Zakat secara istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang telah mencapai nishab, dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.
Zakat memiliki peran penting dalam sistem ekonomi dan sosial Islam. Zakat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah ritual, tetapi juga sebagai instrumen distribusi kekayaan dan penanggulangan kemiskinan. Dalam sejarah Islam, zakat telah menjadi salah satu pilar utama dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang pengertian zakat, jenis-jenis zakat, syarat dan ketentuan mengeluarkan zakat, serta hikmah dan manfaat berzakat.
Apa Pengertian Zakat Menurut Istilah
Zakat, secara istilah, memiliki beberapa aspek penting yang menjadikannya sebagai kewajiban bagi umat Islam. Aspek-aspek tersebut meliputi:
- Harta
- Tertentu
- Nishab
- Muslim
- Wajib
- Syarat
- Ketentuan
- Ibadah
- Distribusi Harta
- Penanggulangan Kemiskinan
Kesepuluh aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk pengertian zakat secara komprehensif. Zakat tidak hanya dipandang sebagai ibadah ritual, tetapi juga sebagai instrumen untuk mendistribusikan kekayaan dan menanggulangi kemiskinan. Dengan memahami aspek-aspek penting zakat, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan baik dan benar.
Harta
Harta merupakan salah satu aspek penting dalam pengertian zakat. Secara umum, harta diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dimiliki oleh seseorang. Dalam konteks zakat, harta yang dimaksud memiliki beberapa spesifikasi khusus, yaitu:
- Harta benda
Harta benda adalah segala sesuatu yang berwujud fisik, seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan perhiasan. - Harta bergerak
Harta bergerak adalah segala sesuatu yang tidak berwujud fisik, seperti uang, saham, dan deposito. - Harta pertanian
Harta pertanian adalah segala hasil pertanian, seperti padi, jagung, dan buah-buahan. - Harta perniagaan
Harta perniagaan adalah segala barang yang diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan.
Keempat jenis harta tersebut memiliki karakteristik dan ketentuan zakat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami spesifikasi harta yang wajib dizakati agar dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan baik dan benar.
Tertentu
Aspek “tertentu” dalam pengertian zakat merujuk pada jenis-jenis harta yang wajib dizakati. Tidak semua harta yang dimiliki oleh seorang muslim wajib dizakati. Hanya harta tertentu yang memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan syariat Islam yang wajib dizakati. Berikut adalah beberapa jenis harta tertentu yang wajib dizakati:
- Harta benda
Harta benda adalah segala sesuatu yang berwujud fisik, seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan perhiasan. - Harta bergerak
Harta bergerak adalah segala sesuatu yang tidak berwujud fisik, seperti uang, saham, dan deposito. - Harta pertanian
Harta pertanian adalah segala hasil pertanian, seperti padi, jagung, dan buah-buahan. - Harta perniagaan
Harta perniagaan adalah segala barang yang diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan.
Keempat jenis harta tersebut memiliki karakteristik dan ketentuan zakat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami spesifikasi harta yang wajib dizakati agar dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan baik dan benar.
Nishab
Nishab merupakan salah satu aspek penting dalam pengertian zakat. Nishab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Jika harta yang dimiliki belum mencapai nishab, maka tidak wajib dizakati. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait nishab:
- Nilai Tertentu
Nishab ditetapkan berdasarkan nilai tertentu untuk setiap jenis harta. Misalnya, nishab untuk emas adalah 85 gram, sedangkan untuk perak adalah 595 gram. - Harta Produktif
Nishab hanya berlaku untuk harta yang produktif, seperti emas, perak, uang, dan hasil pertanian. Harta yang tidak produktif, seperti kendaraan dan perabot rumah tangga, tidak memiliki nishab. - Kepemilikan Penuh
Harta yang wajib dizakati adalah harta yang dimiliki penuh oleh seseorang. Harta yang masih menjadi tanggungan atau utang tidak termasuk nishab. - Haul
Nishab juga terkait dengan haul, yaitu jangka waktu kepemilikan harta. Harta yang wajib dizakati adalah harta yang telah dimiliki selama satu tahun atau lebih.
Dengan memahami aspek-aspek nishab, umat Islam dapat menentukan apakah harta yang dimilikinya sudah wajib dizakati atau belum. Pembayaran zakat sesuai dengan nishab merupakan salah satu syarat sahnya zakat.
Muslim
Aspek “muslim” dalam pengertian zakat secara istilah merujuk pada subjek yang wajib mengeluarkan zakat. Kewajiban zakat hanya berlaku bagi orang-orang yang beragama Islam. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait aspek “muslim” dalam zakat:
- Akil Baligh
Kewajiban zakat hanya berlaku bagi orang-orang yang sudah akil baligh, yaitu sudah mencapai usia dewasa dan memiliki kemampuan berpikir yang sehat.
- Merdeka
Kewajiban zakat hanya berlaku bagi orang-orang yang merdeka, bukan budak atau hamba sahaya.
- Beragama Islam
Kewajiban zakat hanya berlaku bagi orang-orang yang beragama Islam. Non-muslim tidak wajib membayar zakat.
- Memiliki Harta Tertentu
Kewajiban zakat hanya berlaku bagi orang-orang yang memiliki harta tertentu yang telah mencapai nishab.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang wajib mengeluarkan zakat adalah orang-orang yang beragama Islam, sudah akil baligh, merdeka, dan memiliki harta tertentu yang telah mencapai nishab.
Wajib
Aspek “wajib” dalam pengertian zakat menurut istilah merujuk pada sifat kewajiban zakat yang mengikat bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Kewajiban zakat ini memiliki beberapa aspek penting, antara lain:
- Perintah Allah
Kewajiban zakat merupakan perintah langsung dari Allah SWT yang harus dipatuhi oleh setiap muslim. Perintah ini terdapat dalam Al-Qur’an dan juga ditegaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. - Kewajiban Individual
Kewajiban zakat bersifat individual, artinya setiap muslim yang telah memenuhi syarat wajib mengeluarkan zakatnya sendiri. Kewajiban ini tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. - Sanksi Pelanggaran
Bagi seorang muslim yang tidak mengeluarkan zakat padahal telah memenuhi syarat, maka ia akan mendapatkan sanksi atau dosa di sisi Allah SWT. - Syarat dan Ketentuan
Meskipun zakat bersifat wajib, namun terdapat beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi agar zakat yang dikeluarkan sah dan diterima oleh Allah SWT. Syarat dan ketentuan tersebut meliputi nishab, haul, dan jenis harta yang wajib dizakati.
Dengan memahami aspek wajib dalam zakat, umat Islam dapat menyadari pentingnya kewajiban ini dan berusaha untuk memenuhinya dengan baik dan benar. Pemenuhan kewajiban zakat tidak hanya bermanfaat bagi penerimanya, tetapi juga bagi pembayar zakat itu sendiri, karena dapat membersihkan harta dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Syarat
Dalam pengertian zakat menurut istilah, “syarat” merujuk pada ketentuan atau kriteria yang harus dipenuhi agar zakat yang dikeluarkan sah dan diterima oleh Allah SWT. Syarat-syarat tersebut merupakan bagian integral dari pengertian zakat, karena menentukan apakah harta yang dikeluarkan merupakan zakat atau tidak. Tanpa memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, maka zakat tidak dianggap sah dan tidak memiliki nilai ibadah.
Salah satu syarat penting dalam zakat adalah nishab. Nishab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Jika harta yang dimiliki belum mencapai nishab, maka tidak wajib dizakati. Syarat lainnya adalah haul, yaitu jangka waktu kepemilikan harta. Harta yang wajib dizakati adalah harta yang telah dimiliki selama satu tahun atau lebih. Selain itu, harta yang wajib dizakati juga harus memenuhi syarat produktif, artinya dapat berkembang atau menghasilkan manfaat.
Memahami syarat-syarat zakat sangat penting bagi umat Islam agar dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan baik dan benar. Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, maka zakat yang dikeluarkan akan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT, sehingga dapat memberikan manfaat bagi penerimanya dan meningkatkan ketakwaan pembayar zakat. Di sisi lain, jika syarat-syarat zakat tidak terpenuhi, maka zakat yang dikeluarkan tidak dianggap sah dan tidak memiliki nilai ibadah.
Ketentuan
Dalam konteks “apa pengertian zakat menurut istilah”, “ketentuan” merujuk pada aturan atau pedoman yang mengatur pelaksanaan zakat. Ketentuan ini menjadi elemen penting yang tidak terpisahkan dari pengertian zakat, karena memberikan kerangka kerja yang jelas tentang bagaimana zakat harus dilakukan agar sah dan diterima oleh Allah SWT.
Ketentuan zakat mencakup berbagai aspek, di antaranya:
- Jenis harta yang wajib dizakati
- Nishab atau batas minimal harta yang wajib dizakati
- Haul atau jangka waktu kepemilikan harta
- Golongan atau kelompok yang berhak menerima zakat
- Cara menghitung dan mengeluarkan zakat
Ketentuan-ketentuan ini sangat penting karena menjadi dasar bagi umat Islam dalam menjalankan kewajiban zakatnya. Dengan memahami dan mengikuti ketentuan zakat, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang mereka keluarkan memenuhi syarat dan rukun zakat, sehingga bernilai ibadah dan memberikan manfaat bagi penerimanya.
Selain itu, ketentuan zakat juga memiliki implikasi praktis dalam pengelolaan zakat. Lembaga pengelola zakat, seperti BAZNAS dan LAZ, menggunakan ketentuan zakat sebagai acuan dalam mengumpulkan, menyalurkan, dan mendayagunakan dana zakat. Dengan adanya ketentuan yang jelas, pengelolaan zakat dapat dilakukan secara lebih efektif, efisien, dan akuntabel, sehingga dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.
Ibadah
Dalam konteks “apa pengertian zakat menurut istilah”, “ibadah” memiliki keterkaitan yang erat dan tidak terpisahkan. Ibadah merupakan inti dari zakat, karena zakat itu sendiri merupakan salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada umat Islam.
Zakat termasuk dalam kategori ibadah maliyah, yaitu ibadah yang berkaitan dengan harta benda. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim telah melaksanakan perintah Allah SWT dan menunjukkan ketakwaannya kepada-Nya. Zakat juga merupakan wujud syukur atas nikmat harta yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dengan demikian, ibadah zakat memiliki dimensi vertikal (hubungan antara hamba dan Tuhannya) dan dimensi horizontal (hubungan antara sesama manusia).
Selain itu, zakat juga memiliki dampak praktis dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Melalui zakat, harta yang dimiliki oleh umat Islam didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, ibadah zakat tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga memiliki manfaat sosial yang sangat besar.
Dengan memahami hubungan antara ibadah dan zakat, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan lebih baik dan benar. Zakat tidak hanya dilihat sebagai kewajiban finansial semata, tetapi juga sebagai wujud ketakwaan dan ibadah kepada Allah SWT. Dengan menjalankan ibadah zakat, umat Islam dapat meningkatkan keimanannya, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan sekaligus membantu sesama yang membutuhkan.
Distribusi Harta
Distribusi harta merupakan aspek penting dalam pengertian zakat menurut istilah. Zakat tidak hanya dipandang sebagai ibadah ritual, tetapi juga sebagai instrumen untuk mendistribusikan kekayaan dan menanggulangi kemiskinan. Dengan mengeluarkan zakat, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agamanya, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan sosial masyarakat.
Distribusi harta melalui zakat memiliki beberapa manfaat nyata bagi masyarakat. Pertama, zakat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi antara kelompok kaya dan miskin. Kedua, zakat memberikan bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang terlilit utang. Ketiga, zakat mendorong terciptanya masyarakat yang lebih adil dan harmonis, karena setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan.
Dalam praktiknya, distribusi harta melalui zakat dilakukan dengan berbagai cara. Umat Islam dapat menyalurkan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat, seperti BAZNAS dan LAZ, yang akan menyalurkan zakat tersebut kepada kelompok-kelompok yang berhak menerimanya. Selain itu, umat Islam juga dapat menyalurkan zakatnya secara langsung kepada mereka yang membutuhkan, seperti tetangga, saudara, atau orang-orang yang ditemui di jalanan.
Dengan demikian, distribusi harta merupakan komponen penting dalam pengertian zakat menurut istilah. Melalui zakat, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agamanya, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan sosial masyarakat. Distribusi harta melalui zakat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi, memberikan bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan, dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih adil dan harmonis.
Penanggulangan Kemiskinan
Zakat, sebagai ibadah yang memiliki dimensi sosial yang kuat, memiliki peran penting dalam penanggulangan kemiskinan. Dengan menyalurkan zakat kepada mereka yang membutuhkan, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agamanya, tetapi juga berkontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan di masyarakat.
- Bantuan Langsung
Zakat dapat memberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin dalam bentuk uang, makanan, pakaian, atau tempat tinggal. Bantuan ini dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
- Penciptaan Lapangan Kerja
Zakat dapat digunakan untuk mendanai program-program penciptaan lapangan kerja, seperti pelatihan keterampilan atau modal usaha. Dengan memiliki pekerjaan, masyarakat miskin dapat memperoleh penghasilan yang layak dan meningkatkan taraf hidup mereka.
- Pemberdayaan Masyarakat
Zakat dapat digunakan untuk membiayai program-program pemberdayaan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, atau pengembangan masyarakat. Program-program ini dapat membantu masyarakat miskin untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian mereka.
- Pengurangan Kesenjangan Sosial
Zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dengan mendistribusikan kekayaan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Distribusi kekayaan ini dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis.
Dengan demikian, penanggulangan kemiskinan merupakan aspek penting dalam pengertian zakat menurut istilah. Zakat tidak hanya dilihat sebagai ibadah ritual, tetapi juga sebagai instrumen yang efektif dalam pengentasan kemiskinan di masyarakat. Dengan menyalurkan zakat kepada mereka yang membutuhkan dan mendukung program-program pemberdayaan, umat Islam dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Pertanyaan Umum tentang Pengertian Zakat Menurut Istilah
Pertanyaan umum (FAQ) berikut membahas berbagai aspek tentang pengertian zakat menurut istilah, memberikan penjelasan yang komprehensif dan mudah dipahami.
Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan zakat menurut istilah?
Jawaban: Zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang telah mencapai nishab, dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.
Pertanyaan 2: Apa saja jenis-jenis harta yang wajib dizakati?
Jawaban: Jenis-jenis harta yang wajib dizakati meliputi harta benda, harta bergerak, harta pertanian, dan harta perniagaan.
Pertanyaan 3: Berapa batas minimal harta yang wajib dizakati (nishab)?
Jawaban: Nishab berbeda-beda untuk setiap jenis harta. Misalnya, nishab untuk emas adalah 85 gram, sedangkan untuk perak adalah 595 gram.
Pertanyaan 4: Siapakah yang wajib mengeluarkan zakat?
Jawaban: Zakat wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat, yaitu akil baligh, merdeka, dan memiliki harta yang telah mencapai nishab.
Pertanyaan 5: Apa saja syarat-syarat zakat?
Jawaban: Syarat-syarat zakat meliputi nishab, haul, dan jenis harta yang wajib dizakati.
Pertanyaan 6: Apa saja manfaat zakat bagi masyarakat?
Jawaban: Zakat memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat, antara lain mengurangi kesenjangan ekonomi, membantu fakir miskin, dan menciptakan lapangan kerja.
Dengan memahami pengertian zakat menurut istilah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang umum ditanyakan, kita dapat melaksanakan kewajiban zakat dengan baik dan benar, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi diri sendiri dan masyarakat.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tujuan dan hikmah di balik pensyariatan zakat, serta berbagai aspek penting lainnya yang terkait dengan zakat.
Tips Memahami Pengertian Zakat Menurut Istilah
Untuk memahami secara mendalam tentang pengertian zakat menurut istilah, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:
Tip 1: Baca dan pelajari sumber-sumber terpercaya tentang zakat, seperti Al-Qur’an, hadits, dan kitab-kitab fiqih.
Tip 2: Ikuti kajian atau seminar tentang zakat yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga Islam yang kredibel.
Tip 3: Berkonsultasilah dengan ulama atau ahli di bidang zakat untuk mendapatkan penjelasan yang lebih komprehensif.
Tip 4: Perhatikan perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang masalah-masalah terkait zakat, dan pilih pendapat yang paling kuat argumennya.
Tip 5: Terapkan pemahaman tentang zakat dalam praktik kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menjadi bagian dari ibadah yang kita kerjakan.
Tip 6: Ajak keluarga, teman, dan masyarakat sekitar untuk juga memahami zakat, sehingga dapat menjadi amalan yang dikerjakan bersama-sama.
Tip 7: Manfaatkan teknologi untuk mencari informasi dan sumber belajar tentang zakat, seperti aplikasi, website, atau media sosial.
Tip 8: Jangan ragu untuk bertanya dan mencari klarifikasi jika ada hal-hal yang belum dipahami tentang zakat.
Dengan memahami pengertian zakat menurut istilah dan mengamalkannya dengan baik, kita dapat menjalankan kewajiban sebagai umat Islam dengan lebih sempurna dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah di balik pensyariatan zakat, yaitu manfaat dan tujuan yang terkandung dalam ibadah zakat bagi individu dan masyarakat.
Simpulan Pengertian Zakat Menurut Istilah
Pengertian zakat menurut istilah memiliki makna yang komprehensif, meliputi harta tertentu, wajib dikeluarkan oleh muslim yang telah memenuhi syarat (akil baligh, merdeka, beragama Islam, dan memiliki harta mencapai nishab), dengan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan syariat Islam. Zakat tidak hanya dipandang sebagai ibadah ritual, tetapi juga memiliki peran penting dalam distribusi harta dan penanggulangan kemiskinan.
Beberapa poin penting yang saling berkaitan dalam pengertian zakat menurut istilah adalah:
- Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat.
- Zakat memiliki dampak sosial yang signifikan, yaitu mengurangi kesenjangan ekonomi dan membantu masyarakat miskin.
- Zakat merupakan salah satu pilar penting dalam sistem ekonomi dan sosial Islam.
Memahami pengertian zakat menurut istilah secara mendalam akan mendorong kita untuk menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Zakat bukan hanya sekedar ibadah, tetapi juga merupakan wujud kepedulian sosial dan tanggung jawab kita sebagai umat Islam untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.