Niat puasa sunnah tarwiyah adalah keinginan dalam hati untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah tarwiyah. Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum puasa Arafah. Contoh niat puasa sunnah tarwiyah: “Saya niat puasa sunnah tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Puasa sunnah tarwiyah memiliki banyak manfaat, di antaranya:
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
- Menghapus dosa-dosa kecil
- Meningkatkan pahala
- Menambah kedekatan dengan Allah SWT
Puasa sunnah tarwiyah juga memiliki sejarah yang panjang. Pada awalnya, puasa ini dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS ketika beliau akan menyembelih putranya, Ismail AS. Puasa ini juga dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan puasa sunnah tarwiyah, keutamaannya, serta hal-hal yang membatalkannya. Mari kita simak bersama-sama.
niat puasa sunnah tarwiyah
Niat merupakan aspek penting dalam berpuasa sunnah tarwiyah. Niat yang benar akan membuat puasa menjadi sah dan bernilai ibadah. Berikut adalah 8 aspek penting terkait niat puasa sunnah tarwiyah:
- Ikhlas
- Sesuai sunnah
- Dilakukan pada malam hari
- Tidak bersyarat
- Ditujukan karena Allah SWT
- Qalbi (di dalam hati)
- Jelas dan tegas
- Benar
Niat puasa sunnah tarwiyah yang benar adalah niat yang memenuhi 8 aspek tersebut. Niat yang ikhlas, sesuai sunnah, dan dilakukan pada malam hari akan membuat puasa menjadi lebih sempurna dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan aspek-aspek tersebut ketika berniat puasa sunnah tarwiyah.
Ikhlas
Ikhlas merupakan aspek penting dalam niat puasa sunnah tarwiyah. Ikhlas artinya melakukan sesuatu hanya karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia. Ikhlas juga berarti tidak riya atau pamer dalam beribadah.
- Niat yang Benar
Niat yang ikhlas adalah niat yang benar-benar diniatkan karena Allah SWT. Kita berpuasa sunnah tarwiyah karena ingin taat kepada Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihormati orang lain.
- Tidak Mengharapkan Balasan
Kita berpuasa sunnah tarwiyah bukan untuk mengharapkan pahala atau balasan dari manusia. Pahala dan balasan hanya kita harapkan dari Allah SWT.
- Tidak Riya
Kita berpuasa sunnah tarwiyah tidak untuk pamer atau riya kepada orang lain. Kita berpuasa sunnah tarwiyah hanya karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Menjaga Kerahasiaan
Kita tidak perlu menceritakan kepada orang lain bahwa kita sedang berpuasa sunnah tarwiyah. Kita cukup menjaga kerahasiaan ibadah kita kepada Allah SWT.
Ikhlas merupakan aspek penting dalam niat puasa sunnah tarwiyah. Dengan berniat yang ikhlas, puasa sunnah tarwiyah kita akan menjadi lebih bernilai dan berpahala di sisi Allah SWT.
Sesuai sunnah
Niat puasa sunnah tarwiyah harus sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Artinya, niat tersebut harus sesuai dengan apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini penting karena puasa sunnah tarwiyah merupakan ibadah yang disyariatkan oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan tuntunan beliau.
Niat puasa sunnah tarwiyah yang sesuai sunnah adalah niat yang diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai. Niat tersebut diucapkan dengan jelas dan tegas, serta ditujukan hanya karena Allah SWT. Selain itu, niat puasa sunnah tarwiyah juga harus disertai dengan syarat dan rukun puasa, seperti tidak makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Dengan melaksanakan niat puasa sunnah tarwiyah sesuai sunnah, insya Allah puasa kita akan lebih bernilai dan berpahala di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan dan melaksanakan niat puasa sunnah tarwiyah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Dilakukan pada malam hari
Dalam Islam, niat merupakan aspek penting dari ibadah, termasuk niat puasa sunnah tarwiyah. Salah satu aspek penting dari niat puasa sunnah tarwiyah adalah dilakukan pada malam hari. Hal ini berdasarkan beberapa alasan, antara lain:
- Mencegah kelalaian
Dengan berniat puasa pada malam hari, kita akan terhindar dari kelalaian untuk berpuasa pada hari berikutnya. Kita akan lebih ingat dan siap untuk melaksanakan puasa sunnah tarwiyah.
- Memperkuat tekad
Berniat puasa pada malam hari akan memperkuat tekad kita untuk berpuasa. Dengan demikian, kita akan lebih semangat dan tidak mudah menyerah dalam menjalankan puasa sunnah tarwiyah.
- Mendapatkan pahala lebih besar
Menurut beberapa ulama, berniat puasa pada malam hari akan mendapatkan pahala yang lebih besar. Hal ini karena kita telah mempersiapkan diri dan bertekad untuk berpuasa sejak malam sebelumnya.
- Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
Berniat puasa pada malam hari merupakan sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, dengan berniat puasa pada malam hari, kita juga mengikuti sunnah beliau.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, sangat dianjurkan bagi kita untuk berniat puasa sunnah tarwiyah pada malam hari. Dengan berniat puasa pada malam hari, insya Allah puasa kita akan lebih berkualitas dan berpahala di sisi Allah SWT.
Tidak bersyarat
Niat puasa sunnah tarwiyah haruslah tidak bersyarat. Artinya, niat tersebut tidak boleh disertai dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, “Saya niat puasa sunnah tarwiyah jika saya sehat” atau “Saya niat puasa sunnah tarwiyah jika saya tidak ada acara”. Niat yang bersyarat seperti ini tidak diperbolehkan dalam puasa sunnah tarwiyah.
Niat puasa sunnah tarwiyah yang tidak bersyarat adalah niat yang diucapkan dengan yakin dan bulat, tanpa adanya keraguan atau syarat apapun. Niat seperti ini menunjukkan bahwa kita benar-benar bertekad untuk melaksanakan puasa sunnah tarwiyah, apapun kondisi dan situasinya.
Ada beberapa alasan mengapa niat puasa sunnah tarwiyah harus tidak bersyarat. Pertama, karena puasa sunnah tarwiyah merupakan ibadah yang disyariatkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat muslim, kita wajib mengikuti segala perintah dan sunnah Nabi Muhammad SAW tanpa syarat. Kedua, karena puasa sunnah tarwiyah merupakan bentuk latihan dan persiapan bagi kita untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib bagi umat muslim yang mampu, dan salah satu syaratnya adalah melaksanakan puasa sunnah tarwiyah.
Dengan memahami pentingnya niat puasa sunnah tarwiyah yang tidak bersyarat, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Insya Allah, dengan niat yang benar dan ikhlas, puasa sunnah tarwiyah kita akan diterima oleh Allah SWT.
Ditujukan karena Allah SWT
Niat puasa sunnah tarwiyah haruslah ditujukan karena Allah SWT. Artinya, niat tersebut harus dilandasi dengan keinginan untuk taat kepada Allah SWT, bukan karena alasan lain seperti ingin dipuji atau dihormati orang lain.
- Ikhlas
Niat puasa sunnah tarwiyah yang ikhlas adalah niat yang benar-benar diniatkan karena Allah SWT. Kita berpuasa sunnah tarwiyah karena ingin taat kepada Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihormati orang lain.
- Tidak Mengharap Balasan
Kita berpuasa sunnah tarwiyah bukan untuk mengharapkan pahala atau balasan dari manusia. Pahala dan balasan hanya kita harapkan dari Allah SWT.
- Tidak Riya
Kita berpuasa sunnah tarwiyah tidak untuk pamer atau riya kepada orang lain. Kita berpuasa sunnah tarwiyah hanya karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan memahami aspek-aspek tersebut, kita dapat melaksanakan puasa sunnah tarwiyah dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Insya Allah, dengan niat yang benar dan ikhlas, puasa sunnah tarwiyah kita akan diterima oleh Allah SWT.
Qalbi (di dalam hati)
Qalbi (di dalam hati) merupakan aspek penting dalam niat puasa sunnah tarwiyah. Niat yang qalbi adalah niat yang benar-benar diniatkan dalam hati, tanpa ada paksaan atau pengaruh dari luar. Niat qalbi juga harus disertai dengan keyakinan dan keikhlasan.
- Keikhlasan
Niat puasa sunnah tarwiyah yang qalbi harus didasari oleh keikhlasan, yaitu hanya karena Allah SWT. Kita berpuasa bukan karena ingin dipuji atau dihormati orang lain, tetapi karena ingin mencari ridha Allah SWT.
- Keyakinan
Niat puasa sunnah tarwiyah yang qalbi harus disertai dengan keyakinan bahwa puasa yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT. Keyakinan ini akan membuat kita lebih semangat dan istiqomah dalam menjalankan puasa.
- Ketulusan
Niat puasa sunnah tarwiyah yang qalbi harus didasari oleh ketulusan, yaitu benar-benar ingin melaksanakan puasa sunnah tarwiyah dengan sebaik-baiknya. Ketulusan ini akan membuat kita lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan puasa.
- Kemauan
Niat puasa sunnah tarwiyah yang qalbi harus disertai dengan kemauan yang kuat untuk melaksanakan puasa. Kemauan yang kuat ini akan membuat kita lebih mudah untuk menahan lapar dan dahaga selama berpuasa.
Dengan memahami aspek-aspek qalbi dalam niat puasa sunnah tarwiyah, kita dapat melaksanakan puasa sunnah tarwiyah dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Insya Allah, dengan niat yang qalbi, puasa sunnah tarwiyah kita akan diterima oleh Allah SWT.
Jelas dan tegas
Niat puasa sunnah tarwiyah hendaknya jelas dan tegas. Artinya, niat tersebut harus diucapkan dengan jelas dan tidak samar-samar, serta diucapkan dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati.
- Ucapan yang jelas
Niat puasa sunnah tarwiyah harus diucapkan dengan jelas, baik dalam hati maupun lisan. Tidak boleh diucapkan dengan samar-samar atau bergumam.
- Tidak samar-samar
Niat puasa sunnah tarwiyah tidak boleh diucapkan dengan samar-samar atau menggunakan kata-kata yang multitafsir. Niat harus diucapkan dengan jelas dan tegas, sehingga tidak menimbulkan keraguan tentang jenis puasa yang diniatkan.
- Keyakinan dan keteguhan hati
Niat puasa sunnah tarwiyah harus diucapkan dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati. Tidak boleh diucapkan dengan ragu-ragu atau bimbang.
- Sesuai dengan sunnah
Niat puasa sunnah tarwiyah harus diucapkan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Tidak boleh diucapkan dengan kata-kata yang tidak sesuai dengan tuntunan beliau.
Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, insya Allah niat puasa sunnah tarwiyah kita akan menjadi lebih jelas dan tegas, sehingga puasa kita lebih bernilai dan berpahala di sisi Allah SWT.
Benar
Dalam konteks niat puasa sunnah tarwiyah, “benar” memiliki arti sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Niat puasa sunnah tarwiyah yang benar adalah niat yang diucapkan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW, baik dari segi lafaz maupun maknanya.
Niat puasa sunnah tarwiyah yang benar sangat penting karena menjadi syarat sahnya puasa. Jika niat yang diucapkan tidak benar, maka puasa yang dijalankan tidak sah dan tidak bernilai ibadah. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan mengucapkan niat puasa sunnah tarwiyah dengan benar.
Contoh niat puasa sunnah tarwiyah yang benar adalah sebagai berikut: “Saya niat puasa sunnah tarwiyah karena Allah Ta’ala.” Niat ini diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai, dan diucapkan dengan jelas dan tegas.
Dengan memahami pentingnya niat puasa sunnah tarwiyah yang benar, kita dapat melaksanakan ibadah puasa dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Insya Allah, dengan niat yang benar, puasa sunnah tarwiyah kita akan diterima oleh Allah SWT.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Niat Puasa Sunnah Tarwiyah
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar niat puasa sunnah tarwiyah yang mungkin ingin Anda ketahui:
Pertanyaan 1: Kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat puasa sunnah tarwiyah?
Jawaban: Niat puasa sunnah tarwiyah sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai.
Pertanyaan 2: Bagaimana lafaz niat puasa sunnah tarwiyah yang benar?
Jawaban: Lafaz niat puasa sunnah tarwiyah yang benar adalah “Saya niat puasa sunnah tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Pertanyaan 3: Apakah boleh mengucapkan niat puasa sunnah tarwiyah pada pagi hari?
Jawaban: Sebaiknya tidak, karena dikhawatirkan puasa tidak sah jika niat diucapkan setelah terbit fajar.
Pertanyaan 4: Apakah niat puasa sunnah tarwiyah harus diucapkan dengan lisan?
Jawaban: Tidak harus, niat juga bisa diucapkan dalam hati.
Pertanyaan 5: Bagaimana jika lupa mengucapkan niat puasa sunnah tarwiyah?
Jawaban: Jika lupa mengucapkan niat, maka puasa tidak sah dan harus diqadha.
Pertanyaan 6: Apakah puasa sunnah tarwiyah boleh diniatkan sekaligus dengan puasa Arafah?
Jawaban: Boleh, namun niat puasa Arafah harus diucapkan secara terpisah setelah terbit fajar pada 9 Dzulhijjah.
Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar niat puasa sunnah tarwiyah. Semoga bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam menjalankan ibadah puasa sunnah tarwiyah dengan baik dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan puasa sunnah tarwiyah dan hal-hal yang membatalkannya. Mari kita simak bersama pada bagian selanjutnya.
Tips Niat Puasa Sunnah Tarwiyah
Niat merupakan aspek penting dalam berpuasa sunnah tarwiyah. Niat yang benar akan membuat puasa menjadi sah dan bernilai ibadah. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda dalam mengucapkan niat puasa sunnah tarwiyah dengan benar:
Tip 1: Ucapkan niat pada malam hari
Niat puasa sunnah tarwiyah sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai. Hal ini untuk menghindari lupa atau terlambat mengucapkan niat.
Tip 2: Gunakan lafaz niat yang benar
Lafaz niat puasa sunnah tarwiyah yang benar adalah “Saya niat puasa sunnah tarwiyah karena Allah Ta’ala”. Ucapkan niat dengan jelas dan tegas.
Tip 3: Niatkan dengan ikhlas
Niat puasa sunnah tarwiyah harus diniatkan dengan ikhlas karena Allah SWT. Jangan diniatkan karena ingin dipuji atau dihormati orang lain.
Tip 4: Ucapkan niat dengan yakin
Ucapkan niat puasa sunnah tarwiyah dengan yakin dan penuh keyakinan. Jangan ragu-ragu atau bimbang.
Tip 5: Hindari mengucapkan niat dengan syarat
Niat puasa sunnah tarwiyah tidak boleh diucapkan dengan syarat. Misalnya, “Saya niat puasa sunnah tarwiyah jika saya sehat” atau “Saya niat puasa sunnah tarwiyah jika saya tidak ada acara”.
Tip 6: Ucapkan niat dalam hati
Niat puasa sunnah tarwiyah bisa diucapkan dalam hati atau lisan. Namun, lebih utama diucapkan dalam hati.
Tip 7: Ulangi niat jika ragu
Jika ragu apakah sudah mengucapkan niat atau belum, maka ulangi kembali niat puasa sunnah tarwiyah.
Tip 8: Berdoa setelah mengucapkan niat
Setelah mengucapkan niat, disunnahkan untuk berdoa agar puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, insya Allah niat puasa sunnah tarwiyah kita akan menjadi lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Semoga puasa sunnah tarwiyah kita diterima oleh Allah SWT dan menjadi amal ibadah yang bermanfaat bagi kita.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan puasa sunnah tarwiyah dan hal-hal yang membatalkannya. Mari kita simak bersama pada bagian selanjutnya.
Kesimpulan
Niat memegang peranan penting dalam menjalankan ibadah puasa sunnah tarwiyah. Niat yang benar dan sesuai syariat akan menjadikan puasa kita sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan aspek-aspek penting dalam niat puasa sunnah tarwiyah, seperti keikhlasan, sesuai sunnah, dilakukan pada malam hari, tidak bersyarat, ditujukan karena Allah SWT, qalbi (di dalam hati), jelas dan tegas, serta benar.
Dengan memahami dan melaksanakan niat puasa sunnah tarwiyah dengan baik, insya Allah puasa kita akan lebih berkualitas dan berpahala. Mari kita jadikan puasa sunnah tarwiyah sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, serta mempersiapkan diri kita untuk melaksanakan ibadah haji di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan menjadikan puasa sunnah tarwiyah kita sebagai bekal kebaikan di akhirat kelak.