Apa Hukumnya Sikat Gigi Saat Puasa

jurnal


Apa Hukumnya Sikat Gigi Saat Puasa

Apa hukumnya sikat gigi saat puasa? Pertanyaan ini sering muncul di bulan Ramadan, saat umat Islam berpuasa dari terbit hingga terbenam matahari. Sikat gigi adalah salah satu kegiatan rutin yang biasanya dilakukan di pagi dan malam hari, tetapi bagaimana hukumnya saat sedang berpuasa?

Menurut pandangan mayoritas ulama, sikat gigi saat puasa hukumnya makruh. Makruh artinya perbuatan yang dianjurkan untuk ditinggalkan, tetapi tidak berdosa jika dilakukan. Sebab, sikat gigi berpotensi menelan air atau pasta gigi yang dapat membatalkan puasa. Namun, jika sangat dibutuhkan, seperti untuk menghilangkan bau mulut atau sisa makanan yang menempel di gigi, maka diperbolehkan menyikat gigi dengan syarat berhati-hati agar tidak menelan air atau pasta gigi.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang hukum sikat gigi saat puasa, pandangan berbagai ulama, serta tips menyikat gigi yang aman saat berpuasa.

Apa Hukumnya Sikat Gigi Saat Puasa

Sikat gigi merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan mulut. Namun, saat berpuasa, hukum sikat gigi menjadi hal yang perlu diperhatikan. Berikut 10 aspek penting terkait hukum sikat gigi saat puasa:

  • Hukum: Makruh
  • Waktu: Dianjurkan setelah imsak
  • Cara: Berhati-hati tidak menelan air/pasta gigi
  • Tujuan: Menghilangkan bau mulut dan sisa makanan
  • Alat: Sikat gigi lembut
  • Pasta gigi: Pilih yang tidak mengandung fluoride
  • Frekuensi: Cukup sekali sehari
  • Durasi: Singkat
  • Kumur: Hindari kumur berlebihan
  • Alternatif: Berkumur dengan air saja

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan penting diperhatikan untuk menjaga kesehatan mulut sekaligus menjalankan ibadah puasa dengan baik. Misalnya, sikat gigi yang dilakukan setelah imsak bertujuan untuk menghilangkan sisa makanan dan bau mulut yang dapat mengganggu kekhusyukan berpuasa. Selain itu, penggunaan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi tanpa fluoride dapat membantu meminimalisir risiko tertelan saat sikat gigi.

Hukum

Dalam Islam, hukum makruh diartikan sebagai perbuatan yang dianjurkan untuk ditinggalkan, namun tidak berdosa jika dilakukan. Dalam konteks sikat gigi saat puasa, hukum makruh ini berkaitan dengan potensi tertelannya air atau pasta gigi yang dapat membatalkan puasa. Sebab, saat berpuasa, umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari makan dan minum, termasuk memasukkan sesuatu ke dalam rongga mulut.

Namun, meskipun hukumnya makruh, sikat gigi saat puasa tetap diperbolehkan dalam kondisi tertentu, seperti untuk menghilangkan bau mulut atau sisa makanan yang menempel di gigi. Hal ini dikarenakan menjaga kebersihan mulut juga merupakan bagian dari menjaga kesehatan dan kesucian diri dalam Islam. Oleh karena itu, jika sangat dibutuhkan, sikat gigi saat puasa dapat dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Sebagai contoh, saat menyikat gigi, gunakanlah sikat gigi yang lembut dan pasta gigi secukupnya. Hindari menyikat gigi terlalu lama dan kumur-kumur secara berlebihan. Selain itu, pastikan untuk membuang sisa air dan pasta gigi dengan benar agar tidak tertelan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, sikat gigi saat puasa dapat dilakukan dengan aman dan tidak membatalkan ibadah puasa.

Waktu

Dalam konteks hukum sikat gigi saat puasa, waktu yang dianjurkan untuk menyikat gigi adalah setelah imsak. Imsak adalah waktu berakhirnya makan dan minum sebelum memasuki waktu shalat Subuh. Dianjurkannya menyikat gigi setelah imsak memiliki beberapa alasan:

Pertama, menyikat gigi setelah imsak dapat membantu menghilangkan sisa makanan atau minuman yang masih menempel di gigi dan mulut. Hal ini penting karena sisa makanan tersebut dapat menimbulkan bau mulut yang dapat mengganggu kekhusyukan berpuasa. Selain itu, menyikat gigi setelah imsak juga dapat membantu menjaga kebersihan dan kesehatan mulut secara umum.

Kedua, menyikat gigi setelah imsak dapat meminimalisir risiko tertelannya air atau pasta gigi saat menyikat gigi. Sebab, setelah imsak, tenggorokan dan mulut masih dalam keadaan lembap sehingga lebih mudah untuk membuang sisa air atau pasta gigi. Dengan demikian, risiko membatalkan puasa akibat tertelan air atau pasta gigi dapat diminimalisir.

Secara praktis, anjuran menyikat gigi setelah imsak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Bangun sahur dan makan secukupnya.
  2. Setelah imsak, segera sikat gigi dengan hati-hati agar tidak menelan air atau pasta gigi.
  3. Buang sisa air dan pasta gigi dengan benar.
  4. Jangan menggosok gigi terlalu keras atau terlalu lama.
  5. Hindari berkumur-kumur berlebihan.

Dengan memperhatikan anjuran waktu menyikat gigi setelah imsak dan cara menyikat gigi yang benar, umat Islam dapat menjaga kebersihan dan kesehatan mulut selama berpuasa tanpa khawatir membatalkan puasanya.

Cara

Dalam konteks hukum sikat gigi saat puasa, aspek “Cara: Berhati-hati tidak menelan air/pasta gigi” merupakan hal yang sangat penting diperhatikan. Sebab, tertelannya air atau pasta gigi saat menyikat gigi dapat membatalkan puasa. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk berhati-hati tidak menelan air/pasta gigi saat menyikat gigi:

  • Gunakan sikat gigi yang lembut
    Sikat gigi yang lembut dapat membantu meminimalisir risiko tertelannya air atau pasta gigi karena bulunya yang halus tidak mudah masuk ke dalam rongga mulut.
  • Gunakan pasta gigi secukupnya
    Pasta gigi yang berlebihan dapat membuat mulut lebih licin dan meningkatkan risiko tertelan. Oleh karena itu, gunakan pasta gigi secukupnya, seukuran biji jagung.
  • Jangan berkumur berlebihan
    Berkumur berlebihan dapat membuat tenggorokan dan mulut lebih lembap sehingga sisa air atau pasta gigi lebih mudah tertelan. Oleh karena itu, kumur-kumurlah secukupnya dan buang sisa air dengan benar.
  • Jangan menyikat gigi terlalu lama
    Menyikat gigi terlalu lama dapat membuat rongga mulut lebih lembap dan meningkatkan risiko menelan air atau pasta gigi. Oleh karena itu, sikatlah gigi secukupnya, sekitar 2-3 menit.

Dengan memperhatikan cara-cara tersebut, umat Islam dapat menyikat gigi saat puasa dengan aman dan tidak membatalkan puasa. Selain itu, menjaga kebersihan dan kesehatan mulut juga merupakan bagian dari menjaga kesucian diri dalam Islam.

Tujuan

Dalam konteks hukum sikat gigi saat puasa, tujuan menghilangkan bau mulut dan sisa makanan merupakan aspek yang sangat penting. Sebab, bau mulut dan sisa makanan dapat mengganggu kekhusyukan berpuasa dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Selain itu, menjaga kebersihan dan kesehatan mulut juga merupakan bagian dari menjaga kesucian diri dalam Islam.

Bau mulut dan sisa makanan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti makan makanan tertentu, kurang menjaga kebersihan mulut, atau adanya masalah kesehatan gigi dan mulut. Saat berpuasa, bau mulut dan sisa makanan dapat semakin terasa karena berkurangnya produksi air liur yang berfungsi untuk membersihkan rongga mulut. Oleh karena itu, menyikat gigi saat puasa menjadi salah satu cara yang efektif untuk menghilangkan bau mulut dan sisa makanan, sehingga dapat menjaga kekhusyukan berpuasa dan kesehatan mulut secara umum.

Secara praktis, menghilangkan bau mulut dan sisa makanan saat puasa dapat dilakukan dengan cara menyikat gigi secara teratur, yaitu setelah imsak dan sebelum berbuka puasa. Saat menyikat gigi, gunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi secukupnya. Hindari menyikat gigi terlalu keras atau terlalu lama, serta berkumur-kumur berlebihan. Dengan memperhatikan cara menyikat gigi yang benar, umat Islam dapat menjaga kebersihan dan kesehatan mulut selama berpuasa tanpa khawatir membatalkan puasanya.

Dengan demikian, tujuan menghilangkan bau mulut dan sisa makanan merupakan komponen penting dalam hukum sikat gigi saat puasa. Menjaga kebersihan dan kesehatan mulut selama berpuasa dapat membantu menjaga kekhusyukan berpuasa dan kesucian diri, serta meningkatkan kesehatan mulut secara umum.

Alat

Dalam konteks hukum sikat gigi saat puasa, penggunaan sikat gigi lembut merupakan aspek yang sangat penting. Sebab, sikat gigi lembut dapat membantu meminimalisir risiko tertelannya air atau pasta gigi saat menyikat gigi, sehingga tidak membatalkan puasa.

Sikat gigi lembut memiliki bulu yang halus dan tidak mudah masuk ke dalam rongga mulut. Hal ini berbeda dengan sikat gigi yang keras, yang dapat melukai gusi dan membuat rongga mulut lebih lembap, sehingga meningkatkan risiko tertelannya air atau pasta gigi. Selain itu, sikat gigi lembut juga dapat membantu membersihkan gigi secara efektif tanpa menimbulkan rasa sakit atau iritasi.

Dalam praktiknya, penggunaan sikat gigi lembut saat puasa sangat dianjurkan. Umat Islam dapat memilih sikat gigi dengan bulu yang lembut dan kepala sikat yang kecil, sehingga mudah menjangkau seluruh bagian gigi. Selain itu, sikat gigi yang digunakan sebaiknya diganti secara berkala, setiap 3-4 bulan sekali, untuk menjaga kebersihan dan efektivitasnya.

Dengan demikian, penggunaan sikat gigi lembut merupakan komponen penting dalam hukum sikat gigi saat puasa. Penggunaan sikat gigi lembut dapat membantu menjaga kebersihan dan kesehatan mulut selama berpuasa tanpa khawatir membatalkan puasa. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menggunakan sikat gigi lembut saat menyikat gigi saat puasa.

Pasta gigi

Dalam konteks hukum sikat gigi saat puasa, pemilihan pasta gigi yang tidak mengandung fluoride merupakan aspek yang perlu diperhatikan. Fluoride merupakan bahan yang umum ditemukan dalam pasta gigi, namun penggunaannya saat puasa dapat menimbulkan beberapa pertimbangan hukum.

  • Potensi Membatalkan Puasa
    Fluoride dapat tertelan saat menyikat gigi, terutama jika tidak berkumur dengan benar. Jika tertelan, fluoride dapat membatalkan puasa karena dianggap sebagai zat yang masuk ke dalam tubuh melalui rongga mulut.
  • Tidak Membatalkan Puasa
    Beberapa ulama berpendapat bahwa penggunaan pasta gigi berfluoride tidak membatalkan puasa selama tidak tertelan. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa pasta gigi tidak termasuk makanan atau minuman yang dilarang saat puasa.
  • Penggunaan Alternatif
    Untuk menghindari keraguan, umat Islam dapat memilih pasta gigi yang tidak mengandung fluoride. Tersedia berbagai pilihan pasta gigi di pasaran yang bebas fluoride, sehingga tidak perlu khawatir membatalkan puasa.
  • Kesehatan Gigi
    Meskipun fluoride bermanfaat untuk kesehatan gigi, penggunaannya saat puasa perlu dipertimbangkan secara hati-hati. Umat Islam dapat berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan rekomendasi pasta gigi yang aman digunakan saat puasa.

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat memilih pasta gigi yang tidak mengandung fluoride saat menyikat gigi saat puasa. Hal ini dapat membantu menjaga kebersihan mulut tanpa khawatir membatalkan puasa dan tetap menjaga kesehatan gigi.

Frekuensi

Dalam konteks hukum sikat gigi saat puasa, frekuensi menyikat gigi yang dianjurkan adalah cukup sekali sehari, yaitu setelah imsak. Hal ini berkaitan dengan beberapa faktor:

Pertama, menyikat gigi lebih dari sekali sehari saat puasa dapat meningkatkan risiko tertelannya air atau pasta gigi, karena rongga mulut menjadi lebih lembap. Hal ini dapat membatalkan puasa jika air atau pasta gigi tersebut masuk ke dalam kerongkongan.

Kedua, menyikat gigi terlalu sering dapat mengikis lapisan enamel gigi, terutama jika menggunakan sikat gigi yang keras atau pasta gigi yang abrasif. Hal ini dapat menyebabkan gigi menjadi sensitif dan mudah berlubang.

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menyikat gigi cukup sekali sehari saat puasa, yaitu setelah imsak. Menyikat gigi setelah imsak dapat membantu menghilangkan sisa makanan dan bau mulut, sekaligus meminimalisir risiko tertelannya air atau pasta gigi.

Selain itu, untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut selama puasa, umat Islam dapat berkumur-kumur dengan air putih secara berkala, terutama setelah makan atau minum. Berkumur-kumur dapat membantu membersihkan sisa makanan dan bakteri yang menempel pada gigi dan mulut, sehingga dapat mencegah bau mulut dan masalah gigi lainnya.

Durasi

Dalam hukum sikat gigi saat puasa, durasi menyikat gigi yang dianjurkan adalah singkat. Hal ini penting untuk diperhatikan karena menyikat gigi terlalu lama dapat meningkatkan risiko tertelannya air atau pasta gigi, sehingga dapat membatalkan puasa. Selain itu, menyikat gigi terlalu lama juga dapat mengikis lapisan enamel gigi dan menyebabkan masalah gigi lainnya.

  • Waktu Ideal
    Waktu ideal untuk menyikat gigi saat puasa adalah sekitar 2-3 menit. Durasi ini cukup untuk membersihkan gigi dan mulut secara efektif tanpa berisiko menelan air atau pasta gigi.
  • Hindari Menyikat Terlalu Keras
    Menyikat gigi terlalu keras dapat melukai gusi dan membuat rongga mulut lebih lembap, sehingga meningkatkan risiko tertelannya air atau pasta gigi. Oleh karena itu, sikatlah gigi dengan lembut dan gerakan memutar.
  • Fokus pada Area Tertentu
    Saat menyikat gigi dalam waktu singkat, fokuslah pada area-area yang rawan kotor, seperti sela-sela gigi, permukaan gigi yang menghadap ke pipi, dan permukaan gigi yang mengunyah.
  • Hindari Berkumur Berlebihan
    Berkumur berlebihan dapat membuat rongga mulut lebih lembap dan meningkatkan risiko tertelannya air. Oleh karena itu, kumur-kumurlah secukupnya dan buang sisa air dengan benar.

Dengan memperhatikan durasi menyikat gigi yang singkat dan mengikuti tips di atas, umat Islam dapat menjaga kebersihan dan kesehatan mulut selama berpuasa tanpa khawatir membatalkan puasa. Selain itu, menyikat gigi secara teratur juga dapat membantu mencegah masalah gigi dan mulut lainnya, sehingga dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan.

Kumur

Salah satu aspek penting dalam hukum sikat gigi saat puasa adalah menghindari kumur berlebihan. Hal ini dikarenakan kumur berlebihan dapat meningkatkan risiko tertelannya air, sehingga dapat membatalkan puasa. Selain itu, kumur berlebihan juga dapat membuat rongga mulut lebih lembap, sehingga sisa pasta gigi lebih mudah tertelan.

  • Potensi Tertelan
    Kumur berlebihan dapat membuat air masuk ke dalam tenggorokan dan tertelan. Hal ini dapat membatalkan puasa jika air tersebut masuk ke dalam kerongkongan.
  • Rongga Mulut Lembap
    Kumur berlebihan dapat membuat rongga mulut lebih lembap dan basah. Hal ini membuat sisa pasta gigi lebih mudah menempel pada gigi dan gusi, sehingga meningkatkan risiko tertelan.
  • Iritasi Gusi
    Kumur berlebihan dapat mengiritasi gusi, terutama jika menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol atau bahan kimia keras. Iritasi gusi dapat menyebabkan rasa sakit dan pendarahan, sehingga mengganggu kenyamanan saat berpuasa.
  • Gangguan Produksi Saliva
    Kumur berlebihan dapat mengganggu produksi saliva, yang berfungsi untuk membersihkan dan melindungi gigi dan mulut. Saliva yang berkurang dapat menyebabkan mulut kering dan bau mulut, sehingga mengurangi kenyamanan saat berpuasa.

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menghindari kumur berlebihan saat menyikat gigi saat puasa. Kumur-kumurlah secukupnya dan buang sisa air dengan benar untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut tanpa membatalkan puasa.

Alternatif

Dalam konteks hukum sikat gigi saat puasa, berkumur dengan air saja merupakan alternatif yang dianjurkan jika tidak memungkinkan untuk menyikat gigi dengan pasta gigi. Hal ini dikarenakan berkumur dengan air saja tidak berpotensi membatalkan puasa, karena air tidak termasuk makanan atau minuman yang dilarang saat puasa.

Meskipun berkumur dengan air saja tidak seefektif menyikat gigi dengan pasta gigi dalam membersihkan gigi dan mulut, namun dapat membantu menghilangkan sisa makanan dan mengurangi bau mulut. Caranya adalah dengan berkumur-kumur dengan air bersih secukupnya, kemudian buang air tersebut. Berkumur dengan air juga dapat dilakukan beberapa kali dalam sehari, terutama setelah makan atau minum untuk menjaga kebersihan mulut selama puasa.

Praktik berkumur dengan air saja saat puasa telah dilakukan oleh umat Islam sejak zaman dahulu. Hal ini didasarkan pada anjuran Nabi Muhammad SAW untuk menjaga kebersihan mulut, termasuk saat berpuasa. Selain itu, berkumur dengan air juga dapat membantu mencegah masalah gigi dan mulut, seperti bau mulut, gigi berlubang, dan penyakit gusi, sehingga dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Hukum Sikat Gigi Saat Puasa

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar hukum sikat gigi saat puasa, beserta jawabannya untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas:

Pertanyaan 1: Bolehkan sikat gigi saat puasa?

Jawaban: Hukum sikat gigi saat puasa adalah makruh, artinya diperbolehkan tetapi tidak dianjurkan. Hal ini karena berpotensi menelan air atau pasta gigi yang dapat membatalkan puasa.

Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk sikat gigi saat puasa?

Jawaban: Waktu yang tepat untuk sikat gigi saat puasa adalah setelah imsak, yaitu waktu berakhirnya makan dan minum sebelum Subuh.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara sikat gigi yang aman saat puasa?

Jawaban: Sikat gigi dengan hati-hati, gunakan sikat gigi lembut, pasta gigi secukupnya, dan hindari berkumur berlebihan.

Pertanyaan 4: Apakah boleh menggunakan pasta gigi berfluoride saat puasa?

Jawaban: Sebaiknya hindari menggunakan pasta gigi berfluoride saat puasa karena berpotensi tertelan dan membatalkan puasa.

Pertanyaan 5: Apakah boleh berkumur berlebihan saat puasa?

Jawaban: Hindari berkumur berlebihan saat puasa karena dapat membuat rongga mulut lebih lembap dan meningkatkan risiko tertelan air.

Pertanyaan 6: Apakah ada alternatif lain untuk menjaga kebersihan mulut saat puasa selain sikat gigi?

Jawaban: Alternatif lain untuk menjaga kebersihan mulut saat puasa adalah berkumur dengan air putih.

Demikian beberapa pertanyaan dan jawaban seputar hukum sikat gigi saat puasa. Dengan memahami hal ini, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik dan menjaga kebersihan serta kesehatan mulut selama berpuasa.

Selanjutnya, artikel ini akan membahas lebih mendalam tentang tips dan anjuran menjaga kesehatan gigi dan mulut saat berpuasa.

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut saat Berpuasa

Selain memperhatikan hukum sikat gigi saat puasa, menjaga kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan juga sangat penting selama berpuasa. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:

Berkumur secara teratur: Berkumur dengan air putih secara teratur, terutama setelah makan atau minum, dapat membantu menghilangkan sisa makanan dan mencegah bau mulut.

Kurangi makanan dan minuman manis: Makanan dan minuman manis dapat memperburuk kesehatan gigi dan mulut, terutama saat berpuasa. Batasi konsumsi makanan dan minuman manis untuk menjaga kesehatan gigi.

Perbanyak konsumsi buah dan sayur: Buah dan sayur mengandung banyak vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan gigi dan gusi. Perbanyak konsumsi buah dan sayur selama berpuasa.

Hindari merokok: Merokok dapat merusak kesehatan gigi dan mulut, memperburuk bau mulut, dan meningkatkan risiko penyakit gusi. Hindari merokok selama berpuasa.

Periksakan gigi secara rutin: Jika memungkinkan, periksakan gigi secara rutin ke dokter gigi sebelum dan sesudah bulan puasa. Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi dan mengatasi masalah gigi sejak dini.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, umat Islam dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut selama berpuasa. Kesehatan gigi dan mulut yang baik tidak hanya penting untuk kenyamanan pribadi, tetapi juga dapat mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Tips-tips ini juga sejalan dengan hukum sikat gigi saat puasa, yaitu menjaga kebersihan dan kesehatan mulut tanpa membatalkan puasa. Dengan memperhatikan hukum dan tips-tips tersebut, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik dan tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Kesimpulan

Artikel ini membahas secara mendalam mengenai hukum sikat gigi saat puasa, berikut beberapa poin penting:

  1. Sikat gigi saat puasa hukumnya makruh, tetapi diperbolehkan dalam kondisi tertentu dengan memperhatikan cara dan waktu yang tepat.
  2. Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut saat puasa sangat dianjurkan, dapat dilakukan dengan cara berkumur secara teratur, mengurangi makanan dan minuman manis, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, menghindari merokok, dan memeriksakan gigi secara rutin.
  3. Dengan memperhatikan hukum dan tips-tips yang tepat, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik sambil tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut selama berpuasa merupakan salah satu bentuk ibadah dan kepedulian terhadap diri sendiri. Dengan memahami hukum dan tips yang tepat, setiap muslim dapat melaksanakan ibadah puasa dengan optimal, menjaga kesehatannya, dan memperoleh keberkahan di bulan suci Ramadan.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru