Ciri Ciri Haji Yang Tidak Mabrur

jurnal


Ciri Ciri Haji Yang Tidak Mabrur

Ciri-ciri haji yang tidak mabrur adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ibadah haji seseorang tidak diterima oleh Allah SWT. Salah satu ciri-cirinya adalah tidak memenuhi syarat dan rukun haji, seperti tidak berihram, tidak melakukan tawaf, atau tidak melempar jumrah.

Haji yang mabrur memiliki banyak manfaat, di antaranya menghapus dosa-dosa, meningkatkan derajat di sisi Allah, dan mendapatkan pahala yang besar. Dalam sejarah Islam, haji pertama kali dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Ismail AS.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang ciri-ciri haji yang tidak mabrur, faktor-faktor yang menyebabkannya, serta cara-cara untuk menghindari agar ibadah haji kita diterima oleh Allah SWT.

ciri ciri haji yang tidak mabrur

Ciri-ciri haji yang tidak mabrur merupakan aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan agar ibadah haji kita diterima oleh Allah SWT. Berikut adalah 9 ciri-ciri haji yang tidak mabrur:

  • Tidak berihram
  • Tidak melakukan tawaf
  • Tidak melempar jumrah
  • Tidak mencukur rambut
  • Tidak membayar dam
  • Melakukan perbuatan maksiat
  • Bertengkar atau berselisih paham
  • Tidak mengikuti aturan dan tata cara haji
  • Tidak ikhlas dalam beribadah

Ciri-ciri haji yang tidak mabrur ini dapat menyebabkan ibadah haji kita tidak diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui dan menghindari ciri-ciri ini agar ibadah haji kita mabrur dan mendapatkan pahala yang besar.

Tidak berihram

Tidak berihram merupakan salah satu dari 9 ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Ihram adalah niat dan memakai pakaian khusus yang dilakukan oleh jemaah haji atau umrah ketika memasuki miqat, yaitu batas wilayah di mana jemaah haji atau umrah wajib mengenakan pakaian ihram. Pakaian ihram bagi laki-laki adalah dua lembar kain putih tanpa jahitan yang dililitkan di badan, sedangkan bagi perempuan adalah pakaian yang menutup seluruh aurat kecuali wajah dan telapak tangan.

Tidak berihram dapat menyebabkan haji seseorang tidak mabrur karena ihram merupakan syarat wajib haji. Tanpa berihram, haji seseorang tidak dianggap sah. Selain itu, tidak berihram juga dapat menyebabkan jemaah haji dikenai dam, yaitu denda yang harus dibayar karena melanggar aturan haji.

Berikut adalah beberapa contoh nyata dari tidak berihram yang termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur:

  • Jemaah haji yang tidak mengenakan pakaian ihram saat memasuki miqat.
  • Jemaah haji yang mengenakan pakaian ihram yang tidak sesuai dengan ketentuan.
  • Jemaah haji yang tidak berniat ihram saat memasuki miqat.

Dengan memahami hubungan antara tidak berihram dan ciri-ciri haji yang tidak mabrur, kita dapat menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan haji kita tidak mabrur. Penting bagi kita untuk mengetahui dan mengikuti aturan-aturan haji dengan baik agar ibadah haji kita diterima oleh Allah SWT.

Tidak melakukan tawaf

Tawaf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilakukan oleh setiap jemaah haji. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan cara tertentu. Tawaf dimulai dari Hajar Aswad dan dilakukan berlawanan arah jarum jam.

Tidak melakukan tawaf merupakan salah satu dari 9 ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Hal ini disebabkan karena tawaf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilakukan. Tanpa melakukan tawaf, haji seseorang tidak dianggap sah. Selain itu, tidak melakukan tawaf juga dapat menyebabkan jemaah haji dikenai dam, yaitu denda yang harus dibayar karena melanggar aturan haji.

Berikut adalah beberapa contoh nyata dari tidak melakukan tawaf yang termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur:

  • Jemaah haji yang tidak mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
  • Jemaah haji yang melakukan tawaf dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan.
  • Jemaah haji yang tidak memulai tawaf dari Hajar Aswad.

Dengan memahami hubungan antara tidak melakukan tawaf dan ciri-ciri haji yang tidak mabrur, kita dapat menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan haji kita tidak mabrur. Penting bagi kita untuk mengetahui dan mengikuti aturan-aturan haji dengan baik agar ibadah haji kita diterima oleh Allah SWT.

Tidak melempar jumrah

Tidak melempar jumrah merupakan salah satu dari 9 ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Jumrah adalah pilar-pilar yang menjadi sasaran lemparan batu oleh jemaah haji. Terdapat tiga jumrah, yaitu jumrah ula, jumrah wustha, dan jumrah aqabah. Melempar jumrah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilakukan oleh setiap jemaah haji.

Tidak melempar jumrah dapat menyebabkan haji seseorang tidak mabrur. Hal ini disebabkan karena melempar jumrah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilakukan. Tanpa melempar jumrah, haji seseorang tidak dianggap sah. Selain itu, tidak melempar jumrah juga dapat menyebabkan jemaah haji dikenai dam, yaitu denda yang harus dibayar karena melanggar aturan haji.

Berikut adalah beberapa contoh nyata dari tidak melempar jumrah yang termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur:

  • Jemaah haji yang tidak melempar jumrah sama sekali.
  • Jemaah haji yang tidak melempar jumrah dengan batu yang sesuai ketentuan.
  • Jemaah haji yang tidak melempar jumrah pada waktu yang ditentukan.

Dengan memahami hubungan antara tidak melempar jumrah dan ciri-ciri haji yang tidak mabrur, kita dapat menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan haji kita tidak mabrur. Penting bagi kita untuk mengetahui dan mengikuti aturan-aturan haji dengan baik agar ibadah haji kita diterima oleh Allah SWT.

Tidak Mencukur Rambut

Tidak mencukur rambut merupakan salah satu dari 9 ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Mencukur rambut merupakan salah satu sunnah haji yang dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap jemaah haji. Mencukur rambut dilakukan setelah selesai melaksanakan semua rangkaian ibadah haji, yaitu setelah melontar jumrah aqabah pada hari raya Idul Adha.

  • Tidak Mencukur Rambut Sama Sekali

    Jemaah haji yang tidak mencukur rambut sama sekali, baik sebagian maupun seluruhnya, termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Mencukur rambut merupakan salah satu sunnah haji yang dianjurkan untuk dilakukan, sehingga jika tidak dilakukan maka haji seseorang menjadi tidak sempurna.

  • Tidak Mencukur Semua Rambut

    Jemaah haji yang hanya mencukur sebagian rambutnya, misalnya hanya mencukur sebagian kepala atau sebagian jenggot, juga termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Mencukur rambut harus dilakukan pada seluruh bagian kepala dan jenggot, sesuai dengan sunnah haji.

  • Mencukur Rambut Sebelum Waktunya

    Jemaah haji yang mencukur rambut sebelum waktunya, yaitu sebelum selesai melaksanakan semua rangkaian ibadah haji, juga termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Mencukur rambut harus dilakukan setelah selesai melontar jumrah aqabah pada hari raya Idul Adha.

  • Mencukur Rambut dengan Cara yang Tidak Sesuai

    Jemaah haji yang mencukur rambut dengan cara yang tidak sesuai dengan sunnah, misalnya dengan menggunakan gunting atau pisau cukur, juga termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Mencukur rambut harus dilakukan dengan menggunakan alat cukur yang tajam, seperti pisau cukur tradisional atau gunting cukur.

Dengan memahami hubungan antara tidak mencukur rambut dan ciri-ciri haji yang tidak mabrur, kita dapat menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan haji kita tidak mabrur. Penting bagi kita untuk mengetahui dan mengikuti aturan-aturan haji dengan baik agar ibadah haji kita diterima oleh Allah SWT.

Tidak membayar dam

Tidak membayar dam merupakan salah satu dari 9 ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Dam adalah denda yang wajib dibayar oleh jemaah haji yang melanggar aturan-aturan haji. Pelanggaran-pelanggaran tersebut dapat berupa meninggalkan suatu rukun atau wajib haji, melakukan perbuatan yang dilarang selama ihram, atau merusak lingkungan di sekitar Masjidil Haram dan sekitarnya.

  • Tidak membayar dam sama sekali

    Jemaah haji yang tidak membayar dam sama sekali, baik sebagian maupun seluruhnya, termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Pembayaran dam merupakan kewajiban yang harus dipenuhi untuk menebus pelanggaran yang dilakukan selama haji.

  • Tidak membayar dam sesuai ketentuan

    Jemaah haji yang membayar dam tidak sesuai dengan ketentuan, misalnya membayar dengan jumlah yang kurang atau jenis hewan yang tidak sesuai, juga termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Pembayaran dam harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

  • Tidak membayar dam tepat waktu

    Jemaah haji yang membayar dam tidak tepat waktu, misalnya membayar setelah batas waktu yang ditentukan, juga termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Pembayaran dam harus dilakukan tepat waktu agar dapat diterima.

  • Membayar dam dengan cara yang tidak benar

    Jemaah haji yang membayar dam dengan cara yang tidak benar, misalnya dengan membayar kepada orang yang tidak berhak menerimanya atau dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat, juga termasuk dalam ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Pembayaran dam harus dilakukan dengan cara yang benar agar dapat diterima.

Dengan memahami hubungan antara tidak membayar dam dan ciri-ciri haji yang tidak mabrur, kita dapat menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan haji kita tidak mabrur. Penting bagi kita untuk mengetahui dan mengikuti aturan-aturan haji dengan baik agar ibadah haji kita diterima oleh Allah SWT.

Melakukan perbuatan maksiat

Melakukan perbuatan maksiat merupakan salah satu dari 9 ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Perbuatan maksiat adalah segala perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, baik kecil maupun besar. Melakukan perbuatan maksiat selama haji dapat membatalkan haji seseorang dan menyebabkannya tidak diterima oleh Allah SWT.

  • Berzina
    Berzina adalah salah satu perbuatan maksiat yang dapat membatalkan haji. Berzina adalah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Jemaah haji yang berzina selama haji wajib membayar dam dan mengulangi hajinya dari awal.
  • Mencuri
    Mencuri adalah perbuatan maksiat yang dapat menyebabkan haji tidak mabrur. Mencuri adalah mengambil harta orang lain tanpa izin. Jemaah haji yang mencuri selama haji wajib mengembalikan harta yang dicurinya dan membayar dam.
  • Membunuh
    Membunuh adalah perbuatan maksiat yang dapat membatalkan haji. Membunuh adalah menghilangkan nyawa orang lain. Jemaah haji yang membunuh selama haji wajib membayar dam dan mengulangi hajinya dari awal.
  • Mengonsumsi alkohol
    Mengonsumsi alkohol adalah perbuatan maksiat yang dapat menyebabkan haji tidak mabrur. Mengonsumsi alkohol adalah meminum minuman yang mengandung alkohol. Jemaah haji yang mengonsumsi alkohol selama haji wajib membayar dam dan mengulangi hajinya dari awal.

Selain perbuatan maksiat yang disebutkan di atas, masih banyak perbuatan maksiat lainnya yang dapat menyebabkan haji tidak mabrur. Oleh karena itu, jemaah haji harus berhati-hati dan menghindari segala bentuk perbuatan maksiat selama haji agar hajinya mabrur dan diterima oleh Allah SWT.

Bertengkar atau berselisih paham

Bertengkar atau berselisih paham merupakan salah satu dari 9 ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Hal ini disebabkan karena pertengkaran dan perselisihan dapat merusak kekhusyukan dan kesucian ibadah haji.

  • Pertengkaran dengan sesama jemaah
    Pertengkaran dengan sesama jemaah haji dapat terjadi karena berbagai hal, seperti perbedaan pendapat, kesalahpahaman, atau perebutan fasilitas. Pertengkaran ini dapat merusak ukhuwah Islamiyah dan membuat ibadah haji menjadi tidak nyaman.
  • Perselisihan dengan petugas haji
    Perselisihan dengan petugas haji juga dapat terjadi, misalnya karena perbedaan pemahaman tentang aturan haji atau karena kesalahpahaman. Perselisihan ini dapat menghambat pelaksanaan ibadah haji dan menimbulkan perasaan tidak menyenangkan.
  • Pertengkaran dengan keluarga atau teman
    Pertengkaran dengan keluarga atau teman yang ikut berhaji juga dapat terjadi. Pertengkaran ini dapat disebabkan oleh masalah pribadi atau karena perbedaan pendapat tentang cara pelaksanaan ibadah haji. Pertengkaran ini dapat merusak suasana kekeluargaan dan mengganggu kekhusyukan ibadah.
  • Perselisihan dengan masyarakat setempat
    Perselisihan dengan masyarakat setempat juga dapat terjadi, misalnya karena perbedaan budaya atau kesalahpahaman. Perselisihan ini dapat merusak citra jemaah haji dan mempersulit pelaksanaan ibadah haji.

Oleh karena itu, jemaah haji harus menghindari pertengkaran dan perselisihan paham selama pelaksanaan ibadah haji. Jemaah haji harus selalu menjaga sikap sabar, toleran, dan saling menghormati agar ibadah haji dapat berjalan dengan lancar dan mabrur.

Tidak mengikuti aturan dan tata cara haji

Tidak mengikuti aturan dan tata cara haji merupakan salah satu ciri-ciri haji yang tidak mabrur. Aturan dan tata cara haji telah ditetapkan untuk menjaga kesucian, ketertiban, dan kekhusyukan ibadah haji. Pelanggaran terhadap aturan dan tata cara haji dapat berdampak pada keabsahan dan penerimaan haji seseorang di sisi Allah SWT.

  • Melakukan ibadah haji tanpa mahram
    Bagi jemaah haji perempuan, melakukan ibadah haji tanpa mahram merupakan pelanggaran aturan haji yang dapat menyebabkan hajinya tidak mabrur. Mahram adalah laki-laki yang memiliki hubungan keluarga tertentu dengan jemaah haji perempuan, seperti suami, ayah, saudara laki-laki, atau paman.
  • Tidak memakai pakaian ihram sesuai ketentuan
    Pakaian ihram adalah pakaian khusus yang harus dikenakan oleh jemaah haji saat melaksanakan ibadah haji. Pelanggaran terhadap ketentuan pakaian ihram, seperti memakai pakaian yang tidak sesuai atau tidak menutup aurat, dapat menyebabkan hajinya tidak mabrur.
  • Tidak melakukan thawaf sesuai aturan
    Thawaf adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Pelanggaran terhadap aturan thawaf, seperti tidak melakukan thawaf sebanyak tujuh kali atau tidak dimulai dari Hajar Aswad, dapat menyebabkan hajinya tidak mabrur.
  • Tidak melakukan sai sesuai aturan
    Sai adalah ibadah berjalan dan berlari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Pelanggaran terhadap aturan sai, seperti tidak melakukan sai sebanyak tujuh kali atau tidak dimulai dari bukit Safa, dapat menyebabkan hajinya tidak mabrur.

Selain aspek-aspek yang disebutkan di atas, masih banyak aturan dan tata cara haji lainnya yang harus diikuti oleh jemaah haji. Dengan mengikuti aturan dan tata cara haji dengan baik, jemaah haji dapat meningkatkan kualitas ibadah hajinya dan berharap hajinya mabrur di sisi Allah SWT.

Tidak ikhlas dalam beribadah

Tidak ikhlas dalam beribadah merupakan salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan haji seseorang tidak mabrur. Ikhlas adalah melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. Haji yang tidak ikhlas, yaitu haji yang dilakukan bukan karena ingin mencari ridha Allah SWT, melainkan karena ingin mendapatkan pujian, status sosial, atau keuntungan duniawi lainnya, tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Contoh nyata dari tidak ikhlas dalam beribadah yang dapat menyebabkan haji tidak mabrur adalah sebagai berikut:

  • Jemaah haji yang melakukan haji hanya karena ingin mendapatkan pujian dari masyarakat.
  • Jemaah haji yang melakukan haji hanya karena ingin meningkatkan status sosialnya.
  • Jemaah haji yang melakukan haji hanya karena ingin mendapatkan keuntungan bisnis di Arab Saudi.

Memahami hubungan antara tidak ikhlas dalam beribadah dan ciri-ciri haji yang tidak mabrur sangat penting bagi kita agar dapat menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan haji kita tidak mabrur. Dengan beribadah secara ikhlas, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah haji kita dan berharap haji kita mabrur di sisi Allah SWT.

Tanya Jawab tentang Ciri-ciri Haji yang Tidak Mabrur

Berikut adalah tanya jawab untuk mengantisipasi pertanyaan yang sering diajukan dan memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang ciri-ciri haji yang tidak mabrur:

Pertanyaan 1: Apa saja ciri-ciri umum haji yang tidak mabrur?

Jawaban: Ciri-ciri umum haji yang tidak mabrur meliputi tidak berihram, tidak melakukan tawaf, tidak melempar jumrah, tidak mencukur rambut, tidak membayar dam, melakukan perbuatan maksiat, bertengkar atau berselisih paham, tidak mengikuti aturan dan tata cara haji, dan tidak ikhlas dalam beribadah.

Pertanyaan 2: Apakah haji yang dilakukan tanpa mahram termasuk haji yang tidak mabrur?

Jawaban: Bagi jemaah haji perempuan, melakukan ibadah haji tanpa mahram merupakan pelanggaran aturan haji yang dapat menyebabkan hajinya tidak mabrur. Mahram adalah laki-laki yang memiliki hubungan keluarga tertentu dengan jemaah haji perempuan, seperti suami, ayah, saudara laki-laki, atau paman.

Pertanyaan 3: Apakah haji yang dilakukan dengan tujuan selain mencari ridha Allah SWT termasuk haji yang tidak mabrur?

Jawaban: Ya, haji yang dilakukan bukan karena ingin mencari ridha Allah SWT, melainkan karena ingin mendapatkan pujian, status sosial, atau keuntungan duniawi lainnya, tidak akan diterima oleh Allah SWT dan termasuk haji yang tidak mabrur.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara menghindari perbuatan maksiat selama haji agar haji kita mabrur?

Jawaban: Untuk menghindari perbuatan maksiat selama haji, jemaah haji perlu menjaga sikap dan perilaku, serta fokus pada ibadah dan menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan haji atau mengurangi pahalanya. Jemaah haji juga harus selalu mengingat niat awal dalam melaksanakan ibadah haji, yaitu untuk mencari ridha Allah SWT.

Pertanyaan 5: Apakah pertengkaran kecil antar sesama jemaah haji dapat menyebabkan haji tidak mabrur?

Jawaban: Pertengkaran atau perselisihan, meskipun kecil, dapat merusak kekhusyukan dan kesucian ibadah haji. Oleh karena itu, jemaah haji harus berusaha menghindari segala bentuk pertengkaran atau perselisihan selama pelaksanaan ibadah haji.

Pertanyaan 6: Apa saja konsekuensi dari tidak mengikuti aturan dan tata cara haji dengan baik?

Jawaban: Tidak mengikuti aturan dan tata cara haji dengan baik dapat berdampak pada keabsahan dan penerimaan haji seseorang di sisi Allah SWT. Pelanggaran terhadap aturan haji dapat menyebabkan haji tidak mabrur atau bahkan batal.

Dengan memahami ciri-ciri haji yang tidak mabrur dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkannya, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah haji kita dan berharap haji kita mabrur di sisi Allah SWT.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang cara-cara untuk mempersiapkan diri agar haji kita mabrur.

Tips Menghindari Ciri-ciri Haji yang Tidak Mabrur

Setelah memahami ciri-ciri haji yang tidak mabrur, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menghindari hal-hal tersebut dan meningkatkan kualitas ibadah haji kita:

Tip 1: Persiapkan Diri dengan Baik
Persiapan yang baik sebelum berangkat haji sangat penting. Pelajari tata cara haji dengan benar, jaga kesehatan fisik dan mental, serta niatkan ibadah haji semata-mata karena Allah SWT.

Tip 2: Jaga Kekhusyukan dan Kesucian Ibadah
Fokus pada ibadah haji dan hindari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan, seperti pertengkaran atau perselisihan. Jaga kebersihan dan kesucian selama beribadah, baik lahir maupun batin.

Tip 3: Ikuti Aturan dan Tata Cara Haji
Patuhi semua aturan dan tata cara haji yang telah ditetapkan. Mulai dari berihram, melakukan tawaf, melempar jumrah, hingga mencukur rambut. Hindari pelanggaran sekecil apapun yang dapat membatalkan atau mengurangi pahala haji.

Tip 4: Kendalikan Emosi dan Perilaku
Kendalikan emosi dan hindari segala bentuk perbuatan maksiat selama haji, seperti berjudi, berzina, atau mengonsumsi alkohol. Jaga sikap dan perilaku kita agar tetap terpuji dan sesuai dengan ajaran Islam.

Tip 5: Jaga Kesehatan dan Kebersihan
Jaga kesehatan dan kebersihan selama beribadah haji. Konsumsi makanan dan minuman yang sehat, istirahat cukup, dan jaga kebersihan lingkungan sekitar. Dengan menjaga kesehatan, kita dapat fokus pada ibadah dan meminimalisir gangguan kesehatan yang dapat mengurangi kekhusyukan haji.

Tip 6: Berhati-hati dalam Berbelanja dan Bertransaksi
Saat berbelanja atau bertransaksi selama haji, berhati-hatilah dan hindari penipuan atau mengambil keuntungan secara tidak wajar. Utamakan kejujuran dan keadilan dalam setiap transaksi, serta jangan sampai tergiur oleh harga murah yang tidak masuk akal.

Tip 7: Hormati Budaya dan Tradisi Setempat
Hormati budaya dan tradisi masyarakat setempat selama beribadah haji. Berperilaku sopan, ramah, dan tidak mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain. Dengan menghormati budaya setempat, kita dapat menjaga citra positif jemaah haji Indonesia.

Tip 8: Perbanyak Doa dan Dzikir
Perbanyak doa dan dzikir selama beribadah haji. Panjatkan doa-doa terbaik, mohon ampunan atas dosa-dosa, dan ungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kesempatan yang diberikan untuk menunaikan ibadah haji.

Dengan mengikuti tips-tips ini, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah haji kita, menghindari ciri-ciri haji yang tidak mabrur, dan berharap haji kita mabrur di sisi Allah SWT.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang manfaat haji yang mabrur dan bagaimana cara mempertahankan kemabruran haji kita setelah kembali ke tanah air.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengulas secara komprehensif tentang “ciri ciri haji yang tidak mabrur”. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan adalah:

  • Haji yang tidak mabrur memiliki ciri-ciri tertentu, seperti tidak memenuhi syarat dan rukun haji, melakukan perbuatan maksiat, dan tidak mengikuti aturan dan tata cara haji.
  • Faktor-faktor yang menyebabkan haji tidak mabrur antara lain tidak ikhlas dalam beribadah, tergiur oleh tujuan duniawi, dan terpengaruh oleh budaya negatif.
  • Untuk menghindari haji yang tidak mabrur, jemaah haji perlu mempersiapkan diri dengan baik, menjaga kekhusyukan ibadah, mengikuti aturan haji, dan senantiasa berdoa dan berdzikir.

Kemabruran haji merupakan hal yang sangat penting bagi setiap Muslim. Dengan menghindari ciri-ciri haji yang tidak mabrur dan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas ibadah haji, kita dapat memperoleh haji yang mabrur dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags

Artikel Terbaru