Shalat tarawih jam berapa adalah pertanyaan yang sering dilontarkan umat Islam, terutama menjelang bulan Ramadhan. Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan, setelah shalat Isya.
Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan menjadi penebus kekurangan pada shalat wajib. Secara historis, shalat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Rasulullah SAW pada malam pertama bulan Ramadhan, dan kemudian diteruskan oleh para sahabat dan tabi’in.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang shalat tarawih, mulai dari tata cara pelaksanaannya, nya, hingga sejarah perkembangannya. Artikel ini akan memberikan informasi yang komprehensif bagi umat Islam yang ingin lebih memahami dan mengamalkan ibadah shalat tarawih.
Shalat Tarawih Jam Berapa
Dalam melaksanakan shalat tarawih, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek ini mencakup berbagai dimensi terkait dengan waktu, tata cara, dan keutamaan shalat tarawih. Pemahaman yang komprehensif mengenai aspek-aspek ini akan membantu umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat.
- Waktu Pelaksanaan
- Jumlah Rakaat
- Tata Cara Pelaksanaan
- Keutamaan
- Sejarah
- Tempat Pelaksanaan
- Imam dan Makmum
- Hal-hal yang Membatalkan
- Hikmah
Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat mengoptimalkan pelaksanaan shalat tarawih, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT. Shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, terutama pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan, yang dikenal dengan istilah Lailatul Qadar. Pada malam tersebut, Allah SWT melimpahkan rahmat dan ampunan yang berlipat ganda kepada hamba-Nya yang beribadah dengan ikhlas.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan agar ibadah ini sah dan bernilai pahala. Shalat tarawih dikerjakan setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, karena pada waktu tersebut Allah SWT turun ke langit dunia dan memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang memohon.
Pelaksanaan shalat tarawih pada sepertiga malam terakhir juga sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Meskipun waktu terbaik untuk shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, namun umat Islam juga dapat melaksanakannya pada waktu-waktu lain setelah shalat Isya. Hal ini karena pada dasarnya shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang tidak memiliki waktu pelaksanaan yang pasti. Yang terpenting adalah niat dan kekhusyukan dalam melaksanakannya.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat dalam shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Hal ini karena jumlah rakaat akan mempengaruhi waktu pelaksanaan shalat tarawih. Ada beberapa pendapat berbeda mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, namun yang paling umum adalah 20 rakaat, termasuk 3 rakaat witir.
- 8 Rakaat
Pendapat ini didasarkan pada hadits Aisyah ra. yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat, kemudian dilanjutkan dengan shalat witir 3 rakaat. - 20 Rakaat
Pendapat ini merupakan pendapat yang paling banyak diikuti oleh umat Islam. Shalat tarawih 20 rakaat dikerjakan dengan cara 2 rakaat salam, sehingga totalnya menjadi 10 salam. - 36 Rakaat
Pendapat ini didasarkan pada hadits Ibnu Abbas ra. yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 36 rakaat, termasuk shalat witir. - 40 Rakaat
Pendapat ini tidak memiliki dasar yang kuat dari hadits, namun banyak diamalkan oleh sebagian umat Islam.
Dengan demikian, jumlah rakaat dalam shalat tarawih dapat bervariasi tergantung pada pendapat yang diikuti. Yang terpenting adalah niat dan kekhusyukan dalam melaksanakannya.
Tata Cara Pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan agar ibadah ini sah dan bernilai pahala. Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang sesuai dengan tuntunan syariat:
- Niat
Niat dilakukan pada awal shalat, sebelum takbiratul ihram. Niatnya adalah “Ushalli sunnatal tarawihi rak’ataini lillaahi ta’aala” (saya shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala).
- Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram dilakukan dengan mengucapkan “Allahu Akbar” sambil mengangkat kedua tangan sejajar bahu.
- Membaca Doa Iftitah
Setelah takbiratul ihram, dianjurkan membaca doa iftitah yang berbunyi “Subhaanakallahumma wabihamdika, watabaarakasmuka, wata’alaa jaddduka, walaa ilaaha ghairk” (Maha Suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu, dan Maha Terberkati nama-Mu, dan Maha Tinggi keagungan-Mu, dan tidak ada Tuhan selain Engkau).
- Rukuk
Setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan ruku’ dengan cara membungkukkan badan sambil meletakkan kedua tangan di atas lutut.
Dengan memahami dan melaksanakan tata cara shalat tarawih dengan benar, kita dapat mengoptimalkan ibadah kita dan memperoleh keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Keutamaan
Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut dapat diperoleh dengan melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan benar, serta pada waktu yang tepat.
Salah satu keutamaan shalat tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu, shalat tarawih juga dapat meningkatkan derajat di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.” (HR. Tirmidzi)
Dengan demikian, shalat tarawih memiliki hubungan yang erat dengan keutamaan yang dapat diperoleh. Keutamaan-keutamaan tersebut dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan benar, serta pada waktu yang tepat.
Sejarah
Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan shalat tarawih jam berapa. Sebab, waktu pelaksanaan shalat tarawih pertama kali ditentukan pada masa Rasulullah SAW. Pada awalnya, shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah di masjid pada setiap malam bulan Ramadhan. Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, pelaksanaan shalat tarawih diubah menjadi berjamaah di masjid hanya pada malam-malam tertentu saja.
Perubahan waktu pelaksanaan shalat tarawih ini didasarkan pada pertimbangan untuk menghindari terjadinya perbedaan pendapat dan perpecahan di antara umat Islam. Sebab, pada masa itu, ada sebagian umat Islam yang melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat, ada yang 10 rakaat, dan ada juga yang 20 rakaat. Dengan pembatasan waktu pelaksanaan shalat tarawih, maka perbedaan pendapat tersebut dapat dihindari.
Selain itu, penetapan waktu pelaksanaan shalat tarawih juga bertujuan untuk menjaga kesatuan dan persatuan umat Islam. Sebab, jika shalat tarawih dilaksanakan pada waktu yang berbeda-beda, maka dikhawatirkan akan terjadi perpecahan di antara umat Islam. Dengan demikian, sejarah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap waktu pelaksanaan shalat tarawih, sehingga menjadikannya sebagai salah satu aspek penting dalam ibadah ini.
Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan shalat tarawih jam berapa. Hal ini karena waktu pelaksanaan shalat tarawih dapat mempengaruhi tempat pelaksanaannya.
- Masjid
Masjid merupakan tempat pelaksanaan shalat tarawih yang paling utama. Hal ini karena masjid merupakan tempat ibadah yang khusus diperuntukkan untuk umat Islam, sehingga lebih khusyuk dan nyaman untuk melaksanakan shalat tarawih.
- Musala
Musala merupakan tempat ibadah yang diperuntukkan untuk shalat, namun ukurannya lebih kecil dari masjid. Musala juga dapat digunakan sebagai tempat pelaksanaan shalat tarawih, terutama jika masjid tidak mencukupi untuk menampung seluruh jamaah.
- Rumah
Rumah juga dapat dijadikan sebagai tempat pelaksanaan shalat tarawih, terutama jika tidak memungkinkan untuk melaksanakannya di masjid atau musala. Namun, perlu diperhatikan bahwa shalat tarawih di rumah tidak sama pahalanya dengan shalat tarawih di masjid.
- Lapangan
Lapangan juga dapat digunakan sebagai tempat pelaksanaan shalat tarawih, terutama jika jumlah jamaah sangat banyak dan tidak dapat ditampung di masjid atau musala. Namun, perlu diperhatikan bahwa lapangan harus bersih dan suci sebelum digunakan untuk shalat.
Dengan demikian, tempat pelaksanaan shalat tarawih dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi. Namun, yang terpenting adalah memilih tempat yang bersih, suci, dan nyaman, sehingga dapat melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan tenang.
Imam dan Makmum
Imam dan makmum memiliki hubungan yang erat dalam pelaksanaan shalat tarawih. Imam adalah orang yang memimpin shalat, sedangkan makmum adalah orang yang mengikuti shalat di belakang imam. Dalam shalat tarawih, imam memiliki peran yang sangat penting, yaitu menentukan waktu pelaksanaan shalat tarawih.
Sebagaimana diketahui, shalat tarawih merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam-malam bulan Ramadhan. Waktu pelaksanaan shalat tarawih dapat bervariasi tergantung pada kebiasaan di masing-masing daerah. Namun, secara umum, shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh.
Imam memiliki kewenangan untuk menentukan waktu pelaksanaan shalat tarawih dengan memperhatikan kondisi jamaah. Jika jamaah sudah banyak yang hadir di masjid, maka imam dapat segera memulai shalat tarawih. Namun, jika jamaah masih sedikit, imam dapat menunggu beberapa saat hingga jamaah bertambah banyak. Dengan demikian, waktu pelaksanaan shalat tarawih sangat bergantung pada keputusan imam.
Hal-hal yang Membatalkan
Dalam melaksanakan shalat tarawih, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan shalat. Hal-hal ini perlu diperhatikan agar shalat tarawih yang dikerjakan sah dan bernilai ibadah.
- Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur
Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur, baik berupa angin, air kencing, maupun kotoran, dapat membatalkan shalat. Hal ini karena qubul dan dubur merupakan tempat keluarnya hadas, sehingga jika ada sesuatu yang keluar dari kedua tempat tersebut, maka hadas dianggap keluar dan shalat menjadi batal.
- Hilangnya kesadaran
Hilangnya kesadaran, baik karena tidur, pingsan, maupun gila, dapat membatalkan shalat. Hal ini karena shalat merupakan ibadah yang membutuhkan kesadaran penuh dari pelakunya. Jika kesadaran hilang, maka shalat dianggap tidak sah.
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, masih ada beberapa hal lain yang dapat membatalkan shalat tarawih, seperti berbicara dengan sengaja, makan atau minum, dan berp berpindah tempat tanpa alasan yang dibenarkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan hal-hal yang dapat membatalkan shalat agar ibadah shalat tarawih yang kita kerjakan dapat diterima oleh Allah SWT.
Hikmah
Hikmah adalah salah satu aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Hikmah merupakan kebijaksanaan atau pelajaran yang dapat diambil dari suatu amalan ibadah. Dalam konteks shalat tarawih, hikmah dapat berupa pengingat akan pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan ketaatan dalam beribadah.
Pelaksanaan shalat tarawih pada waktu yang tepat, yaitu setelah shalat Isya, memiliki hikmah tersendiri. Waktu tersebut merupakan waktu yang tepat untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah SWT setelah seharian beraktivitas. Shalat tarawih juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kekhusyukan dalam beribadah, walaupun dilakukan pada malam hari.
Selain itu, shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah kita secara keseluruhan. Dengan melaksanakan shalat tarawih dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan, kita dapat melatih diri untuk menjadi lebih sabar, ikhlas, dan taat dalam beribadah. Hikmah ini akan sangat bermanfaat bagi kita dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami hikmah yang terkandung dalam shalat tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih bermakna dan mendapatkan manfaat yang optimal. Hikmah ini juga dapat menjadi motivasi bagi kita untuk mengajak orang lain untuk melaksanakan shalat tarawih, sehingga mereka juga dapat merasakan manfaat dan keindahan dari ibadah ini.
Pertanyaan Umum tentang Shalat Tarawih Jam Berapa
Artikel ini menyediakan tanya jawab untuk mengantisipasi pertanyaan umum dan mengklarifikasi aspek-aspek penting terkait waktu pelaksanaan shalat tarawih. Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan:
Pertanyaan 1: Kapan waktu terbaik untuk melaksanakan shalat tarawih?
Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, karena pada waktu tersebut Allah SWT turun ke langit dunia dan memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang beribadah dengan ikhlas.
Pertanyaan dan jawaban di atas memberikan gambaran umum tentang aspek penting seputar waktu pelaksanaan shalat tarawih. Untuk pembahasan yang lebih mendalam, silakan lanjutkan membaca artikel ini.
Dengan memahami waktu pelaksanaan shalat tarawih dengan baik, umat Islam dapat mengoptimalkan ibadah mereka dan memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Tips Shalat Tarawih Tepat Waktu
Pelaksanaan shalat tarawih pada waktu yang tepat sangat dianjurkan untuk memperoleh keutamaan dan pahala yang optimal. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memastikan shalat tarawih dilaksanakan tepat waktu:
Tip 1: Ketahui Waktu Isya
Waktu pelaksanaan shalat tarawih dimulai setelah shalat Isya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui waktu masuknya waktu Isya dengan benar sesuai dengan lokasi dan zona waktu masing-masing.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, umat Islam dapat memastikan pelaksanaan shalat tarawih tepat waktu dan sesuai dengan tuntunan syariat. Pelaksanaan shalat tarawih pada waktu yang tepat akan memberikan ketenangan hati dan kekhusyukan dalam beribadah, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Tips-tips di atas merupakan bagian penting dalam memahami waktu pelaksanaan shalat tarawih. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut mengenai keutamaan dan hikmah dari pelaksanaan shalat tarawih.
Kesimpulan
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada malam-malam bulan Ramadhan. Waktu pelaksanaan shalat tarawih yang tepat adalah setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Hal ini dikarenakan pada sepertiga malam terakhir, Allah SWT turun ke langit dunia dan memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang beribadah dengan ikhlas.
Pelaksanaan shalat tarawih pada waktu yang tepat memiliki beberapa keutamaan, antara lain dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan menjadi penebus kekurangan pada shalat wajib. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperhatikan waktu pelaksanaan shalat tarawih agar dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.