Dalam bahasa Arab, zakat secara harfiah berarti “suci” atau “tumbuh”. Secara terminologi, zakat merujuk pada sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat tertentu untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya.
Zakat memiliki peran penting dalam ajaran Islam karena dianggap sebagai salah satu rukun Islam. Selain itu, zakat juga memiliki manfaat sosial karena dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu perkembangan penting dalam sejarah zakat adalah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yang mengatur pengelolaan dan pendistribusian zakat di Indonesia.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang pengertian zakat, jenis-jenis zakat, syarat wajib zakat, golongan penerima zakat, serta peran zakat dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Pengertian Zakat Menurut Bahasa adalah
Dalam bahasa Arab, zakat secara harfiah berarti “suci” atau “tumbuh”. Secara terminologi, zakat merujuk pada sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat tertentu untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Memahami pengertian zakat menurut bahasa sangat penting karena menjadi dasar bagi pemahaman yang lebih komprehensif tentang zakat.
- Suci: Zakat berfungsi menyucikan harta dan jiwa pemberi zakat.
- Tumbuh: Zakat diharapkan dapat menumbuhkan rezeki dan keberkahan bagi pemberi zakat.
- Wajib: Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat.
- Harta tertentu: Zakat dikenakan pada jenis harta tertentu, seperti emas, perak, hasil pertanian, dan hewan ternak.
- Syarat tertentu: Pemberi zakat harus memenuhi syarat tertentu, seperti baligh, berakal, dan memiliki harta yang mencapai nisab.
- Golongan penerima: Zakat diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, dan amil zakat.
- Pembersihan jiwa: Zakat dapat membersihkan jiwa pemberi zakat dari sifat kikir dan tamak.
- Kesejahteraan sosial: Zakat berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
- Instrumen ekonomi: Zakat dapat menjadi instrumen untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan memahami pengertian zakat secara bahasa, kita dapat menggali lebih dalam tentang hikmah dan manfaat zakat, baik bagi pemberi zakat maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Zakat tidak hanya sekedar kewajiban ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang sangat penting.
Suci
Dalam pengertian zakat menurut bahasa, aspek “suci” memiliki makna yang mendalam. Zakat tidak hanya membersihkan harta secara lahiriah, tetapi juga menyucikan jiwa pemberi zakat dari sifat-sifat tercela.
- Pembersihan Harta
Zakat berfungsi menyucikan harta dari hak orang lain yang mungkin masih melekat di dalamnya. Dengan mengeluarkan zakat, pemberi zakat telah memenuhi kewajibannya dan membersihkan hartanya dari unsur-unsur yang tidak halal.
- Pembersihan Jiwa
Zakat juga menyucikan jiwa pemberi zakat dari sifat kikir, tamak, dan cinta dunia. Ketika seseorang berzakat, ia melatih dirinya untuk berbagi dan peduli kepada sesama. Sifat-sifat mulia ini akan terus berkembang dalam jiwanya, sehingga ia menjadi pribadi yang lebih baik.
- Penghapus Dosa
Menurut beberapa ulama, zakat juga dapat menjadi penghapus dosa-dosa kecil. Hal ini karena zakat merupakan bentuk ibadah yang disukai Allah SWT. Ketika seseorang berzakat, ia tidak hanya membersihkan hartanya, tetapi juga memohon ampunan Allah atas dosa-dosanya.
- Jalan Menuju Surga
Zakat merupakan salah satu jalan menuju surga. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang hamba berinfaq dengan sedekah dari harta yang halal, melainkan Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya, kemudian Allah mengembangkannya sebagaimana kalian mengembangkan adonan roti, hingga menjadi sebesar gunung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, aspek “suci” dalam pengertian zakat menurut bahasa memiliki makna yang sangat luas. Zakat tidak hanya membersihkan harta secara lahiriah, tetapi juga menyucikan jiwa pemberi zakat, menghapus dosa-dosa kecil, dan menjadi jalan menuju surga.
Tumbuh
Dalam pengertian zakat menurut bahasa, aspek “tumbuh” memiliki kaitan yang erat dengan konsep pensucian harta dan jiwa. Zakat tidak hanya membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak halal, tetapi juga diharapkan dapat menumbuhkan rezeki dan keberkahan bagi pemberi zakat.
Konsep “tumbuh” dalam zakat didasarkan pada keyakinan bahwa harta yang dikeluarkan untuk zakat tidak akan berkurang, justru akan bertambah dan diberkahi. Hal ini sesuai dengan janji Allah SWT dalam Al-Qur’an, “Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya. Dan Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Saba’: 39)
Banyak kisah nyata yang menunjukkan bahwa pemberi zakat justru mengalami peningkatan rezeki dan keberkahan setelah berzakat. Hal ini karena zakat merupakan bentuk sedekah yang sangat disukai Allah SWT. Ketika seseorang berzakat, ia tidak hanya berbagi hartanya dengan sesama, tetapi juga menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan. Allah SWT kemudian akan membalas kebaikan tersebut dengan memberikan rezeki dan keberkahan yang berlimpah.
Selain itu, zakat juga memiliki dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan. Harta yang dikeluarkan untuk zakat akan disalurkan kepada golongan yang membutuhkan, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, aspek “tumbuh” dalam pengertian zakat menurut bahasa memiliki makna yang sangat penting. Zakat tidak hanya menyucikan harta dan jiwa pemberi zakat, tetapi juga diharapkan dapat menumbuhkan rezeki dan keberkahan bagi pemberi zakat dan masyarakat secara keseluruhan.
Wajib
Aspek “wajib” dalam pengertian zakat menurut bahasa menunjukkan bahwa zakat bukanlah sekadar anjuran atau pilihan, melainkan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat. Kewajiban ini ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis, serta merupakan salah satu rukun Islam.
- Syarat Wajib Zakat
Untuk dapat dikatakan wajib mengeluarkan zakat, seseorang harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti baligh, berakal, merdeka, dan memiliki harta yang mencapai nisab (batas minimal yang ditentukan).
- Jenis-jenis Harta yang Dizakati
Zakat tidak dikenakan pada semua jenis harta, melainkan hanya pada jenis harta tertentu yang telah ditentukan, seperti emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan harta dagangan.
- Waktu Menunaikan Zakat
Zakat harus ditunaikan pada waktu tertentu, yaitu setelah harta mencapai nisab dan telah berlalu satu tahun kepemilikan (haul).
- Golongan Penerima Zakat
Zakat harus disalurkan kepada golongan yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, amil zakat, mualaf, dan orang yang berutang.
Kewajiban zakat memiliki implikasi yang sangat penting bagi umat Islam. Zakat bukan hanya sekedar ibadah ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi. Zakat berperan penting dalam pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Harta Tertentu
Aspek “harta tertentu” dalam pengertian zakat menurut bahasa menunjukkan bahwa zakat tidak dikenakan pada semua jenis harta, melainkan hanya pada jenis harta tertentu yang telah ditentukan syariat Islam. Jenis-jenis harta yang dizakati meliputi emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan harta dagangan.
- Jenis-jenis Harta yang Dizakati
Harta yang dikenakan zakat adalah harta yang memiliki nilai tertentu dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan harta dagangan.
- Nisab
Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Setiap jenis harta memiliki nisab yang berbeda-beda. Misalnya, nisab untuk emas adalah 85 gram, sedangkan nisab untuk hasil pertanian adalah 520 kilogram.
- Haul
Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta yang telah mencapai satu tahun. Zakat wajib dikeluarkan setelah harta mencapai nisab dan telah berlalu satu tahun kepemilikan.
- Mustahil
Mustahil adalah istilah untuk harta yang tidak dapat dimanfaatkan atau diambil manfaatnya, seperti barang tambang yang masih berada di dalam bumi.
Penetapan jenis harta tertentu yang dizakati memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Jenis harta yang dizakati adalah harta yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mudah untuk disimpan dan diperjualbelikan. Selain itu, penetapan nisab dan haul bertujuan untuk menghindari kesewenang-wenangan dalam mengeluarkan zakat dan memastikan bahwa zakat hanya diwajibkan kepada orang-orang yang mampu.
Syarat tertentu
Dalam pengertian zakat menurut bahasa, aspek “syarat tertentu” menunjukkan bahwa tidak semua orang wajib mengeluarkan zakat. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang agar wajib mengeluarkan zakat.
- Baligh
Baligh adalah syarat pertama yang harus dipenuhi oleh seseorang agar wajib mengeluarkan zakat. Baligh berarti telah mencapai usia dewasa, yang ditandai dengan mimpi basah pada laki-laki dan haid pada perempuan.
- Berakal
Seseorang yang berakal sehat wajib mengeluarkan zakat. Orang yang gila atau hilang ingatan tidak wajib mengeluarkan zakat.
- Merdeka
Hanya orang merdeka yang wajib mengeluarkan zakat. Budak atau hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat.
- Memiliki Harta yang Mencapai Nisab
Seseorang yang memiliki harta yang mencapai nisab wajib mengeluarkan zakat. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Setiap jenis harta memiliki nisab yang berbeda-beda.
Syarat-syarat tertentu ini ditetapkan untuk memastikan bahwa zakat hanya diwajibkan kepada orang-orang yang mampu dan memiliki kelebihan harta. Zakat bukanlah beban, tetapi kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu untuk membantu sesama yang membutuhkan.
Golongan penerima
Dalam pengertian zakat menurut bahasa, aspek “golongan penerima” menunjukkan bahwa zakat tidak boleh diberikan sembarangan, melainkan harus diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Golongan yang berhak menerima zakat telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan hadis, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, orang yang terlilit utang, dan fisabilillah.
- Fakir
Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Miskin
Miskin adalah orang yang memiliki harta tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Amil Zakat
Amil zakat adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
- Mualaf
Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan imannya.
- Hamba Sahaya
Hamba sahaya adalah orang yang bekerja untuk tuannya tanpa upah.
- Orang yang Terlilit Utang
Orang yang terlilit utang adalah orang yang memiliki utang yang tidak mampu dilunasinya.
- Fisabilillah
Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah, seperti untuk dakwah, jihad, atau menuntut ilmu.
Pembagian golongan penerima zakat ini menunjukkan bahwa zakat memiliki fungsi sosial yang sangat penting. Zakat tidak hanya berfungsi untuk membersihkan harta, tetapi juga untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Pembersihan jiwa
Dalam pengertian zakat menurut bahasa, aspek “suci” memiliki makna yang sangat luas. Zakat tidak hanya membersihkan harta secara lahiriah, tetapi juga menyucikan jiwa pemberi zakat dari sifat-sifat tercela, seperti kikir dan tamak. Sifat kikir adalah enggan mengeluarkan harta, sedangkan sifat tamak adalah selalu ingin memiliki lebih banyak harta.
Zakat mengajarkan kita untuk berbagi dan peduli kepada sesama. Ketika kita mengeluarkan zakat, kita melatih diri kita untuk melepaskan sifat kikir dan tamak. Kita belajar untuk merasa cukup dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Semakin sering kita berzakat, semakin kuat pula sifat dermawan dan kepedulian kita terhadap sesama.
Realita kehidupan menunjukkan banyak contoh nyata tentang bagaimana zakat dapat membersihkan jiwa pemberi zakat dari sifat kikir dan tamak. Banyak orang yang awalnya merasa berat untuk mengeluarkan zakat, namun setelah rutin berzakat, mereka justru merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam hati. Mereka merasa lebih bersyukur dan memiliki empati yang lebih besar terhadap orang lain.
Dengan demikian, pembersihan jiwa dari sifat kikir dan tamak merupakan salah satu tujuan penting dari pensyariatan zakat. Zakat bukan hanya sekedar ibadah ritual, tetapi juga memiliki dampak yang sangat besar bagi perkembangan spiritual dan moral pemberi zakat.
Kesejahteraan sosial
Dalam pengertian zakat menurut bahasa, aspek “tumbuh” memiliki makna yang sangat luas. Zakat tidak hanya menyucikan harta secara lahiriah dan jiwa pemberi zakat dari sifat tercela, tetapi juga diharapkan dapat menumbuhkan rezeki dan keberkahan bagi pemberi zakat dan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu wujud nyata dari pertumbuhan dan keberkahan zakat adalah peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.
- Pengentasan Kemiskinan
Zakat berperan penting dalam mengentaskan kemiskinan dengan memberikan bantuan langsung kepada fakir dan miskin. Bantuan tersebut dapat berupa uang, makanan, pakaian, atau kebutuhan dasar lainnya. Dengan menerima zakat, fakir dan miskin dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan terhindar dari jurang kemiskinan.
- Peningkatan Pendidikan
Zakat juga dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan masyarakat, seperti pembangunan sekolah, pemberian beasiswa, atau pelatihan keterampilan. Dengan meningkatkan pendidikan, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan meningkatkan taraf hidupnya.
- Pelayanan Kesehatan
Zakat dapat dialokasikan untuk pelayanan kesehatan masyarakat, seperti pembangunan rumah sakit, klinik, atau pemberian bantuan biaya pengobatan. Dengan adanya pelayanan kesehatan yang memadai, masyarakat dapat memperoleh akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.
- Pembangunan Infrastruktur
Zakat juga dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan, jembatan, atau irigasi. Infrastruktur yang baik akan memperlancar akses masyarakat terhadap berbagai fasilitas dan layanan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, zakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Zakat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah ritual, tetapi juga sebagai instrumen sosial dan ekonomi yang dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama bagi fakir, miskin, dan masyarakat yang membutuhkan lainnya.
Instrumen ekonomi
Dalam pengertian zakat menurut bahasa, aspek “tumbuh” memiliki makna yang luas. Zakat tidak hanya menyucikan harta secara lahiriah dan jiwa pemberi zakat dari sifat tercela, tetapi juga diharapkan dapat menumbuhkan rezeki dan keberkahan bagi pemberi zakat dan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu wujud nyata dari pertumbuhan dan keberkahan zakat adalah peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, termasuk pengentasan kemiskinan, peningkatan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.
Zakat dapat menjadi instrumen ekonomi yang efektif untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena zakat memiliki prinsip pemerataan, di mana sebagian harta orang kaya didistribusikan kepada orang miskin. Dengan demikian, zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi antara kelompok kaya dan miskin.
Selain itu, zakat juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan daya beli masyarakat. Fakir dan miskin yang menerima zakat dapat menggunakan dana tersebut untuk membeli kebutuhan pokok, sehingga dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa. Peningkatan permintaan ini pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, instrumen ekonomi merupakan salah satu aspek penting dari pengertian zakat menurut bahasa. Zakat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah ritual, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi dan sosial yang sangat besar. Zakat dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Pengertian Zakat Menurut Bahasa
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang pengertian zakat menurut bahasa, beserta jawabannya:
Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan zakat menurut bahasa?
Jawaban: Zakat secara bahasa berarti “suci” atau “tumbuh”.
Pertanyaan 2: Mengapa zakat disebut sebagai “suci”?
Jawaban: Zakat disebut sebagai “suci” karena dapat membersihkan harta dan jiwa pemberi zakat dari sifat kikir dan tamak.
Pertanyaan 3: Apa yang dimaksud dengan “tumbuh” dalam pengertian zakat?
Jawaban: “Tumbuh” dalam pengertian zakat berarti bahwa zakat diharapkan dapat menumbuhkan rezeki dan keberkahan bagi pemberi zakat.
Pertanyaan 4: Apakah zakat wajib bagi semua umat Islam?
Jawaban: Zakat wajib bagi semua umat Islam yang telah memenuhi syarat, seperti baligh, berakal, dan memiliki harta yang mencapai nisab.
Pertanyaan 5: Harta apa saja yang dikenakan zakat?
Jawaban: Harta yang dikenakan zakat adalah harta tertentu yang telah ditentukan syariat Islam, seperti emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan harta dagangan.
Pertanyaan 6: Kepada siapa zakat disalurkan?
Jawaban: Zakat disalurkan kepada golongan yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, amil zakat, mualaf, dan orang yang berutang.
Demikianlah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang pengertian zakat menurut bahasa. Memahami pengertian zakat secara bahasa sangat penting karena menjadi dasar bagi pemahaman yang lebih komprehensif tentang zakat. Pada bagian berikutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang jenis-jenis zakat dan syarat wajib zakat.
Tips Memahami Pengertian Zakat Menurut Bahasa
Untuk memahami pengertian zakat menurut bahasa secara mendalam, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan:
Pelajari asal-usul kata “zakat”. Kata “zakat” berasal dari bahasa Arab yang berarti “suci” atau “tumbuh”. Pemahaman tentang asal-usul kata ini akan membantu Anda memahami makna dan tujuan zakat.
Perhatikan konteks penggunaan kata “zakat” dalam Al-Qur’an dan hadis. Dalam Al-Qur’an dan hadis, kata “zakat” digunakan dalam berbagai konteks. Dengan mempelajari konteks penggunaannya, Anda dapat memahami makna dan ruang lingkup zakat secara lebih komprehensif.
Pelajari pendapat ulama tentang pengertian zakat. Ulama memiliki pandangan yang beragam tentang pengertian zakat. Dengan mempelajari pendapat mereka, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang zakat dan berbagai aspeknya.
Bandingkan pengertian zakat menurut bahasa dengan pengertian zakat menurut istilah. Pengertian zakat menurut bahasa berbeda dengan pengertian zakat menurut istilah. Dengan membandingkan keduanya, Anda dapat memahami perbedaan antara makna harfiah dan makna teknis dari zakat.
Hubungkan pengertian zakat dengan prinsip-prinsip dasar Islam. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki kaitan dengan prinsip-prinsip dasar Islam lainnya, seperti tauhid, ibadah, dan muamalah. Dengan menghubungkan pengertian zakat dengan prinsip-prinsip dasar Islam, Anda dapat memahami peran dan fungsi zakat dalam konteks ajaran Islam secara keseluruhan.
Terapkan pemahaman Anda tentang zakat dalam kehidupan sehari-hari. Setelah memahami pengertian zakat secara mendalam, Anda dapat menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari dengan menunaikan zakat sesuai dengan ketentuan syariat.
Berdiskusi dan berbagi pengetahuan tentang zakat dengan orang lain. Berdiskusi dan berbagi pengetahuan tentang zakat dengan orang lain dapat membantu Anda memperdalam pemahaman Anda dan berkontribusi pada penyebaran ilmu tentang zakat.
Dengan menerapkan tips di atas, Anda dapat memahami pengertian zakat menurut bahasa secara mendalam dan komprehensif. Pemahaman yang mendalam tentang zakat akan membantu Anda menunaikan zakat dengan benar dan memperoleh manfaat spiritual dan sosial yang terkandung di dalamnya.
Tips-tips di atas akan membantu Anda memahami pengertian zakat menurut bahasa dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang jenis-jenis zakat dan pentingnya zakat dalam kehidupan bermasyarakat.
Kesimpulan
Pembahasan tentang “pengertian zakat menurut bahasa adalah” telah mengungkap beberapa poin penting yang saling terkait:
- Secara bahasa, zakat berarti “suci” dan “tumbuh”, yang menunjukkan tujuan zakat untuk membersihkan harta dan jiwa sekaligus menumbuhkan keberkahan.
- Zakat memiliki syarat tertentu, seperti baligh, berakal, merdeka, dan memiliki harta yang mencapai nisab. Hal ini menunjukkan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi mereka yang mampu.
- Zakat disalurkan kepada golongan yang berhak, seperti fakir, miskin, dan amil zakat. Ini menunjukkan fungsi sosial zakat dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Memahami pengertian zakat secara bahasa menjadi landasan penting untuk mengaplikasikannya dengan benar dalam kehidupan. Zakat bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang signifikan. Dengan menunaikan zakat, kita tidak hanya menyucikan harta dan jiwa, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi.