Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah ibadah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah dalam kalender Islam. Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, dan Puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan dilaksanakannya ibadah haji di Padang Arafah.
Kedua puasa ini memiliki keutamaan yang besar, bahkan pahalanya disamakan dengan pahala haji mabrur. Puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir, sementara Puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa besar selama setahun terakhir dan setahun mendatang.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Dalam sejarah Islam, Puasa Arafah pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada saat beliau melaksanakan ibadah haji pada tahun ke-10 Hijriah. Sejak saat itu, puasa ini menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan.
Apa Itu Puasa Tarwiyah dan Arafah
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan ibadah puasa sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam agama Islam. Kedua puasa ini memiliki beberapa aspek penting yang perlu diketahui, diantaranya:
- Waktu Pelaksanaan
- Hukum
- Niat
- Keutamaan
- Syarat dan Rukun
- Tata Cara
- Hikmah
- Sejarah
- Dalil
- Doa
Setiap aspek tersebut saling berkaitan dan memiliki peran penting dalam pelaksanaan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah. Dengan memahami aspek-aspek ini, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki kekhususan tersendiri yang membedakannya dengan ibadah puasa lainnya dalam Islam. Berikut ini adalah beberapa aspek penting terkait waktu pelaksanaan kedua puasa tersebut:
- Tanggal Pelaksanaan
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sedangkan Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. - Waktu Dimulainya Puasa
Kedua puasa ini dimulai sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. - Waktu Berakhirnya Puasa
Puasa Tarwiyah berakhir pada saat terbenam matahari pada tanggal 8 Dzulhijjah, sedangkan Puasa Arafah berakhir pada saat terbenam matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah. - Durasi Puasa
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan puasa penuh selama satu hari penuh, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Dengan memahami waktu pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menjalankan ibadah ini dengan penuh khusyuk dan mendapatkan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Hukum
Hukum puasa Tarwiyah dan Arafah dalam Islam memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Hukum Asli
Hukum asli puasa Tarwiyah dan Arafah adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Namun, tidak wajib hukumnya.
- Keutamaan
Puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki keutamaan yang besar, bahkan pahalanya disamakan dengan pahala haji mabrur. Puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir, sementara Puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa besar selama setahun terakhir dan setahun mendatang.
- Syarat Sah
Agar puasa Tarwiyah dan Arafah sah, maka harus memenuhi beberapa syarat, seperti beragama Islam, balig, berakal, dan mampu berpuasa.
- Tata Cara
Tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah sama dengan puasa pada umumnya, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seksual sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Dengan memahami hukum puasa Tarwiyah dan Arafah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Niat
Niat merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah. Niat adalah keinginan atau tujuan hati untuk melakukan suatu ibadah. Dalam hal ini, niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah mengharap ridha Allah SWT dengan melaksanakan ibadah puasa pada waktu yang telah ditentukan.
- Rukun Niat
Rukun niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah berniat pada malam hari sebelum puasa dilaksanakan. Niat ini dilakukan dengan mengucapkan lafaz niat secara lisan atau dalam hati. - Waktu Niat
Waktu niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah sebelum terbit fajar. Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka ia masih bisa berniat sebelum terbit fajar. - Lafal Niat
Lafal niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah sebagai berikut: untuk puasa Tarwiyah dan untuk puasa Arafah. - Jenis Niat
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu niat puasa wajib dan niat puasa sunnah. Niat puasa wajib dilakukan jika seseorang tidak mampu melaksanakan ibadah haji, sedangkan niat puasa sunnah dilakukan jika seseorang mampu melaksanakan ibadah haji.
Dengan memahami aspek niat dalam puasa Tarwiyah dan Arafah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Keutamaan
Keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan salah satu aspek penting yang menjadikannya ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Keutamaan ini dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:
- Penghapus Dosa
Puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir, sedangkan Puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa besar selama setahun terakhir dan setahun mendatang. - Pahala Haji Mabrur
Pahala puasa Tarwiyah dan Arafah disamakan dengan pahala haji mabrur, meskipun tidak dapat menggantikan kewajiban haji bagi yang mampu melaksanakannya. - Waktu Terbaik untuk Berdoa
Hari Arafah merupakan waktu terbaik untuk berdoa, karena pada hari tersebut Allah SWT sangat dekat dengan hamba-Nya dan mengabulkan doa-doa mereka. - Kesempatan Introspeksi Diri
Puasa Tarwiyah dan Arafah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk melakukan introspeksi diri dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari raya Idul Adha.
Dengan memahami keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah, diharapkan umat Islam dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini dengan penuh khusyuk dan mendapatkan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Syarat dan Rukun
Dalam pelaksanaan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah, terdapat beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi agar puasa tersebut dianggap sah dan bernilai ibadah. Syarat dan rukun ini merupakan ketentuan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam dan menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah ini.
- Islam
Syarat pertama untuk melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah adalah beragama Islam. Hanya orang yang beragama Islam yang diperbolehkan melaksanakan ibadah puasa ini. - Baligh
Syarat selanjutnya adalah baligh, yaitu telah mencapai usia dewasa menurut syariat Islam. Anak-anak yang belum baligh tidak diwajibkan melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah. - Berakal
Orang yang berakal sehat dan tidak mengalami gangguan jiwa juga menjadi syarat sahnya puasa Tarwiyah dan Arafah. Orang yang mengalami gangguan jiwa tidak dibebani kewajiban berpuasa. - Mampu Berpuasa
Syarat terakhir adalah mampu berpuasa, baik secara fisik maupun mental. Orang yang sakit, sedang dalam perjalanan jauh, atau memiliki uzur lainnya diperbolehkan tidak berpuasa dan menggantinya di lain waktu.
Dengan memahami syarat dan rukun puasa Tarwiyah dan Arafah, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah ini dengan benar dan mendapatkan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Tata Cara
Tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan aspek penting yang harus diperhatikan agar puasa tersebut sah dan bernilai ibadah. Berikut ini adalah beberapa tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah yang perlu dipahami:
- Niat
Niat merupakan syarat sah puasa Tarwiyah dan Arafah. Niat dilakukan pada malam hari sebelum puasa dilaksanakan, dengan mengucapkan lafaz niat secara lisan atau dalam hati.
- Menahan Diri
Selama berpuasa Tarwiyah dan Arafah, umat Islam harus menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seksual sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Membaca Doa
Membaca doa saat berbuka puasa Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan. Doa-doa ini dapat dibaca setelah waktu berbuka, dan terdapat beberapa doa yang disunnahkan untuk dibaca.
- Mengganti Puasa
Jika seseorang tidak dapat melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah karena suatu uzur, maka ia wajib menggantinya di hari lain. Penggantian puasa ini dilakukan dengan berpuasa sebanyak jumlah hari yang ditinggalkan.
Dengan memahami dan melaksanakan tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
Hikmah
Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah. Hikmah adalah kebijaksanaan atau pelajaran yang dapat diambil dari suatu peristiwa atau pengalaman. Dalam konteks puasa Tarwiyah dan Arafah, hikmah yang terkandung di dalamnya sangatlah banyak dan bermanfaat.
- Penghapus Dosa
Puasa Tarwiyah dan Arafah dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir dan dosa-dosa besar selama setahun terakhir dan setahun mendatang. Hikmah di balik ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
- Pelatihan Disiplin Diri
Puasa Tarwiyah dan Arafah melatih umat Islam untuk menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seksual selama satu hari penuh. Hikmah di balik ini adalah untuk melatih kedisiplinan diri dan mengendalikan hawa nafsu.
- Kesempatan Introspeksi Diri
Ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk melakukan introspeksi diri dan merenungkan perbuatan-perbuatannya selama setahun terakhir. Hikmah di balik ini adalah untuk membuat umat Islam lebih menyadari akan kekurangan dan kesalahannya, sehingga dapat memperbaikinya di masa depan.
- Pengalaman Spiritual
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan pengalaman spiritual yang dapat mendekatkan umat Islam kepada Allah SWT. Hikmah di balik ini adalah untuk memperkuat iman dan ketakwaan umat Islam, serta meningkatkan hubungannya dengan Allah SWT.
Dengan memahami hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh khusyuk dan mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.
Sejarah
Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan pemahaman tentang “apa itu puasa Tarwiyah dan Arafah”. Sejarah mencatat asal-usul, perkembangan, dan praktik keagamaan yang terkait dengan ibadah ini. Salah satu contoh penting adalah peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Setelah hijrah, Nabi Muhammad SAW mulai mengatur berbagai aspek kehidupan beragama, termasuk ibadah puasa. Pada tahun ke-9 Hijriah, beliau menetapkan tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah sebagai hari puasa Tarwiyah dan Arafah.
Sejarah juga mencatat praktik puasa Tarwiyah dan Arafah pada masa sahabat Nabi Muhammad SAW. Para sahabat memahami keutamaan kedua puasa ini dan menjadikannya sebagai bagian penting dari ibadah mereka. Dari generasi ke generasi, tradisi puasa Tarwiyah dan Arafah terus diwariskan dan diamalkan oleh umat Islam hingga saat ini.
Pemahaman tentang sejarah puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, sejarah memberikan landasan yang kuat untuk memahami makna dan signifikansi ibadah ini. Kedua, sejarah membantu umat Islam untuk menghargai tradisi dan nilai-nilai yang telah diwariskan oleh para pendahulu mereka. Ketiga, sejarah dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk terus melestarikan dan mengamalkan puasa Tarwiyah dan Arafah.
Dalil
Dalil merupakan salah satu aspek penting dalam memahami “apa itu puasa Tarwiyah dan Arafah”. Dalil memberikan landasan hukum dan agama yang kuat untuk pelaksanaan ibadah puasa tersebut. Terdapat beberapa dalil yang menjadi dasar pensyariatan puasa Tarwiyah dan Arafah, baik dari Al-Qur’an maupun Al-Hadits.
- Dalil dari Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa ayat yang mengindikasikan pensyariatan puasa Tarwiyah dan Arafah. Salah satunya adalah surat Al-Hajj ayat 28, yang menyebutkan tentang kewajiban berpuasa pada hari Arafah bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji.
- Dalil dari Al-Hadits
Nabi Muhammad SAW juga memberikan banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaan dan pensyariatan puasa Tarwiyah dan Arafah. Salah satu hadits yang terkenal adalah hadits dari Abu Qatadah, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
- Dalil dari Ijma’ Ulama
Para ulama sepakat (ijma’) bahwa puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan ibadah yang disunnahkan. Kesepakatan ini semakin memperkuat dalil tentang pensyariatan kedua puasa tersebut.
- Dalil dari Qiyas
Dengan menggunakan metode qiyas (analogi), puasa Tarwiyah dan Arafah dapat disamakan dengan puasa Ramadhan yang wajib hukumnya. Hal ini didasarkan pada kesamaan tujuan kedua puasa tersebut, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dari berbagai dalil yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki dasar hukum yang kuat dalam agama Islam. Dalil-dalil ini menjadi pedoman bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa tersebut dengan penuh keyakinan dan ketaatan.
Doa
Doa merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah. Doa adalah permohonan atau harapan yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan. Dalam konteks puasa Tarwiyah dan Arafah, doa memiliki peranan yang sangat penting dan dapat meningkatkan ibadah puasa yang dilakukan.
Salah satu keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah adalah waktu pengabulan doa yang sangat besar. Pada hari Arafah, Allah SWT sangat dekat dengan hamba-Nya dan mengabulkan doa-doa mereka. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa pada hari Arafah, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Doa yang dibaca pada saat puasa Tarwiyah dan Arafah dapat berupa doa-doa umum maupun doa-doa khusus. Beberapa doa khusus yang disunnahkan untuk dibaca pada hari Arafah antara lain adalah doa Nabi Ibrahim AS, doa Nabi Musa AS, dan doa Nabi Muhammad SAW. Selain itu, umat Islam juga dapat membaca doa-doa lainnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing.
Dengan memahami hubungan antara doa dan puasa Tarwiyah dan Arafah, umat Islam dapat memanfaatkan waktu yang mulia ini untuk memperbanyak doa dan memohon ampunan serta kebaikan kepada Allah SWT. Dengan doa yang tulus dan sepenuh hati, diharapkan puasa Tarwiyah dan Arafah yang dikerjakan dapat menjadi ibadah yang diterima dan bernilai di sisi Allah SWT.
Pertanyaan Umum tentang Puasa Tarwiyah dan Arafah
Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan umum tentang puasa Tarwiyah dan Arafah:
Pertanyaan 1: Apa itu puasa Tarwiyah?
Jawaban: Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum puasa Arafah.
Pertanyaan 2: Apa itu puasa Arafah?
Jawaban: Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Padang Arafah.
Pertanyaan 3: Apa keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir, sedangkan puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa besar selama setahun terakhir dan setahun mendatang.
Pertanyaan 4: Bagaimana tata cara puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Tata cara puasa Tarwiyah dan Arafah sama dengan puasa pada umumnya, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seksual sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
Pertanyaan 5: Kapan waktu niat puasa Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Niat puasa Tarwiyah dan Arafah dilakukan pada malam hari sebelum puasa dilaksanakan.
Pertanyaan 6: Apakah puasa Tarwiyah dan Arafah wajib dilakukan?
Jawaban: Puasa Tarwiyah dan Arafah hukumnya sunnah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan, tetapi tidak wajib.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang puasa Tarwiyah dan Arafah. Semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang ibadah puasa sunnah ini.
Dalam pembahasan selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hikmah dan rahasia puasa Tarwiyah dan Arafah.
Tips Melaksanakan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari ibadah ini, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:
Tip 1: Niat yang Benar
Niatkan puasa Tarwiyah dan Arafah karena mengharap ridha Allah SWT.
Tip 2: Persiapan Fisik dan Mental
Jaga kesehatan fisik dan mental sebelum melaksanakan puasa agar dapat menjalankan ibadah dengan lancar.
Tip 3: Perbanyak Doa
Manfaatkan waktu puasa untuk memperbanyak doa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Tip 4: Tadarus Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an selama puasa dapat meningkatkan pahala dan menambah kekhusyukan ibadah.
Tip 5: Bersedekah
Menyalurkan sedekah pada saat puasa Tarwiyah dan Arafah dapat menambah pahala dan membantu sesama.
Tip 6: Menjaga Silaturahmi
Hubungi kerabat dan teman untuk mempererat tali silaturahmi dan saling mendoakan.
Tip 7: Hindari Perbuatan yang Membatalkan Puasa
Berhati-hatilah dalam menjaga kesucian puasa dengan menghindari perbuatan yang dapat membatalkannya.
Tip 8: Berbuka dengan Makanan yang Sehat
Saat berbuka puasa, konsumsilah makanan dan minuman yang sehat dan bergizi untuk mengembalikan energi.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, diharapkan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi pelakunya.
Tips-tips ini akan membantu mempersiapkan diri dan memaksimalkan pengalaman puasa Tarwiyah dan Arafah, yang pada akhirnya akan membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam agama Islam. Kedua puasa ini memiliki beberapa aspek penting, seperti waktu pelaksanaan, hukum, niat, keutamaan, syarat dan rukun, tata cara, hikmah, sejarah, dalil, doa, dan tips pelaksanaannya. Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Puasa ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan solidaritas umat Islam. Selain itu, puasa Tarwiyah dan Arafah juga dapat menjadi momentum untuk merenungi diri, memperbanyak doa, dan melakukan perbuatan baik lainnya.