Lembaga Yang Mengurusi Zakat Disebut

jurnal


Lembaga Yang Mengurusi Zakat Disebut

Lembaga yang mengurusi zakat disebut Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Baznas merupakan lembaga pemerintah nonstruktural yang bertanggung jawab dalam pengelolaan zakat di Indonesia. Baznas memiliki tugas dan fungsi untuk menerima, mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat. Salah satu contoh peran Baznas adalah menyalurkan zakat kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, dan korban bencana alam.

Zakat memiliki peran penting dalam sistem perekonomian dan sosial Islam. Zakat membantu mendistribusikan kekayaan dari orang-orang kaya kepada yang miskin, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, zakat juga mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan usaha baru melalui program-program pemberdayaan masyarakat.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Secara historis, pengelolaan zakat di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan. Pada masa kolonial Belanda, zakat dikelola oleh lembaga-lembaga keagamaan tradisional. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah membentuk Baitul Mal sebagai lembaga pengelola zakat. Pada tahun 2001, Baitul Mal diubah menjadi Baznas yang memiliki kewenangan lebih luas dalam pengelolaan zakat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang peran Baznas dalam pengelolaan zakat di Indonesia, meliputi mekanisme pengumpulan, penyaluran, dan pengawasan zakat. Kita juga akan mengulas tantangan dan prospek pengembangan zakat di Indonesia.

Lembaga yang Mengurusi Zakat Disebut

Lembaga yang mengurusi zakat disebut Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Memahami berbagai aspek penting terkait Baznas sangat krusial untuk mengelola zakat secara efektif. Berikut adalah 8 aspek utama yang perlu diperhatikan:

  • Struktur Organisasi
  • Tugas dan Fungsi
  • Pengumpulan Zakat
  • Penyaluran Zakat
  • Pengawasan Zakat
  • Akuntabilitas dan Transparansi
  • Peran Pemerintah
  • Tantangan dan Prospek

Memahami aspek-aspek ini sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dikelola secara profesional, transparan, dan akuntabel. Melalui penguatan aspek-aspek ini, Baznas dapat memaksimalkan potensi zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang mengatur hubungan dan pembagian tugas dalam suatu lembaga atau organisasi. Dalam konteks lembaga yang mengurusi zakat, struktur organisasi sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dikelola secara efektif dan efisien.

Struktur organisasi yang baik akan memperjelas peran dan tanggung jawab setiap unit atau individu dalam lembaga tersebut. Hal ini penting untuk menghindari tumpang tindih tugas dan memastikan bahwa semua aspek pengelolaan zakat tertangani dengan baik. Selain itu, struktur organisasi yang jelas juga akan memudahkan koordinasi dan komunikasi antar unit, sehingga proses pengelolaan zakat dapat berjalan dengan lancar.

Sebagai contoh, Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) memiliki struktur organisasi yang terdiri dari beberapa unit, seperti unit pengumpulan, penyaluran, dan pengawasan. Masing-masing unit memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, seperti unit pengumpulan yang bertugas mengumpulkan zakat dari masyarakat, unit penyaluran yang bertugas menyalurkan zakat kepada yang berhak, dan unit pengawasan yang bertugas mengawasi pengelolaan zakat agar sesuai dengan ketentuan syariah.

Dengan memahami hubungan antara struktur organisasi dan lembaga yang mengurusi zakat, kita dapat mengoptimalkan pengelolaan zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi. Struktur organisasi yang kuat akan menjadi landasan bagi pengelolaan zakat yang profesional, transparan, dan akuntabel.

Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi lembaga yang mengurusi zakat disebut (Baznas) sangat penting dalam pengelolaan zakat yang efektif. Tugas dan fungsi ini memberikan kerangka kerja jelas untuk memastikan bahwa zakat dikumpulkan, disalurkan, dan dimanfaatkan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.

  • Pengumpulan Zakat

    Baznas bertugas mengumpulkan zakat dari masyarakat, baik melalui lembaga pengumpul zakat (LPZ) maupun secara langsung dari muzaki (orang yang wajib membayar zakat). Pengumpulan zakat dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti kantor Baznas, masjid, dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

  • Penyaluran Zakat

    Baznas menyalurkan zakat kepada yang berhak menerima (mustahik), sesuai dengan ketentuan syariah. Penyaluran zakat dapat dilakukan melalui berbagai program, seperti bantuan langsung kepada fakir miskin, beasiswa pendidikan, dan bantuan kesehatan.

  • Pengembangan Zakat

    Baznas juga memiliki tugas mengembangkan zakat, baik dari sisi pengumpulan maupun penyalurannya. Pengembangan zakat dapat dilakukan melalui berbagai inovasi, seperti pemanfaatan teknologi informasi dan pengembangan program-program pemberdayaan masyarakat.

  • Pelaporan dan Pengawasan

    Baznas berkewajiban melaporkan pengelolaan zakat kepada masyarakat dan pemerintah. Pelaporan ini dilakukan secara transparan dan akuntabel, sehingga masyarakat dapat mengetahui bagaimana zakat yang mereka tunaikan dikelola dan dimanfaatkan.

Dengan memahami tugas dan fungsi Baznas, masyarakat dapat lebih percaya dan yakin bahwa zakat yang mereka tunaikan akan dikelola dan disalurkan dengan baik. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif menunaikan zakat, sehingga potensi zakat dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi.

Pengumpulan Zakat

Pengumpulan zakat merupakan salah satu tugas utama lembaga yang mengurusi zakat disebut (Baznas). Pengumpulan zakat menjadi komponen penting karena menjadi sumber utama dana yang akan disalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik).

Tanpa adanya pengumpulan zakat, Baznas tidak akan memiliki sumber daya untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengelola zakat. Oleh karena itu, pengumpulan zakat menjadi faktor krusial dalam keberlangsungan lembaga pengelola zakat. Baznas memiliki berbagai strategi pengumpulan zakat, seperti melalui unit pengumpul zakat (UPZ) yang tersebar di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan lembaga kemasyarakatan, dan memanfaatkan teknologi informasi untuk memudahkan masyarakat menunaikan zakat.

Dalam praktiknya, pengumpulan zakat oleh Baznas memiliki dampak positif bagi masyarakat. Baznas menyalurkan zakat yang terkumpul kepada berbagai program pemberdayaan masyarakat, seperti bantuan langsung kepada fakir miskin, beasiswa pendidikan, dan bantuan kesehatan. Penyaluran zakat ini membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial.

Dengan memahami keterkaitan antara pengumpulan zakat dan lembaga yang mengurusi zakat disebut, masyarakat dapat lebih aktif menunaikan zakat. Hal ini akan memperkuat peran Baznas dalam mengelola zakat secara efektif dan efisien, sehingga potensi zakat dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi.

Penyaluran Zakat

Penyaluran zakat merupakan fungsi penting dan tidak terpisahkan dari lembaga yang mengurusi zakat disebut (Baznas). Lembaga ini memiliki tugas untuk menyalurkan zakat kepada yang berhak menerima (mustahik) sesuai dengan ketentuan syariah.

Tanpa adanya penyaluran zakat, maka pengumpulan zakat menjadi tidak berarti. Penyaluran zakat menjadi wujud nyata dari solidaritas sosial dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Baznas menyalurkan zakat melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat, seperti bantuan langsung kepada fakir miskin, beasiswa pendidikan, dan bantuan kesehatan.

Beberapa contoh nyata penyaluran zakat melalui Baznas di antaranya: pemberian bantuan modal usaha kepada pelaku usaha mikro, pembiayaan program pendidikan untuk anak-anak kurang mampu, dan pembangunan rumah layak huni bagi keluarga miskin. Program-program ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, membantu meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan sosial.

Memahami hubungan antara penyaluran zakat dan lembaga yang mengurusi zakat disebut sangat penting untuk meningkatkan peran zakat dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Lembaga pengelola zakat, seperti Baznas, menjadi jembatan penghubung antara muzaki (pemberi zakat) dan mustahik (penerima zakat), sehingga zakat dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Pengawasan Zakat

Pengawasan zakat merupakan aspek penting dalam pengelolaan zakat oleh lembaga yang mengurusi zakat disebut (Baznas). Pengawasan zakat bertujuan untuk memastikan bahwa zakat yang dikumpulkan dan disalurkan oleh Baznas sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, pengawasan zakat juga berfungsi untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan zakat, seperti penyalahgunaan dana zakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Pengawasan yang efektif akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Baznas dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif menunaikan zakat.

Dalam praktiknya, pengawasan zakat dilakukan oleh berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. Pengawasan internal dilakukan oleh unit pengawasan internal Baznas, sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh lembaga audit eksternal independen dan masyarakat.

Salah satu contoh nyata pengawasan zakat yang dilakukan oleh Baznas adalah melalui pelaporan pengelolaan zakat kepada masyarakat dan pemerintah. Pelaporan ini dilakukan secara transparan dan akuntabel, sehingga masyarakat dapat mengetahui bagaimana zakat yang mereka tunaikan dikelola dan dimanfaatkan. Selain itu, masyarakat juga dapat menyampaikan pengaduan atau masukan terkait pengelolaan zakat kepada Baznas.

Dengan memahami hubungan antara pengawasan zakat dan lembaga yang mengurusi zakat disebut, masyarakat dapat semakin yakin dan percaya bahwa zakat yang mereka tunaikan akan dikelola dan disalurkan dengan baik. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif menunaikan zakat, sehingga potensi zakat dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi.

Akuntabilitas dan Transparansi

Akuntabilitas dan transparansi merupakan prinsip penting dalam pengelolaan zakat oleh lembaga yang mengurusi zakat disebut (Baznas). Prinsip-prinsip ini menjadi dasar untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap Baznas dan memastikan bahwa zakat yang dikumpulkan dan disalurkan benar-benar tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan syariah.

  • Pelaporan Keuangan

    Baznas wajib membuat laporan keuangan secara berkala yang memuat informasi lengkap tentang penerimaan, penyaluran, dan penggunaan zakat. Laporan keuangan ini harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan diaudit oleh lembaga audit independen.

  • Publikasi Laporan

    Baznas secara rutin mempublikasikan laporan pengelolaan zakat kepada masyarakat. Laporan ini dapat diakses melalui berbagai saluran, seperti website, media sosial, dan kantor Baznas. Publikasi laporan ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan zakat.

  • Penerimaan Pengaduan

    Baznas menyediakan saluran pengaduan bagi masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan atau masukan terkait pengelolaan zakat. Pengaduan dapat disampaikan melalui berbagai saluran, seperti telepon, email, atau surat. Baznas akan menindaklanjuti setiap pengaduan yang diterima secara serius.

  • Partisipasi Masyarakat

    Baznas melibatkan masyarakat dalam proses pengelolaan zakat. Masyarakat dapat berpartisipasi sebagai muzaki (pemberi zakat), mustahik (penerima zakat), atau pengawas pengelolaan zakat. Partisipasi masyarakat akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan zakat.

Dengan menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi, Baznas berupaya untuk membangun kepercayaan masyarakat dan meningkatkan kredibilitas lembaga pengelola zakat. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif menunaikan zakat, sehingga potensi zakat dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi.

Peran Pemerintah

Peran pemerintah sangat penting dalam mendukung dan mengawasi lembaga yang mengurusi zakat disebut (Baznas) untuk mengoptimalkan pengelolaan zakat di Indonesia. Keterlibatan pemerintah melalui berbagai kebijakan dan program memberikan dampak positif bagi peningkatan kredibilitas, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan zakat.

  • Regulasi dan Pengawasan

    Pemerintah mengeluarkan regulasi dan melakukan pengawasan terhadap Baznas untuk memastikan pengelolaan zakat sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan. Pengawasan dilakukan oleh lembaga audit eksternal independen yang ditunjuk oleh pemerintah.

  • Pemberian Dukungan Finansial

    Pemerintah dapat memberikan dukungan finansial kepada Baznas dalam bentuk dana operasional atau program-program pemberdayaan masyarakat. Dukungan finansial ini akan membantu Baznas dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

  • Fasilitasi Kerjasama

    Pemerintah dapat memfasilitasi kerjasama antara Baznas dengan lembaga lain, seperti lembaga kemasyarakatan, dunia usaha, dan lembaga internasional. Kerjasama ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengumpulan, penyaluran, dan pengembangan zakat.

  • Kampanye dan Edukasi

    Pemerintah dapat melakukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya zakat dan peran Baznas dalam pengelolaan zakat. Kampanye dan edukasi ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang zakat dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif menunaikan zakat.

Dengan memahami peran pemerintah dalam konteks lembaga yang mengurusi zakat disebut, kita dapat melihat bagaimana keterlibatan pemerintah sangat penting dalam menciptakan ekosistem pengelolaan zakat yang kredibel, transparan, dan akuntabel. Peran pemerintah yang efektif akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan zakat.

Tantangan dan Prospek

Lembaga yang mengurusi zakat disebut (Baznas) menghadapi berbagai tantangan dan prospek dalam pengelolaan zakat di Indonesia. Tantangan ini perlu diatasi agar pengelolaan zakat menjadi lebih efektif dan efisien, sementara prospek perlu dioptimalkan untuk memaksimalkan potensi zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  • Pengumpulan Zakat

    Tantangan dalam pengumpulan zakat antara lain masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang kewajiban zakat, minimnya saluran pengumpulan zakat, dan adanya lembaga pengelola zakat yang tidak resmi. Prospek pengumpulan zakat cukup besar, mengingat potensi zakat di Indonesia yang sangat besar dan belum tergarap secara optimal.

  • Penyaluran Zakat

    Tantangan dalam penyaluran zakat antara lain kurangnya data yang akurat tentang mustahik, distribusi zakat yang tidak merata, dan adanya potensi penyimpangan dalam penyaluran zakat. Prospek penyaluran zakat sangat baik, karena zakat dapat digunakan untuk berbagai program pemberdayaan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

  • Pengembangan Zakat

    Tantangan dalam pengembangan zakat antara lain terbatasnya inovasi dalam pengumpulan dan penyaluran zakat, minimnya pemanfaatan teknologi, dan kurangnya kader pengelola zakat yang profesional. Prospek pengembangan zakat sangat besar, karena zakat dapat dikembangkan menjadi instrumen keuangan syariah yang inovatif dan berdampak luas.

  • Peran Pemerintah

    Tantangan dalam peran pemerintah antara lain masih lemahnya regulasi dan pengawasan terhadap pengelolaan zakat, kurangnya dukungan finansial kepada Baznas, dan terbatasnya koordinasi antar lembaga terkait zakat. Prospek peran pemerintah sangat positif, karena pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem pengelolaan zakat yang kredibel, transparan, dan akuntabel.

Mengatasi tantangan dan mengoptimalkan prospek pengelolaan zakat memerlukan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk Baznas, pemerintah, lembaga kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat. Dengan pengelolaan zakat yang efektif dan efisien, potensi zakat dapat dioptimalkan untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Pertanyaan Umum Seputar Lembaga Pengelola Zakat

Pertanyaan umum ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan mengenai lembaga yang mengurusi zakat. Pertanyaan-pertanyaan ini akan membahas berbagai aspek pengelolaan zakat, mulai dari pengumpulan hingga penyalurannya.

Pertanyaan 1: Apa nama lembaga yang mengurusi zakat di Indonesia?

Jawaban: Lembaga yang mengurusi zakat di Indonesia adalah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Pertanyaan 2: Apa tugas utama Baznas?

Jawaban: Tugas utama Baznas adalah mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara menyalurkan zakat melalui Baznas?

Jawaban: Zakat dapat disalurkan melalui Baznas melalui berbagai cara, seperti transfer bank, setor tunai, atau melalui unit pengumpul zakat (UPZ) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pertanyaan 4: Siapa saja yang berhak menerima zakat?

Jawaban: Zakat berhak diterima oleh delapan golongan yang disebut mustahik, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab (budak), gharim (orang yang berutang), fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), dan ibnus sabil (orang yang sedang dalam perjalanan).

Pertanyaan 5: Bagaimana Baznas memastikan bahwa zakat disalurkan tepat sasaran?

Jawaban: Baznas memiliki mekanisme verifikasi dan validasi yang ketat untuk memastikan bahwa zakat disalurkan kepada mustahik yang berhak. Baznas juga melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memantau dampak penyaluran zakat.

Pertanyaan 6: Apa manfaat menunaikan zakat melalui Baznas?

Jawaban: Menunaikan zakat melalui Baznas memiliki banyak manfaat, antara lain: dikelola secara profesional dan transparan, disalurkan tepat sasaran, dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Dengan memahami lembaga yang mengurusi zakat dan berbagai aspek pengelolaannya, kita dapat memaksimalkan peran zakat dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang peran penting zakat dalam mendorong pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

Tips Mengelola Zakat Secara Efektif

Mengelola zakat secara efektif sangat penting untuk memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat. Berikut adalah lima tips yang dapat dilakukan:

Pahami Prinsip-Prinsip Syariah: Ketahui dasar-dasar hukum zakat dalam Islam, termasuk jenis harta yang wajib dizakati, nishab, dan golongan yang berhak menerima zakat (mustahik).

Salurkan Zakat melalui Lembaga Terpercaya: Pilih lembaga pengelola zakat yang kredibel dan transparan, seperti Baznas atau lembaga amil zakat (LAZ) yang terdaftar secara resmi.

Laporan dan Dokumentasi yang Jelas: Mintalah bukti penyaluran zakat dari lembaga pengelola zakat sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi.

Pilih Program Penyaluran yang Tepat: Pertimbangkan program penyaluran zakat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, atau kesehatan.

Mendorong Peran Aktif Masyarakat: Libatkan masyarakat dalam proses pengelolaan zakat, baik sebagai muzaki (pemberi zakat), mustahik (penerima zakat), maupun pengawas pengelolaan zakat.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, kita dapat mengoptimalkan pengelolaan zakat untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Tips-tips ini sejalan dengan misi lembaga yang mengurusi zakat, yaitu mengelola zakat secara profesional, transparan, dan akuntabel.

Pada bagian akhir artikel ini, kita akan membahas tentang peran zakat dalam mendorong pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, serta tantangan dan prospek pengelolaan zakat di Indonesia.

Kesimpulan

Pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan oleh lembaga resmi yang disebut Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Baznas memiliki peran penting dalam mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan. Pengelolaan zakat yang efektif dan efisien sangat penting untuk memaksimalkan manfaat zakat bagi masyarakat.

Beberapa poin utama yang saling terkait dalam pengelolaan zakat adalah:

  1. Akuntabilitas dan transparansi: Pengelolaan zakat harus dilakukan secara akuntabel dan transparan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa zakat disalurkan tepat sasaran.
  2. Peran pemerintah: Pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem pengelolaan zakat yang kredibel, transparan, dan akuntabel melalui regulasi, pengawasan, dan dukungan finansial.
  3. Pengembangan zakat: Zakat dapat dikembangkan menjadi instrumen keuangan syariah yang inovatif dan berdampak luas melalui pemanfaatan teknologi dan pengembangan program-program pemberdayaan masyarakat.

Dengan pengelolaan zakat yang optimal, zakat dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Zakat dapat digunakan untuk mendanai program-program pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru