Zakat Menurut Istilah Adalah

jurnal


Zakat Menurut Istilah Adalah

Zakat menurut istilah adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim yang telah memenuhi syarat tertentu kepada golongan tertentu pula. Ibadah ini merupakan salah satu rukun Islam dan memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk membersihkan harta dan menolong fakir miskin.

Zakat telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW dan merupakan salah satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh umat Islam. Zakat juga memiliki sejarah perkembangan yang panjang, di mana pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, zakat mulai diatur dan dikelola secara lebih sistematis.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang zakat, mulai dari pengertian, jenis-jenis, hingga manfaat dan hikmah dari menunaikan zakat.

Zakat Menurut Istilah Adalah

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang sangat penting. Ada beberapa aspek penting yang perlu diketahui tentang zakat, di antaranya:

  • Harta
  • Tertentu
  • Muslim
  • Cukup
  • Mencukupi
  • Tiap Tahun
  • Fakir Miskin
  • Membersihkan Harta
  • Membantu Sesama
  • Menjalankan Perintah Allah

Zakat merupakan bagian dari harta kita yang wajib kita keluarkan setiap tahun untuk diberikan kepada fakir miskin dan golongan yang berhak lainnya. Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi yang menunaikan maupun yang menerima. Zakat dapat membersihkan harta kita dari hal-hal yang tidak baik dan membantu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Harta

Harta merupakan salah satu aspek penting dalam zakat. Zakat adalah ibadah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang memiliki harta tertentu dan telah mencukupi nisab. Harta yang dimaksud dalam zakat adalah segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Hubungan antara harta dan zakat sangat erat. Harta merupakan objek dari zakat, sehingga tanpa adanya harta, zakat tidak dapat ditunaikan. Selain itu, jumlah harta juga menjadi faktor penentu besarnya zakat yang harus dikeluarkan. Semakin banyak harta yang dimiliki, semakin besar pula zakat yang harus dikeluarkan.

Dalam praktiknya, terdapat berbagai jenis harta yang termasuk dalam objek zakat. Beberapa di antaranya adalah:

  • Emas dan perak
  • Hewan ternak
  • Hasil pertanian
  • Hasil perniagaan
  • Uang

Kewajiban zakat atas harta memiliki hikmah yang besar, di antaranya:

  • Membersihkan harta dari hal-hal yang tidak baik
  • Menolong fakir miskin dan golongan yang berhak lainnya
  • Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT

Dengan menunaikan zakat, seorang muslim tidak hanya menjalankan perintah Allah SWT, tetapi juga turut serta dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

Tertentu

Dalam zakat menurut istilah, terdapat syarat “tertentu” yang harus dipenuhi agar harta yang dimiliki wajib dikeluarkan zakatnya. Syarat “tertentu” ini merujuk pada jenis harta yang wajib dizakati, serta batasan atau nisab minimal yang harus dimiliki agar wajib mengeluarkan zakat.

Hubungan antara “tertentu” dan “zakat menurut istilah adalah” sangat erat. Syarat “tertentu” menjadi faktor penentu apakah suatu harta wajib dizakati atau tidak. Tanpa adanya syarat “tertentu”, maka tidak ada kewajiban zakat yang harus ditunaikan. Selain itu, syarat “tertentu” juga menjadi dasar dalam menghitung besarnya zakat yang harus dikeluarkan.

Secara praktis, syarat “tertentu” dalam zakat memiliki beberapa implikasi. Pertama, syarat “tertentu” memastikan bahwa zakat hanya dikeluarkan dari jenis harta yang memang memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kedua, syarat “tertentu” mencegah terjadinya kesewenang-wenangan dalam pengenaan zakat. Ketiga, syarat “tertentu” memberikan kepastian hukum bagi para muzakki (orang yang wajib mengeluarkan zakat) dalam menunaikan kewajibannya.

Dengan demikian, syarat “tertentu” dalam zakat memiliki peran yang sangat penting. Syarat ini menjadi dasar hukum pengenaan zakat, sekaligus memberikan kepastian dan keadilan bagi para muzakki dalam menunaikan kewajibannya.

Muslim

Dalam konteks zakat menurut istilah, “Muslim” merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan. Muslim adalah pihak yang diwajibkan untuk mengeluarkan zakat apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

  • Iman kepada Allah SWT

    Syarat utama seseorang wajib mengeluarkan zakat adalah beriman kepada Allah SWT. Iman ini menjadi dasar ketaatan seorang muslim dalam menjalankan perintah agama, termasuk menunaikan zakat.

  • Baligh

    Kewajiban zakat hanya berlaku bagi muslim yang telah baligh atau dewasa. Batasan baligh ini merujuk pada usia atau tanda-tanda tertentu yang menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai kematangan fisik dan mental.

  • Berakal

    Seseorang yang diwajibkan mengeluarkan zakat haruslah berakal sehat. Artinya, ia mampu memahami dan menjalankan perintah agama dengan baik.

  • Merdeka

    Kewajiban zakat hanya berlaku bagi muslim yang merdeka atau bukan hamba sahaya. Hal ini karena hamba sahaya tidak memiliki harta sendiri yang wajib dikeluarkan zakatnya.

Dengan demikian, “Muslim” dalam zakat menurut istilah adalah pihak yang beriman kepada Allah SWT, baligh, berakal, dan merdeka. Keempat syarat ini saling berkaitan dan menjadi dasar pengenaan kewajiban zakat bagi setiap muslim.

Cukup

Dalam konteks zakat menurut istilah, “Cukup” merupakan salah satu aspek penting yang menjadi syarat wajibnya mengeluarkan zakat. “Cukup” dalam zakat merujuk pada batasan atau nisab minimal harta yang harus dimiliki oleh seorang muslim agar diwajibkan mengeluarkan zakat.

Hubungan antara “Cukup” dan “zakat menurut istilah adalah” sangat erat. “Cukup” menjadi faktor penentu apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat atau tidak. Tanpa adanya syarat “Cukup”, maka tidak ada kewajiban zakat yang harus ditunaikan. Selain itu, “Cukup” juga menjadi dasar dalam menghitung besarnya zakat yang harus dikeluarkan.

Secara praktis, syarat “Cukup” dalam zakat memiliki beberapa implikasi. Pertama, syarat “Cukup” memastikan bahwa zakat hanya dikeluarkan dari harta yang memang telah mencapai jumlah tertentu dan memiliki nilai ekonomis yang signifikan. Kedua, syarat “Cukup” mencegah terjadinya kesewenang-wenangan dalam pengenaan zakat. Ketiga, syarat “Cukup” memberikan kepastian hukum bagi para muzakki (orang yang wajib mengeluarkan zakat) dalam menunaikan kewajibannya.

Dengan demikian, “Cukup” dalam zakat menurut istilah adalah syarat yang sangat penting. Syarat ini menjadi dasar hukum pengenaan zakat, sekaligus memberikan kepastian dan keadilan bagi para muzakki dalam menunaikan kewajibannya.

Mencukupi

Dalam konteks zakat menurut istilah, “Mencukupi” merupakan salah satu aspek penting yang menjadi syarat wajibnya mengeluarkan zakat. “Mencukupi” merujuk pada batasan atau nisab minimal harta yang harus dimiliki oleh seorang muslim agar diwajibkan mengeluarkan zakat.

  • Nilai Tertentu
    “Mencukupi” dalam zakat berarti harta yang dimiliki telah mencapai nilai tertentu yang ditetapkan oleh syariat. Nisab zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya, seperti emas, perak, hewan ternak, dan hasil pertanian.
  • Kepemilikan Penuh
    Harta yang dizakati harus dimiliki secara penuh oleh orang yang akan mengeluarkan zakat. Artinya, harta tersebut bukan pinjaman atau titipan dari orang lain.
  • Bebas Utang
    Dalam menghitung nisab zakat, utang yang dimiliki harus dikurangkan terlebih dahulu. Jika jumlah utang melebihi nilai harta yang dimiliki, maka tidak wajib mengeluarkan zakat.
  • Bertahan Selama Setahun
    Harta yang dizakati harus dimiliki dan dikuasai secara terus-menerus selama satu tahun penuh (haul). Harta yang baru dimiliki kurang dari satu tahun tidak wajib dizakati.

Dengan demikian, “Mencukupi” dalam zakat menurut istilah adalah syarat yang sangat penting. Syarat ini menjadi dasar hukum pengenaan zakat, sekaligus memberikan kepastian dan keadilan bagi para muzakki (orang yang wajib mengeluarkan zakat) dalam menunaikan kewajibannya.

Tiap Tahun

Dalam konteks zakat menurut istilah, “Tiap Tahun” merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan karena zakat merupakan ibadah yang wajib ditunaikan setiap tahun sekali, tepatnya pada bulan Ramadan atau setelahnya.

Kewajiban zakat setiap tahun memiliki hikmah yang sangat besar, di antaranya:

  • Membersihkan harta dari hal-hal yang tidak baik, seperti keserakahan dan cinta dunia.
  • Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dengan cara mensyukuri nikmat yang telah diberikan.
  • Membantu fakir miskin dan golongan yang berhak lainnya, sehingga tercipta kesejahteraan sosial dan ekonomi di masyarakat.

Dengan demikian, “Tiap Tahun” merupakan komponen penting dalam zakat menurut istilah. Kewajiban zakat setiap tahun menjadi pengingat bagi umat Islam untuk senantiasa bersyukur, membersihkan harta, dan membantu sesama.

Fakir Miskin

Dalam konteks zakat menurut istilah, “Fakir Miskin” merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Fakir miskin adalah golongan masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Mereka berhak menerima zakat dari umat Islam yang mampu.

Hubungan antara “Fakir Miskin” dan “zakat menurut istilah adalah” sangat erat. Zakat merupakan ibadah yang bertujuan untuk membantu fakir miskin dan golongan yang berhak lainnya. Dengan menunaikan zakat, umat Islam tidak hanya menjalankan perintah Allah SWT, tetapi juga turut serta dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

Dalam praktiknya, zakat memiliki peran yang sangat penting dalam membantu fakir miskin. Zakat dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk membantu fakir miskin mengembangkan usaha atau keterampilan, sehingga mereka dapat lebih mandiri di kemudian hari.

Dengan demikian, keberadaan fakir miskin merupakan salah satu alasan utama mengapa zakat diwajibkan dalam agama Islam. Zakat adalah salah satu bentuk solidaritas sosial, di mana umat Islam yang mampu membantu mereka yang kurang beruntung. Melalui zakat, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Membersihkan Harta

Membersihkan harta merupakan salah satu tujuan utama dalam zakat menurut istilah. Zakat berfungsi untuk mensucikan harta yang dimiliki umat Islam sehingga menjadi berkah dan bermanfaat.

  • Mensucikan Diri dari Sifat Kikir dan Bakhil
    Menunaikan zakat dapat membantu kita terhindar dari sifat kikir dan bakhil, karena zakat mengajarkan kita untuk berbagi dan peduli terhadap sesama yang membutuhkan.
  • Menjauhkan Harta dari Risiko Bencana
    Menurut ajaran Islam, harta yang tidak dizakati dapat mengundang bencana dan musibah. Dengan menunaikan zakat, kita berusaha menjauhkan harta dari risiko tersebut.
  • Menolak Syetan dari Mendekati Harta
    Syetan selalu berusaha menggoda manusia agar terjerumus dalam keserakahan dan cinta dunia. Zakat dapat menjadi benteng untuk menolak godaan syetan dan melindungi harta dari pengaruh negatif.
  • Menjadikan Harta sebagai Sumber Pahala
    Harta yang dizakati tidak akan berkurang, justru akan bertambah berkah dan menjadi sumber pahala yang berlipat ganda di akhirat kelak.

Dengan demikian, membersihkan harta melalui zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun harta yang kita miliki. Zakat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik, terhindar dari bencana, menolak godaan syetan, dan menjadikan harta sebagai sumber pahala yang berlimpah.

Membantu Sesama

Dalam zakat menurut istilah, “Membantu Sesama” merupakan tujuan utama yang tidak dapat dipisahkan. Zakat diwajibkan bagi umat Islam yang mampu dengan tujuan untuk menolong dan membantu fakir miskin serta golongan yang berhak lainnya.

Membantu sesama merupakan bagian yang sangat penting dari zakat karena zakat pada dasarnya adalah ibadah sosial. Zakat mengajarkan umat Islam untuk saling berbagi, peduli, dan tolong-menolong. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membantu meringankan beban hidup saudara-saudara kita yang kurang beruntung.

Contoh nyata dari “Membantu Sesama” dalam zakat adalah ketika kita menyalurkan zakat kepada anak yatim, janda, orang miskin, atau mereka yang terkena musibah. Bantuan tersebut dapat diberikan dalam bentuk makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, atau bantuan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dengan memahami hubungan antara “Membantu Sesama” dan “zakat menurut istilah adalah”, kita dapat menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ibadah zakat. Zakat tidak hanya bermanfaat bagi yang menerima, tetapi juga bagi yang menunaikannya. Melalui zakat, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis.

Menjalankan Perintah Allah

Dalam zakat menurut istilah, “Menjalankan Perintah Allah” merupakan aspek yang sangat mendasar dan tidak dapat dipisahkan. Zakat diwajibkan bagi umat Islam sebagai bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap perintah Allah SWT.

  • Ibadah Mahdah
    Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah mahdah, yaitu ibadah yang dilakukan secara langsung kepada Allah SWT. Dengan menunaikan zakat, umat Islam menunjukkan keimanannya dan menjalankan perintah Allah tanpa mengharapkan imbalan dari manusia.
  • Menyucikan Diri
    Zakat juga berfungsi sebagai sarana untuk mensucikan diri dari sifat kikir dan bakhil. Dengan mengeluarkan sebagian harta untuk zakat, umat Islam membersihkan diri dari sifat-sifat tercela tersebut dan menjadi pribadi yang lebih dermawan dan ikhlas.
  • Membangun Masyarakat Adil
    Zakat memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dengan menyalurkan zakat kepada fakir miskin dan golongan yang berhak lainnya, kesenjangan sosial dapat dikurangi dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
  • Mendapat Pahala Berlimpah
    Allah SWT menjanjikan pahala yang berlimpah bagi orang-orang yang menunaikan zakat. Pahala tersebut tidak hanya di akhirat, tetapi juga di dunia dalam bentuk keberkahan dan kemudahan dalam segala urusan.

Dengan menjalankan perintah Allah dalam berzakat, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agamanya, tetapi juga membawa manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungannya. Zakat menjadi salah satu pilar penting dalam ajaran Islam yang mendorong terciptanya masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

Pertanyaan Umum tentang Zakat Menurut Istilah

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya tentang zakat menurut istilah dalam agama Islam:

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan zakat menurut istilah?

Jawaban: Zakat menurut istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu kepada golongan tertentu pula setiap tahun.

Pertanyaan 2: Siapa saja yang wajib mengeluarkan zakat?

Jawaban: Zakat wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat, yaitu beragama Islam, baligh, berakal, merdeka, dan memiliki harta yang mencapai nisab.

Pertanyaan 3: Apa saja jenis-jenis harta yang wajib dizakati?

Jawaban: Harta yang wajib dizakati antara lain emas, perak, hewan ternak, hasil pertanian, hasil perniagaan, dan uang.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara menghitung zakat?

Jawaban: Cara menghitung zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Misalnya, zakat emas dan perak dihitung sebesar 2,5%, sedangkan zakat hasil pertanian dihitung sebesar 5% atau 10%, tergantung pada jenis pengairannya.

Pertanyaan 5: Kepada siapa saja zakat boleh disalurkan?

Jawaban: Zakat boleh disalurkan kepada delapan golongan yang berhak, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, gharim (orang yang berutang), fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), dan ibnus sabil (orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal).

Pertanyaan 6: Apa saja manfaat berzakat?

Jawaban: Berzakat memiliki banyak manfaat, di antaranya membersihkan harta dari hal-hal yang tidak baik, membantu fakir miskin, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, dan menjadi sarana berbagi dan tolong-menolong antar sesama muslim.

Dengan memahami zakat menurut istilah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum di atas, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kewajiban berzakat bagi setiap muslim.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hikmah dan manfaat zakat dalam kehidupan seorang muslim.

Tips Penting tentang Zakat Menurut Istilah

Untuk mengoptimalkan ibadah zakat, berikut adalah beberapa tips penting yang perlu diperhatikan:

Tip 1: Ketahui Nishab dan Kadarnya
Setiap jenis harta memiliki nishab (batas minimal) dan kadar zakat yang berbeda. Pastikan untuk mengetahui nishab dan kadar zakat yang berlaku untuk harta yang Anda miliki.

Tip 2: Hitung Zakat dengan Tepat
Lakukan perhitungan zakat dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat. Jangan asal-asalan atau menaksir, karena dapat mengurangi nilai pahala zakat.

Tip 3: Tunaikan Zakat Tepat Waktu
Tunaikan kewajiban zakat tepat waktu, yaitu pada bulan Ramadan atau setelahnya. Menunda zakat dapat mengurangi nilai pahala dan berpotensi dikenakan denda.

Tip 4: Salurkan Zakat kepada yang Berhak
Salurkan zakat kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, gharim, fisabilillah, dan ibnus sabil.

Tip 5: Niatkan karena Allah
Dalam menunaikan zakat, niatkan semata-mata karena Allah SWT. Jangan mengharapkan pujian atau balasan dari manusia, karena pahala zakat akan dilipatgandakan oleh Allah.

Tip 6: Carilah Ilmu tentang Zakat
Pelajari dan perdalam ilmu tentang zakat dari sumber-sumber terpercaya. Dengan memahami zakat dengan baik, Anda dapat menunaikannya dengan benar dan optimal.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Insya Allah Anda dapat menunaikan zakat dengan baik dan benar, sehingga ibadah zakat Anda dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan Anda dan masyarakat sekitar.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan manfaat zakat dalam kehidupan seorang muslim. Pemahaman yang baik tentang hikmah dan manfaat zakat akan semakin memotivasi kita untuk menunaikan zakat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Kesimpulan

Zakat menurut istilah adalah kewajiban mengeluarkan sebagian harta tertentu bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat, kepada golongan yang berhak, setiap tahun. Zakat memiliki banyak hikmah dan manfaat, di antaranya membersihkan harta, membantu fakir miskin, meningkatkan ketakwaan, dan membangun masyarakat yang lebih sejahtera.

Untuk menunaikan zakat dengan baik, perlu dipahami nishab dan kadar zakat untuk setiap jenis harta, menghitung zakat dengan tepat, menunaikannya tepat waktu, menyalurkannya kepada yang berhak, dan diniatkan karena Allah SWT. Dengan memahami dan mengamalkan zakat dengan baik, seorang muslim dapat meraih keberkahan dan pahala yang berlimpah.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru