Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Arti shalat tarawih berasal dari kata “tarwihah” yang berarti “istirahat”. Dinamakan shalat tarawih karena pada setiap dua rakaat, jamaah akan berhenti sejenak untuk beristirahat.
Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai penggugur dosa, penambah pahala, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pelaksanaan shalat tarawih juga memiliki sejarah yang panjang. Pada awalnya, shalat tarawih hanya dikerjakan oleh beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW secara berjamaah di masjid. Namun, seiring berjalannya waktu, shalat tarawih mulai dikerjakan oleh seluruh umat Islam dan menjadi salah satu tradisi Ramadhan yang tidak terpisahkan.
Dalam perkembangannya, terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, ada juga yang berpendapat sebanyak 20 rakaat, dan ada pula yang berpendapat sebanyak 36 rakaat. Perbedaan pendapat ini tidak menjadi masalah, karena yang terpenting adalah niat dan kesungguhan dalam beribadah.
arti shalat tarawih
Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Arti shalat tarawih berasal dari kata “tarwihah” yang berarti “istirahat”. Dinamakan shalat tarawih karena pada setiap dua rakaat, jamaah akan berhenti sejenak untuk beristirahat. Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai penggugur dosa, penambah pahala, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Hukum: Sunnah muakkad
- Waktu: Bulan Ramadhan
- Rakaat: 8, 20, atau 36
- Tata cara: Sama seperti shalat sunnah lainnya
- Keutamaan: Penggugur dosa, penambah pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT
- Sejarah: Berawal dari shalat sunnah yang dilakukan oleh beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW secara berjamaah di masjid
- Perbedaan pendapat: Terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih
- Hikmah: Mendidik kesabaran, kekhusyukan, dan ketaatan
Kedelapan aspek tersebut merupakan hal-hal yang penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap umat Islam yang ingin melaksanakan shalat tarawih. Dengan mengetahui aspek-aspek tersebut, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan lebih baik dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Hukum
Shalat tarawih termasuk salah satu ibadah sunnah muakkadah, yaitu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang artinya: “Barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” Hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memiliki keutamaan yang besar, yaitu dapat menjadi penggugur dosa-dosa yang telah lalu.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang beriman, sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan. Shalat tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah di masjid atau secara sendiri-sendiri di rumah. Tata cara shalat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, yaitu terdiri dari dua rakaat salam. Namun, jumlah rakaat shalat tarawih biasanya dilakukan sebanyak 8, 20, atau 36 rakaat.
Dengan memahami hukum shalat tarawih sebagai sunnah muakkadah, umat Islam dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini secara rutin selama bulan Ramadhan. Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu, dan meraih pahala yang berlimpah.
Waktu
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang hanya dikerjakan pada bulan Ramadhan. Keistimewaan bulan Ramadhan sebagai waktu pelaksanaan shalat tarawih memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami.
- Kewajiban Puasa
Pada bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Kondisi berpuasa inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa shalat tarawih sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk melatih kesabaran dan kekhusyukan dalam beribadah, sekaligus sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. - Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Bulan Ramadhan memiliki satu malam yang sangat istimewa, yaitu malam Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar dipercaya sebagai malam yang penuh keberkahan dan ampunan. Melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil, dapat menjadi kesempatan untuk meraih keutamaan dan pahala yang berlipat ganda. - Waktu Luang
Bulan Ramadhan umumnya menjadi waktu di mana umat Islam memiliki lebih banyak waktu luang dibandingkan bulan-bulan lainnya. Waktu luang ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memperbanyak ibadah, termasuk melaksanakan shalat tarawih. Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan berpahala. - Tradisi dan Kebiasaan
Shalat tarawih telah menjadi tradisi dan kebiasaan yang dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ramadhan. Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi bagian dari budaya keagamaan masyarakat muslim. Melaksanakan shalat tarawih dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga dan melestarikan tradisi serta mempererat tali silaturahmi antar umat Islam.
Dengan memahami aspek-aspek yang terkait dengan waktu pelaksanaan shalat tarawih, umat Islam dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini secara rutin selama bulan Ramadhan. Shalat tarawih dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta meraih pahala dan keberkahan yang melimpah.
Rakaat
Salah satu aspek penting dalam memahami arti shalat tarawih adalah jumlah rakaat yang dikerjakan. Dalam praktiknya, terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, yaitu 8, 20, atau 36 rakaat. Perbedaan pendapat ini tidak menjadi masalah, karena yang terpenting adalah niat dan kesungguhan dalam beribadah.
Namun, secara umum, jumlah rakaat shalat tarawih yang paling banyak dikerjakan adalah 20 rakaat. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat. Selain itu, jumlah 20 rakaat juga sesuai dengan jumlah rakaat shalat witir yang dikerjakan setelah shalat tarawih. Oleh karena itu, mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat dapat dianggap sebagai bentuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Meskipun demikian, umat Islam bebas memilih untuk mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8, 20, atau 36 rakaat sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Yang terpenting adalah menjaga kekhusyukan dan kesungguhan dalam beribadah, serta berusaha untuk memperoleh pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Memahami hubungan antara jumlah rakaat dengan arti shalat tarawih dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai ibadah ini. Dengan demikian, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan lebih baik dan khusyuk, serta meraih pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Tata cara
Salah satu aspek penting dalam memahami arti shalat tarawih adalah tata cara pelaksanaannya. Shalat tarawih memiliki tata cara yang sama seperti shalat sunnah lainnya. Hal ini berarti bahwa shalat tarawih dikerjakan dengan mengikuti urutan gerakan dan bacaan yang sama seperti shalat sunnah pada umumnya. Urutan gerakan tersebut meliputi takbiratul ihram, membaca surah Al-Fatihah, membaca surah atau ayat Al-Qur’an, ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan salam.
Persamaan tata cara antara shalat tarawih dan shalat sunnah lainnya memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, hal ini menunjukkan bahwa shalat tarawih merupakan ibadah yang ringan dan mudah untuk dikerjakan. Shalat tarawih tidak memerlukan tata cara yang rumit atau gerakan yang sulit, sehingga dapat dikerjakan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Kedua, persamaan tata cara ini juga menunjukkan bahwa shalat tarawih memiliki tujuan yang sama dengan shalat sunnah lainnya, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh pahala dari-Nya.
Dalam praktiknya, tata cara shalat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, yaitu terdiri dari dua rakaat salam. Namun, jumlah rakaat shalat tarawih biasanya dilakukan sebanyak 8, 20, atau 36 rakaat. Perbedaan jumlah rakaat ini tidak mempengaruhi tata cara pelaksanaannya. Tata cara shalat tarawih tetap sama, yaitu mengikuti urutan gerakan dan bacaan yang sama seperti shalat sunnah pada umumnya.
Memahami hubungan antara tata cara shalat tarawih dan arti shalat tarawih dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai ibadah ini. Dengan demikian, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan lebih baik dan khusyuk, serta meraih pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Keutamaan
Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, yang menjadikannya sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Keutamaan-keutamaan tersebut antara lain:
- Penggugur dosa
Shalat tarawih dapat menjadi penggugur dosa-dosa kecil yang telah lalu. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya, “Barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Penambah pahala
Shalat tarawih juga merupakan ibadah yang bernilai pahala yang besar. Pahala shalat tarawih dilipatgandakan oleh Allah SWT, sehingga menjadi kesempatan yang baik untuk menambah pahala di bulan Ramadhan. - Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Shalat tarawih merupakan salah satu bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mengerjakan shalat tarawih, seorang muslim dapat mempererat hubungannya dengan Allah SWT dan merasakan ketenangan dan kebahagiaan dalam beribadah.
Dengan memahami keutamaan-keutamaan shalat tarawih, umat Islam dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini secara rutin selama bulan Ramadhan. Shalat tarawih merupakan kesempatan yang baik untuk memperbaiki diri, menambah pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sejarah
Asal usul shalat tarawih tidak terlepas dari sejarah perkembangannya. Secara historis, shalat tarawih berawal dari shalat sunnah yang dilakukan oleh beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW secara berjamaah di masjid. Peristiwa ini menjadi cikal bakal dimulainya pelaksanaan shalat tarawih secara berjamaah di kemudian hari.
- Inisiasi oleh Sahabat Nabi
Shalat tarawih pertama kali diinisiasi oleh sekelompok sahabat Nabi, seperti Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Mereka melaksanakan shalat sunnah secara berjamaah di Masjid Nabawi pada malam-malam bulan Ramadhan.
- Pengaturan oleh Khalifah Umar
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, shalat tarawih mulai diatur dan diorganisir dengan baik. Umar menunjuk Ubay bin Ka’ab sebagai imam shalat tarawih dan membagi jamaah menjadi beberapa kelompok.
- Penetapan Jumlah Rakaat
Awalnya, jumlah rakaat shalat tarawih tidak ditentukan secara pasti. Namun, pada masa Khalifah Utsman bin Affan, jumlah rakaat shalat tarawih ditetapkan menjadi 20 rakaat.
- Tradisi yang Berkelanjutan
Sejak saat itu, shalat tarawih menjadi tradisi yang berkelanjutan di kalangan umat Islam pada bulan Ramadhan. Shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah di masjid-masjid, menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan.
Sejarah perkembangan shalat tarawih memberikan pemahaman tentang asal usul dan proses pembentukan ibadah ini. Dimulai dari shalat sunnah yang dikerjakan oleh beberapa sahabat Nabi, shalat tarawih kemudian berkembang menjadi ibadah berjamaah yang dilaksanakan secara rutin pada bulan Ramadhan. Tradisi ini terus dilestarikan oleh umat Islam hingga saat ini, menjadi salah satu ciri khas ibadah pada bulan suci Ramadhan.
Perbedaan pendapat
Dalam memahami arti shalat tarawih, salah satu aspek penting yang perlu diketahui adalah perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Perbedaan pendapat ini menjadi salah satu karakteristik ibadah shalat tarawih yang perlu dipahami dan dimaknai secara komprehensif.
- Dasar Perbedaan Pendapat
Perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih berakar pada tidak adanya nash yang secara jelas menyebutkan jumlah rakaat yang pasti. Hal ini memberikan ruang bagi para ulama untuk menafsirkan dan menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih berdasarkan pemahaman dan ijtihad mereka.
- Pendapat yang Beredar
Terdapat beberapa pendapat yang beredar mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, di antaranya adalah 8 rakaat, 20 rakaat, dan 36 rakaat. Masing-masing pendapat ini memiliki landasan dan argumen yang berbeda-beda.
- Implikasi Praktis
Perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih memiliki implikasi praktis dalam pelaksanaannya. Umat Islam bebas memilih untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat sesuai dengan pendapat yang diyakininya.
- Prinsip Persatuan
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, yang terpenting adalah menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam. Perbedaan pendapat dalam masalah ini tidak boleh menjadi alasan perpecahan atau perselisihan.
Dengan memahami perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, umat Islam dapat semakin bijak dalam melaksanakan ibadah ini. Perbedaan pendapat hendaknya tidak menjadi penghalang untuk meraih keutamaan dan pahala dari shalat tarawih. Sebaliknya, perbedaan pendapat ini justru menjadi bagian dari kekayaan khazanah keilmuan Islam dan mempererat tali persaudaraan antar umat Islam.
Hikmah
Shalat tarawih bukan sekadar ibadah yang bertujuan untuk menggugurkan dosa dan menambah pahala, namun juga memiliki hikmah yang sangat besar dalam mendidik kesabaran, kekhusyukan, dan ketaatan. Hikmah-hikmah ini menjadi bagian integral dari arti shalat tarawih, memberikan makna yang lebih dalam bagi pelakunya.
Pertama, shalat tarawih mengajarkan kesabaran. Ibadah ini dilaksanakan pada malam hari di bulan Ramadhan, ketika sebagian besar orang sedang terlelap tidur. Untuk mengerjakan shalat tarawih, diperlukan kesabaran dan perjuangan untuk melawan rasa kantuk dan malas. Dengan terus menerus mengerjakan shalat tarawih, umat Islam dilatih untuk menjadi lebih sabar dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan hidup.
Kedua, shalat tarawih mendidik kekhusyukan. Suasana malam yang tenang dan hening, ditambah dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang merdu, menciptakan suasana yang sangat kondusif untuk kekhusyukan. Dalam shalat tarawih, umat Islam diajarkan untuk memfokuskan pikiran dan hati mereka hanya kepada Allah SWT, sehingga tercapai kekhusyukan yang sempurna dalam beribadah.
Ketiga, shalat tarawih menanamkan ketaatan. Melaksanakan shalat tarawih secara rutin merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Dengan mengerjakan shalat tarawih, umat Islam menyatakan ketaatan mereka kepada ajaran Islam dan kesediaan mereka untuk mengikuti perintah Allah SWT dalam segala aspek kehidupan.
Memahami hikmah shalat tarawih sangat penting untuk mengoptimalkan manfaat ibadah ini. Dengan menyadari bahwa shalat tarawih tidak hanya bernilai pahala, tetapi juga mendidik kesabaran, kekhusyukan, dan ketaatan, umat Islam akan lebih termotivasi untuk melaksanakan shalat tarawih dengan sebaik-baiknya. Hikmah-hikmah ini juga menjadi pengingat bahwa ibadah tidak hanya berdimensi vertikal (hubungan dengan Allah SWT), tetapi juga berdimensi horizontal (hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar).
Pertanyaan dan Jawaban Umum tentang Arti Shalat Tarawih
Bagian ini berisi beberapa pertanyaan dan jawaban umum yang terkait dengan arti shalat tarawih. Pertanyaan-pertanyaan ini dirancang untuk mengantisipasi pertanyaan yang mungkin dimiliki oleh pembaca atau untuk mengklarifikasi aspek-aspek tertentu dari shalat tarawih.
Question 1: Apakah hukum melaksanakan shalat tarawih?
Answer: Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, yaitu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Question 2: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?
Answer: Shalat tarawih dilaksanakan pada malam hari selama bulan Ramadhan.
Question 3: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Answer: Terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, yaitu 8, 20, atau 36 rakaat.
Question 4: Bagaimana tata cara shalat tarawih?
Answer: Tata cara shalat tarawih sama dengan shalat sunnah lainnya, terdiri dari dua rakaat salam.
Question 5: Apa saja keutamaan shalat tarawih?
Answer: Keutamaan shalat tarawih antara lain dapat menggugurkan dosa, menambah pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Question 6: Dari mana asal usul shalat tarawih?
Answer: Shalat tarawih berawal dari shalat sunnah yang dilakukan oleh beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW secara berjamaah di masjid.
Pertanyaan dan jawaban umum ini memberikan pemahaman dasar tentang arti shalat tarawih, meliputi hukum, waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, tata cara, keutamaan, dan sejarahnya. Pemahaman ini penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas ibadah umat Islam selama bulan Ramadhan.
Pertanyaan dan jawaban ini juga menjadi pengantar untuk pembahasan lebih lanjut mengenai shalat tarawih, seperti hikmah, manfaat, dan tips untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik. Pembahasan ini akan memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang salah satu ibadah penting dalam bulan Ramadhan.
Tips Penting dalam Melaksanakan Shalat Tarawih
Shalat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan. Untuk memperoleh manfaat dan keutamaan shalat tarawih secara optimal, berikut adalah beberapa tips penting yang dapat diterapkan:
Tip 1: Niatkan dengan Ikhlas
Niatkan shalat tarawih semata-mata karena Allah SWT, untuk mendapatkan pahala dan ridha-Nya.
Tip 2: Berjamaah di Masjid
Shalat tarawih berjamaah di masjid memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan shalat sendirian di rumah.
Tip 3: Khusyuk dan Fokus
Jaga kekhusyukan dan fokus dalam shalat tarawih, hindari segala bentuk gangguan yang dapat mengurangi ketaatan beribadah.
Tip 4: Perhatikan Bacaan
Bacalah ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil dan jelas, serta pahami maknanya untuk meningkatkan kekhusyukan.
Tip 5: Jaga Kesehatan
Pastikan kondisi kesehatan baik dan cukup istirahat sebelum melaksanakan shalat tarawih, agar dapat beribadah dengan nyaman dan khusyuk.
Tip 6: Tertib dan Disiplin
Datanglah ke masjid tepat waktu dan ikuti tata cara shalat tarawih dengan tertib, serta hindari berbicara atau bercanda saat shalat.
Tip 7: Bersabar
Shalat tarawih biasanya dilaksanakan dalam jumlah rakaat yang banyak, oleh karena itu diperlukan kesabaran dan ketekunan dalam menjalankannya.
Tip 8: Manfaatkan Waktu
Gunakan waktu shalat tarawih untuk berdoa, berdzikir, dan merenungi makna ibadah, sehingga memperoleh manfaat spiritual yang lebih dalam.
Dengan menerapkan tips-tips tersebut, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk, sehingga memperoleh keutamaan dan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Tips-tips ini menjadi panduan praktis untuk mengoptimalkan pelaksanaan shalat tarawih. Dengan memahami dan mengamalkan tips-tips tersebut, umat Islam dapat menjadikan shalat tarawih sebagai sarana peningkatan kualitas ibadah dan keimanan selama bulan Ramadhan.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengupas tuntas tentang arti shalat tarawih, mulai dari hukum, waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, tata cara, keutamaan, sejarah, hingga tips pelaksanaannya. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan beberapa poin penting:
- Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan selama bulan Ramadhan.
- Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menggugurkan dosa, menambah pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Untuk memperoleh manfaat dan keutamaan shalat tarawih secara optimal, perlu diterapkan beberapa tips penting, seperti niat ikhlas, berjamaah di masjid, khusyuk dan fokus, memperhatikan bacaan, menjaga kesehatan, tertib dan disiplin, bersabar, serta memanfaatkan waktu.
Shalat tarawih bukan sekadar ibadah rutin, tetapi memiliki makna dan keutamaan yang sangat besar. Melalui shalat tarawih, umat Islam dapat meningkatkan kualitas ibadah, keimanan, dan ketaqwaan selama bulan Ramadhan.