Apa Boleh Shalat Tarawih 4 Rakaat

jurnal


Apa Boleh Shalat Tarawih 4 Rakaat

Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Shalat ini biasanya dilaksanakan berjamaah di masjid atau mushola. Namun, bolehkah melaksanakan shalat tarawih hanya 4 rakaat? Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang ketentuan shalat tarawih 4 rakaat berdasarkan pandangan para ulama.

Shalat tarawih memiliki beberapa keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan ketakwaan kepada Allah, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Selain itu, shalat tarawih juga memiliki sejarah yang panjang. Pada masa Rasulullah SAW, shalat tarawih awalnya dilaksanakan sebanyak 8 rakaat. Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, shalat tarawih ditambah menjadi 20 rakaat agar lebih khusyuk dan tidak memberatkan umat Islam.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Terkait dengan shalat tarawih 4 rakaat, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat tarawih boleh dilaksanakan hanya 4 rakaat, dengan alasan bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan shalat tarawih sebanyak 4 rakaat. Namun, sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa shalat tarawih minimal dilaksanakan 8 rakaat, dengan alasan bahwa shalat tarawih pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya dilaksanakan minimal 8 rakaat.

apa boleh shalat tarawih 4 rakaat

Dalam pembahasan mengenai shalat tarawih 4 rakaat, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek ini mencakup berbagai dimensi terkait shalat tarawih 4 rakaat, baik dari segi hukum, sejarah, maupun praktiknya.

  • Hukum
  • Sejarah
  • Jumlah Rakaat
  • Waktu Pelaksanaan
  • Tata Cara
  • Keutamaan
  • Dalil
  • Perbedaan Pendapat
  • Pandangan Ulama
  • Kesimpulan

Setiap aspek tersebut memiliki keterkaitan erat dengan shalat tarawih 4 rakaat. Hukum shalat tarawih 4 rakaat menjadi dasar apakah shalat tersebut diperbolehkan atau tidak. Sejarah shalat tarawih 4 rakaat memberikan gambaran tentang perkembangan praktik shalat tarawih dari masa ke masa. Jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan tata cara shalat tarawih 4 rakaat menjadi panduan bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah tersebut. Keutamaan shalat tarawih 4 rakaat menjelaskan manfaat dan pahala yang dapat diperoleh dengan melaksanakan shalat tersebut. Dalil shalat tarawih 4 rakaat menjadi landasan hukum bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tersebut.

Hukum

Hukum shalat tarawih 4 rakaat merupakan aspek penting yang perlu dipahami sebelum melaksanakan ibadah tersebut. Hukum ini akan menjadi dasar apakah shalat tarawih 4 rakaat diperbolehkan atau tidak.

  • Dalil

    Dalil yang menjadi dasar hukum shalat tarawih 4 rakaat adalah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah kamu pada malam Ramadan sebanyak 4 rakaat atau lebih jika kamu mau.” (HR. Muslim)

  • Pendapat Ulama

    Mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat tarawih 4 rakaat hukumnya sunnah muakkadah. Artinya, shalat tarawih sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, tetapi tidak wajib. Namun, ada juga sebagian kecil ulama yang berpendapat bahwa shalat tarawih 4 rakaat hukumnya wajib.

  • Waktu Pelaksanaan

    Waktu pelaksanaan shalat tarawih 4 rakaat adalah setelah shalat Isya hingga menjelang waktu shalat Subuh. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir.

  • Tata Cara

    Tata cara shalat tarawih 4 rakaat sama dengan tata cara shalat sunnah lainnya. Namun, biasanya shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau mushola.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum shalat tarawih 4 rakaat adalah sunnah muakkadah. Artinya, shalat tarawih sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, tetapi tidak wajib. Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya hingga menjelang waktu shalat Subuh, dengan tata cara yang sama dengan shalat sunnah lainnya.

Sejarah

Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan shalat tarawih 4 rakaat. Sebab, praktik shalat tarawih yang dilaksanakan hingga saat ini merupakan hasil dari perkembangan sejarah yang panjang. Sejarah shalat tarawih 4 rakaat dapat ditelusuri sejak zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Pada masa Rasulullah SAW, shalat tarawih awalnya dilaksanakan secara individual. Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, shalat tarawih mulai dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Hal ini dilakukan untuk menyatukan umat Islam dan mempererat tali silaturahmi. Pada masa itu, shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 8 rakaat.

Seiring berjalannya waktu, jumlah rakaat shalat tarawih terus bertambah. Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Jumlah rakaat ini terus dipertahankan hingga saat ini. Namun, di beberapa daerah, terdapat praktik shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, seperti 4 rakaat atau 6 rakaat.

Dengan demikian, sejarah shalat tarawih 4 rakaat memberikan pemahaman tentang bagaimana praktik shalat tarawih berkembang dari masa ke masa. Sejarah ini juga menjadi dasar bagi praktik shalat tarawih yang dilaksanakan saat ini.

Jumlah Rakaat

Dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”, aspek “Jumlah Rakaat” menjadi salah satu aspek penting yang perlu dikaji. Jumlah rakaat dalam shalat tarawih memiliki ketentuan tertentu yang perlu diperhatikan agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat.

  • Ketentuan Jumlah Rakaat

    Menurut jumhur ulama, jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, termasuk witir. Jumlah ini didasarkan pada praktik shalat tarawih yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kebolehan melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, seperti 4 rakaat atau 6 rakaat.

  • Dalil tentang Jumlah Rakaat

    Dalil tentang jumlah rakaat shalat tarawih dapat ditemukan dalam beberapa hadis, di antaranya hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah kamu pada malam Ramadan sebanyak 4 rakaat atau lebih jika kamu mau.” (HR. Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih minimal adalah 4 rakaat, namun tidak ada batasan maksimalnya.

  • Hikmah Jumlah Rakaat

    Jumlah rakaat yang banyak dalam shalat tarawih memiliki hikmah tertentu. Di antaranya adalah untuk memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, jumlah rakaat yang banyak juga dapat membantu melatih kesabaran dan kekhusyukan dalam beribadah.

  • Amalan Rasulullah SAW

    Berdasarkan riwayat dari Aisyah RA, Rasulullah SAW biasanya melaksanakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, termasuk witir. Rasulullah SAW melaksanakan shalat tersebut dengan cara 2 rakaat salam, kemudian dilanjutkan dengan 4 rakaat salam, dan diakhiri dengan 3 rakaat witir. Amalan Rasulullah SAW ini menjadi salah satu referensi penting dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek “Jumlah Rakaat” dalam shalat tarawih memiliki ketentuan dan hikmah tertentu. Jumlah rakaat yang disunnahkan adalah 20 rakaat, termasuk witir. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kebolehan melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, seperti 4 rakaat atau 6 rakaat.

Waktu Pelaksanaan

Aspek “Waktu Pelaksanaan” merupakan salah satu aspek penting dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”. Waktu pelaksanaan shalat tarawih memiliki ketentuan tertentu yang perlu diperhatikan agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat.

  • Awal Waktu

    Waktu awal pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang shalat Isya berjamaah, maka seolah-olah ia telah shalat separuh malam. Barang siapa yang shalat Isya dan tarawih, maka seolah-olah ia telah shalat semalam penuh.” (HR. Tirmidzi)

  • Akhir Waktu

    Waktu akhir pelaksanaan shalat tarawih adalah menjelang waktu shalat Subuh. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah kamu pada malam Ramadan sebanyak 4 rakaat atau lebih jika kamu mau, hingga menjelang waktu Subuh.” (HR. Muslim)

  • Waktu Utama

    Waktu utama pelaksanaan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doanya. Siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku beri. Siapa yang bertaubat kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosanya.'” (HR. Tirmidzi)

  • Keutamaan Waktu Tertentu

    Setiap waktu pelaksanaan shalat tarawih memiliki keutamaannya masing-masing. Namun, terdapat beberapa waktu tertentu yang memiliki keutamaan lebih besar. Di antaranya adalah pada malam ganjil, seperti malam ke-1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadan. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan ibadah, karena iman dan ihtisab, maka dosanya yang telah lalu diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek “Waktu Pelaksanaan” dalam shalat tarawih memiliki ketentuan dan keutamaannya masing-masing. Waktu pelaksanaan shalat tarawih dimulai setelah shalat Isya dan berakhir menjelang waktu shalat Subuh. Waktu utama pelaksanaan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Namun, terdapat beberapa waktu tertentu yang memiliki keutamaan lebih besar, seperti pada malam ganjil di bulan Ramadan.

Tata Cara

Tata cara shalat tarawih merupakan aspek penting dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”. Tata cara yang benar akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang dilaksanakan. Tata cara shalat tarawih secara umum sama dengan shalat sunnah lainnya, namun terdapat beberapa perbedaan.

  • Niat

    Niat shalat tarawih adalah untuk melaksanakan shalat sunnah tarawih karena Allah SWT. Niat ini diucapkan dalam hati sebelum memulai shalat.

  • Rakaat

    Shalat tarawih dilaksanakan dengan jumlah rakaat yang genap, minimal 2 rakaat dan maksimal 20 rakaat. Jika shalat tarawih dilaksanakan dengan jumlah 4 rakaat, maka dilaksanakan dengan 2 rakaat salam.

  • Tata Cara Rakaat

    Setiap rakaat shalat tarawih dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut: takbiratul ihram, membaca surah Al-Fatihah, membaca surah atau ayat Al-Qur’an, ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, duduk tasyahud akhir, dan salam.

  • Witir

    Shalat tarawih biasanya diakhiri dengan shalat witir sebanyak 3 rakaat. Tata cara shalat witir sama dengan shalat sunnah lainnya.

Dengan memperhatikan tata cara shalat tarawih yang benar, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tersebut dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Tata cara yang benar akan membuat shalat tarawih menjadi sah dan berpahala.

Keutamaan

Keutamaan merupakan aspek penting dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”. Keutamaan shalat tarawih dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah tersebut dengan sebaik-baiknya.

  • Penghapus Dosa

    Shalat tarawih dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah diperbuat. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang shalat pada malam Ramadan karena iman dan ihtisab, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Peningkatan Ketakwaan

    Shalat tarawih dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebab, shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Dengan melaksanakan shalat tarawih, umat Islam dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadahnya.

  • Pahala yang Berlipat Ganda

    Shalat tarawih memiliki pahala yang berlipat ganda dibandingkan dengan shalat sunnah lainnya. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang shalat pada malam Ramadan karena iman dan ihtisab, maka diampuni dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang melaksanakan shalat witir pada malam Ramadan karena iman dan ihtisab, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.” (HR. Ahmad)

  • Kedekatan dengan Allah SWT

    Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab, shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat tarawih, umat Islam dapat merasakan ketenangan dan kedekatan dengan Allah SWT.

Keutamaan shalat tarawih yang disebutkan di atas dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih dengan sebaik-baiknya. Dengan melaksanakan shalat tarawih, umat Islam dapat memperoleh banyak manfaat dan keutamaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Dalil

Dalil merupakan aspek penting dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”. Dalil menjadi dasar hukum yang digunakan untuk menentukan boleh atau tidaknya melaksanakan shalat tarawih dengan 4 rakaat. Dalam hal ini, terdapat beberapa dalil yang menjadi rujukan:

Pertama, hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah kamu pada malam Ramadan sebanyak 4 rakaat atau lebih jika kamu mau.” (HR. Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan shalat tarawih sebanyak 4 rakaat, sehingga menjadi dalil bagi bolehnya melaksanakan shalat tarawih dengan 4 rakaat.

Kedua, praktik para sahabat Rasulullah SAW. Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa sebagian sahabat Rasulullah SAW, seperti Ali bin Abi Thalib RA dan Ibnu Mas’ud RA, pernah melaksanakan shalat tarawih sebanyak 4 rakaat. Praktik para sahabat ini menjadi dalil tambahan bagi bolehnya melaksanakan shalat tarawih dengan 4 rakaat.

Dengan demikian, adanya dalil-dalil yang kuat menjadikan shalat tarawih 4 rakaat sebagai ibadah yang diperbolehkan dalam Islam. Dalil-dalil tersebut menjadi rujukan bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih dengan 4 rakaat, sesuai dengan tuntunan syariat.

Perbedaan Pendapat

Perbedaan pendapat merupakan salah satu aspek penting dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai hukum shalat tarawih 4 rakaat. Perbedaan pendapat ini perlu dikaji secara mendalam untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang masalah tersebut.

  • Pendapat Pertama

    Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat tarawih 4 rakaat hukumnya sunnah muakkadah. Artinya, shalat tarawih 4 rakaat sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, tetapi tidak wajib. Pendapat ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah kamu pada malam Ramadan sebanyak 4 rakaat atau lebih jika kamu mau.” (HR. Muslim)

  • Pendapat Kedua

    Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa shalat tarawih 4 rakaat hukumnya wajib. Pendapat ini didasarkan pada analogi dengan shalat witir. Shalat witir merupakan shalat sunnah yang hukumnya wajib. Shalat tarawih juga merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari di bulan Ramadan. Oleh karena itu, sebagian ulama berpendapat bahwa shalat tarawih juga hukumnya wajib.

  • Pendapat Ketiga

    Sebagian kecil ulama berpendapat bahwa shalat tarawih 4 rakaat hukumnya makruh. Artinya, shalat tarawih 4 rakaat tidak dianjurkan untuk dilaksanakan. Pendapat ini didasarkan pada pendapat sebagian sahabat Rasulullah SAW yang tidak melaksanakan shalat tarawih. Selain itu, pendapat ini juga didasarkan pada kekhawatiran bahwa pelaksanaan shalat tarawih 4 rakaat akan memberatkan umat Islam.

Perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum shalat tarawih 4 rakaat menunjukkan bahwa masalah ini masih menjadi perdebatan di kalangan umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam perlu memahami perbedaan pendapat ini dan mengambil sikap yang sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Pandangan Ulama

Pandangan ulama merupakan aspek krusial dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”. Pandangan ulama menjadi landasan hukum yang digunakan untuk menentukan boleh atau tidaknya melaksanakan shalat tarawih dengan 4 rakaat. Dalam hal ini, terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama yang perlu dikaji secara mendalam.

Salah satu pandangan ulama yang cukup berpengaruh adalah pendapat mayoritas ulama yang menyatakan bahwa shalat tarawih 4 rakaat hukumnya sunnah muakkadah. Artinya, shalat tarawih 4 rakaat sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, tetapi tidak wajib. Pandangan ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah kamu pada malam Ramadan sebanyak 4 rakaat atau lebih jika kamu mau.” (HR. Muslim)

Pandangan ulama ini memiliki dampak praktis yang signifikan. Mayoritas umat Islam di dunia mengikuti pandangan ini dan melaksanakan shalat tarawih 4 rakaat sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Pandangan ini juga menjadi dasar bagi banyak masjid dan mushala yang menyelenggarakan shalat tarawih berjamaah dengan jumlah 4 rakaat.

Kesimpulan

Kesimpulan merupakan aspek penting dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”. Sebab, kesimpulan menjadi bagian akhir dari pembahasan yang merangkum seluruh informasi dan memberikan pandangan akhir penulis.

Dalam pembahasan “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”, kesimpulan biasanya berisi penegasan kembali tentang hukum shalat tarawih 4 rakaat, yaitu sunnah muakkadah. Artinya, shalat tarawih 4 rakaat sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, tetapi tidak wajib. Kesimpulan juga dapat berisi rangkuman tentang dalil-dalil dan pandangan ulama mengenai masalah tersebut.

Dengan adanya kesimpulan, pembaca akan memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang boleh atau tidaknya shalat tarawih 4 rakaat. Kesimpulan juga dapat menjadi pegangan bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah shalat tarawih sesuai dengan tuntunan syariat.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang Shalat Tarawih 4 Rakaat

FAQ ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum yang mungkin muncul terkait shalat tarawih 4 rakaat. FAQ ini akan membahas aspek-aspek penting seperti hukum, dalil, dan pandangan ulama.

Pertanyaan 1: Apakah boleh shalat tarawih 4 rakaat?

Jawaban: Ya, shalat tarawih 4 rakaat diperbolehkan berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.

Pertanyaan 2: Berapa rakaat shalat tarawih yang disunnahkan?

Jawaban: Rasulullah SAW biasanya melaksanakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, termasuk witir. Namun, secara umum, jumlah rakaat shalat tarawih yang disunnahkan adalah 20 rakaat.

Pertanyaan 3: Apa dalil yang membolehkan shalat tarawih 4 rakaat?

Jawaban: Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA: “Shalatlah kamu pada malam Ramadan sebanyak 4 rakaat atau lebih jika kamu mau.” (HR. Muslim)

Pertanyaan 4: Bagaimana tata cara shalat tarawih 4 rakaat?

Jawaban: Tata cara shalat tarawih 4 rakaat sama dengan tata cara shalat sunnah lainnya. Namun, biasanya shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau mushola.

Pertanyaan 5: Apa keutamaan shalat tarawih?

Jawaban: Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, antara lain dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pertanyaan 6: Apakah shalat tarawih 4 rakaat wajib?

Jawaban: Mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat tarawih 4 rakaat hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan tetapi tidak wajib.

Kesimpulannya, shalat tarawih 4 rakaat diperbolehkan dan memiliki banyak keutamaan. Namun, penting untuk diketahui bahwa jumlah rakaat yang disunnahkan dalam shalat tarawih adalah 20 rakaat, termasuk witir.

Pembahasan selanjutnya akan mengulas topik yang lebih mendalam terkait shalat tarawih, seperti hikmah di balik jumlah rakaat dan perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Tips Melaksanakan Shalat Tarawih 4 Rakaat

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Bagi yang ingin melaksanakan shalat tarawih dengan 4 rakaat, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan:

Tip 1: Niat yang Benar
Niatkan shalat tarawih 4 rakaat karena Allah SWT.

Tip 2: Bacaan yang Jelas
Baca surat Al-Fatihah dan ayat-ayat Al-Qur’an dengan jelas dan tartil.

Tip 3: Khusyuk dan Tenang
Jaga kekhusyukan dan ketenangan selama shalat, hindari berbicara atau gerakan yang tidak perlu.

Tip 4: Sempurnakan Rakaat
Pastikan setiap rakaat dilaksanakan dengan sempurna, termasuk ruku’, sujud, dan tasyahud.

Tip 5: Berjamaah
Sebisa mungkin laksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid atau mushola.

Tip 6: Akhiri dengan Witir
Setelah shalat tarawih, dianjurkan untuk melaksanakan shalat witir sebanyak 3 rakaat.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan pelaksanaan shalat tarawih 4 rakaat dapat lebih optimal dan bermakna.

Tips-tips ini tidak hanya membantu dalam melaksanakan shalat tarawih dengan baik, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kualitas ibadah secara keseluruhan.

Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai “apa boleh shalat tarawih 4 rakaat”, dapat disimpulkan beberapa poin penting:

  • Shalat tarawih 4 rakaat diperbolehkan berdasarkan hadis Rasulullah SAW.
  • Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum shalat tarawih 4 rakaat adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
  • Meski diperbolehkan, jumlah rakaat yang disunnahkan dalam shalat tarawih adalah 20 rakaat, termasuk witir.

Dengan memahami hukum dan keutamaan shalat tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan penuh khusyuk. Shalat tarawih merupakan kesempatan untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadan, sehingga jangan sampai dilewatkan.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags

Artikel Terbaru