masuk Islam karena berbagai faktor, seperti ketertarikan pada ajaran Islam, pergaulan dengan umat Islam, atau mendapat hidayah dari Allah SWT.
  • Tantangan yang Dihadapi
    Mualaf sering menghadapi tantangan dalam kehidupan sosial dan ekonomi setelah masuk Islam. Mereka mungkin dikucilkan oleh keluarga atau teman-teman yang tidak seiman, atau mengalami kesulitan ekonomi karena meninggalkan pekerjaan atau usaha yang bertentangan dengan ajaran Islam.
  • Dukungan dari Umat Islam
    Umat Islam memiliki kewajiban untuk memberikan dukungan kepada mualaf. Dukungan ini dapat diberikan dalam bentuk materi, seperti bantuan keuangan atau makanan, maupun non-materi, seperti pembinaan dan bimbingan keagamaan.
  • Peran Zakat
    Zakat dapat menjadi salah satu bentuk dukungan yang diberikan kepada mualaf. Penyaluran zakat kepada mualaf dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup dan mengatasi kesulitan ekonomi yang mereka hadapi.

Dengan memahami aspek-aspek terkait mualaf, penyaluran zakat kepada mereka dapat dilakukan secara tepat sasaran dan memberikan manfaat yang optimal. Zakat muthaf menerima kebutuhan hidup, tetapi juga dapat memperkuat iman mereka dan membantu mereka mengintegrasikan diri ke dalam komunitas Muslim.

Budak

Dalam konteks “yang menerima zakat disebut”, budak termasuk salah satu golongan yang berhak menerima zakat. Perbudakan pada masa lalu merupakan fenomena sosial yang diakui dalam ajaran Islam, meski Islam tidak membenarkan praktik perbudakan dan mendorong umatnya untuk membebaskan budak.

  • Budak Harbi
    Budak harbi adalah budak yang berasal dari tawanan perang yang tidak memeluk Islam.
  • Budak Makatab
    Budak makatab adalah budak yang telah memiliki perjanjian dengan tuannya untuk memerdekakan dirinya dengan membayar sejumlah tebusan.
  • Budak Mudabbar
    Budak mudabbar adalah budak yang telah dijanjikan oleh tuannya untuk dibebaskan setelah tuannya meninggal dunia.
  • Budak Ummi Walad
    Budak ummi walad adalah budak perempuan yang telah melahirkan anak dari tuannya. Menurut hukum Islam, budak ummi walad dan anaknya berhak untuk dibebaskan.

Penyaluran zakat kepada budak dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup dan mempercepat proses pembebasan mereka. Dalam konteks modern, meskipun praktik perbudakan telah dihapuskan, zakat tetap dapat disalurkan kepada orang-orang yang mengalami perlakuan tidak adil atau eksploitasi yang mirip dengan perbudakan.

Gharim

Dalam konteks “yang menerima zakat disebut”, gharim merujuk pada orang yang memiliki utang dan kesulitan untuk melunasinya. Penyaluran zakat kepada gharim bertujuan untuk membantu mereka melunasi utang dan mengatasi kesulitan keuangan yang mereka hadapi.

  • Utang Produktif
    Utang produktif adalah utang yang digunakan untuk kegiatan ekonomi yang dapat menghasilkan pendapatan, seperti modal usaha atau investasi. Membantu gharim yang memiliki utang produktif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan membantu mereka keluar dari kesulitan keuangan.
  • Utang Konsumtif
    Utang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, seperti biaya hidup atau pembelian barang mewah. Membantu gharim yang memiliki utang konsumtif dapat meringankan beban mereka dan mencegah mereka terjerumus ke dalam kemiskinan.
  • Utang Warisan
    Utang warisan adalah utang yang diwarisi dari keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia. Membantu gharim yang memiliki utang warisan dapat meringankan beban mereka dan mencegah mereka terlilit utang yang semakin besar.
  • Utang Akibat Bencana
    Utang akibat bencana adalah utang yang timbul akibat bencana alam atau musibah lainnya. Membantu gharim yang memiliki utang akibat bencana dapat membantu mereka membangun kembali kehidupan dan mata pencaharian mereka.

Penyaluran zakat kepada gharim sangat penting untuk membantu mereka mengatasi kesulitan keuangan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Dengan memahami berbagai aspek gharim, penyaluran zakat dapat dilakukan secara tepat sasaran dan memberikan manfaat yang optimal bagi penerimanya.

Fi Sabilillah

Dalam konteks “yang menerima zakat disebut”, fi sabilillah merujuk pada orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Perjuangan di jalan Allah dapat diartikan secara luas, meliputi perjuangan fisik, intelektual, dan finansial untuk menegakkan ajaran Islam dan menyebarkan kebaikan di muka bumi.

Orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT berhak menerima zakat karena mereka telah mengorbankan waktu, tenaga, dan harta mereka untuk kepentingan umat Islam. Penyaluran zakat kepada mereka dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup dan mendukung perjuangan mereka. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang mendukung perjuangan fi sabilillah, seperti pembangunan masjid, sekolah Islam, dan lembaga-lembaga dakwah.

Dalam kehidupan nyata, terdapat banyak contoh orang yang berjuang di jalan Allah SWT dan berhak menerima zakat. Misalnya, para dai yang berdakwah di daerah terpencil, para relawan yang membantu korban bencana alam, dan para aktivis yang memperjuangkan hak-hak umat Islam. Zakat yang disalurkan kepada mereka dapat membantu mereka melanjutkan perjuangan mereka dan memberikan manfaat bagi umat Islam secara keseluruhan.

Ibnu Sabil

Dalam konteks “yang menerima zakat disebut”, ibnu sabil merujuk pada orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh atau perantauan dalam rangka kebaikan. Perjalanan tersebut dapat berupa perjalanan untuk menuntut ilmu, berdagang, atau berdakwah di jalan Allah SWT.

  • Musafir
    Musafir adalah orang yang sedang melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya. Mereka berhak menerima zakat untuk memenuhi kebutuhan selama perjalanan, seperti biaya transportasi, makanan, dan penginapan.
  • Pelajar
    Pelajar yang sedang menuntut ilmu di negeri yang jauh dari tempat tinggalnya juga berhak menerima zakat. Zakat dapat digunakan untuk biaya pendidikan, seperti biaya kuliah, buku, dan biaya hidup.
  • Pedagang
    Pedagang yang sedang melakukan perjalanan jauh untuk berdagang juga berhak menerima zakat. Zakat dapat digunakan untuk modal usaha, seperti pembelian barang dagangan atau biaya transportasi.
  • Dai
    Dai yang sedang berdakwah di negeri yang jauh dari tempat tinggalnya juga berhak menerima zakat. Zakat dapat digunakan untuk biaya dakwah, seperti biaya perjalanan, penginapan, dan bahan-bahan dakwah.

Penyaluran zakat kepada ibnu sabil sangat penting untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan selama perjalanan dan mendukung kegiatan mereka. Dengan memahami berbagai aspek ibnu sabil, zakat dapat disalurkan secara tepat sasaran dan memberikan manfaat yang optimal bagi penerimanya.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang Yang Menerima Zakat

FAQ ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum tentang yang menerima zakat disebut, termasuk siapa saja yang berhak menerima zakat dan bagaimana zakat disalurkan kepada mereka.

Pertanyaan 1: Siapa saja yang berhak menerima zakat?
Yang berhak menerima zakat adalah orang-orang yang memenuhi syarat tertentu, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, budak, gharim, fi sabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 2: Apa saja syarat untuk menerima zakat?
Syarat untuk menerima zakat berbeda-beda tergantung golongan yang menerima. Misalnya, fakir adalah orang yang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, sedangkan miskin adalah orang yang memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara menyalurkan zakat?
Zakat dapat disalurkan melalui lembaga amil zakat (LAZ) atau badan amil zakat (BAZ) yang telah ditunjuk oleh pemerintah. LAZ dan BAZ akan menyalurkan zakat kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pertanyaan 4: Apakah zakat boleh disalurkan langsung kepada yang berhak menerimanya?
Zakat boleh disalurkan langsung kepada yang berhak menerimanya jika yang bersangkutan memenuhi syarat dan tidak ada lembaga amil zakat (LAZ) atau badan amil zakat (BAZ) yang dapat menyalurkannya.

Pertanyaan 5: Apa saja manfaat penyaluran zakat?
Penyaluran zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi zakat maupun bagi penerimanya. Bagi pemberi zakat, penyaluran zakat dapat membersihkan harta dan menyucikan jiwa. Bagi penerima zakat, penyaluran zakat dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara menghitung zakat?
Cara menghitung zakat berbeda-beda tergantung pada jenis harta yang akan dizakati. Untuk harta yang wajib dizakati, seperti emas, perak, dan uang, zakat dihitung sebesar 2,5%. Sementara itu, untuk harta hasil pertanian, zakat dihitung sebesar 5% atau 10% tergantung pada jenis tanaman dan cara pengairannya.

Demikianlah penjelasan mengenai yang menerima zakat disebut. Semoga FAQ ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca yang ingin memahami lebih dalam tentang zakat dan penyalurannya.

Pembahasan selanjutnya akan mengulas tentang hikmah dan tujuan pensyariatan zakat dalam Islam.

Tips Memilih Yang Menerima Zakat Secara Tepat

Memilih yang menerima zakat secara tepat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada mereka yang benar-benar berhak dan membutuhkan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam memilih penerima zakat:

Tip 1: Pahami Syarat Penerima Zakat
Sebelum menyalurkan zakat, penting untuk memahami syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penerima zakat. Syarat-syarat tersebut meliputi fakir, miskin, amil, mualaf, budak, gharim, fi sabilillah, dan ibnu sabil.

Tip 2: Lakukan Verifikasi Lapangan
Melakukan verifikasi lapangan sangat penting untuk memastikan bahwa penerima zakat memang benar-benar layak menerima zakat. Verifikasi dapat dilakukan dengan mengunjungi rumah penerima zakat atau berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat.

Tip 3: Salurkan Zakat Melalui Lembaga Resmi
Menyalurkan zakat melalui lembaga resmi, seperti lembaga amil zakat (LAZ) atau badan amil zakat (BAZ), dapat membantu memastikan bahwa zakat disalurkan kepada yang berhak. Lembaga resmi biasanya memiliki mekanisme verifikasi yang baik untuk memastikan bahwa zakat diterima oleh yang membutuhkan.

Tip 4: Perhatikan Prioritas Penerima
Dalam memilih penerima zakat, ada baiknya untuk memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan. Misalnya, fakir dan miskin harus menjadi prioritas utama dalam penyaluran zakat.

Tip 5: Berikan Zakat Secara Langsung
Jika memungkinkan, memberikan zakat secara langsung kepada penerima zakat dapat lebih efektif. Hal ini dapat memastikan bahwa zakat benar-benar diterima oleh yang membutuhkan dan tidak terpotong oleh biaya administrasi.

Tip 6: Perhatikan Aspek Keadilan
Dalam menyalurkan zakat, penting untuk memperhatikan aspek keadilan. Pastikan bahwa zakat didistribusikan secara merata kepada semua yang berhak menerimanya.

Tip 7: Jangan Membeda-bedakan Penerima
Dalam memilih penerima zakat, tidak diperbolehkan membeda-bedakan berdasarkan ras, suku, atau agama. Semua yang memenuhi syarat berhak menerima zakat.

Tip 8: Jaga Kerahasiaan Penerima
Menjaga kerahasiaan penerima zakat sangat penting untuk melindungi privasi dan martabat mereka. Hindari mempublikasikan nama atau identitas penerima zakat tanpa persetujuan mereka.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat membantu memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada yang benar-benar berhak dan membutuhkan. Penyaluran zakat yang tepat dapat membantu mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan membangun masyarakat yang lebih adil dan harmonis.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan tujuan pensyariatan zakat dalam Islam.

Kesimpulan

Pembahasan tentang “yang menerima zakat disebut” telah memberikan banyak wawasan penting. Pertama, zakat memiliki delapan golongan penerima yang berhak, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, budak, gharim, fi sabilillah, dan ibnu sabil. Setiap golongan memiliki kriteria dan kebutuhan yang berbeda-beda.

Kedua, penyaluran zakat yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat diterima oleh mereka yang benar-benar berhak dan membutuhkan. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memilih penerima zakat secara tepat, seperti melakukan verifikasi lapangan, menyalurkan melalui lembaga resmi, dan memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan.

Zakat memiliki peran penting dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Zakat tidak hanya membantu mengentaskan kemiskinan, tetapi juga menumbuhkan kepedulian sosial dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Marilah kita bersama-sama menyalurkan zakat dengan tepat dan penuh kesadaran, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penerima dan mewujudkan tujuan pensyariatan zakat dalam Islam.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru