Apakah Marah Membatalkan Puasa

jurnal


Apakah Marah Membatalkan Puasa

Kemarahan adalah emosi yang kuat yang dapat menyebabkan seseorang melakukan hal-hal yang disesalinya. Dalam konteks puasa, kemarahan dapat membatalkan pahala puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik.

Ketika seseorang marah saat berpuasa, ia mungkin akan berkata-kata kasar atau melakukan tindakan yang menyakiti orang lain. Hal ini dapat merusak pahala puasa karena puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan pahalanya, termasuk kemarahan.

Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan emosi saat berpuasa dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa, termasuk kemarahan. Dengan mengendalikan emosi, seseorang dapat memaksimalkan pahala puasanya dan memperoleh manfaat spiritual yang menyertainya.

apakah marah membatalkan puasa

Aspek-aspek penting dari “apakah marah membatalkan puasa” meliputi:

  • Emosi
  • Kemarahan
  • Puasa
  • Pahala
  • Tindakan
  • Perkataan
  • Kesalahan
  • Pengendalian diri
  • Manfaat
  • Spiritual

Emosi marah dapat membatalkan pahala puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan emosi saat berpuasa dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa, termasuk kemarahan. Dengan mengendalikan emosi, seseorang dapat memaksimalkan pahala puasanya dan memperoleh manfaat spiritual yang menyertainya.

Emosi

Emosi, termasuk marah, merupakan bagian penting dari pengalaman manusia. Emosi dapat memotivasi kita untuk bertindak, berpikir, dan merasakan dengan cara tertentu. Dalam konteks puasa, emosi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pahala puasa.

Marah adalah salah satu emosi yang dapat membatalkan pahala puasa. Ketika seseorang marah saat berpuasa, ia mungkin akan berkata-kata kasar atau melakukan tindakan yang menyakiti orang lain. Hal ini dapat merusak pahala puasa karena puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan pahalanya, termasuk kemarahan.

Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan emosi saat berpuasa dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa, termasuk kemarahan. Dengan mengendalikan emosi, seseorang dapat memaksimalkan pahala puasanya dan memperoleh manfaat spiritual yang menyertainya.

Beberapa cara untuk mengendalikan emosi saat berpuasa meliputi:

  • Menyadari pemicu emosi
  • Mengembangkan mekanisme koping yang sehat
  • Mencari dukungan dari orang lain
  • Membaca Alquran dan berdoa

Dengan mengendalikan emosi, kita dapat memperoleh manfaat maksimal dari puasa dan menjadi lebih dekat dengan Allah SWT.

Kemarahan

Kemarahan merupakan emosi yang kuat yang dapat menyebabkan seseorang melakukan hal-hal yang disesalinya. Dalam konteks puasa, kemarahan dapat membatalkan pahala puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai aspek kemarahan agar dapat mengendalikannya selama berpuasa.

  • Pemicu Kemarahan

    Kemarahan dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti rasa lapar, haus, atau kelelahan saat berpuasa. Selain itu, faktor eksternal seperti pertengkaran dengan orang lain atau masalah di tempat kerja juga dapat memicu kemarahan.

  • Tanda-Tanda Kemarahan

    Kemarahan dapat memanifestasikan diri dalam berbagai cara, seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan. Selain itu, kemarahan juga dapat menyebabkan perubahan perilaku, seperti berbicara kasar atau melakukan tindakan kekerasan.

  • Konsekuensi Kemarahan

    Kemarahan yang tidak terkendali dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Dalam konteks puasa, kemarahan dapat membatalkan pahala puasa dan mengurangi manfaat spiritual yang seharusnya diperoleh.

  • Mengendalikan Kemarahan

    Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan selama berpuasa, seperti berzikir, membaca Alquran, dan mencari dukungan dari orang lain. Selain itu, penting juga untuk mengidentifikasi pemicu kemarahan dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat.

Dengan memahami berbagai aspek kemarahan, kita dapat mengendalikan emosi ini selama berpuasa dan memperoleh manfaat maksimal dari ibadah kita. Kemarahan yang terkendali dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.

Puasa

Puasa merupakan salah satu ibadah pokok dalam agama Islam yang memiliki banyak manfaat, baik bagi kesehatan fisik maupun rohani. Puasa juga dapat membantu kita mengendalikan emosi, termasuk marah. Marah merupakan salah satu emosi yang dapat membatalkan pahala puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik.

Hubungan antara puasa dan apakah marah membatalkan puasa sangat erat. Puasa mengajarkan kita untuk menahan diri dari berbagai hal, termasuk marah. Ketika kita berpuasa, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi kita. Dengan demikian, puasa dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih sabar dan pemaaf.

Dalam kehidupan nyata, banyak contoh yang menunjukkan bagaimana puasa dapat membantu kita mengendalikan marah. Misalnya, seorang yang berpuasa mungkin akan lebih sabar ketika menghadapi situasi yang menjengkelkan. Ia juga mungkin akan lebih berhati-hati dalam berkata-kata dan tindakannya, sehingga terhindar dari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasanya.

Secara praktis, pemahaman tentang hubungan antara puasa dan apakah marah membatalkan puasa dapat membantu kita memperoleh manfaat maksimal dari ibadah puasa. Dengan mengendalikan marah selama berpuasa, kita dapat memaksimalkan pahala puasa dan menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan menjadi lebih dekat dengan Allah SWT.

Pahala

Pahala merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa, termasuk dalam konteks “apakah marah membatalkan puasa”. Pahala merupakan ganjaran atau imbalan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang menjalankan perintah-Nya, termasuk berpuasa.

  • Pahala Akhirat

    Pahala utama dari puasa adalah pahala akhirat, yaitu surga. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Pahala Duniawi

    Selain pahala akhirat, puasa juga dapat memberikan pahala duniawi, seperti kesehatan fisik dan mental. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa puasa dapat membantu menurunkan berat badan, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan fungsi otak.

  • Pahala Sosial

    Puasa juga dapat memberikan pahala sosial, seperti mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa empati. Ketika berpuasa, kita diajarkan untuk menahan diri dari makan dan minum, sehingga dapat merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus. Hal ini dapat membuat kita lebih bersyukur atas nikmat Allah dan lebih peduli terhadap sesama yang membutuhkan.

  • Pahala Penghapus Dosa

    Puasa juga dapat menjadi penghapus dosa-dosa kecil. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa itu adalah perisai, maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa, janganlah berkata-kata kotor dan janganlah berbuat jahil. Jikamemaki atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan memahami berbagai aspek pahala yang terkait dengan puasa, kita dapat semakin termotivasi untuk menjalankan ibadah ini dengan sebaik-baiknya. Pahala puasa dapat menjadi dorongan bagi kita untuk mengendalikan emosi, termasuk marah, sehingga kita dapat memperoleh manfaat maksimal dari ibadah puasa.

Tindakan

Tindakan merupakan salah satu aspek penting dalam “apakah marah membatalkan puasa”. Marah tidak hanya sebatas emosi, tetapi juga dapat bermanifestasi dalam bentuk tindakan. Dalam konteks puasa, tindakan yang dipicu oleh marah dapat membatalkan pahala puasa.

Salah satu contoh tindakan yang dapat membatalkan puasa adalah berkata-kata kasar. Ketika seseorang marah saat berpuasa, ia mungkin akan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan atau menyinggung orang lain. Hal ini jelas bertentangan dengan tujuan puasa, yang salah satunya adalah menahan diri dari perkataan yang tidak baik.

Selain berkata-kata kasar, tindakan fisik yang dipicu oleh marah juga dapat membatalkan puasa. Misalnya, jika seseorang marah saat berpuasa dan memukul orang lain, maka puasanya batal. Tindakan kekerasan jelas bertentangan dengan nilai-nilai puasa, yang mengajarkan perdamaian dan kasih sayang.

Memahami hubungan antara tindakan dan apakah marah membatalkan puasa sangat penting dalam praktik ibadah puasa. Dengan memahami hal ini, kita dapat lebih berhati-hati dalam menjaga lisan dan perbuatan kita selama berpuasa. Dengan demikian, kita dapat memperoleh manfaat maksimal dari ibadah puasa.

Perkataan

Dalam konteks “apakah marah membatalkan puasa”, perkataan memegang peranan penting. Perkataan yang tidak baik dapat membatalkan pahala puasa dan mengurangi manfaat spiritual yang seharusnya diperoleh.

  • Kalimat Kasar

    Kalimat kasar atau makian adalah salah satu bentuk perkataan yang dapat membatalkan puasa. Ketika seseorang marah saat berpuasa dan mengeluarkan kata-kata kasar, maka puasanya batal. Hal ini karena kalimat kasar bertentangan dengan tujuan puasa, yaitu menahan diri dari perkataan yang tidak baik.

  • Fitnah dan Gosip

    Fitnah dan gosip juga termasuk perkataan yang dapat membatalkan puasa. Menyebarkan berita bohong atau membicarakan keburukan orang lain saat berpuasa dapat mengurangi pahala puasa. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amal perbuatan yang dusta, maka Allah tidak butuh kepada puasanya dan dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Perkataan yang Menyakiti

    Perkataan yang menyakitkan, meskipun tidak mengandung unsur dusta, juga dapat membatalkan puasa. Misalnya, jika seseorang marah saat berpuasa dan mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati orang lain, maka puasanya batal. Hal ini karena perkataan yang menyakitkan bertentangan dengan nilai-nilai puasa, yaitu kasih sayang dan persaudaraan.

  • Perkataan yang Sia-Sia

    Perkataan yang sia-sia atau tidak bermanfaat juga dapat mengurangi pahala puasa. Ketika seseorang berpuasa, ia dianjurkan untuk memperbanyak zikir, membaca Alquran, dan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Berbicara hal-hal yang tidak bermanfaat dapat mengurangi pahala puasa dan membuat puasa menjadi tidak bermakna.

Dengan memahami berbagai aspek perkataan yang dapat membatalkan puasa, kita dapat lebih berhati-hati dalam menjaga lisan kita selama berpuasa. Dengan demikian, kita dapat memperoleh manfaat maksimal dari ibadah puasa dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Kesalahan

Dalam konteks “apakah marah membatalkan puasa”, kesalahan merupakan aspek penting yang perlu dipahami. Kesalahan yang dimaksud di sini adalah perbuatan atau perkataan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan dapat membatalkan pahala puasa.

  • Jenis Kesalahan

    Kesalahan yang dapat membatalkan puasa dapat berupa kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja. Kesalahan yang disengaja, seperti makan atau minum dengan sengaja, tentu akan membatalkan puasa. Sementara itu, kesalahan yang tidak disengaja, seperti muntah atau menelan ludah secara tidak sengaja, tidak membatalkan puasa.

  • Contoh Kesalahan

    Contoh kesalahan yang dapat membatalkan puasa antara lain berkata-kata kasar, berbuat kekerasan, dan melakukan hubungan seksual. Selain itu, kesalahan juga dapat terjadi dalam hal ibadah, seperti tidak melaksanakan salat wajib atau tidak membayar zakat.

  • Akibat Kesalahan

    Kesalahan yang dilakukan saat berpuasa dapat mengurangi pahala puasa atau bahkan membatalkannya. Oleh karena itu, penting untuk menghindari segala bentuk kesalahan selama berpuasa agar ibadah puasa dapat diterima oleh Allah SWT.

  • Cara Menghindari Kesalahan

    Untuk menghindari kesalahan saat berpuasa, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti memperbanyak membaca Alquran dan berzikir, menjaga lisan dan perbuatan, serta menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan godaan.

Dengan memahami berbagai aspek kesalahan yang dapat membatalkan puasa, kita dapat lebih berhati-hati dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan menghindari kesalahan, kita dapat memperoleh pahala yang maksimal dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Pengendalian diri

Dalam konteks “apakah marah membatalkan puasa”, pengendalian diri merupakan aspek yang sangat penting. Marah adalah emosi yang dapat membatalkan pahala puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik. Oleh karena itu, pengendalian diri sangat diperlukan untuk menjaga emosi agar tidak terpancing dan melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Pengendalian diri merupakan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan tindakan. Hal ini termasuk kemampuan untuk mengelola amarah dan menahan diri dari berkata-kata atau bertindak kasar saat marah. Pengendalian diri sangat penting untuk kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa.

Dalam praktiknya, pengendalian diri dapat diterapkan dalam berbagai cara saat berpuasa. Misalnya, ketika merasa lapar atau haus, kita dapat mengendalikan diri untuk tidak makan atau minum. Ketika terpancing emosi oleh orang lain, kita dapat mengendalikan diri untuk tidak berkata-kata kasar atau melakukan tindakan kekerasan. Dengan mengendalikan diri, kita dapat menjaga pahala puasa kita dan memperoleh manfaat spiritual yang menyertainya.

Memahami hubungan antara pengendalian diri dan “apakah marah membatalkan puasa” sangat penting untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik. Dengan mengendalikan diri, kita dapat menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan memperoleh pahala yang maksimal. Selain itu, pengendalian diri juga dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik, baik dalam bulan puasa maupun di luar bulan puasa.

Manfaat

Dalam konteks “apakah marah membatalkan puasa”, manfaat merupakan aspek yang sangat penting. Marah merupakan emosi yang dapat membatalkan pahala puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik. Oleh karena itu, mengendalikan marah sangat penting agar memperoleh manfaat puasa secara maksimal.

Manfaat puasa sangat banyak, baik bagi kesehatan fisik maupun rohani. Secara fisik, puasa dapat membantu menurunkan berat badan, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan fungsi otak. Secara rohani, puasa dapat meningkatkan ketakwaan, memperkuat kesabaran, dan meningkatkan empati terhadap sesama.

Dengan memahami hubungan antara manfaat dan “apakah marah membatalkan puasa”, kita dapat lebih berhati-hati dalam menjaga emosi saat berpuasa. Dengan mengendalikan marah, kita dapat memperoleh manfaat puasa secara maksimal dan menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan menjadi lebih dekat dengan Allah SWT.

Spiritual

Dalam konteks “apakah marah membatalkan puasa”, aspek spiritual memegang peranan yang sangat penting. Marah merupakan emosi yang dapat membatalkan pahala puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik. Oleh karena itu, menjaga spiritualitas sangat penting agar terhindar dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan memperoleh pahala yang maksimal.

Spiritualitas merupakan kedekatan dengan Tuhan. Dalam konteks puasa, spiritualitas dapat diwujudkan melalui berbagai ibadah, seperti salat, membaca Alquran, dan berzikir. Dengan meningkatkan spiritualitas, kita dapat lebih mudah mengendalikan emosi, termasuk marah. Ketika kita merasa dekat dengan Tuhan, kita akan lebih takut berbuat dosa, termasuk berkata-kata atau bertindak kasar saat marah.

Memahami hubungan antara spiritualitas dan “apakah marah membatalkan puasa” sangat penting untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik. Dengan meningkatkan spiritualitas, kita dapat menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dan memperoleh pahala yang maksimal. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan menjadi lebih dekat dengan Allah SWT.

Pertanyaan Umum tentang “apakah marah membatalkan puasa”

Pertanyaan umum ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang sering muncul terkait “apakah marah membatalkan puasa”. Pertanyaan dan jawaban berikut akan membantu pembaca memahami aspek-aspek penting dari topik ini.

Pertanyaan 1: Apakah marah membatalkan puasa?

Jawaban: Ya, marah dapat membatalkan puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik, seperti berkata-kata kasar, melakukan kekerasan, atau membatalkan niat puasa.

Pertanyaan 2: Bagaimana cara mengendalikan marah saat berpuasa?

Jawaban: Beberapa cara untuk mengendalikan marah saat berpuasa meliputi berzikir, membaca Alquran, mencari dukungan dari orang lain, dan mengidentifikasi pemicu kemarahan.

Pertanyaan 3: Apa saja manfaat mengendalikan marah saat berpuasa?

Jawaban: Mengendalikan marah saat berpuasa dapat membantu memperoleh pahala puasa secara maksimal, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta mempererat hubungan dengan orang lain.

Pertanyaan 4: Apakah ada pengecualian untuk membatalkan puasa karena marah?

Jawaban: Tidak ada pengecualian untuk membatalkan puasa karena marah. Namun, jika marah terjadi secara tidak sengaja atau di luar kendali, pahala puasa mungkin tidak berkurang.

Pertanyaan 5: Apa saja tindakan yang dapat membatalkan puasa karena marah?

Jawaban: Tindakan yang dapat membatalkan puasa karena marah meliputi berkata-kata kasar, melakukan kekerasan, membatalkan niat puasa, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa secara umum.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara menghindari marah saat berpuasa?

Jawaban: Beberapa cara untuk menghindari marah saat berpuasa meliputi mempersiapkan diri dengan baik sebelum puasa, mengidentifikasi dan menghindari pemicu kemarahan, serta mencari dukungan dari orang lain.

Pertanyaan umum ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang “apakah marah membatalkan puasa”. Dengan memahami topik ini, pembaca dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan memperoleh manfaatnya secara maksimal. Pembahasan selanjutnya akan memperdalam pemahaman tentang aspek-aspek penting dari puasa dan bagaimana cara menjalankannya dengan benar.

Transisi: Mari kita lanjutkan dengan membahas aspek penting lainnya dari puasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum.

Tips Mengendalikan Marah Saat Berpuasa

Mengendalikan marah saat berpuasa sangat penting untuk memperoleh pahala puasa secara maksimal. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:

1. Berzikir dan Membaca Alquran

Berzikir dan membaca Alquran dapat membantu menenangkan hati dan pikiran, sehingga lebih mudah mengendalikan emosi.

2. Mencari Dukungan dari Orang Lain

Berbagi perasaan dengan orang lain, seperti teman atau keluarga, dapat membantu mengurangi beban emosi dan membuat lebih mudah mengendalikan marah.

3. Mengidentifikasi Pemicu Kemarahan

Dengan mengidentifikasi pemicu kemarahan, kita dapat lebih siap menghadapinya dan menghindari hal-hal yang dapat memicu emosi negatif.

4. Mencari Alternatif Sehat untuk Mengekspresikan Kemarahan

Jika merasa marah, carilah cara sehat untuk mengekspresikannya, seperti berolahraga, menulis jurnal, atau melukis.

5. Berpikir Positif

Berpikir positif dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati, sehingga lebih mudah mengendalikan marah.

6. Memaafkan

Memaafkan orang lain yang membuat kita marah dapat membantu meredakan emosi negatif dan memperlancar ibadah puasa.

7. Fokus pada Tujuan Puasa

Ingatlah tujuan puasa, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketakwaan. Hal ini dapat membantu mengendalikan marah dan fokus pada ibadah.

8. Minta Bantuan Profesional

Jika kesulitan mengendalikan marah saat berpuasa, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, seperti terapis atau konselor.

Dengan mengikuti tips di atas, kita dapat lebih mudah mengendalikan marah saat berpuasa dan memperoleh pahala puasa secara maksimal. Mengendalikan marah tidak hanya bermanfaat bagi ibadah puasa, tetapi juga untuk kesehatan fisik dan mental kita secara keseluruhan.

Transisi: Dengan mengendalikan marah dan menjaga kesabaran, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk dan memperoleh hikmah serta pahala yang berlimpah.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengulas secara mendalam topik “apakah marah membatalkan puasa”. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:

  • Marah merupakan emosi yang dapat membatalkan pahala puasa jika disertai dengan tindakan atau perkataan yang tidak baik.
  • Mengendalikan marah saat berpuasa sangat penting untuk memperoleh manfaat puasa secara maksimal, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
  • Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan marah saat berpuasa, seperti berzikir, membaca Alquran, mencari dukungan dari orang lain, dan mengidentifikasi pemicu kemarahan.

Dengan memahami dan mengamalkan tips yang telah diuraikan dalam artikel ini, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik, mengendalikan emosi, dan memperoleh pahala puasa secara maksimal. Puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang menahan diri dari segala hal yang dapat mengurangi pahalanya, termasuk marah.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru