Puasa Mutih Untuk Hajat

jurnal


Puasa Mutih Untuk Hajat

Puasa mutih untuk hajat adalah sebuah praktik menahan diri dari mengonsumsi makanan dan minuman tertentu selama periode waktu tertentu dengan tujuan tertentu, biasanya untuk memohon sesuatu kepada Tuhan. Salah satu contohnya adalah puasa mutih yang dilakukan selama tiga hari tiga malam untuk mendapatkan jodoh.

Puasa mutih untuk hajat dipercaya memiliki banyak manfaat, seperti mendekatkan diri kepada Tuhan, membersihkan diri dari dosa, dan melancarkan keinginan. Praktik ini juga memiliki sejarah panjang dalam berbagai budaya dan agama, salah satunya dalam ajaran Hindu yang dikenal sebagai “upawasa”.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang puasa mutih untuk hajat, termasuk tata cara pelaksanaannya, manfaatnya, serta pandangan agama dan medis terhadap praktik ini.

Puasa Putih untuk Hajat

Aspek-aspek penting dari puasa putih untuk hajat perlu dipahami untuk melaksanakan praktik ini dengan benar dan memaksimalkan manfaatnya. Berikut adalah 10 aspek penting yang perlu diperhatikan:

  • Niat
  • Waktu
  • Makanan dan Minuman
  • Doa
  • Persiapan
  • Pantangan
  • Manfaat
  • Syarat
  • Tata Cara
  • Efek Samping

Setiap aspek saling berkaitan dan berkontribusi pada efektivitas puasa putih untuk hajat. Niat yang kuat, persiapan yang matang, dan pelaksanaan sesuai tata cara akan meningkatkan peluang terkabulnya hajat. Di sisi lain, pantangan yang dilanggar atau efek samping yang tidak diperhatikan dapat mengurangi manfaat puasa. Dengan memahami aspek-aspek penting ini, umat muslim dapat menjalankan puasa putih untuk hajat dengan optimal.

Niat

Niat adalah kunci utama dalam melakukan ibadah, termasuk puasa mutih untuk hajat. Niat merupakan sebuah ketetapan hati untuk melakukan suatu perbuatan semata-mata karena Allah SWT. Dalam konteks puasa mutih untuk hajat, niat yang tulus dan ikhlas sangat penting untuk menentukan diterimanya hajat oleh Allah SWT.

Tanpa niat yang benar, puasa mutih yang dilakukan hanya akan menjadi sebuah ritual kosong yang tidak membawa manfaat apa pun. Niat yang benar akan mendorong seseorang untuk menjalankan puasa mutih dengan penuh kesungguhan, kesabaran, dan keikhlasan. Niat yang kuat juga akan membuat seseorang tidak mudah menyerah dalam menjalankan puasa, meskipun dihadapkan pada berbagai godaan.

Sebagai contoh, seseorang yang melakukan puasa mutih untuk hajat mendapatkan jodoh harus memiliki niat yang jelas dan tulus untuk menikah karena Allah SWT. Niat ini akan mendorongnya untuk menjaga kesucian diri, menjauhi zina, dan berusaha memperbaiki akhlaknya. Dengan niat yang benar, insya Allah hajatnya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Waktu

Waktu merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan puasa mutih untuk hajat. Waktu yang tepat untuk melakukan puasa mutih adalah pada hari-hari yang dianggap baik dalam Islam, seperti hari Senin, Kamis, dan Jumat. Selain itu, puasa mutih juga dapat dilakukan pada malam-malam tertentu, seperti malam Nisfu Sya’ban dan malam Lailatul Qadar.

Memilih waktu yang tepat untuk melakukan puasa mutih dipercaya dapat meningkatkan peluang terkabulnya hajat. Sebab, pada hari-hari dan malam-malam tersebut, doa-doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, pada hari-hari tersebut, biasanya umat Islam lebih banyak melakukan ibadah, sehingga suasana spiritualnya lebih terasa.

Sebagai contoh, jika seseorang memiliki hajat untuk mendapatkan pekerjaan, ia dapat melakukan puasa mutih pada hari Senin atau Kamis. Pada hari tersebut, ia dapat memperbanyak doa dan membaca Al-Qur’an, serta memohon kepada Allah SWT agar hajatnya terkabul. Dengan kesungguhan dan keyakinan yang kuat, insya Allah hajatnya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman merupakan aspek penting dalam pelaksanaan puasa mutih untuk hajat. Sebab, selama menjalankan puasa mutih, seseorang hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman tertentu. Makanan yang diperbolehkan dikonsumsi saat puasa mutih adalah makanan yang berwarna putih, seperti nasi putih, bubur putih, dan buah-buahan yang berwarna putih. Sedangkan minuman yang diperbolehkan dikonsumsi adalah air putih, teh putih, dan susu putih.

Pembatasan makanan dan minuman saat puasa mutih bertujuan untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan racun. Selain itu, makanan dan minuman yang berwarna putih dipercaya memiliki energi positif yang dapat membantu melancarkan hajat. Misalnya, nasi putih melambangkan kesucian dan keberkahan, sedangkan air putih melambangkan kebersihan dan pemurnian.

Dalam praktiknya, puasa mutih untuk hajat biasanya dilakukan selama tiga hari tiga malam. Selama tiga hari tersebut, seseorang hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman yang telah disebutkan di atas. Selain itu, selama menjalankan puasa mutih, seseorang juga dianjurkan untuk memperbanyak doa dan membaca Al-Qur’an. Dengan kesungguhan dan keyakinan yang kuat, insya Allah hajat yang diinginkan akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Doa

Dalam pelaksanaan puasa mutih untuk hajat, doa merupakan salah satu komponen terpenting yang tidak boleh ditinggalkan. Doa adalah permohonan yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk memohon sesuatu yang diinginkan. Dalam konteks puasa mutih untuk hajat, doa yang dipanjatkan biasanya berisi permohonan agar hajat yang diinginkan dapat terkabul.

Doa memiliki peranan yang sangat penting dalam puasa mutih untuk hajat karena doa dapat memperkuat niat dan keyakinan seseorang dalam menjalankan puasa. Selain itu, doa juga dapat membantu seseorang untuk lebih fokus dan khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan memperbanyak doa selama menjalankan puasa mutih, diharapkan hajat yang diinginkan dapat lebih mudah terkabul.

Sebagai contoh, seseorang yang sedang menjalankan puasa mutih untuk hajat mendapatkan jodoh dapat memperbanyak doa selama menjalankan puasa. Ia dapat membaca doa-doa yang terdapat dalam Al-Qur’an atau doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Selain itu, ia juga dapat memanjatkan doa-doa yang berasal dari hatinya sendiri. Dengan memperbanyak doa dan memohon kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan, insya Allah hajatnya untuk mendapatkan jodoh akan dikabulkan.

Persiapan

Persiapan merupakan aspek penting dalam menjalankan puasa mutih untuk hajat. Persiapan yang matang akan membantu melancarkan pelaksanaan puasa dan meningkatkan peluang terkabulnya hajat. Berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjalankan puasa mutih untuk hajat:

  • Niat

    Niat merupakan dasar dari setiap ibadah, termasuk puasa mutih untuk hajat. Niat yang tulus dan ikhlas akan memudahkan terkabulnya hajat. Tentukan dengan jelas hajat yang ingin dicapai dan tanamkan niat yang kuat untuk menjalankannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

  • Waktu

    Pilih waktu yang tepat untuk menjalankan puasa mutih untuk hajat, seperti pada hari Senin, Kamis, atau Jumat. Pada hari-hari tersebut, doa-doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, perhatikan juga kondisi fisik dan kesehatan Anda sebelum menjalankan puasa.

  • Makanan dan Minuman

    Selama menjalankan puasa mutih untuk hajat, Anda hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih, seperti nasi putih, bubur putih, dan air putih. Hindari makanan dan minuman yang mengandung pewarna atau perasa buatan. Persiapkan makanan dan minuman yang cukup untuk dikonsumsi selama tiga hari tiga malam.

  • Doa

    Perbanyak doa selama menjalankan puasa mutih untuk hajat. Bacalah doa-doa yang terdapat dalam Al-Qur’an atau doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mintalah kepada Allah SWT agar hajat Anda dikabulkan dengan penuh keyakinan dan kerendahan hati.

Dengan mempersiapkan diri dengan baik, insya Allah pelaksanaan puasa mutih untuk hajat akan berjalan lancar dan hajat yang diinginkan dapat terkabul. Ingatlah bahwa persiapan yang matang merupakan wujud kesungguhan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Pantangan

Pantangan merupakan aspek penting dalam menjalankan puasa mutih untuk hajat. Pantangan ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan kekhusyukan selama berpuasa, sehingga hajat yang diinginkan dapat lebih mudah terkabul.

  • Pantangan Makanan dan Minuman

    Selama menjalankan puasa mutih untuk hajat, seseorang hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih. Pantangan ini bertujuan untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan racun, serta untuk meningkatkan energi positif dalam tubuh.

  • Pantangan Berhubungan Intim

    Berhubungan intim merupakan perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Oleh karena itu, selama menjalankan puasa mutih untuk hajat, seseorang harus menahan diri dari berhubungan intim dengan pasangannya.

  • Pantangan Berbicara Kotor

    Berbicara kotor atau berkata-kata yang tidak baik dapat mengurangi kesucian dan kekhusyukan selama berpuasa. Oleh karena itu, selama menjalankan puasa mutih untuk hajat, seseorang harus menjaga tutur katanya dan menghindari berbicara kotor.

  • Pantangan Berbuat Dosa

    Berbuat dosa, sekecil apapun, dapat mengurangi pahala puasa dan menyulitkan terkabulnya hajat. Oleh karena itu, selama menjalankan puasa mutih untuk hajat, seseorang harus berusaha untuk menghindari perbuatan dosa, baik besar maupun kecil.

Dengan mematuhi pantangan-pantangan tersebut, diharapkan pelaksanaan puasa mutih untuk hajat dapat berjalan dengan lancar dan hajat yang diinginkan dapat lebih mudah terkabul. Pantangan-pantangan ini merupakan bentuk pengorbanan dan pengendalian diri yang akan membawa manfaat besar bagi orang yang menjalankannya.

Manfaat

Dalam konteks puasa mutih untuk hajat, manfaat merupakan suatu hal yang sangat penting dan menjadi tujuan utama dari pelaksanaan ibadah tersebut. Manfaat yang diperoleh dari puasa mutih tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental.

  • Detoksifikasi Tubuh

    Puasa mutih dipercaya dapat membantu mengeluarkan racun-racun yang menumpuk di dalam tubuh. Hal ini karena makanan dan minuman yang dikonsumsi selama puasa mutih, seperti air putih dan makanan berwarna putih, memiliki sifat diuretik yang dapat melancarkan buang air kecil dan mengeluarkan racun melalui urin.

  • Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

    Makanan yang dikonsumsi selama puasa mutih, seperti bubur dan nasi putih, memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan, mencegah sembelit, dan menjaga kesehatan saluran pencernaan.

  • Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi

    Puasa mutih dapat membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi karena selama berpuasa, tubuh akan mengalami penurunan kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah ini akan membuat tubuh lebih tenang dan pikiran menjadi lebih jernih.

  • Mendapatkan Ketenteraman Hati

    Melaksanakan puasa mutih untuk hajat dapat memberikan ketenangan hati dan pikiran. Hal ini karena selama berpuasa, seseorang akan lebih banyak melakukan ibadah dan berdoa, sehingga dapat lebih dekat dengan Tuhan dan merasa lebih tenang.

Dengan demikian, puasa mutih untuk hajat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat memberikan manfaat spiritual yang sangat besar. Manfaat-manfaat tersebut dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuannya, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.

Syarat

Dalam menjalankan ibadah puasa mutih untuk hajat, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar puasa tersebut sah dan bernilai ibadah. Syarat-syarat tersebut antara lain:

  1. Berniat ikhlas karena Allah SWT.
  2. Melaksanakan puasa selama tiga hari tiga malam.
  3. Hanya mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih.
  4. Menahan diri dari berhubungan intim.
  5. Menjaga kesucian diri dari hadas besar dan kecil.

Syarat-syarat tersebut sangat penting untuk dipenuhi karena merupakan bagian dari tata cara pelaksanaan puasa mutih untuk hajat. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka puasa tersebut tidak dianggap sah dan tidak akan mendapatkan pahala.

Selain itu, syarat-syarat tersebut juga memiliki hikmah dan manfaat tersendiri. Misalnya, syarat berniat ikhlas karena Allah SWT bertujuan untuk memurnikan ibadah dan menjauhkannya dari riya’ (pamer). Syarat menahan diri dari berhubungan intim bertujuan untuk menjaga kesucian dan kekhusyukan selama berpuasa. Syarat hanya mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih bertujuan untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan racun.

Dengan memahami dan memenuhi syarat-syarat puasa mutih untuk hajat, diharapkan ibadah tersebut dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.

Tata Cara

Tata cara merupakan aspek penting dalam pelaksanaan puasa mutih untuk hajat. Sebab, tata cara yang benar akan membantu melancarkan pelaksanaan puasa dan meningkatkan peluang terkabulnya hajat. Tata cara puasa mutih untuk hajat sendiri meliputi beberapa langkah, yaitu:

  • Niat
  • Waktu
  • Makanan dan Minuman
  • Doa
  • Pantangan

Kelima langkah tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Niat yang tulus dan ikhlas menjadi dasar utama pelaksanaan puasa mutih untuk hajat. Waktu yang tepat akan membantu melancarkan pelaksanaan puasa dan meningkatkan kekhusyukan. Makanan dan minuman yang dikonsumsi selama puasa harus sesuai dengan ketentuan, agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari gangguan. Doa yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan akan memperkuat niat dan harapan terkabulnya hajat. Pantangan yang dipatuhi dengan baik akan menjaga kesucian dan kekhusyukan selama berpuasa.

Efek Samping

Setiap ibadah, termasuk puasa mutih untuk hajat, memiliki efek samping tertentu yang perlu diperhatikan. Efek samping ini dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana puasa dijalankan dan kondisi kesehatan masing-masing individu.

Salah satu efek samping positif dari puasa mutih untuk hajat adalah meningkatnya fokus dan konsentrasi. Hal ini karena selama berpuasa, tubuh akan mengalami penurunan kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah ini akan membuat tubuh lebih tenang dan pikiran menjadi lebih jernih. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin meningkatkan produktivitas dan kreativitasnya.

Namun, puasa mutih untuk hajat juga dapat menimbulkan beberapa efek samping negatif, seperti pusing, lemas, dan mual. Hal ini terjadi karena tubuh belum terbiasa dengan pola makan yang berubah drastis. Selain itu, orang yang memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes atau penyakit jantung, tidak dianjurkan untuk melakukan puasa mutih tanpa pengawasan dokter.

Untuk meminimalkan efek samping negatif dari puasa mutih untuk hajat, penting untuk mempersiapkan diri dengan baik. Hal ini meliputi memperbanyak konsumsi air putih, makan makanan yang bergizi sebelum dan sesudah berpuasa, serta menghindari aktivitas fisik yang berat selama berpuasa.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Puasa Mutih untuk Hajat

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) berikut ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan umum dan kesalahpahaman mengenai puasa mutih untuk hajat. FAQ ini akan membahas berbagai aspek puasa mutih, mulai dari niat hingga efek sampingnya.

Pertanyaan 1: Apa itu puasa mutih untuk hajat?

Jawaban: Puasa mutih untuk hajat adalah praktik menahan diri dari mengonsumsi makanan dan minuman tertentu selama periode waktu tertentu, biasanya tiga hari tiga malam, dengan tujuan memohon sesuatu kepada Tuhan.

Pertanyaan 2: Apa saja makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi saat puasa mutih?

Jawaban: Selama puasa mutih, hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman berwarna putih, seperti nasi putih, bubur putih, air putih, dan teh putih.

Pertanyaan 3: Apa saja manfaat dari puasa mutih untuk hajat?

Jawaban: Puasa mutih dipercaya memiliki banyak manfaat, antara lain detoksifikasi tubuh, meningkatkan kesehatan pencernaan, meningkatkan fokus dan konsentrasi, serta mendapatkan ketenangan hati.

Pertanyaan 4: Adakah efek samping dari puasa mutih untuk hajat?

Jawaban: Puasa mutih dapat menimbulkan efek samping seperti pusing, lemas, dan mual, terutama pada orang yang tidak terbiasa berpuasa atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Pertanyaan 5: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan puasa mutih untuk hajat?

Jawaban: Puasa mutih untuk hajat biasanya dilakukan selama tiga hari tiga malam.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara menjaga kesehatan selama puasa mutih untuk hajat?

Jawaban: Untuk menjaga kesehatan selama puasa mutih, penting untuk memperbanyak konsumsi air putih, makan makanan yang bergizi sebelum dan sesudah berpuasa, serta menghindari aktivitas fisik yang berat.

Kesimpulannya, puasa mutih untuk hajat merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki banyak manfaat dan efek samping yang perlu diperhatikan. Dengan memahami aspek-aspek puasa mutih dengan baik, diharapkan dapat membantu seseorang dalam menjalankan puasa mutih dengan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan puasa mutih untuk hajat dalam konteks budaya dan agama.

Tips Melaksanakan Puasa Mutih untuk Hajat

Puasa mutih untuk hajat merupakan ibadah yang memiliki banyak manfaat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:

Tips 1: Niat yang Tulus dan Ikhlas

Niat yang tulus dan ikhlas menjadi dasar utama dalam melaksanakan puasa mutih. Niatkan puasa untuk beribadah kepada Allah SWT dan memohon hajat dengan penuh keyakinan.

Tips 2: Persiapan Fisik dan Mental

Sebelum memulai puasa, persiapkan fisik dan mental dengan baik. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat dan tidak sedang sakit. Persiapkan juga mental untuk menghadapi tantangan dan godaan selama berpuasa.

Tips 3: Konsumsi Makanan dan Minuman Sehat

Selama puasa mutih, konsumsi makanan dan minuman sehat yang diperbolehkan, seperti nasi putih, bubur putih, dan air putih. Hindari makanan dan minuman yang mengandung pewarna atau perasa buatan.

Tips 4: Perbanyak Doa dan Zikir

Perbanyak doa dan zikir selama berpuasa. Panjatkan doa dan harapan kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan dan kerendahan hati. Baca juga ayat-ayat Al-Qur’an dan shalawat Nabi Muhammad SAW.

Tips 5: Menjaga Kesucian Diri

Jaga kesucian diri selama berpuasa dengan menghindari perbuatan yang dapat membatalkan puasa, seperti berhubungan intim, berbohong, dan berkata-kata kotor. Jagalah kebersihan dan kesopanan dalam berpakaian dan berperilaku.

Tips 6: Istirahat yang Cukup

Istirahat yang cukup sangat penting selama berpuasa. Tidur yang cukup akan membantu tubuh memulihkan tenaga dan menjaga konsentrasi. Hindari begadang atau melakukan aktivitas fisik yang berat.

Tips 7: Hindari Stres dan Kecemasan

Stres dan kecemasan dapat mengganggu kelancaran puasa. Kelola stres dengan baik dengan melakukan relaksasi, meditasi, atau kegiatan yang dapat menenangkan pikiran.

Tips 8: Bertawakal kepada Allah SWT

Setelah berusaha dengan maksimal, bertawakallah kepada Allah SWT atas hasil yang akan diperoleh. Yakinlah bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik sesuai dengan kehendak-Nya.

Dengan mengikuti tips-tips tersebut, diharapkan pelaksanaan puasa mutih untuk hajat dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal. Puasa mutih yang dijalankan dengan niat yang tulus, persiapan yang matang, dan pelaksanaan yang sesuai syariat akan memberikan manfaat yang besar, baik secara spiritual maupun jasmani.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang sejarah dan perkembangan puasa mutih untuk hajat dalam konteks budaya dan agama.

Kesimpulan

Puasa mutih untuk hajat merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki banyak manfaat, baik secara spiritual maupun jasmani. Praktik ini dilakukan dengan menahan diri dari mengonsumsi makanan dan minuman tertentu selama periode waktu tertentu, biasanya tiga hari tiga malam, dengan tujuan memohon sesuatu kepada Tuhan. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, seperti niat yang tulus, waktu yang tepat, makanan dan minuman yang diperbolehkan, doa dan zikir, pantangan, serta kesucian diri.

Salah satu poin utama dari puasa mutih untuk hajat adalah pentingnya niat yang tulus dan ikhlas. Niat yang kuat akan menjadi dasar utama dalam pelaksanaan puasa dan akan memudahkan terkabulnya hajat yang diinginkan. Selain itu, waktu yang tepat untuk melakukan puasa mutih juga sangat penting. Dalam konteks budaya Jawa, hari-hari yang dianggap baik untuk melakukan puasa mutih adalah Senin, Kamis, dan Jumat.

Puasa mutih untuk hajat memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Jawa. Praktik ini merupakan salah satu wujud pengabdian kepada Tuhan dan usaha untuk mendapatkan berkah dan perlindungan-Nya. Dengan menjalankan puasa mutih dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, diharapkan hajat yang diinginkan dapat terkabul dan kehidupan menjadi lebih baik.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru