Puasa merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam. Puasa dapat dilakukan pada hari-hari tertentu, salah satunya adalah hari Jumat. Hukum puasa di hari Jumat adalah sunnah, artinya dianjurkan untuk dilakukan tetapi tidak wajib.
Puasa di hari Jumat memiliki beberapa keutamaan, di antaranya: mendapatkan pahala yang berlipat ganda, diampuni dosa-dosanya, dan dikabulkan doa-doanya. Selain itu, puasa di hari Jumat juga dapat menjadi sarana untuk melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dalam sejarah Islam, puasa di hari Jumat telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Beliau menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada hari Jumat, baik secara sendiri-sendiri maupun berjamaah. Puasa di hari Jumat juga menjadi tradisi yang dilakukan oleh para sahabat dan tabi’in setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
bolehkah puasa di hari jumat
Aspek-aspek penting yang terkait dengan bolehkah puasa di hari Jumat perlu dipahami dengan baik untuk menjalankan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Berikut adalah 10 aspek penting tersebut:
- Hukum puasa: Sunnah
- Waktu pelaksanaan: Hari Jumat
- Keutamaan: Mendapat pahala berlipat ganda
- Syarat: Beragama Islam, baligh, berakal sehat
- Tata cara: Seperti puasa pada umumnya
- Niat: Dilakukan sebelum memulai puasa
- Membatalkan puasa: Melakukan hal-hal yang membatalkan puasa
- Qadha puasa: Mengganti puasa yang ditinggalkan
- Hikmah: Melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, meningkatkan ketakwaan
- Sejarah: Dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW
Dengan memahami aspek-aspek penting ini, umat Islam dapat melaksanakan puasa di hari Jumat dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh manfaat dan keutamaan yang terkandung di dalamnya. Puasa di hari Jumat juga menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Hukum puasa
Dalam konteks bolehkah puasa di hari Jumat, hukum puasa di hari Jumat adalah sunnah. Artinya, puasa di hari Jumat dianjurkan untuk dilakukan, namun tidak wajib. Hukum sunnah ini memiliki beberapa implikasi dan ketentuan yang perlu dipahami oleh umat Islam.
- Pilihan
Puasa di hari Jumat bersifat pilihan, artinya umat Islam bebas memilih untuk melaksanakannya atau tidak. Tidak ada sanksi atau dosa bagi yang tidak berpuasa di hari Jumat. - Keutamaan
Meskipun tidak wajib, puasa di hari Jumat memiliki keutamaan tersendiri. Di antaranya adalah mendapatkan pahala yang berlipat ganda, diampuni dosa-dosanya, dan dikabulkan doa-doanya. - Syarat
Seperti ibadah puasa pada umumnya, puasa di hari Jumat juga memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya adalah beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan tidak sedang dalam keadaan yang menghalangi puasa, seperti sakit atau bepergian jauh. - Tata cara
Tata cara puasa di hari Jumat tidak berbeda dengan puasa pada hari-hari lainnya. Puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dan selama berpuasa umat Islam harus menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.
Dengan memahami hukum puasa sunnah dalam konteks bolehkah puasa di hari Jumat, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh manfaat dan keutamaan yang terkandung di dalamnya. Puasa di hari Jumat juga menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Waktu pelaksanaan
Dalam konteks bolehkah puasa di hari Jumat, aspek waktu pelaksanaan merujuk pada ketentuan bahwa puasa dilaksanakan pada hari Jumat. Penentuan waktu ini memiliki beberapa implikasi dan pertimbangan yang perlu dipahami oleh umat Islam.
- Awal dan akhir waktu
Puasa di hari Jumat dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Batasan waktu ini sama dengan waktu puasa pada umumnya. - Pilihan waktu
Tidak ada ketentuan khusus mengenai waktu pelaksanaan puasa di hari Jumat. Umat Islam dapat memilih untuk berpuasa pada waktu yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. - Puasa penuh atau sebagian
Meskipun dianjurkan untuk berpuasa penuh dari terbit fajar hingga terbenam matahari, umat Islam juga dapat melaksanakan puasa sebagian di hari Jumat, sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
Dengan memahami aspek waktu pelaksanaan dalam konteks bolehkah puasa di hari Jumat, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan benar, sesuai dengan ketentuan dan kemampuan masing-masing. Puasa di hari Jumat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta untuk memperoleh manfaat dan keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Keutamaan
Puasa di hari Jumat memiliki keutamaan yang besar, salah satunya adalah mendapatkan pahala berlipat ganda. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW, di antaranya:
“Barang siapa berpuasa pada hari Jumat, maka ia seperti berpuasa selama setahun penuh.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa pahala puasa di hari Jumat sangat besar, bahkan disetarakan dengan pahala berpuasa selama setahun penuh. Keutamaan ini tentu menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan puasa di hari Jumat, baik secara sendiri-sendiri maupun berjamaah.
Selain itu, puasa di hari Jumat juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan dan minum selama satu hari penuh, umat Islam dapat melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Dalam kehidupan nyata, banyak umat Islam yang telah merasakan keutamaan dan manfaat dari puasa di hari Jumat. Mereka mengaku merasa lebih bersemangat dalam beribadah, lebih mudah dalam mengendalikan hawa nafsu, dan lebih bersyukur atas nikmat yang telah diterimanya. Hal ini menunjukkan bahwa puasa di hari Jumat memang memiliki dampak positif bagi kehidupan spiritual dan keseharian umat Islam.
Dengan memahami keutamaan dan manfaat puasa di hari Jumat, umat Islam dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah sunnah ini dengan baik dan benar. Puasa di hari Jumat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta untuk memperoleh pahala yang berlipat ganda.
Syarat
Dalam konteks bolehkah puasa di hari Jumat, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah beragama Islam, baligh, dan berakal sehat. Ketiga syarat ini saling terkait dan menjadi dasar bagi pelaksanaan puasa yang sah dan diterima oleh Allah SWT.
- Beragama Islam
Syarat pertama adalah beragama Islam. Artinya, hanya orang yang beragama Islam yang diperbolehkan melaksanakan puasa di hari Jumat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. - Baligh
Syarat kedua adalah baligh. Baligh artinya telah mencapai usia dewasa atau telah mengalami mimpi basah bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Orang yang belum baligh tidak diwajibkan berpuasa, namun boleh berpuasa jika sudah mampu dan mengerti tata cara puasa. - Berakal sehat
Syarat ketiga adalah berakal sehat. Artinya, orang yang melaksanakan puasa harus dalam keadaan sadar dan tidak mengalami gangguan jiwa. Orang yang mengalami gangguan jiwa tidak diwajibkan berpuasa karena tidak mampu memahami dan melaksanakan tata cara puasa dengan baik.
Ketiga syarat ini merupakan dasar bagi pelaksanaan puasa di hari Jumat yang sah dan diterima oleh Allah SWT. Dengan memenuhi ketiga syarat tersebut, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan manfaat yang terkandung di dalamnya.
Tata cara
Tata cara puasa di hari Jumat tidak berbeda dengan tata cara puasa pada umumnya. Hal ini karena puasa di hari Jumat termasuk dalam kategori puasa sunnah, yang memiliki tata cara yang sama dengan puasa wajib seperti puasa Ramadan.
Adapun tata cara puasa pada umumnya adalah sebagai berikut:
- Niat puasa sebelum fajar
- Menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari
- Membaca doa berbuka puasa ketika matahari terbenam
Dengan memahami tata cara puasa pada umumnya, umat Islam dapat melaksanakan puasa di hari Jumat dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan manfaat yang terkandung di dalamnya.
Niat
Niat merupakan salah satu rukun puasa yang sangat penting. Niat puasa harus dilakukan sebelum memulai puasa, yaitu sebelum terbit fajar. Niat puasa di hari Jumat memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami oleh umat Islam.
- Waktu niat
Niat puasa di hari Jumat harus dilakukan sebelum terbit fajar. Jika niat dilakukan setelah terbit fajar, maka puasa tidak sah.
- Lafal niat
Tidak ada lafal niat puasa yang khusus. Umat Islam dapat menggunakan lafal niat puasa yang umum, yaitu “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” yang artinya “Saya niat puasa esok hari karena Allah SWT”.
- Tata cara niat
Niat puasa dapat dilakukan dengan hati atau lisan. Namun, disunnahkan untuk melafalkan niat puasa dengan lisan.
- Implikasi niat
Niat puasa memiliki implikasi yang penting. Niat yang benar akan membuat puasa menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT. Sebaliknya, niat yang tidak benar akan membuat puasa menjadi tidak sah.
Dengan memahami aspek-aspek penting niat puasa di hari Jumat, umat Islam dapat melaksanakan puasa dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan manfaat yang terkandung di dalamnya.
Membatalkan puasa
Dalam konteks bolehkah puasa di hari Jumat, aspek membatalkan puasa menjadi hal penting untuk dipahami agar ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam. Membatalkan puasa merujuk pada tindakan atau perbuatan yang dapat membatalkan pahala dan keabsahan puasa yang sedang dijalankan.
- Makan dan minum
Makan dan minum dengan sengaja pada waktu puasa akan membatalkan puasa. Hal ini termasuk mengonsumsi makanan dan minuman dalam bentuk apapun, baik padat, cair, maupun gas.
- Berhubungan seksual
Berhubungan seksual saat berpuasa juga dapat membatalkan puasa. Hal ini berlaku bagi pasangan suami istri yang sah sekalipun.
- Muntah dengan sengaja
Muntah dengan sengaja akan membatalkan puasa. Namun, jika muntah terjadi secara tidak sengaja, maka puasa tidak batal.
- Keluarnya cairan tertentu
Keluarnya cairan tertentu, seperti air mani, darah haid, dan nifas, juga dapat membatalkan puasa.
Dengan memahami hal-hal yang membatalkan puasa, umat Islam dapat menghindari perbuatan-perbuatan tersebut saat menjalankan ibadah puasa di hari Jumat. Dengan demikian, pahala dan keabsahan puasa dapat terjaga dengan baik.
Qadha puasa
Dalam konteks bolehkah puasa di hari Jumat, aspek qadha puasa atau mengganti puasa yang ditinggalkan menjadi penting untuk dipahami. Qadha puasa merupakan kewajiban mengganti puasa yang tidak dapat dilaksanakan pada waktunya karena alasan tertentu.
- Waktu qadha puasa
Puasa yang ditinggalkan harus diganti pada hari lain di luar bulan Ramadan. Tidak ada batasan waktu tertentu untuk melaksanakan qadha puasa, namun dianjurkan untuk segera menggantinya setelah terdapat kemampuan.
- Tata cara qadha puasa
Tata cara qadha puasa sama dengan puasa pada umumnya, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Alasan qadha puasa
Qadha puasa dilakukan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan karena berbagai alasan yang dibenarkan, seperti sakit, bepergian jauh, haid, atau nifas. Namun, mengganti puasa karena alasan yang tidak dibenarkan, seperti malas atau tidak sempat, tidak diperbolehkan.
- Hikmah qadha puasa
Qadha puasa mengajarkan pentingnya memenuhi kewajiban berpuasa meskipun terdapat halangan. Selain itu, qadha puasa juga menjadi bentuk penyucian diri dari dosa yang mungkin dilakukan saat meninggalkan puasa.
Dengan memahami aspek qadha puasa, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa di hari Jumat dengan baik dan benar, serta dapat mengganti puasa yang ditinggalkan dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam.
Hikmah
Puasa di hari Jumat merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak hikmah dan manfaat, salah satunya adalah melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan ketakwaan. Hikmah-hikmah ini memiliki hubungan yang erat dengan bolehkah puasa di hari Jumat, bahkan menjadi salah satu alasan utama mengapa umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa di hari tersebut.
Melatih kesabaran merupakan salah satu tujuan utama dari ibadah puasa. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa selama berjam-jam, umat Islam belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan bersabar dalam menghadapi kesulitan. Kesabaran yang terlatih ini tidak hanya bermanfaat dalam menjalankan ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, di mana umat Islam sering dihadapkan pada berbagai cobaan dan tantangan.
Selain melatih kesabaran, puasa di hari Jumat juga dapat membantu umat Islam untuk menahan hawa nafsu. Saat berpuasa, umat Islam dituntut untuk mengendalikan keinginan untuk makan, minum, dan melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Pengendalian hawa nafsu ini merupakan salah satu bentuk latihan spiritual yang sangat penting, karena dapat membantu umat Islam untuk terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat.
Hikmah selanjutnya dari puasa di hari Jumat adalah meningkatkan ketakwaan. Ketakwaan merupakan kesadaran akan kehadiran Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan dan rasa takut untuk berbuat maksiat. Dengan berpuasa, umat Islam belajar untuk lebih dekat dengan Allah SWT dan lebih takut untuk melanggar perintah-Nya. Rasa ketakwaan yang meningkat ini akan mendorong umat Islam untuk selalu berbuat baik dan menjauhi segala bentuk kejahatan.
Sejarah
Puasa di hari Jumat memiliki sejarah panjang yang tidak terlepas dari ajaran dan praktik Nabi Muhammad SAW. Beliau menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada hari Jumat, baik secara sendiri-sendiri maupun berjamaah. Hal ini didasarkan pada hadis-hadis yang menyebutkan keutamaan puasa di hari Jumat, seperti:
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Muharram. Dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Dari hadis tersebut, dapat dipahami bahwa puasa di hari Jumat termasuk dalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan. Keutamaan puasa di hari Jumat juga diperkuat oleh praktik Nabi Muhammad SAW yang rutin berpuasa pada hari tersebut.
Tradisi puasa di hari Jumat terus berlanjut di kalangan sahabat dan tabi’in setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Mereka mengikuti ajaran dan sunnah beliau, sehingga puasa di hari Jumat menjadi bagian penting dari ibadah umat Islam.
Dalam praktiknya, puasa di hari Jumat dapat dilakukan secara penuh (dari terbit fajar hingga terbenam matahari) atau sebagian (misalnya, pada waktu tertentu saja). Waktu pelaksanaan puasa di hari Jumat juga fleksibel, dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing individu.
Dengan memahami sejarah puasa di hari Jumat sejak zaman Nabi Muhammad SAW, umat Islam dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah sunnah ini. Puasa di hari Jumat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi dalam meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT.
Tanya Jawab tentang Bolehkah Puasa di Hari Jumat
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan dan jawaban tentang bolehkah puasa di hari Jumat, yang sering menjadi pertanyaan atau perlu klarifikasi:
Pertanyaan 1: Apakah puasa di hari Jumat diperbolehkan?
Jawaban: Ya, puasa di hari Jumat diperbolehkan. Puasa di hari Jumat termasuk dalam puasa sunnah, yaitu puasa yang dianjurkan namun tidak wajib.
Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan puasa di hari Jumat?
Jawaban: Waktu pelaksanaan puasa di hari Jumat adalah sama dengan waktu puasa pada umumnya, yaitu dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Pertanyaan 3: Apakah ada syarat tertentu untuk berpuasa di hari Jumat?
Jawaban: Ya, syarat untuk berpuasa di hari Jumat sama dengan syarat puasa pada umumnya, yaitu beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan tidak sedang dalam keadaan yang menghalangi puasa, seperti sakit atau bepergian jauh.
Pertanyaan 4: Apa saja keutamaan puasa di hari Jumat?
Jawaban: Puasa di hari Jumat memiliki beberapa keutamaan, di antaranya mendapatkan pahala yang berlipat ganda, diampuni dosa-dosanya, dan dikabulkan doa-doanya.
Pertanyaan 5: Bolehkah mengganti puasa di hari Jumat yang ditinggalkan?
Jawaban: Ya, puasa di hari Jumat yang ditinggalkan boleh diganti pada hari lain di luar bulan Ramadan. Penggantian puasa ini disebut qadha puasa.
Pertanyaan 6: Apakah hukum puasa di hari Jumat berbeda dengan puasa sunnah lainnya?
Jawaban: Tidak, hukum puasa di hari Jumat sama dengan hukum puasa sunnah lainnya, yaitu sunnah atau dianjurkan untuk dilakukan.
Dengan memahami tanya jawab di atas, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang bolehkah puasa di hari Jumat dan ketentuan-ketentuannya. Puasa di hari Jumat merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan, sehingga sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan manfaat puasa di hari Jumat, yang tidak kalah penting untuk dipahami agar dapat melaksanakan ibadah puasa dengan lebih baik dan bermakna.
Tips Agar Puasa di Hari Jumat Berjalan Lancar
Puasa di hari Jumat merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Agar ibadah puasa di hari Jumat dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:
Tip 1: Niat yang Kuat
Niat merupakan syarat sah puasa. Niatkan puasa di hari Jumat karena Allah SWT, dengan harapan mendapatkan pahala dan keberkahan dari-Nya.
Tip 2: Persiapan Fisik dan Mental
Pastikan kondisi fisik dan mental dalam keadaan baik sebelum berpuasa. Istirahat yang cukup, konsumsi makanan sehat, dan kelola stres dengan baik.
Tip 3: Sahur yang Sehat
Sahurlah dengan makanan yang bernutrisi dan mengenyangkan, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Hindari makanan yang terlalu berlemak atau manis.
Tip 4: Hindari Godaan
Selama berpuasa, usahakan untuk menghindari godaan yang dapat membatalkan puasa, seperti makanan, minuman, dan hawa nafsu. Alihkan perhatian dengan kegiatan bermanfaat, seperti membaca Al-Qur’an atau berzikir.
Tip 5: Jaga Kebersihan Mulut
Jaga kebersihan mulut dengan menggosok gigi dan berkumur secara teratur. Hal ini penting untuk mencegah bau mulut dan menjaga kesehatan gigi selama berpuasa.
Tip 6: Perbanyak Amal Ibadah
Puasa di hari Jumat merupakan kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah. Perbanyak membaca Al-Qur’an, berzikir, dan melakukan kebaikan lainnya.
Tip 7: Berbuka dengan yang Manis
Saat berbuka puasa, disunnahkan untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, seperti kurma atau kolak. Makanan manis dapat membantu mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.
Tip 8: Jaga Pola Makan Setelah Berbuka
Setelah berbuka puasa, jangan langsung mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Makanlah secara perlahan dan bertahap untuk menghindari gangguan pencernaan.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan ibadah puasa di hari Jumat dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal. Puasa di hari Jumat tidak hanya memberikan pahala, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk melatih kesabaran, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan manfaat puasa di hari Jumat, yang tidak kalah penting untuk dipahami agar dapat melaksanakan ibadah puasa dengan lebih baik dan bermakna.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengupas tuntas tentang bolehkah puasa di hari Jumat, meliputi hukum, syarat, tata cara, hikmah, sejarah, tanya jawab, dan tips agar puasa berjalan lancar. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan beberapa poin penting:
- Puasa di hari Jumat hukumnya sunnah, artinya dianjurkan untuk dilakukan tetapi tidak wajib.
- Puasa di hari Jumat memiliki banyak keutamaan, di antaranya mendapatkan pahala berlipat ganda, diampuni dosa-dosanya, dan dikabulkan doa-doanya.
- Untuk melaksanakan puasa di hari Jumat, perlu memenuhi syarat tertentu, seperti beragama Islam, baligh, berakal sehat, dan tidak sedang dalam keadaan yang menghalangi puasa.
Poin-poin tersebut saling berkaitan dan menjadi dasar bagi pelaksanaan puasa di hari Jumat yang sesuai dengan syariat Islam. Puasa di hari Jumat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi dalam meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT.
Youtube Video:
