Niat puasa lahir adalah niat yang diucapkan dengan lisan pada saat akan melaksanakan puasa. Niat ini merupakan syarat sahnya puasa, dan harus dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Contoh niat puasa lahir: “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” (Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala).
Niat puasa lahir sangat penting karena menunjukkan kesungguhan seseorang dalam melaksanakan puasa. Puasa yang dilakukan tanpa niat tidak akan sah dan tidak mendapat pahala. Selain itu, niat puasa lahir juga memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
- Menguatkan tekad dan kemauan untuk berpuasa.
- Membantu seseorang untuk fokus dan berkonsentrasi dalam beribadah.
- Menjadi pengingat bagi seseorang tentang tujuan dan hikmah berpuasa.
Dalam sejarah Islam, niat puasa lahir telah mengalami perkembangan. Pada masa Rasulullah SAW, niat puasa lahir dilakukan dengan cara mengucapkan niat dalam hati. Namun, pada masa perkembangan fiqih, para ulama sepakat bahwa niat puasa lahir harus diucapkan dengan lisan.
Dengan demikian, niat puasa lahir merupakan salah satu syarat sahnya puasa yang sangat penting. Niat puasa lahir memiliki beberapa manfaat dan telah mengalami perkembangan dalam sejarah Islam. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang niat puasa lahir, termasuk tata cara, waktu, dan hal-hal yang membatalkannya.
niat puasa lahir
Niat puasa lahir adalah salah satu syarat sahnya puasa yang memiliki banyak aspek penting. Berikut adalah 9 aspek kunci niat puasa lahir yang perlu diperhatikan:
- Waktu
- Lafal
- Ikhlas
- Sunnah
- Wajib
- Sah
- Batal
- Fardhu
- Syarat
Kesembilan aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk sebuah kesatuan yang utuh. Misalnya, waktu niat puasa lahir yang tepat adalah pada malam hari sebelum fajar. Lafadz niat harus diucapkan dengan jelas dan sesuai dengan sunnah. Niat yang ikhlas akan membuat puasa menjadi lebih bermakna. Selain itu, niat puasa lahir juga merupakan sebuah kewajiban (fardhu) yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang ingin melaksanakan puasa. Jika salah satu aspek tersebut tidak terpenuhi, maka puasa bisa menjadi tidak sah.
Waktu
Waktu merupakan aspek penting dalam niat puasa lahir. Niat puasa lahir harus diucapkan pada waktu yang tepat, yaitu pada malam hari sebelum fajar. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: “Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika seseorang berniat puasa setelah fajar, maka puasanya tidak sah. Hal ini karena niat puasa lahir merupakan syarat sahnya puasa. Tanpa niat, puasa tidak akan dianggap sah dan tidak akan mendapat pahala. Selain itu, niat puasa lahir juga berfungsi sebagai penanda bahwa seseorang telah memulai ibadah puasa. Oleh karena itu, niat puasa lahir harus diucapkan pada waktu yang tepat, yaitu pada malam hari sebelum fajar.
Dalam praktiknya, niat puasa lahir dapat diucapkan kapan saja pada malam hari sebelum fajar. Namun, disunnahkan untuk mengucapkan niat puasa lahir pada sepertiga malam terakhir. Hal ini karena pada waktu tersebut, hati manusia sedang lebih tenang dan fokus sehingga niat yang diucapkan akan lebih khusyuk. Selain itu, mengucapkan niat puasa lahir pada sepertiga malam terakhir juga dapat membantu seseorang untuk bangun sahur dan melaksanakan puasa dengan lebih baik.
Lafal
Lafal merupakan salah satu aspek penting dalam niat puasa lahir. Lafadz niat puasa lahir harus diucapkan dengan jelas dan sesuai dengan sunnah. Hal ini karena lafal niat merupakan salah satu syarat sahnya puasa. Tanpa lafal niat, puasa tidak akan dianggap sah dan tidak akan mendapat pahala.
