Tawaf Yang Menjadi Rukun Haji Adalah

jurnal


Tawaf Yang Menjadi Rukun Haji Adalah

Tawaf yang menjadi rukun haji adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan cara tertentu. Tawaf dilakukan sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT dan merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan.

Tawaf memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah membersihkan diri dari dosa, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan sebagai bentuk latihan kesabaran dan keikhlasan. Tawaf juga memiliki sejarah panjang dan telah menjadi bagian dari ibadah haji sejak zaman Nabi Ibrahim AS.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang tata cara tawaf yang benar, sejarah tawaf, serta hikmah dan manfaat yang terkandung di dalamnya.

Tawaf yang Menjadi Rukun Haji

Tawaf merupakan salah satu rukun haji yang sangat penting. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tawaf, di antaranya:

  • Niat
  • Tata cara
  • Waktu
  • Tempat
  • Pakaian
  • Doa
  • Sunnah
  • Larangan
  • Hikmah

Setiap aspek ini memiliki kaitan erat dengan pelaksanaan tawaf yang benar dan sesuai dengan syariat. Niat yang ikhlas, tata cara yang sesuai, waktu dan tempat yang tepat, pakaian yang suci, doa yang dipanjatkan, sunnah yang diamalkan, larangan yang dihindari, serta hikmah yang terkandung di dalamnya menjadi kesatuan yang utuh dalam pelaksanaan tawaf.

Niat

Niat merupakan aspek fundamental dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji. Niat yang ikhlas dan sesuai dengan syariat menjadi dasar diterimanya ibadah tawaf oleh Allah SWT.

  • Jenis Niat

    Niat tawaf dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu niat ihram dan niat tawaf. Niat ihram dilakukan saat memulai ibadah haji, sedangkan niat tawaf dilakukan saat akan melaksanakan tawaf.

  • Rukun Niat

    Rukun niat tawaf ada dua, yaitu mengharap ridha Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

  • Syarat Niat

    Syarat niat tawaf adalah dilakukan dengan ikhlas, sadar, dan yakin.

  • Implikasi Niat

    Niat yang benar akan berdampak pada diterimanya ibadah tawaf. Tawaf yang dilakukan tanpa niat yang benar atau niat yang tidak sesuai dengan syariat tidak akan dianggap sah.

Dengan memahami aspek niat dalam tawaf, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan syariat, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan diridhai oleh Allah SWT.

Tata cara

Tata cara merupakan aspek penting dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji. Tata cara yang benar akan berdampak pada sah atau tidaknya ibadah tawaf yang dilakukan. Tata cara tawaf yang benar sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW, antara lain:

  • Memulai tawaf dari Hajar Aswad
  • Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan arah berlawanan arah jarum jam
  • Mencium Hajar Aswad atau jika tidak memungkinkan cukup dengan isyarat tangan
  • Ketika melewati Rukun Yamani, disunnahkan untuk mengusapnya
  • Melakukan ramal (lari-lari kecil) di antara bukit Safa dan Marwah

Tata cara tawaf yang benar akan memberikan dampak positif bagi pelaksanaan ibadah haji secara keseluruhan. Tawaf yang dilakukan dengan benar akan menjadi salah satu penentu diterimanya ibadah haji di sisi Allah SWT. Selain itu, tata cara tawaf yang benar juga akan memberikan ketenangan dan kekhusyukan bagi pelakunya.

Dengan memahami tata cara tawaf yang benar, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan ibadah haji dengan sempurna dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan diridhai oleh Allah SWT.

Waktu

Aspek waktu memegang peranan penting dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji. Waktu yang tepat untuk melaksanakan tawaf adalah setelah shalat subuh hingga terbit fajar.

  • Waktu yang Dianjurkan

    Waktu yang paling dianjurkan untuk melaksanakan tawaf adalah pada sepertiga malam terakhir, karena pada waktu tersebut suasana lebih tenang dan khusyuk.

  • Waktu yang Dilarang

    Tawaf tidak boleh dilaksanakan pada waktu matahari terbit hingga tergelincir, karena pada waktu tersebut tawaf tidak sah.

  • Waktu yang Diperbolehkan

    Selain waktu yang dianjurkan dan dilarang, tawaf boleh dilaksanakan pada waktu-waktu lainnya, baik siang maupun malam.

  • Waktu yang Diutamakan

    Bagi jamaah haji yang melaksanakan haji tamattu’, haji qiran, atau haji ifrad, tawaf yang menjadi rukun haji adalah tawaf ifadhah yang dilaksanakan setelah wuquf di Arafah dan Muzdalifah. Tawaf ifadhah ini diutamakan untuk dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Dengan memahami aspek waktu dalam tawaf, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan syariat, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan diridhai oleh Allah SWT.

Tempat

Aspek tempat merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji. Tawaf harus dilaksanakan di tempat tertentu, yaitu di sekeliling Ka’bah.

Ka’bah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah. Ka’bah menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia. Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan arah berlawanan arah jarum jam.

Tempat pelaksanaan tawaf yang tepat akan berdampak pada sah atau tidaknya ibadah tawaf yang dilakukan. Tawaf yang dilakukan di luar Ka’bah atau di sekitar Ka’bah tetapi tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan tidak akan dianggap sah. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap muslim untuk mengetahui dan memahami tempat pelaksanaan tawaf yang benar.

Dengan memahami aspek tempat dalam tawaf, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan syariat, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan diridhai oleh Allah SWT.

Pakaian

Pakaian merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji. Pakaian yang dikenakan oleh jamaah haji saat melaksanakan tawaf harus memenuhi syarat dan ketentuan tertentu.

Salah satu syarat pakaian tawaf adalah suci dari hadas dan najis. Pakaian yang dikenakan juga harus menutup aurat dan tidak transparan. Jamaah haji laki-laki diwajibkan memakai ihram, yaitu dua lembar kain putih tanpa jahitan yang dililitkan pada tubuh. Sedangkan jamaah haji perempuan memakai pakaian ihram yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

Pakaian ihram memiliki makna kesederhanaan, kesetaraan, dan kebersihan. Dengan mengenakan pakaian ihram, jamaah haji diharapkan dapat fokus pada ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, pakaian ihram juga berfungsi sebagai pembeda antara jamaah haji dengan orang lain yang berada di Masjidil Haram.

Dengan memahami hubungan antara pakaian dan tawaf yang menjadi rukun haji, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan syariat, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan diridhai oleh Allah SWT.

Doa

Doa merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji. Doa dipanjatkan oleh jamaah haji untuk memohon kepada Allah SWT agar ibadah yang dilakukan diterima dan memperoleh haji yang mabrur.

  • Niat Doa

    Niat doa tawaf adalah mengharap ridha Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Doa yang dipanjatkan harus sesuai dengan ajaran Islam dan tidak mengandung unsur kesyirikan.

  • Waktu Doa

    Doa tawaf dapat dipanjatkan kapan saja selama melaksanakan tawaf. Namun, waktu yang paling utama untuk berdoa adalah saat melewati Hajar Aswad, Rukun Yamani, dan Multazam.

  • Tempat Doa

    Doa tawaf dapat dipanjatkan di mana saja selama masih berada di area tawaf. Namun, ada beberapa tempat yang dianggap lebih mustajab, seperti di Hajar Aswad, Rukun Yamani, dan Multazam.

  • Contoh Doa

    Salah satu contoh doa yang dapat dipanjatkan saat tawaf adalah: “Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, terimalah ibadahku, dan jadikanlah hajiku sebagai haji yang mabrur.”

Dengan memahami dan mengamalkan aspek doa dalam tawaf yang menjadi rukun haji, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar dan sesuai dengan syariat, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan diridhai oleh Allah SWT.

Sunnah

Dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji, terdapat beberapa sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh jamaah haji. Sunnah-sunnah tersebut merupakan amalan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan menjadi pelengkap dalam ibadah tawaf.

Sunnah dalam tawaf memiliki peran penting dalam menyempurnakan ibadah haji. Dengan melaksanakan sunnah-sunnah tersebut, jamaah haji dapat memperoleh pahala yang lebih besar dan meneladani Rasulullah SAW dalam beribadah. Salah satu sunnah yang paling utama dalam tawaf adalah melakukan ramal, yaitu berlari-lari kecil di antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

Selain ramal, terdapat beberapa sunnah lain dalam tawaf, seperti mencium Hajar Aswad, mengusap Rukun Yamani, dan membaca doa-doa tertentu di tempat-tempat tertentu selama tawaf. Dengan melaksanakan sunnah-sunnah tersebut, jamaah haji dapat meningkatkan kekhusyukan dan mendapatkan keberkahan dalam ibadahnya.

Memahami dan mengamalkan sunnah dalam tawaf menjadi salah satu kunci untuk memperoleh haji yang mabrur. Oleh karena itu, setiap jamaah haji hendaknya memperhatikan dan melaksanakan sunnah-sunnah tersebut dengan sebaik-baiknya.

Larangan

Dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji, terdapat beberapa larangan yang harus dihindari oleh jamaah haji. Larangan-larangan ini bertujuan untuk menjaga kesakralan ibadah tawaf dan menghindarkan jamaah haji dari perbuatan yang dapat mengurangi pahala atau bahkan membatalkan ibadah haji.

  • Berbicara Kotor atau Bertengkar

    Jamaah haji dilarang berbicara kotor, bertengkar, atau melakukan perbuatan yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah tawaf. Tawaf harus dilakukan dengan penuh ketenangan dan kekhusukan.

  • Menutup Kepala bagi Laki-laki

    Jamaah haji laki-laki dilarang menutup kepala saat melaksanakan tawaf. Hal ini karena menutup kepala merupakan salah satu larangan dalam ihram.

  • Memakai Wewangian

    Jamaah haji dilarang memakai wewangian saat melaksanakan tawaf. Wewangian dapat mengganggu kekhusyukan ibadah dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi jamaah haji lainnya.

  • Menyentuh Ka’bah

    Jamaah haji dilarang menyentuh Ka’bah saat melaksanakan tawaf. Menyentuh Ka’bah dapat merusak bangunan Ka’bah dan mengurangi kekhusyukan ibadah.

Dengan memahami dan menghindari larangan-larangan dalam tawaf, jamaah haji dapat melaksanakan ibadah tawaf dengan lebih baik dan memperoleh pahala yang lebih besar. Larangan-larangan tersebut juga merupakan bagian dari menjaga kesakralan ibadah haji dan menghormati tempat-tempat suci.

Hikmah

Hikmah dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji adalah hikmah yang terkandung dalam setiap gerakan dan amalan yang dilakukan. Hikmah ini memberikan makna dan nilai tambah bagi ibadah haji, sehingga menjadikannya sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna dan manfaat.

  • Penyucian Diri

    Tawaf mengajarkan pentingnya penyucian diri dari segala dosa dan kesalahan. Dengan mengelilingi Ka’bah, jamaah haji secara simbolis membersihkan diri dari pengaruh buruk dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  • Kesetaraan dan Persatuan

    Tawaf menunjukkan kesetaraan di hadapan Allah SWT. Jamaah haji dari berbagai latar belakang dan status sosial berbaur menjadi satu, menjalankan ibadah dengan cara yang sama, sehingga menumbuhkan rasa persatuan dan persaudaraan.

  • Mengingat Sejarah

    Tawaf membawa jamaah haji untuk mengingat sejarah Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS dalam membangun Ka’bah. Hal ini menanamkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan tradisi dalam agama Islam.

  • Meningkatkan Ketakwaan

    Setiap putaran tawaf mendekatkan jamaah haji kepada Ka’bah, simbol dari kehadiran Allah SWT. Pengulangan gerakan dan doa selama tawaf membantu meningkatkan ketakwaan dan rasa cinta kepada Allah SWT.

Demkianlah beberapa hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan tawaf yang menjadi rukun haji. Hikmah ini menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur dan ajaran agama Islam yang mendasari setiap ibadah, sekaligus menjadi bekal bagi jamaah haji untuk menjalani kehidupan yang lebih baik setelah kembali ke tanah air.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Tawaf Rukun Haji

Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering ditanyakan mengenai tawaf yang menjadi rukun haji.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan tawaf?

Jawaban: Tawaf adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan cara tertentu sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan tawaf rukun haji?

Jawaban: Tawaf rukun haji dilaksanakan setelah wukuf di Arafah dan Muzdalifah, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Pertanyaan 3: Apa saja syarat pakaian yang dikenakan saat tawaf?

Jawaban: Jamaah haji laki-laki memakai ihram, sedangkan jamaah haji perempuan memakai pakaian ihram yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

Pertanyaan 4: Bagaimana tata cara tawaf yang benar?

Jawaban: Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan arah berlawanan arah jarum jam, dimulai dari Hajar Aswad.

Pertanyaan 5: Apa saja sunnah yang dianjurkan dalam tawaf?

Jawaban: Beberapa sunnah dalam tawaf antara lain melakukan ramal (lari-lari kecil) di antara bukit Safa dan Marwah, mencium Hajar Aswad, dan mengusap Rukun Yamani.

Pertanyaan 6: Apa hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan tawaf?

Jawaban: Tawaf mengajarkan penyucian diri, kesetaraan dan persatuan, serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Selain pertanyaan dan jawaban di atas, masih banyak aspek lain yang berkaitan dengan tawaf rukun haji. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara tawaf yang benar, doa-doa yang dianjurkan selama tawaf, serta hal-hal yang dilarang dan dianjurkan dalam tawaf.

Tips Melaksanakan Tawaf yang Benar dan Penuh Makna

Tawaf merupakan rukun haji yang sangat penting. Pelaksanaannya harus dilakukan dengan benar dan penuh makna agar ibadah haji menjadi mabrur dan diterima oleh Allah SWT. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda melaksanakan tawaf dengan lebih baik:

Tip 1: Niatkan dengan Ikhlas
Niatkan tawaf semata-mata karena Allah SWT dan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

Tip 2: Berpakaian Ihram dengan Benar
Jamaah laki-laki memakai ihram, sedangkan jamaah perempuan memakai pakaian ihram yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

Tip 3: Mulailah dari Hajar Aswad
Mulailah tawaf dengan menyentuh atau mencium Hajar Aswad, atau jika tidak memungkinkan, cukup dengan mengisyaratkan tangan.

Tip 4: Lakukan Ramal dengan Khusyuk
Saat melewati antara bukit Safa dan Marwah, lakukan ramal (lari-lari kecil) dengan khusyuk dan penuh penghayatan.

Tip 5: Berdoa Sepanjang Tawaf
Panjatkan doa-doa yang dianjurkan selama tawaf, seperti doa saat melewati Hajar Aswad, Rukun Yamani, dan Multazam.

Tip 6: Jaga Kekhusyukan dan Tata Tertib
Jagalah kekhusyukan dan tata tertib selama tawaf. Hindari berbicara kotor, bercanda, atau melakukan perbuatan yang dapat mengganggu kekhusyukan orang lain.

Tip 7: Maknai Setiap Gerakan
Maknai setiap gerakan tawaf sebagai bentuk penghambaan dan penyucian diri kepada Allah SWT.

Tip 8: Perbanyak Istighfar
Perbanyak istighfar selama tawaf dan mohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat melaksanakan tawaf dengan lebih baik dan penuh makna. Tawaf yang benar dan penuh makna akan menjadi bekal berharga dalam menggapai haji yang mabrur dan diridhai oleh Allah SWT.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang doa-doa yang dianjurkan selama tawaf dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Kesimpulan

Tawaf merupakan salah satu rukun haji yang sangat penting dan memiliki banyak makna dan hikmah di dalamnya. Tawaf mengajarkan tentang penyucian diri, kesetaraan sesama manusia, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Pelaksanaan tawaf yang benar dapat menjadi bekal berharga dalam menggapai haji yang mabrur dan diridhai oleh Allah SWT.

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tawaf antara lain niat yang ikhlas, berpakaian ihram sesuai ketentuan, memulai tawaf dari Hajar Aswad, melakukan ramal dengan khusyuk, berdoa sepanjang tawaf, menjaga kekhusyukan dan tata tertib, serta memaknai setiap gerakan tawaf sebagai bentuk penghambaan dan penyucian diri kepada Allah SWT.

Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam tentang tawaf, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar, sehingga memperoleh haji yang mabrur dan membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru