Rakaat Shalat Tarawih

jurnal


Rakaat Shalat Tarawih

Rakaat shalat tarawih adalah sejumlah satuan gerakan yang dilakukan ketika melaksanakan shalat tarawih. Shalat ini dilakukan pada bulan Ramadhan, setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir. Satu rakaat shalat tarawih terdiri dari gerakan-gerakan seperti berdiri, rukuk, sujud, dan duduk tahiyat akhir.

Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut:

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

  • Menghapus dosa-dosa kecil.
  • Meningkatkan pahala.
  • Menambah kedekatan dengan Allah SWT.

Secara historis, shalat tarawih pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam ke-23 bulan Ramadhan. Beliau melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat. Jumlah rakaat ini kemudian ditambah oleh para sahabat menjadi 20 rakaat.

Pada masa sekarang, shalat tarawih biasanya dilakukan dengan jumlah rakaat yang bervariasi, mulai dari 8, 10, 12, hingga 20 rakaat. Jumlah rakaat yang dilakukan tergantung pada kemampuan dan waktu yang tersedia bagi setiap individu.

Rakaat Shalat Tarawih

Rakaat shalat tarawih merupakan aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Berikut adalah 10 aspek penting terkait rakaat shalat tarawih:

  • Jumlah rakaat
  • Tata cara pelaksanaan
  • Niat shalat tarawih
  • Waktu pelaksanaan
  • Keutamaan shalat tarawih
  • Sunnah shalat tarawih
  • Bidah dalam shalat tarawih
  • Hikmah shalat tarawih
  • Shalat tarawih
  • Sejarah shalat tarawih

Sepuluh aspek tersebut saling terkait dan membentuk satu kesatuan dalam pelaksanaan shalat tarawih. Memahami aspek-aspek ini akan membantu kita melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang berlimpah.

Jumlah Rakaat

Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Jumlah rakaat yang dilakukan akan memengaruhi pahala dan keberkahan yang diperoleh dari shalat tarawih.

  • Jumlah Rakaat Sunnah
    Jumlah rakaat sunnah untuk shalat tarawih adalah 8 rakaat. Jumlah ini sesuai dengan jumlah rakaat yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam pertama beliau melaksanakan shalat tarawih.
  • Jumlah Rakaat Minimal
    Jumlah rakaat minimal untuk shalat tarawih adalah 2 rakaat. Jumlah ini diperbolehkan bagi orang yang memiliki uzur, seperti sakit atau dalam perjalanan.
  • Jumlah Rakaat Maksimal
    Jumlah rakaat maksimal untuk shalat tarawih adalah 20 rakaat. Jumlah ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA bahwa beliau pernah melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat.
  • Jumlah Rakaat yang Umum Dilakukan
    Jumlah rakaat yang umum dilakukan untuk shalat tarawih adalah 8, 10, atau 12 rakaat. Jumlah rakaat ini dipilih karena dianggap sesuai dengan kemampuan mayoritas umat Islam.

Jumlah rakaat yang dilakukan untuk shalat tarawih dapat disesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Namun, perlu diingat bahwa semakin banyak rakaat yang dilakukan, semakin besar pahala dan keberkahan yang diperoleh.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan shalat tarawih memiliki kaitan erat dengan jumlah rakaat shalat tarawih. Tata cara pelaksanaan yang benar akan memengaruhi sah atau tidaknya shalat tarawih yang dilakukan. Selain itu, tata cara pelaksanaan yang benar juga akan membantu kita memperoleh pahala dan keberkahan yang maksimal dari shalat tarawih.

Salah satu contoh nyata tata cara pelaksanaan shalat tarawih adalah sebagai berikut:

  1. Niat shalat tarawih pada rakaat pertama.
  2. Membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek pada setiap rakaat.
  3. Rukuk dan sujud.
  4. Duduk tahiyat awal pada rakaat kedua dan seterusnya.
  5. Salam pada rakaat terakhir.

Dengan memahami tata cara pelaksanaan shalat tarawih dengan benar, kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan memperoleh pahala yang berlimpah.

Niat shalat tarawih

Niat shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Niat ini menjadi penentu sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Selain itu, niat shalat tarawih juga berpengaruh pada pahala dan keberkahan yang diperoleh dari shalat tarawih.

  • Lafadz niat shalat tarawih
    Lafadz niat shalat tarawih adalah sebagai berikut: “Ushalli sunnatan tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala“. Artinya: “Aku berniat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala”.
  • Waktu niat shalat tarawih
    Niat shalat tarawih diucapkan pada saat takbiratul ihram rakaat pertama.
  • Rukun niat shalat tarawih
    Rukun niat shalat tarawih adalah:

    • Meniatkan shalat tarawih
    • Meniatkan jumlah rakaat
    • Meniatkan karena Allah ta’ala
  • Macam-macam niat shalat tarawih
    Niat shalat tarawih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

    • Niat shalat tarawih secara umum, yaitu niat untuk shalat tarawih tanpa menentukan jumlah rakaat.
    • Niat shalat tarawih secara khusus, yaitu niat untuk shalat tarawih dengan menentukan jumlah rakaat, misalnya dua rakaat, empat rakaat, atau delapan rakaat.

Dengan memahami niat shalat tarawih dengan benar, kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan sah dan memperoleh pahala yang berlimpah.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Waktu pelaksanaan shalat tarawih yang tepat akan memengaruhi sah atau tidaknya shalat tarawih yang dilakukan. Selain itu, waktu pelaksanaan shalat tarawih juga berpengaruh pada keutamaan dan pahala yang diperoleh dari shalat tarawih.

  • Awal waktu
    Waktu awal pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA bahwa beliau melaksanakan shalat tarawih setelah shalat Isya.
  • Akhir waktu
    Waktu akhir pelaksanaan shalat tarawih adalah sebelum shalat Subuh. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA bahwa beliau melaksanakan shalat tarawih hingga sepertiga malam.
  • Waktu utama
    Waktu utama pelaksanaan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa beliau bersabda: “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam (tarawih).” Yang dimaksud dengan shalat malam adalah shalat tarawih yang dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir.
  • Waktu yang dibolehkan
    Selain waktu utama, shalat tarawih juga boleh dilaksanakan pada waktu-waktu yang lain, seperti setelah shalat Maghrib atau setelah shalat Witir. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib RA bahwa beliau pernah melaksanakan shalat tarawih setelah shalat Maghrib.

Dengan memahami waktu pelaksanaan shalat tarawih dengan benar, kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan sah dan memperoleh keutamaan serta pahala yang berlimpah.

Keutamaan shalat tarawih

Keutamaan shalat tarawih tidak terlepas dari jumlah rakaat yang dikerjakan. Semakin banyak rakaat shalat tarawih yang dikerjakan, maka semakin besar pula keutamaannya. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA bahwa beliau bersabda: “Barang siapa mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.”.

  • Pengampunan dosa
    Salah satu keutamaan shalat tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang disebutkan di atas.
  • Peningkatan pahala
    Shalat tarawih juga dapat meningkatkan pahala bagi orang yang mengerjakannya. Hal ini karena shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
  • Kedekatan dengan Allah
    Shalat tarawih juga dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini karena shalat tarawih merupakan ibadah yang dilakukan pada malam hari, saat suasana lebih tenang dan hening, sehingga lebih mudah untuk khusyuk dan fokus dalam beribadah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak rakaat shalat tarawih yang dikerjakan, maka semakin besar pula keutamaannya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak shalat tarawih pada bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam terakhir.

Sunnah shalat tarawih

Sunnah shalat tarawih adalah amalan shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Pelaksanaan shalat tarawih memiliki keutamaan yang besar, salah satunya adalah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Shalat tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala, maupun secara sendiri-sendiri di rumah.

Jumlah rakaat shalat tarawih yang dilakukan adalah ganjil, minimal 2 rakaat dan maksimal 20 rakaat. Jumlah rakaat yang paling umum dilakukan adalah 8 rakaat atau 20 rakaat. Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam, sehingga jika dikerjakan 8 rakaat, maka akan dilakukan sebanyak 4 salam. Sedangkan jika dikerjakan 20 rakaat, maka akan dilakukan sebanyak 10 salam.

Sunnah shalat tarawih memiliki kaitan yang erat dengan jumlah rakaat shalat tarawih. Sunnah shalat tarawih menjadi penentu sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Selain itu, sunnah shalat tarawih juga berpengaruh pada keutamaan dan pahala yang diperoleh dari shalat tarawih. Dengan demikian, sunnah shalat tarawih merupakan komponen penting dalam pelaksanaan shalat tarawih.

Bidah dalam shalat tarawih

Bidah dalam shalat tarawih merupakan segala bentuk amalan shalat tarawih yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Hal ini mencakup penambahan atau pengurangan rakaat, mengubah tata cara pelaksanaan, atau melakukan amalan-amalan lain yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

  • Penambahan rakaat
    Salah satu bentuk bidah dalam shalat tarawih adalah menambah jumlah rakaat di luar ketentuan yang telah ditetapkan. Rasulullah SAW hanya melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat, sehingga penambahan rakaat menjadi 10, 12, atau bahkan 20 rakaat merupakan bidah.
  • Mengubah tata cara pelaksanaan
    Bidah dalam shalat tarawih juga dapat berupa mengubah tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya, melakukan shalat tarawih secara berjamaah dengan imam yang membaca doa qunut pada setiap rakaatnya, atau melakukan shalat tarawih dengan gerakan-gerakan yang berlebihan.
  • Amalan tambahan
    Melakukan amalan-amalan tambahan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW juga termasuk bidah dalam shalat tarawih. Misalnya, membaca wirid atau dzikir tertentu setelah setiap rakaat, atau melakukan shalat sunnah tahajud sebelum atau sesudah shalat tarawih.
  • Niat yang salah
    Salah satu aspek penting dalam shalat tarawih adalah niat. Bidah dalam shalat tarawih juga dapat terjadi apabila niat yang dilakukan salah, misalnya niat untuk mendapatkan pujian atau riya.

Bidah dalam shalat tarawih dapat merusak pahala shalat tarawih itu sendiri. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya berhati-hati dalam melaksanakan shalat tarawih dan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW dengan benar.

Hikmah shalat tarawih

Hikmah shalat tarawih sangat erat kaitannya dengan rakaat shalat tarawih. Hikmah merupakan tujuan atau manfaat yang terkandung dalam suatu ibadah, sedangkan rakaat adalah satuan hitungan dalam shalat. Jumlah rakaat yang dikerjakan dalam shalat tarawih akan memengaruhi hikmah yang diperoleh.

Hikmah shalat tarawih di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Mendapatkan ampunan dosa
  • Meningkatkan pahala
  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Semakin banyak rakaat shalat tarawih yang dikerjakan, maka semakin besar hikmah yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA bahwa beliau bersabda: “Barang siapa mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, hikmah shalat tarawih merupakan komponen penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Memahami hikmah shalat tarawih akan memotivasi umat Islam untuk memperbanyak rakaat shalat tarawih yang dikerjakan, sehingga memperoleh pahala dan ampunan dosa yang lebih besar.

Shalat tarawih

Shalat tarawih adalah keutamaan atau kelebihan yang terkandung dalam shalat tarawih. Keutamaan ini sangat erat kaitannya dengan rakaat shalat tarawih yang dikerjakan. Semakin banyak rakaat shalat tarawih yang dikerjakan, maka semakin besar pula yang diperoleh.

Salah satu utama shalat tarawih adalah diampuninya dosa-dosa yang telah lalu. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA: “Barang siapa mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain itu, shalat tarawih juga dapat berupa peningkatan pahala dan kedekatan diri kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak rakaat shalat tarawih, seorang muslim dapat menambah amalan sunnahnya dan mendekatkan dirinya kepada Rabb-nya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa shalat tarawih sangat erat kaitannya dengan rakaat shalat tarawih. Semakin banyak rakaat shalat tarawih yang dikerjakan, maka semakin besar pula yang diperoleh. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak rakaat shalat tarawih selama bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam terakhir.

Sejarah shalat tarawih

Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Pelaksanaan shalat tarawih memiliki sejarah yang panjang dan telah mengalami perkembangan hingga sampai pada bentuk yang kita kenal sekarang ini.

Pada awalnya, shalat tarawih dikerjakan secara individual oleh Rasulullah SAW. Beliau melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat pada malam-malam bulan Ramadhan. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak sahabat yang ikut melaksanakan shalat tarawih bersama Rasulullah SAW. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, shalat tarawih mulai dikerjakan secara berjamaah di masjid. Khalifah Umar juga menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih menjadi 20 rakaat.

Jumlah rakaat shalat tarawih yang ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab tersebut masih dipertahankan hingga sekarang. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama. Ada yang berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 8 rakaat, sesuai dengan yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Ada pula yang berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, sesuai dengan yang ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, shalat tarawih tetap merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Dengan mengerjakan shalat tarawih, umat Islam dapat memperoleh pahala yang besar dan ampunan dosa-dosa yang telah lalu.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Rakaat Shalat Tarawih

Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar rakaat shalat tarawih yang sering ditanyakan:

Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama?

Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, sesuai dengan yang ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada masa pemerintahannya.

Pertanyaan 2: Apakah boleh mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang kurang dari 8 rakaat?

Boleh, namun pahalanya akan berkurang. Jumlah rakaat shalat tarawih minimal adalah 2 rakaat.

Pertanyaan 3: Apakah boleh mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih dari 20 rakaat?

Tidak boleh, karena tidak ada dasar dari sunnah Nabi Muhammad SAW maupun para sahabatnya.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara menghitung jumlah rakaat shalat tarawih?

Jumlah rakaat shalat tarawih dihitung berdasarkan jumlah salam yang dilakukan. Setiap 2 rakaat diakhiri dengan 1 salam.

Pertanyaan 5: Apakah boleh mengerjakan shalat tarawih secara berjamaah?

Boleh, bahkan dianjurkan. Shalat tarawih berjamaah dapat dilakukan di masjid atau mushala.

Pertanyaan 6: Apakah boleh mengerjakan shalat tarawih secara sendiri-sendiri?

Boleh, namun pahalanya tidak sebesar shalat tarawih berjamaah.

Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar rakaat shalat tarawih yang sering ditanyakan. Semoga bermanfaat dan menambah pemahaman kita tentang ibadah shalat tarawih.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang waktu pelaksanaan shalat tarawih. Waktu pelaksanaan shalat tarawih sangat penting untuk diperhatikan agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Tips Penting dalam Menentukan Rakaat Shalat Tarawih

Menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih yang tepat sangat penting untuk mendapatkan pahala dan keberkahan yang maksimal. Berikut adalah beberapa tips penting yang dapat Anda perhatikan:

Tip 1: Sesuaikan dengan kemampuan. Jumlah rakaat yang ideal adalah 20 rakaat, namun Anda dapat menyesuaikannya dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.

Tip 2: Ikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. Shalat tarawih yang dilakukan oleh Rasulullah SAW berjumlah 8 rakaat. Jika Anda ingin mengikuti sunnah ini, Anda dapat mengerjakan 8 rakaat shalat tarawih.

Tip 3: Pertimbangkan waktu yang tersedia. Jika Anda memiliki waktu yang terbatas, Anda dapat mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, seperti 4 atau 6 rakaat.

Tip 4: Perhatikan jumlah salam. Satu rakaat shalat tarawih diakhiri dengan satu salam. Jadi, jika Anda ingin mengerjakan 20 rakaat shalat tarawih, maka Anda akan melakukan 10 salam.

Tip 5: Niatkan dengan benar. Sebelum memulai shalat tarawih, niatkan untuk mengerjakan sejumlah rakaat tertentu, misalnya 8 rakaat atau 20 rakaat.

Tip 6: Jaga kekhusyukan. Terlepas dari jumlah rakaat yang Anda kerjakan, pastikan untuk menjaga kekhusyukan dan fokus dalam shalat tarawih.

Dengan memperhatikan tips-tips ini, Anda dapat melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Ingatlah bahwa yang terpenting adalah kualitas ibadah, bukan kuantitasnya.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang benar. Tata cara yang tepat akan membantu kita memperoleh pahala dan keberkahan yang maksimal dari ibadah shalat tarawih.

Kesimpulan

Jumlah rakaat shalat tarawih yang ideal adalah 20 rakaat, namun dapat disesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang tersedia. Ibadah shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah diampuninya dosa-dosa, peningkatan pahala, dan kedekatan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah shalat tarawih selama bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam terakhir.

Marilah kita manfaatkan momen bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Semoga ibadah shalat tarawih yang kita kerjakan diterima oleh Allah SWT dan membawa banyak keberkahan bagi kita semua.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru