Hukum mengeluarkan zakat adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Zakat merupakan rukun Islam keempat yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat. Salah satu contoh nyata kewajiban mengeluarkan zakat adalah ketika seorang muslim memiliki harta yang telah mencapai nisab dan haul, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari hartanya tersebut.
Selain sebagai kewajiban agama, zakat juga memiliki dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dalam sejarah Islam, zakat telah memainkan peran penting dalam pembangunan masyarakat dan peradaban Islam.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang hukum mengeluarkan zakat, syarat-syaratnya, serta manfaat dan dampaknya bagi individu dan masyarakat. Dengan memahami hukum dan kewajiban mengeluarkan zakat, diharapkan setiap muslim dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan berkontribusi pada kesejahteraan bersama.
hukum mengeluarkan zakat adalah
Hukum mengeluarkan zakat adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Hukum ini memiliki berbagai aspek penting yang perlu dipahami agar kewajiban zakat dapat dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
- Wajib
- Syarat
- Nisab
- Harta
- Penerima
- Waktu
- Cara
- Manfaat
- Hukum
Kesembilan aspek tersebut saling terkait dan membentuk sebuah sistem kewajiban zakat yang komprehensif. Memahami aspek-aspek ini akan membantu umat Islam melaksanakan kewajiban zakat dengan benar, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi diri sendiri, masyarakat, dan agama Islam secara keseluruhan.
Wajib
Wajib merupakan salah satu aspek penting dalam hukum mengeluarkan zakat. Wajib artinya adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Kewajiban mengeluarkan zakat ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, sehingga menjadi sebuah perintah yang tidak dapat ditawar-tawar lagi bagi setiap muslim.
Hubungan antara wajib dan hukum mengeluarkan zakat adalah sangat erat. Wajib merupakan salah satu syarat utama yang harus dipenuhi agar zakat menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Tanpa adanya unsur wajib, maka zakat tidak menjadi sebuah kewajiban yang mengikat bagi setiap muslim. Hal ini menunjukkan bahwa wajib merupakan sebuah komponen yang sangat penting dalam hukum mengeluarkan zakat.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa contoh nyata dari kewajiban mengeluarkan zakat. Misalnya, ketika seorang muslim memiliki harta yang telah mencapai nisab dan haul, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari hartanya tersebut. Kewajiban ini berlaku bagi seluruh jenis harta yang dimiliki oleh seorang muslim, seperti emas, perak, uang, saham, dan hasil pertanian. Dengan memahami kewajiban mengeluarkan zakat, setiap muslim dapat menjalankan kewajibannya dengan benar dan tepat waktu.
Memahami hubungan antara wajib dan hukum mengeluarkan zakat memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam untuk menyadari kewajiban mereka dalam berzakat. Kedua, dapat membantu umat Islam untuk menghitung zakat yang harus mereka keluarkan dengan benar. Ketiga, dapat membantu umat Islam untuk menghindari sanksi atau dosa jika mereka tidak mengeluarkan zakat.
Syarat
Syarat merupakan salah satu aspek penting dalam hukum mengeluarkan zakat. Syarat adalah ketentuan atau kondisi yang harus dipenuhi agar zakat menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Tanpa adanya syarat, maka zakat tidak menjadi sebuah kewajiban yang mengikat bagi setiap muslim.
- Islam
Syarat pertama untuk wajib mengeluarkan zakat adalah beragama Islam. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang hanya wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Orang yang tidak beragama Islam tidak wajib mengeluarkan zakat.
- Baligh
Syarat kedua adalah baligh atau sudah dewasa. Anak-anak yang belum baligh tidak wajib mengeluarkan zakat. Kewajiban zakat baru dimulai ketika seseorang telah mencapai usia baligh.
- Berakal
Syarat ketiga adalah berakal. Orang yang tidak berakal, seperti orang gila, tidak wajib mengeluarkan zakat. Kewajiban zakat hanya berlaku bagi orang yang berakal sehat.
- Merdeka
Syarat keempat adalah merdeka. Budak atau hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat. Kewajiban zakat hanya berlaku bagi orang yang merdeka.
Keempat syarat di atas harus dipenuhi secara bersamaan agar seseorang wajib mengeluarkan zakat. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka kewajiban zakat tidak berlaku. Memahami syarat-syarat wajib zakat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dikeluarkan dengan benar dan tepat sasaran.
Nisab
Nisab adalah salah satu aspek penting dalam hukum mengeluarkan zakat. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Jika harta seseorang belum mencapai nisab, maka ia tidak wajib mengeluarkan zakat. Sebaliknya, jika harta seseorang telah mencapai nisab, maka ia wajib mengeluarkan zakat.
Hubungan antara nisab dan hukum mengeluarkan zakat adalah sangat erat. Nisab merupakan salah satu syarat wajib zakat. Artinya, nisab merupakan salah satu komponen penting yang harus dipenuhi agar zakat menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Tanpa adanya nisab, maka zakat tidak menjadi sebuah kewajiban yang mengikat bagi setiap muslim.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa contoh nyata dari nisab dalam hukum mengeluarkan zakat. Misalnya, nisab untuk zakat emas adalah 85 gram. Artinya, jika seseorang memiliki emas sebanyak 85 gram atau lebih, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari emas tersebut. Nisab untuk zakat perak adalah 595 gram. Artinya, jika seseorang memiliki perak sebanyak 595 gram atau lebih, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari perak tersebut. Nisab untuk zakat uang adalah setara dengan nisab zakat emas, yaitu 85 gram emas. Artinya, jika seseorang memiliki uang sebanyak setara dengan 85 gram emas atau lebih, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari uang tersebut.
Memahami hubungan antara nisab dan hukum mengeluarkan zakat memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam untuk mengetahui apakah mereka wajib mengeluarkan zakat atau tidak. Kedua, dapat membantu umat Islam untuk menghitung zakat yang harus mereka keluarkan dengan benar. Ketiga, dapat membantu umat Islam untuk menghindari sanksi atau dosa jika mereka tidak mengeluarkan zakat.
Harta
Dalam konteks hukum mengeluarkan zakat, harta merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami. Harta adalah segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dimiliki oleh seseorang. Dalam hukum zakat, harta dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Harta Pokok
Harta pokok adalah harta yang dimiliki secara penuh oleh seseorang, seperti emas, perak, uang, dan hewan ternak. Harta pokok merupakan objek utama yang dikenakan zakat.
- Harta Perdagangan
Harta perdagangan adalah harta yang diperjualbelikan dalam rangka memperoleh keuntungan. Harta perdagangan dikenakan zakat jika telah memenuhi syarat nisab dan haul.
- Harta Pertanian
Harta pertanian adalah hasil bumi yang ditanam atau dibudidayakan oleh seseorang. Harta pertanian dikenakan zakat jika telah memenuhi syarat nisab dan haul.
- Harta Temuan
Harta temuan adalah harta yang ditemukan oleh seseorang dan tidak diketahui pemiliknya. Harta temuan dikenakan zakat jika telah memenuhi syarat nisab dan haul.
Dengan memahami berbagai jenis harta yang dikenakan zakat, umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Memahami aspek harta dalam hukum mengeluarkan zakat memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam untuk mengetahui jenis harta yang wajib dizakati. Kedua, dapat membantu umat Islam untuk menghitung zakat yang harus dikeluarkan dengan benar. Ketiga, dapat membantu umat Islam untuk menghindari sanksi atau dosa jika mereka tidak mengeluarkan zakat.
Penerima
Penerima merupakan salah satu aspek penting dalam hukum mengeluarkan zakat. Penerima adalah orang-orang yang berhak menerima zakat. Dalam hukum Islam, penerima zakat telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an, yaitu:
- Fakir (orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja)
- Miskin (orang yang memiliki harta tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya)
- Amil (orang yang mengumpulkan dan menyalurkan zakat)
- Mualaf (orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan)
- Riqab (budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya)
- Gharimin (orang yang berutang)
- F (orang yang berjuang di jalan Allah)
- Ibnu Sabil (orang yang kehabisan biaya di perjalanan)
Hubungan antara penerima dan hukum mengeluarkan zakat adalah sangat erat. Penerima merupakan salah satu syarat sahnya zakat. Artinya, zakat tidak sah jika tidak disalurkan kepada penerima yang berhak. Sebaliknya, jika zakat disalurkan kepada penerima yang berhak, maka zakat tersebut dianggap sah dan gugur kewajiban pemberi zakat.
Memahami hubungan antara penerima dan hukum mengeluarkan zakat memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam untuk mengetahui kepada siapa zakat harus disalurkan. Kedua, dapat membantu umat Islam untuk menghindari sanksi atau dosa jika mereka tidak menyalurkan zakat kepada penerima yang berhak. Ketiga, dapat membantu umat Islam untuk mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT.
Waktu
Waktu merupakan salah satu aspek penting dalam hukum mengeluarkan zakat. Waktu berkaitan dengan kapan zakat wajib dikeluarkan dan kapan waktu terakhir zakat dikeluarkan. Memahami waktu mengeluarkan zakat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dikeluarkan dengan benar dan tepat waktu.
- Nisab
Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Waktu mengeluarkan zakat untuk harta yang telah mencapai nisab adalah ketika harta tersebut telah dimiliki selama satu tahun (haul). Jika harta belum mencapai nisab atau belum genap satu tahun kepemilikan, maka zakat tidak wajib dikeluarkan.
- Haul
Haul adalah jangka waktu satu tahun yang digunakan untuk menentukan waktu mengeluarkan zakat. Waktu mengeluarkan zakat untuk harta yang telah mencapai nisab adalah ketika harta tersebut telah dimiliki selama satu tahun. Jika harta belum genap satu tahun kepemilikan, maka zakat tidak wajib dikeluarkan.
- Jenis Harta
Waktu mengeluarkan zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Untuk harta pokok, seperti emas dan perak, zakat wajib dikeluarkan setiap tahun. Untuk harta perdagangan, zakat wajib dikeluarkan setiap kali harta tersebut dijual. Untuk harta pertanian, zakat wajib dikeluarkan setelah panen.
- Penerima
Waktu mengeluarkan zakat juga perlu memperhatikan kondisi penerima zakat. Zakat sebaiknya dikeluarkan segera setelah zakat wajib dikeluarkan dan tidak ditunda-tunda. Hal ini untuk memastikan bahwa penerima zakat dapat segera memanfaatkan zakat tersebut.
Dengan memahami waktu mengeluarkan zakat, umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat dengan benar dan tepat waktu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada yang berhak dan memberikan manfaat yang optimal bagi penerima zakat.
Cara
Dalam hukum mengeluarkan zakat, cara memegang peranan penting. Cara berkaitan dengan tata cara atau metode yang digunakan dalam mengeluarkan zakat. Memahami cara mengeluarkan zakat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dikeluarkan dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Salah satu aspek penting dalam cara mengeluarkan zakat adalah niat. Niat merupakan syarat sahnya zakat. Artinya, zakat tidak sah jika tidak disertai dengan niat yang benar. Niat mengeluarkan zakat harus ikhlas karena Allah SWT dan semata-mata untuk mencari ridha-Nya.
Selain niat, cara mengeluarkan zakat juga harus memperhatikan jenis harta yang dizakati. Cara mengeluarkan zakat untuk harta yang berbeda-beda. Misalnya, cara mengeluarkan zakat untuk harta emas dan perak berbeda dengan cara mengeluarkan zakat untuk harta pertanian. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengeluarkan zakat untuk setiap jenis harta.
Memahami hubungan antara cara dan hukum mengeluarkan zakat memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam untuk mengeluarkan zakat dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Kedua, dapat membantu umat Islam untuk menghindari sanksi atau dosa jika mereka tidak mengeluarkan zakat dengan cara yang benar. Ketiga, dapat membantu umat Islam untuk mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT.
Manfaat
Manfaat merupakan salah satu aspek penting dalam hukum mengeluarkan zakat. Manfaat berkaitan dengan dampak positif yang dihasilkan dari pelaksanaan zakat, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
- Manfaat Individual
Zakat dapat memberikan manfaat yang besar bagi individu yang mengeluarkannya. Manfaat individual tersebut antara lain:
- Membersihkan harta dari hak orang lain
- Menambah pahala dan keberkahan
- Menghindarkan diri dari sifat kikir dan tamak
- Manfaat Sosial
Zakat juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat secara keseluruhan. Manfaat sosial tersebut antara lain:
- Mengurangi kesenjangan sosial
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
- Membantu pembangunan ekonomi
- Manfaat Spiritual
Selain manfaat individual dan sosial, zakat juga memberikan manfaat spiritual bagi pelakunya. Manfaat spiritual tersebut antara lain:
- Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
- Menghilangkan sifat sombong dan angkuh
- Menumbuhkan rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama
Dengan memahami manfaat yang terkandung dalam hukum mengeluarkan zakat, diharapkan umat Islam dapat termotivasi untuk melaksanakan kewajiban zakat dengan sebaik-baiknya. Zakat tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hukum
Hukum merupakan aspek penting dalam hukum mengeluarkan zakat. Hukum berkaitan dengan aturan atau ketentuan yang mengatur pelaksanaan zakat, baik bagi individu maupun masyarakat.
- Syariat
Syariat merupakan dasar hukum utama dalam mengeluarkan zakat. Syariat mengatur segala aspek zakat, mulai dari syarat wajib zakat, jenis harta yang dizakati, hingga cara mengeluarkan zakat. Syariat bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, sehingga menjadi acuan yang tidak dapat diubah.
- Undang-Undang
Di beberapa negara, hukum mengeluarkan zakat juga diatur dalam undang-undang. Undang-undang tersebut biasanya mengatur tentang pengelolaan dan penyaluran zakat, serta sanksi bagi yang tidak mengeluarkan zakat. Undang-undang ini dibuat untuk mendukung pelaksanaan syariat zakat dan memastikan bahwa zakat dapat dikelola secara baik dan akuntabel.
- Fatwa
Fatwa merupakan pendapat atau keputusan resmi dari lembaga keagamaan yang berwenang, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Fatwa dapat memberikan panduan atau penjelasan tentang masalah-masalah zakat yang belum diatur secara jelas dalam syariat atau undang-undang. Fatwa menjadi referensi penting bagi umat Islam dalam melaksanakan kewajiban zakat.
- Adat
Adat atau kebiasaan masyarakat juga dapat berpengaruh pada hukum mengeluarkan zakat. Di beberapa daerah, terdapat adat atau tradisi tertentu dalam pengelolaan dan penyaluran zakat. Adat tersebut selama tidak bertentangan dengan syariat dan undang-undang, dapat menjadi bagian dari hukum mengeluarkan zakat.
Dengan memahami berbagai aspek hukum dalam mengeluarkan zakat, umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat dengan benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hukum zakat tidak hanya mengatur tentang tata cara pelaksanaan zakat, tetapi juga tentang pengelolaan dan penyaluran zakat, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Pertanyaan Umum tentang Hukum Mengeluarkan Zakat
Pertanyaan umum ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi mengenai hukum mengeluarkan zakat. Pertanyaan-pertanyaan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengertian zakat hingga cara mengeluarkannya.
Pertanyaan 1: Apakah pengertian zakat?
Jawaban: Zakat merupakan ibadah wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Zakat dilakukan dengan cara mengeluarkan sebagian harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Pertanyaan 2: Apa saja syarat wajib zakat?
Jawaban: Syarat wajib zakat meliputi Islam, baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka, dan memiliki harta yang telah mencapai nisab (batas minimal harta yang wajib dizakati).
Pertanyaan 3: Jenis harta apa saja yang wajib dizakati?
Jawaban: Harta yang wajib dizakati meliputi emas, perak, uang, hewan ternak, hasil pertanian, dan harta perniagaan.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara menghitung zakat?
Jawaban: Cara menghitung zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Untuk emas dan perak, zakat dihitung sebesar 2,5%, sedangkan untuk hasil pertanian dan hewan ternak, zakat dihitung berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pertanyaan 5: Kepada siapa saja zakat boleh disalurkan?
Jawaban: Zakat boleh disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab (budak), gharimin (orang yang berutang), fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), dan ibnus sabil (orang yang kehabisan biaya di perjalanan).
Pertanyaan-pertanyaan umum ini memberikan pemahaman dasar tentang hukum mengeluarkan zakat. Untuk informasi lebih lanjut, silakan merujuk ke artikel selanjutnya yang akan membahas tata cara mengeluarkan zakat secara lebih rinci.
Tips Melaksanakan Hukum Mengeluarkan Zakat
Melaksanakan hukum zakat dengan benar sangat penting untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan kepada yang berhak dan memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam melaksanakan hukum zakat dengan baik:
Tip 1: Pahami Syarat Wajib Zakat
Sebelum mengeluarkan zakat, pastikan Anda telah memenuhi syarat wajib zakat, yaitu Islam, baligh, berakal sehat, merdeka, dan memiliki harta yang telah mencapai nisab.
Tip 2: Hitung Nisab dengan Benar
Nisab zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Pastikan Anda menghitung nisab dengan benar agar kewajiban zakat dapat dilaksanakan secara tepat.
Tip 3: Tentukan Jenis Harta yang Dizakati
Tidak semua harta wajib dizakati. Kenali jenis-jenis harta yang wajib dizakati, seperti emas, perak, uang, hewan ternak, hasil pertanian, dan harta perniagaan.
Tip 4: Hitung Zakat Sesuai Ketentuan
Cara menghitung zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Pelajari cara menghitung zakat dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penyaluran zakat.
Tip 5: Salurkan Zakat Tepat Waktu
Zakat wajib disalurkan tepat waktu setelah haul (satu tahun kepemilikan harta) terpenuhi. Jangan menunda penyaluran zakat agar manfaatnya dapat segera dirasakan oleh yang berhak.
Tip 6: Salurkan Zakat kepada Lembaga Terpercaya
Untuk memastikan zakat tersalurkan dengan baik, salurkan zakat melalui lembaga pengelola zakat yang terpercaya dan memiliki izin resmi dari pemerintah.
Tip 7: Niatkan karena Allah SWT
Niat yang ikhlas karena Allah SWT merupakan syarat sahnya zakat. Pastikan Anda mengeluarkan zakat dengan niat yang benar untuk mencari ridha Allah SWT.
Tip 8: Dokumentasikan Penyaluran Zakat
Dokumentasikan penyaluran zakat dengan baik sebagai bukti bahwa Anda telah melaksanakan kewajiban zakat. Dokumentasi ini juga dapat digunakan untuk keperluan audit atau pelaporan.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat melaksanakan hukum mengeluarkan zakat dengan lebih baik dan optimal. Tips-tips ini akan membantu Anda memastikan bahwa zakat tersalurkan dengan benar, tepat sasaran, dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang manfaat zakat bagi individu dan masyarakat, serta peran zakat dalam pembangunan ekonomi.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengupas secara mendalam tentang hukum mengeluarkan zakat, mulai dari pengertian, syarat, jenis harta yang dizakati, cara menghitung dan menyalurkan zakat, hingga manfaat dan hikmahnya bagi individu dan masyarakat. Pemahaman yang komprehensif tentang hukum zakat ini sangat penting bagi umat Islam agar dapat melaksanakan kewajiban zakat dengan benar dan optimal.
Salah satu poin utama yang dibahas dalam artikel ini adalah bahwa hukum mengeluarkan zakat merupakan kewajiban yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat, seperti membersihkan harta, meningkatkan ketakwaan, mengurangi kesenjangan sosial, dan mendorong pembangunan ekonomi. Selain itu, zakat juga memiliki peran penting dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial.
Sebagai penutup, artikel ini mengajak kita untuk merenungkan kembali makna dan pentingnya hukum mengeluarkan zakat. Dengan memahami dan mengamalkan hukum zakat, kita tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi nyata bagi pembangunan masyarakat dan bangsa yang lebih baik.