Apa hukum tarawih? Tarawih adalah sebuah ibadah shalat sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadan setelah shalat Isya. Hukum tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah pahala yang besar, pengampunan dosa, dan peningkatan ketakwaan.
Salah satu perkembangan sejarah penting dalam tarawih adalah ditetapkannya jumlah rakaat menjadi 20 rakaat pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Sebelumnya, jumlah rakaat tarawih bervariasi, ada yang mengerjakan 8 rakaat, 12 rakaat, atau bahkan lebih.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang hukum, manfaat, dan tata cara pelaksanaan shalat tarawih. Kita juga akan mengulas beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai tarawih.
Apa Hukum Tarawih?
Tarawih merupakan ibadah shalat sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Hukum tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait hukum tarawih:
- Waktu pelaksanaan: Setelah shalat Isya
- Jumlah rakaat: 20 rakaat
- Hukum: Sunnah muakkadah
- Keutamaan: Pahala besar, pengampunan dosa, peningkatan ketakwaan
- Tata cara pelaksanaan: Sama seperti shalat sunnah lainnya
- Dalil pensyariatan: Hadis Nabi Muhammad SAW
- Perbedaan pendapat ulama: Ada yang berpendapat wajib, ada yang berpendapat sunnah
- Amalan yang dianjurkan: Membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa
- Hikmah pensyariatan: Meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam
Dengan memahami berbagai aspek hukum tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga memperoleh keutamaan dan pahala yang besar. Tarawih juga menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah.
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan tarawih yang ditetapkan setelah shalat Isya memiliki makna dan hikmah tersendiri. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait waktu pelaksanaan tarawih:
- Usai Shalat Wajib
Tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya karena shalat Isya merupakan shalat wajib yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Tarawih sebagai ibadah sunnah tidak boleh mendahului shalat wajib. - Waktu Istirahat
Waktu setelah shalat Isya biasanya merupakan waktu istirahat bagi umat Islam setelah seharian berpuasa dan bekerja. Tarawih menjadi kegiatan ibadah yang dapat dilakukan pada waktu tersebut untuk mengisi malam-malam Ramadan dengan amalan shalat. - Tenang dan Hening
Malam hari setelah Isya biasanya lebih tenang dan hening dibandingkan waktu lainnya. Suasana ini sangat kondusif untuk beribadah dan merenungi kebesaran Allah SWT. - Menjaga Kekhusyukan
Pelaksanaan tarawih setelah Isya memungkinkan umat Islam untuk menjaga kekhusyukan dalam shalat. Sebab, pada waktu tersebut, kondisi biasanya lebih tenang dan tidak banyak gangguan dibandingkan waktu lainnya.
Dengan memahami hikmah di balik waktu pelaksanaan tarawih setelah shalat Isya, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan khusyuk. Waktu pelaksanaan ini juga menjadi salah satu aspek penting dalam memahami hukum tarawih secara keseluruhan.
Jumlah rakaat
Salah satu aspek penting dalam hukum tarawih adalah jumlah rakaatnya, yaitu 20 rakaat. Penetapan jumlah rakaat ini memiliki sejarah dan hikmah tersendiri. Menurut riwayat, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau mengumpulkan para sahabat untuk membahas pelaksanaan tarawih. Setelah melalui diskusi dan musyawarah, disepakatilah jumlah rakaat tarawih sebanyak 20 rakaat.
Jumlah rakaat 20 ini memiliki makna dan keutamaan tersendiri. Di dalam ajaran Islam, angka 20 sering dikaitkan dengan kesempurnaan. Misalnya, dalam shalat fardhu, jumlah rakaatnya ada yang berjumlah 20, seperti shalat Subuh dan Isya. Selain itu, jumlah rakaat 20 dalam tarawih juga memudahkan umat Islam untuk menghafal dan melaksanakannya.
Dalam praktiknya, tarawih dilaksanakan dengan 20 rakaat, dibagi menjadi 2 bagian. Pada bagian pertama, dilaksanakan 8 rakaat secara berjamaah, diikuti dengan shalat witir 3 rakaat. Kemudian, pada bagian kedua, dilaksanakan 9 rakaat tarawih secara berjamaah. Pembagian ini memudahkan umat Islam untuk melaksanakan tarawih dengan tertib dan tidak terlalu berat.
Dengan memahami makna dan hikmah di balik jumlah rakaat tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan khusyuk. Tarawih dengan jumlah rakaat 20 menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan, sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan meraih pahala yang besar dari Allah SWT.
Hukum
Salah satu aspek penting dalam memahami hukum tarawih adalah statusnya sebagai ibadah sunnah muakkadah. Sunnah muakkadah merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan, mendekati wajib. Penetapan hukum sunnah muakkadah bagi tarawih memiliki implikasi dan pengaruh yang signifikan.
Hukum sunnah muakkadah menjadi dasar bagi umat Islam untuk menjadikan tarawih sebagai bagian penting dalam ibadah Ramadan. Status sunnah muakkadah menunjukkan bahwa tarawih sangat dianjurkan untuk dikerjakan, meskipun tidak wajib. Hal ini mendorong umat Islam untuk berusaha semaksimal mungkin melaksanakan tarawih setiap malam di bulan Ramadan.
Sebagai contoh nyata, banyak masjid dan mushala yang menyelenggarakan tarawih berjamaah setiap malam Ramadan. Umat Islam berbondong-bondong menghadiri tarawih berjamaah karena memahami hukum sunnah muakkadah yang melekat padanya. Tarawih menjadi salah satu ibadah sosial yang mempererat tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.
Memahami hubungan antara hukum sunnah muakkadah dan apa hukum tarawih memberikan dampak praktis dalam kehidupan beragama umat Islam. Tarawih menjadi ibadah yang sangat dianjurkan, sehingga umat Islam berusaha untuk tidak meninggalkannya. Status sunnah muakkadah juga memotivasi umat Islam untuk melaksanakan tarawih dengan sebaik-baiknya, baik secara individu maupun berjamaah, demi meraih keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.
Keutamaan
Keutamaan atau manfaat yang diperoleh dari melaksanakan tarawih sangatlah besar. Salah satunya adalah pahala yang berlimpah. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan salat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain pahala yang besar, tarawih juga menjadi sarana untuk memohon ampunan dosa. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Barangsiapa yang melaksanakan salat tarawih selama sebulan penuh dengan tidak meninggalkannya sedikit pun, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan ibadah haji dan umrah.” (HR. Ibnu Majah)
Selain itu, tarawih juga dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan tarawih, seorang Muslim menunjukkan ketaatannya dalam beribadah dan meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Keutamaan-keutamaan inilah yang menjadi alasan mengapa hukum tarawih adalah sunnah muakkadah, sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Umat Islam berbondong-bondong melaksanakan tarawih setiap malam di bulan Ramadan untuk memperoleh keutamaan-keutamaan tersebut.
Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan tarawih pada dasarnya sama seperti shalat sunnah lainnya. Hal ini berarti bahwa tarawih dilaksanakan dengan mengikuti urutan gerakan dan bacaan yang sama seperti shalat sunnah pada umumnya. Kesamaan tata cara pelaksanaan ini memudahkan umat Islam untuk melaksanakan tarawih, karena tidak perlu mempelajari gerakan dan bacaan baru.
- Niat
Sama seperti shalat sunnah lainnya, tarawih juga diawali dengan niat. Niat tarawih dibaca dalam hati sebelum memulai shalat, yaitu: “Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala.”
- Rakaat
Tarawih dilaksanakan dalam 20 rakaat, dibagi menjadi dua bagian. Pada bagian pertama, dilaksanakan 8 rakaat secara berjamaah, diikuti dengan shalat witir 3 rakaat. Kemudian, pada bagian kedua, dilaksanakan 9 rakaat tarawih secara berjamaah.
- Bacaan
Bacaan dalam tarawih sama seperti bacaan dalam shalat sunnah lainnya, yaitu membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek pada setiap rakaat. Surat-surat yang biasa dibaca dalam tarawih antara lain surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan surat-surat pendek lainnya.
- Gerakan
Gerakan dalam tarawih juga sama seperti gerakan dalam shalat sunnah lainnya, yaitu berdiri, rukuk, sujud, dan duduk. Gerakan-gerakan ini dilakukan dengan tenang dan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa.
Dengan memahami tata cara pelaksanaan tarawih yang sama seperti shalat sunnah lainnya, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan tarawih dengan benar dan khusyuk. Kesamaan tata cara pelaksanaan ini juga memudahkan umat Islam untuk menghafal dan melaksanakan tarawih, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.
Dalil pensyariatan
Salah satu dalil utama yang menjadi pensyariatan hukum tarawih adalah hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memiliki hukum sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Sebab, dalam hadis tersebut Rasulullah SAW menjanjikan pengampunan dosa bagi orang yang melaksanakan shalat tarawih dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT.
Selain hadis tersebut, masih banyak hadis lainnya yang menjelaskan tentang keutamaan dan pensyariatan shalat tarawih. Hadis-hadis ini menjadi dasar bagi umat Islam untuk menjadikan tarawih sebagai bagian penting dalam ibadah Ramadan. Tarawih menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan setiap malam di bulan Ramadan, sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan meraih pahala yang besar dari Allah SWT.
Perbedaan pendapat ulama
Dalam pembahasan hukum tarawih, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang berpendapat bahwa tarawih hukumnya wajib, sedangkan ada pula yang berpendapat sunnah. Perbedaan pendapat ini perlu dikaji lebih lanjut untuk memahami dasar-dasar hukum tarawih.
- Dasar Hukum
Pendapat yang menyatakan tarawih wajib didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Malik dan Imam Ahmad. Sementara itu, pendapat yang menyatakan tarawih sunnah didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang menyatakan bahwa shalat tarawih adalah ibadah sunnah.
- Amalan Sahabat
Pendapat yang menyatakan tarawih wajib juga didukung oleh praktik sebagian sahabat Nabi Muhammad SAW yang melaksanakan tarawih secara berjamaah. Namun, ada juga sahabat yang melaksanakan tarawih secara individu, yang menunjukkan bahwa tarawih tidak bersifat wajib.
- Ijtihad Ulama
Perbedaan pendapat ulama tentang hukum tarawih juga disebabkan oleh perbedaan dalam menafsirkan dalil-dalil yang ada. Para ulama melakukan ijtihad untuk menetapkan hukum tarawih, sehingga muncul perbedaan pendapat.
- Implikasi Hukum
Perbedaan pendapat tentang hukum tarawih memiliki implikasi pada pelaksanaannya. Jika tarawih dianggap wajib, maka meninggalkannya tanpa alasan yang syar’i dapat berdosa. Sementara itu, jika tarawih dianggap sunnah, maka melaksanakannya akan mendapatkan pahala, namun meninggalkannya tidak berdosa.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang hukum tarawih, umat Islam tetap dianjurkan untuk melaksanakan tarawih sebagai bentuk ibadah di bulan Ramadan. Tarawih merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar, sehingga pelaksanaannya sangat dianjurkan.
Amalan yang dianjurkan
Tarawih merupakan ibadah shalat sunnah yang memiliki keutamaan dan pahala yang besar. Selain melaksanakan shalat, terdapat beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan selama tarawih, salah satunya adalah membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa.
Membaca Al-Qur’an selama tarawih sangat dianjurkan karena dapat menambah pahala dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Umat Islam dapat membaca Al-Qur’an secara individu atau berjamaah, dengan membaca surat-surat pendek atau ayat-ayat tertentu yang sesuai dengan tema tarawih.
Selain membaca Al-Qur’an, berzikir dan berdoa juga sangat dianjurkan selama tarawih. Berzikir dapat dilakukan dengan membaca tasbih, tahmid, dan takbir. Sedangkan berdoa dapat dilakukan dengan memohon ampunan, keberkahan, dan segala kebaikan kepada Allah SWT.
Dengan melaksanakan amalan-amalan tersebut, diharapkan umat Islam dapat memaksimalkan ibadah tarawih dan meraih keutamaannya secara optimal. Melalui membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa, umat Islam dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan hubungan dengan Allah SWT.
Hikmah pensyariatan
Tarawih merupakan ibadah sunnah yang disyariatkan dengan hikmah utama untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam. Hal ini dikarenakan tarawih memiliki sejumlah keutamaan dan manfaat yang dapat mendorong peningkatan kualitas ibadah seseorang.
Salah satu manfaat utama tarawih adalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui shalat tarawih, umat Islam dapat memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT dan meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Selain itu, tarawih juga menjadi sarana untuk melatih kesabaran dan keikhlasan. Melaksanakan tarawih membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga dapat menjadi latihan untuk melatih kesabaran dan keikhlasan dalam beribadah. Dengan membiasakan diri melaksanakan tarawih, umat Islam dapat meningkatkan kualitas ibadahnya secara keseluruhan.
Hikmah pensyariatan tarawih untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam memiliki implikasi penting dalam kehidupan beragama. Tarawih menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan, sebagai sarana untuk meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT, melatih kesabaran dan keikhlasan, serta memperkuat kualitas ibadah secara keseluruhan.
Pertanyaan Umum tentang Hukum Tarawih
Pertanyaan umum berikut mengulas berbagai aspek hukum tarawih, menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dan mengklarifikasi kesalahpahaman yang umum terjadi.
Pertanyaan 1: Apa hukum melaksanakan shalat tarawih?
Jawaban: Hukum melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat tarawih merupakan ibadah yang memiliki keutamaan dan pahala yang besar.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Jawaban: Shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat, dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama terdiri dari 8 rakaat, diikuti dengan shalat witir 3 rakaat. Bagian kedua terdiri dari 9 rakaat.
Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?
Jawaban: Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir.
Pertanyaan 4: Apakah shalat tarawih wajib dilaksanakan berjamaah?
Jawaban: Shalat tarawih boleh dilaksanakan secara berjamaah atau individu. Namun, sangat dianjurkan untuk melaksanakannya secara berjamaah karena memiliki keutamaan yang lebih besar.
Pertanyaan 5: Apa saja keutamaan melaksanakan shalat tarawih?
Jawaban: Keutamaan melaksanakan shalat tarawih di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, pengampunan dosa, peningkatan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pertanyaan 6: Apakah hukum tarawih berbeda-beda menurut pendapat ulama?
Jawaban: Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum tarawih. Ada yang berpendapat wajib, ada pula yang berpendapat sunnah. Namun, pendapat yang paling kuat adalah bahwa hukum tarawih adalah sunnah muakkadah.
Pertanyaan umum di atas memberikan pemahaman dasar tentang hukum tarawih, membantu umat Islam dalam melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar. Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih dan keutamaannya.
Lanjut ke Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih…
Tips Melaksanakan Tarawih dengan Benar dan Khusyuk
Tarawih adalah ibadah shalat sunnah yang memiliki keutamaan dan pahala yang besar. Untuk memperoleh keutamaan tersebut, penting untuk melaksanakan tarawih dengan benar dan khusyuk. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda:
Tip 1: Niatkan dengan Benar
Niatkan shalat tarawih karena mengharap ridha Allah SWT dan pahala yang dijanjikan-Nya.
Tip 2: Berwudu dengan Sempurna
Berwudulah dengan sempurna sebelum melaksanakan tarawih, karena wudu merupakan syarat sah shalat.
Tip 3: Datang ke Masjid Tepat Waktu
Datanglah ke masjid sebelum shalat tarawih dimulai untuk mendapatkan saf yang baik dan memudahkan Anda untuk fokus beribadah.
Tip 4: Ikuti Imam dengan Tenang
Ikuti gerakan dan bacaan imam dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Utamakan kekhusyukan dalam shalat.
Tip 5: Perbanyak Membaca Al-Qur’an
Perbanyaklah membaca Al-Qur’an selama tarawih, baik secara individu maupun berjamaah. Membaca Al-Qur’an dapat menambah pahala dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Tip 6: Perbanyak Zikir dan Doa
Perbanyaklah berzikir dan berdoa selama tarawih. Berzikir dapat dilakukan dengan membaca tasbih, tahmid, dan takbir. Sedangkan berdoa dapat dilakukan dengan memohon ampunan, keberkahan, dan segala kebaikan kepada Allah SWT.
Tip 7: Jaga Kekhusyukan
Jagalah kekhusyukan dalam shalat tarawih dengan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu, seperti berbicara atau bermain ponsel.
Tip 8: Akhiri dengan Salam
Akhiri shalat tarawih dengan salam yang sempurna dan tidak tergesa-gesa. Berikan salam kepada orang-orang di sekitar Anda dan mohonlah ampunan atas segala kesalahan yang telah dilakukan.
Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan Anda dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan khusyuk, sehingga memperoleh keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT. Tarawih menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan, sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan meraih ampunan dosa.
Lanjut ke Keutamaan Shalat Tarawih…
Kesimpulan
Pembahasan mengenai “apa hukum tarawih” dalam artikel ini telah mengulas berbagai aspek penting terkait ibadah shalat tarawih. Hukum tarawih yang bersifat sunnah muakkadah menunjukkan bahwa ibadah ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan, meskipun tidak wajib. Tarawih memiliki keutamaan dan pahala yang besar, di antaranya pengampunan dosa, peningkatan ketakwaan, dan pendekatkan diri kepada Allah SWT.
Beberapa poin utama yang saling berkaitan mengenai hukum tarawih adalah:
- Hukum tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
- Tarawih memiliki keutamaan dan pahala yang besar, seperti pengampunan dosa dan peningkatan ketakwaan.
- Tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat, dibagi menjadi 2 bagian, dan waktu pelaksanaannya setelah shalat Isya.
Sebagai penutup, marilah kita jadikan tarawih sebagai bagian penting dalam ibadah kita di bulan Ramadan. Dengan melaksanakan tarawih dengan benar dan khusyuk, semoga kita semua dapat meraih keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.