- Bacaan Niat
Bacaan niat puasa lahir yang sesuai dengan sunnah adalah “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” (Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala). Lafadz ini dibaca dengan jelas dan pelan, sehingga dapat didengar oleh diri sendiri. - Bahasa
Lafadz niat puasa lahir dapat diucapkan dalam bahasa apapun yang dikuasai oleh seseorang. Namun, disunnahkan untuk mengucapkan niat puasa lahir dalam bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam beribadah. - Terjemah
Jika seseorang tidak bisa mengucapkan niat puasa lahir dalam bahasa Arab, maka boleh mengucapkan terjemahannya dalam bahasa yang dikuasai. Namun, disunnahkan untuk tetap mempelajari lafaz niat puasa lahir dalam bahasa Arab, sehingga dapat diucapkan dengan lebih baik di kemudian hari. - Ikhlas
Lafadz niat puasa lahir harus diucapkan dengan ikhlas, yaitu hanya karena Allah SWT. Jika seseorang mengucapkan niat puasa lahir karena ingin dipuji atau karena ingin mendapatkan sesuatu dari manusia, maka puasanya tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Dengan demikian, lafal niat puasa lahir merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap muslim yang ingin melaksanakan puasa. Lafadz niat puasa lahir harus diucapkan dengan jelas, sesuai dengan sunnah, dan dengan ikhlas. Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka puasa bisa menjadi tidak sah.
Ikhlas
Ikhlas merupakan salah satu aspek penting dalam niat puasa lahir. Ikhlas adalah niat yang murni karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. Ikhlas menjadi sebab diterimanya amal ibadah, termasuk puasa. Puasa yang dilakukan tanpa ikhlas, hanya akan menjadi puasa yang sia-sia.
Niat puasa lahir yang ikhlas akan menghasilkan puasa yang berkualitas. Puasa yang berkualitas adalah puasa yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan penghayatan. Orang yang berpuasa dengan ikhlas akan lebih mudah menahan hawa nafsu, lebih khusyuk dalam beribadah, dan lebih dermawan dalam bersedekah. Selain itu, puasa yang ikhlas juga akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam hati.
Contoh nyata ikhlas dalam niat puasa lahir adalah ketika seseorang berpuasa bukan karena ingin dipuji atau dihargai oleh orang lain, tetapi semata-mata karena ingin mencari ridha Allah SWT. Puasa yang dilakukan dengan ikhlas seperti ini akan lebih bermakna dan lebih besar pahalanya.
Memahami hubungan antara ikhlas dan niat puasa lahir sangat penting bagi kita dalam mengamalkan ibadah puasa. Dengan memahami hubungan ini, kita dapat meningkatkan kualitas puasa kita dan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, karena ikhlas adalah salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap muslim.
Sunnah
Sunnah adalah segala sesuatu yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapan. Sunnah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, karena menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, termasuk dalam beribadah.
Salah satu sunnah yang terkait dengan niat puasa lahir adalah mengucapkan niat pada sepertiga malam terakhir. Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam at-Tirmidzi: “Barang siapa yang berniat puasa pada sepertiga malam terakhir, maka puasanya akan sempurna.” Hadis ini menunjukkan bahwa mengucapkan niat pada sepertiga malam terakhir merupakan sunnah yang sangat dianjurkan dalam berpuasa.
Selain waktu pengucapan niat, terdapat beberapa sunnah lain yang terkait dengan niat puasa lahir, di antaranya:
- Mengucapkan niat dengan jelas dan pelan, sehingga dapat didengar oleh diri sendiri.
- Mengucapkan niat dalam bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam beribadah.
- Mengucapkan niat dengan ikhlas, yaitu hanya karena Allah SWT.
Dengan memahami sunnah-sunnah yang terkait dengan niat puasa lahir, kita dapat meningkatkan kualitas puasa kita dan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, karena sunnah adalah salah satu cara untuk meneladani Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Wajib
Aspek wajib merupakan salah satu aspek penting dalam niat puasa lahir karena menjadi syarat sahnya puasa. Tanpa memenuhi aspek wajib, puasa seseorang tidak akan dianggap sah dan tidak akan mendapat pahala.
- Waktu Pengucapan
Waktu pengucapan niat puasa lahir adalah wajib dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: “Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim). - Lafaz Niat
Lafaz niat puasa lahir juga wajib diucapkan sesuai dengan sunnah, yaitu “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” (Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala). Hal ini karena lafaz niat merupakan syarat sahnya puasa. - Ikhlas
Ikhlas merupakan aspek wajib dalam niat puasa lahir. Puasa yang dilakukan tanpa ikhlas, hanya akan menjadi puasa yang sia-sia. Ikhlas berarti niat yang murni karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. - Sunnah
Meskipun termasuk aspek wajib, niat puasa lahir juga memiliki beberapa aspek sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Aspek sunnah tersebut antara lain mengucapkan niat pada sepertiga malam terakhir, mengucapkan niat dengan jelas dan pelan, serta mengucapkan niat dalam bahasa Arab.
Dengan demikian, aspek wajib dalam niat puasa lahir sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap muslim yang ingin melaksanakan puasa. Memenuhi aspek wajib akan menjadikan puasa seseorang sah dan mendapat pahala dari Allah SWT. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memperhatikan aspek wajib dalam niat puasa lahir agar ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Sah
Sah merupakan salah satu aspek penting dalam niat puasa lahir karena menjadi penentu sah atau tidaknya puasa seseorang. Niat puasa lahir yang sah akan menjadikan puasa seseorang diterima oleh Allah SWT dan mendapat pahala. Sebaliknya, niat puasa lahir yang tidak sah akan menjadikan puasa seseorang tidak diterima oleh Allah SWT dan tidak mendapat pahala.
- Waktu Pengucapan
Waktu pengucapan niat puasa lahir yang sah adalah pada malam hari sebelum fajar. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: “Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Lafaz Niat
Lafaz niat puasa lahir yang sah adalah “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” (Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala). Lafaz niat ini sesuai dengan sunnah dan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
- Ikhlas
Ikhlas merupakan syarat sah niat puasa lahir. Puasa yang dilakukan tanpa ikhlas, hanya akan menjadi puasa yang sia-sia. Ikhlas berarti niat yang murni karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia.
- Tidak Batal
Niat puasa lahir yang sah adalah niat yang tidak batal. Niat puasa lahir dapat batal karena beberapa hal, seperti makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, dan berhubungan suami istri.
Dengan demikian, aspek sah dalam niat puasa lahir sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap muslim yang ingin melaksanakan puasa. Memastikan niat puasa lahir yang sah akan menjadikan puasa seseorang diterima oleh Allah SWT dan mendapat pahala. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memperhatikan aspek sah dalam niat puasa lahir agar ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Batal
Dalam konteks niat puasa lahir, aspek batal merupakan hal penting yang perlu dipahami agar ibadah puasa dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh Allah SWT. Batal mengacu pada hal-hal yang dapat membatalkan niat puasa lahir, sehingga menjadikan puasa tidak sah dan tidak mendapat pahala.
- Makan dan Minum Sengaja
Makan dan minum dengan sengaja pada saat berpuasa akan membatalkan niat puasa lahir. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang makan atau minum dengan sengaja pada saat berpuasa, maka puasanya batal.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Muntah Sengaja
Muntah dengan sengaja pada saat berpuasa juga dapat membatalkan niat puasa lahir. Hal ini karena muntah termasuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuh dengan sengaja. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang muntah dengan sengaja pada saat berpuasa, maka wajib baginya untuk mengganti puasanya.” (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi) - Berhubungan Suami Istri
Berhubungan suami istri pada saat berpuasa akan membatalkan niat puasa lahir. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 187: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu.” Ayat ini menunjukkan bahwa hubungan suami istri pada saat berpuasa hukumnya haram, sehingga jika dilakukan akan membatalkan puasa. - Keluarnya Air Mani dengan Sengaja
Keluarnya air mani dengan sengaja, seperti dengan melakukan masturbasi, pada saat berpuasa juga dapat membatalkan niat puasa lahir. Hal ini karena keluarnya air mani termasuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuh dengan sengaja.
Dengan demikian, aspek batal dalam niat puasa lahir sangat penting untuk diperhatikan agar ibadah puasa dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh Allah SWT. Jika salah satu aspek batal tersebut terjadi, maka niat puasa lahir menjadi batal dan puasa tidak sah. Oleh karena itu, setiap muslim yang ingin melaksanakan puasa wajib menghindari hal-hal yang dapat membatalkan niat puasa lahir.
Fardhu
Dalam konteks niat puasa lahir, fardhu merujuk pada aspek kewajiban yang harus dipenuhi agar puasa menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT. Berikut beberapa aspek fardhu terkait niat puasa lahir:
- Waktu Pengucapan
Waktu pengucapan niat puasa lahir wajib dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: “Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Lafaz Niat
Lafaz niat puasa lahir yang fardhu adalah “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” (Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala). Lafaz niat ini sesuai dengan sunnah dan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. - Ikhlas
Ikhlas merupakan syarat fardhu niat puasa lahir. Puasa yang dilakukan tanpa ikhlas, hanya akan menjadi puasa yang sia-sia. Ikhlas berarti niat yang murni karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. - Tidak Batal
Niat puasa lahir yang fardhu adalah niat yang tidak batal. Niat puasa lahir dapat batal karena beberapa hal, seperti makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, dan berhubungan suami istri.
Dengan demikian, aspek fardhu dalam niat puasa lahir sangat penting untuk diperhatikan agar ibadah puasa dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh Allah SWT. Memastikan niat puasa lahir yang fardhu akan menjadikan puasa seseorang sah dan mendapat pahala. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memperhatikan aspek fardhu dalam niat puasa lahir agar ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Syarat
Dalam konteks niat puasa lahir, syarat merupakan aspek penting yang harus dipenuhi agar niat puasa menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT. Berikut beberapa syarat niat puasa lahir yang perlu diperhatikan:
- Waktu Pengucapan
Waktu pengucapan niat puasa lahir adalah wajib dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim: “Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Lafaz Niat
Lafaz niat puasa lahir yang sesuai dengan sunnah adalah “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” (Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala). Lafaz niat ini disunnahkan untuk diucapkan dengan jelas dan pelan, sehingga dapat didengar oleh diri sendiri. - Ikhlas
Ikhlas merupakan syarat sah niat puasa lahir. Puasa yang dilakukan tanpa ikhlas, hanya akan menjadi puasa yang sia-sia. Ikhlas berarti niat yang murni karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. - Tidak Batal
Niat puasa lahir yang sah adalah niat yang tidak batal. Niat puasa lahir dapat batal karena beberapa hal, seperti makan dan minum dengan sengaja, muntah dengan sengaja, dan berhubungan suami istri.
Dengan demikian, aspek syarat dalam niat puasa lahir sangat penting untuk diperhatikan agar ibadah puasa dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh Allah SWT. Memastikan niat puasa lahir yang sesuai dengan syarat akan menjadikan puasa seseorang sah dan mendapat pahala. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memperhatikan aspek syarat dalam niat puasa lahir agar ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Pertanyaan Umum tentang Niat Puasa Lahir
Pertanyaan umum ini dibuat untuk menjawab pertanyaan umum dan memberikan pemahaman lebih lanjut tentang niat puasa lahir. Pertanyaan ini akan membahas berbagai aspek penting, termasuk waktu, lafaz, dan syarat sah niat puasa lahir.
Pertanyaan 1: Kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa lahir?
Jawaban: Niat puasa lahir harus diucapkan pada malam hari sebelum fajar. Jika seseorang berniat puasa setelah fajar, puasanya tidak sah.
Pertanyaan 2: Bagaimana lafaz niat puasa lahir yang sesuai dengan sunnah?
Jawaban: Lafaz niat puasa lahir yang sesuai dengan sunnah adalah “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” (Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala).
Pertanyaan 3: Apa saja syarat sah niat puasa lahir?
Jawaban: Syarat sah niat puasa lahir meliputi waktu pengucapan yang tepat, lafaz niat yang sesuai dengan sunnah, ikhlas, dan tidak batal.
Pertanyaan 4: Apakah niat puasa lahir harus diucapkan dengan bahasa Arab?
Jawaban: Meskipun disunnahkan untuk mengucapkan niat puasa lahir dengan bahasa Arab, tetapi boleh diucapkan dalam bahasa lain yang dikuasai.
Pertanyaan 5: Apakah boleh mengucapkan niat puasa lahir secara kolektif?
Jawaban: Tidak diperbolehkan mengucapkan niat puasa lahir secara kolektif. Setiap individu harus mengucapkan niat puasanya sendiri.
Pertanyaan 6: Apakah niat puasa lahir dapat diubah setelah diucapkan?
Jawaban: Niat puasa lahir tidak boleh diubah setelah diucapkan. Jika seseorang ingin mengubah niatnya, maka ia harus membatalkan puasanya terlebih dahulu.
Pertanyaan umum ini memberikan pemahaman dasar tentang niat puasa lahir. Untuk pembahasan lebih mendalam, silakan lanjutkan membaca artikel ini.
Dengan memahami niat puasa lahir dengan baik, kita dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Tips Melaksanakan Niat Puasa Lahir
Melaksanakan niat puasa lahir dengan baik menjadi kunci utama dalam menjalankan ibadah puasa. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam melaksanakan niat puasa lahir dengan sempurna:
Tip 1: Ucapkan niat pada waktu yang tepat
Ucapkan niat puasa lahir pada sepertiga malam terakhir sebelum fajar. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Tip 2: Gunakan lafaz niat yang sesuai
Lafaz niat puasa lahir yang sesuai dengan sunnah adalah “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala” (Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala).
Tip 3: Ucapkan niat dengan ikhlas
Niatkan puasa hanya karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia.
Tip 4: Hindari hal-hal yang membatalkan niat
Hindari makan, minum, muntah, atau berhubungan suami istri dengan sengaja saat berpuasa, karena dapat membatalkan niat puasa lahir.
Tip 5: Perbanyak doa dan dzikir
Perbanyak doa dan dzikir saat mengucapkan niat puasa lahir untuk memperkuat niat dan memohon keberkahan dari Allah SWT.
Dengan melaksanakan tips-tips di atas, Anda dapat menjalankan ibadah puasa dengan sempurna, mendapatkan pahala yang berlimpah, dan meraih keberkahan dari Allah SWT.
Tips-tips ini menjadi bekal penting dalam melaksanakan niat puasa lahir, yang merupakan bagian fundamental dalam ibadah puasa. Dengan memahami dan mengamalkan tips-tips ini, Anda akan memiliki fondasi yang kuat untuk menjalankan ibadah puasa secara optimal.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengulas tuntas tentang niat puasa lahir, yang merupakan syarat sah puasa. Niat puasa lahir harus diucapkan pada malam hari sebelum fajar, dengan lafaz yang sesuai sunnah, yaitu “Nawaitu shauma ghadin lillahi ta’ala”. Niat puasa lahir harus didasari keikhlasan dan tidak batal karena hal-hal seperti makan, minum, muntah, atau berhubungan suami istri.
Niat puasa lahir merupakan gerbang awal ibadah puasa. Dengan niat yang benar, puasa akan menjadi ibadah yang diterima Allah SWT dan berpahala. Sebaliknya, puasa tanpa niat tidak sah dan tidak mendapat pahala. Penting bagi umat Islam untuk memahami dan mengamalkan niat puasa lahir dengan baik agar ibadah puasanya sempurna dan bermakna.