Ayat Alquran Tentang Idul Adha

jurnal


Ayat Alquran Tentang Idul Adha

Ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha adalah ayat-ayat suci dalam kitab suci umat Islam yang berkaitan dengan perayaan Idul Adha. Salah satu contohnya terdapat dalam surat Al-Hajj ayat 34, yang berbunyi, “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.”

Ayat ini mengandung ajaran penting tentang makna dan hikmah di balik ibadah kurban pada Idul Adha. Melalui ibadah ini, umat Islam diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, dan berbagi rezeki dengan sesama. Ibadah kurban pada Idul Adha juga memiliki sejarah panjang dalam tradisi Islam, yang berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bentuk pengorbanan dan ketaatan.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang makna, hikmah, dan tata cara pelaksanaan ibadah kurban pada Idul Adha berdasarkan ajaran Islam. Kita juga akan menelusuri sejarah dan perkembangan ibadah kurban dalam konteks sosial dan budaya masyarakat Muslim.

ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha

Ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha sangat penting untuk dipahami karena menjadi dasar hukum dan pedoman pelaksanaan ibadah kurban. Berikut beberapa aspek penting dari ayat-ayat tersebut:

  • Kewajiban: Idul Adha merupakan hari raya kurban yang wajib dirayakan oleh umat Islam yang mampu.
  • Waktu: Waktu pelaksanaan kurban adalah pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah.
  • Hewan kurban: Hewan yang dapat dijadikan kurban adalah unta, sapi, kambing, dan domba.
  • Tata cara: Tata cara penyembelihan kurban diatur secara detail dalam ajaran Islam.
  • Hukum: Hukum berkurban adalah sunnah muakkad, sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
  • Hikmah: Ibadah kurban memiliki banyak hikmah, di antaranya mendekatkan diri kepada Allah, mensyukuri nikmat, dan berbagi rezeki.
  • Sejarah: Ibadah kurban berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS.
  • Tradisi: Ibadah kurban telah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Muslim selama berabad-abad.

Dengan memahami aspek-aspek penting dari ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha, umat Islam dapat melaksanakan ibadah kurban dengan benar dan khusyuk. Ibadah kurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi memiliki makna dan hikmah yang mendalam dalam kehidupan seorang Muslim.

Kewajiban

Kewajiban berkurban pada hari raya Idul Adha didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur’an, salah satunya terdapat dalam surat Al-Hajj ayat 34, “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.” Ayat ini secara jelas memerintahkan umat Islam yang mampu untuk melaksanakan ibadah kurban pada hari raya Idul Adha.

Kewajiban berkurban ini memiliki hikmah yang mendalam, di antaranya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat yang telah diberikan, dan berbagi rezeki dengan sesama. Ibadah kurban juga menjadi wujud ketaatan dan kepatuhan seorang Muslim terhadap perintah Allah SWT.

Dalam praktiknya, kewajiban berkurban ini dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu secara finansial. Mereka yang mampu diwajibkan untuk menyembelih hewan kurban yang telah memenuhi syarat, seperti unta, sapi, kambing, atau domba. Hewan kurban tersebut kemudian dibagikan kepada fakir miskin dan masyarakat yang membutuhkan.

Dengan memahami kewajiban berkurban pada hari raya Idul Adha berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ibadah kurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi memiliki makna dan hikmah yang mendalam dalam kehidupan seorang Muslim.

Waktu

Waktu pelaksanaan kurban pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah memiliki kaitan yang erat dengan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha. Hal ini didasarkan pada perintah Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat 28, yang berbunyi, “Maka makanlah (sebagian dari daging kurban) dan beri makanlah orang miskin dan orang yang membutuhkan.” Ayat ini memberikan panduan tentang waktu pelaksanaan kurban, yaitu setelah pelaksanaan ibadah haji, yang dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Penetapan waktu pelaksanaan kurban pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah juga memiliki makna simbolik. Tanggal-tanggal tersebut bertepatan dengan hari-hari tasyrik, yaitu hari-hari setelah pelaksanaan ibadah haji, ketika umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan dzikir kepada Allah SWT. Penyembelihan hewan kurban pada hari-hari tasyrik menjadi wujud syukur atas selesainya ibadah haji dan sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT.

Dalam praktiknya, ibadah kurban pada Idul Adha dilaksanakan secara berjamaah oleh umat Islam di seluruh dunia. Mereka berkumpul di masjid atau tempat-tempat yang telah ditentukan untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Daging kurban kemudian dibagikan kepada fakir miskin, masyarakat yang membutuhkan, dan juga kepada anggota keluarga dan kerabat. Pembagian daging kurban ini menjadi wujud nyata dari perintah Allah SWT untuk berbagi rezeki dengan sesama.

Dengan memahami hubungan antara waktu pelaksanaan kurban dengan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha, umat Islam dapat melaksanakan ibadah kurban dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ibadah kurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi memiliki makna dan hikmah yang mendalam dalam kehidupan seorang Muslim.

Hewan kurban

Hubungan hewan kurban yang diperbolehkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha sangat erat. Dalam surat Al-Baqarah ayat 34, Allah SWT berfirman, “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.” Ayat ini menunjukkan bahwa hewan yang dijadikan kurban haruslah hewan ternak, yang meliputi unta, sapi, kambing, dan domba.

Penetapan jenis hewan kurban ini memiliki hikmah yang mendalam. Unta, sapi, kambing, dan domba merupakan hewan ternak yang banyak ditemukan di daerah tempat Islam berkembang. Dengan demikian, umat Islam tidak akan kesulitan untuk mendapatkan hewan kurban yang sesuai dengan syariat. Selain itu, hewan-hewan tersebut juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, sehingga penyembelihannya dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi fakir miskin dan masyarakat yang membutuhkan.

Dalam praktiknya, pemilihan jenis hewan kurban juga mempertimbangkan kondisi dan kemampuan ekonomi masyarakat. Di daerah-daerah yang memiliki tradisi beternak unta, maka unta menjadi pilihan utama sebagai hewan kurban. Sementara di daerah yang lebih banyak memelihara sapi atau kambing, maka hewan-hewan tersebut yang dijadikan sebagai kurban. Keragaman jenis hewan kurban ini menunjukkan fleksibilitas ajaran Islam dalam mengakomodasi kondisi masyarakat yang berbeda-beda.

Tata cara

Tata cara penyembelihan kurban diatur secara rinci dalam ajaran Islam untuk memastikan ibadah kurban dilaksanakan dengan benar dan sesuai syariat. Berikut ini adalah beberapa aspek penting dari tata cara penyembelihan kurban:

  • Niat: Niat merupakan syarat sah dalam beribadah, termasuk ibadah kurban. Niat harus diucapkan secara lisan atau dalam hati sebelum melakukan penyembelihan.
  • Hewan yang Disembelih: Hewan yang disembelih untuk kurban harus memenuhi syarat, seperti sehat, tidak cacat, dan cukup umur. Jenis hewan yang diperbolehkan untuk kurban adalah unta, sapi, kambing, dan domba.
  • Cara Penyembelihan: Penyembelihan kurban harus dilakukan dengan cara yang benar, yaitu dengan memotong saluran makanan, saluran pernapasan, dan dua urat nadi di leher hewan.
  • Pengulitan dan Pembagian Daging: Setelah hewan disembelih, dilakukan pengulitan dan pembagian daging. Daging kurban dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk fakir miskin, untuk dibagikan kepada kerabat dan tetangga, dan untuk dikonsumsi sendiri.

Dengan memahami dan melaksanakan tata cara penyembelihan kurban sesuai dengan ajaran Islam, umat Islam dapat memastikan bahwa ibadah kurban yang dilakukan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang maksimal bagi diri sendiri dan orang lain.

Hukum

Dalam konteks ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha, hukum berkurban bagi umat Islam adalah sunnah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Hukum ini didasarkan pada perintah Allah SWT dalam beberapa ayat Al-Qur’an, salah satunya surat Al-Hajj ayat 34, yang berbunyi, “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.” Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah kurban merupakan sebuah kewajiban yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu.

  • Urutan Pelaksanaan

    Ibadah kurban memiliki urutan pelaksanaan yang jelas, yaitu dimulai dengan niat, penyembelihan hewan, pengulitan, pembagian daging, dan diakhiri dengan doa. Urutan ini harus diikuti dengan benar agar ibadah kurban dianggap sah dan diterima oleh Allah SWT.

  • Jenis Hewan Kurban

    Hewan yang diperbolehkan untuk dikurbankan adalah unta, sapi, kambing, dan domba. Hewan-hewan tersebut harus memenuhi syarat tertentu, seperti sehat, tidak cacat, dan cukup umur. Jenis hewan kurban yang dipilih biasanya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan tradisi masyarakat setempat.

  • Pembagian Daging Kurban

    Daging kurban dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk fakir miskin, untuk dibagikan kepada kerabat dan tetangga, dan untuk dikonsumsi sendiri. Pembagian ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa syukur, berbagi rezeki, dan mempererat tali silaturahmi.

  • Hikmah Ibadah Kurban

    Ibadah kurban memiliki hikmah yang mendalam, di antaranya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat yang telah diberikan, dan melatih sifat dermawan dan berbagi. Ibadah kurban juga menjadi sarana untuk meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS dalam berkurban.

Dengan memahami hukum, tata cara, dan hikmah ibadah kurban, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ibadah kurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi memiliki makna dan nilai yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Hikmah

Dalam konteks ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha, hikmah ibadah kurban sangat ditekankan. Ibadah kurban bukan hanya sekedar ritual penyembelihan hewan, tetapi memiliki makna dan nilai yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

  • Mendekatkan Diri kepada Allah

    Ibadah kurban menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berkurban, seorang Muslim menunjukkan ketaatan dan kepatuhannya kepada perintah Allah. Ibadah kurban juga menjadi wujud rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

  • Mensyukuri Nikmat

    Ibadah kurban merupakan bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dengan berbagi rezeki kepada fakir miskin dan masyarakat yang membutuhkan, seorang Muslim menunjukkan rasa syukurnya atas segala limpahan rezeki yang telah diterimanya.

  • Berbagi Rezeki

    Ibadah kurban mengajarkan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama. Dengan membagikan daging kurban kepada fakir miskin dan masyarakat yang membutuhkan, seorang Muslim dapat membantu meringankan beban mereka dan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial.

  • Melatih Sifat Dermawan

    Ibadah kurban melatih sifat dermawan dan (suka memberi) dalam diri seorang Muslim. Dengan berkurban, seorang Muslim belajar untuk melepaskan sebagian hartanya untuk membantu sesama yang membutuhkan.

Hikmah-hikmah ibadah kurban tersebut menjadi pedoman bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah kurban pada hari raya Idul Adha. Dengan memahami dan menghayati hikmah-hikmah tersebut, ibadah kurban dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta mempererat tali silaturahmi dan kepedulian sosial di antara sesama Muslim.

Sejarah

Dalam konteks ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha, kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS memiliki makna dan pengaruh yang mendalam terhadap ibadah kurban. Kisah ini menjadi dasar sejarah dan landasan spiritual bagi pelaksanaan ibadah kurban hingga saat ini.

  • Perintah Allah SWT
    Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya Ismail AS sebagai ujian ketaatan dan pengorbanan. Perintah ini menjadi titik awal ibadah kurban sebagai wujud ketaatan dan penghambaan kepada Allah SWT.
  • Ketaatan Nabi Ibrahim AS
    Nabi Ibrahim AS menunjukkan ketaatan yang luar biasa dengan bersedia melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya. Ketaatan ini menjadi teladan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah kurban.
  • Penggantian Ismail AS dengan Domba
    Ketika Nabi Ibrahim AS hendak menyembelih Ismail AS, Allah SWT mengganti Ismail AS dengan seekor domba. Penggantian ini menunjukkan bahwa ibadah kurban tidak harus selalu berupa penyembelihan manusia, melainkan dapat dilakukan dengan hewan ternak yang halal.
  • Syariat Ibadah Kurban
    Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS menjadi dasar syariat ibadah kurban yang diwajibkan bagi umat Islam yang mampu. Ibadah kurban menjadi sarana untuk memperingati peristiwa bersejarah ini dan meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS.

Dengan memahami sejarah dan makna ibadah kurban yang berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ibadah kurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi memiliki makna dan nilai yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Tradisi

Ibadah kurban telah menjadi tradisi yang mengakar kuat dalam masyarakat Muslim selama berabad-abad. Tradisi ini memiliki hubungan yang erat dengan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha, yang menjadi landasan hukum dan pedoman pelaksanaan ibadah kurban.

Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha, seperti yang terdapat dalam surat Al-Hajj ayat 34, memerintahkan umat Islam yang mampu untuk melaksanakan ibadah kurban. Perintah ini menjadi dasar kewajiban berkurban bagi umat Islam pada hari raya Idul Adha. Tradisi ibadah kurban yang telah berlangsung selama berabad-abad merupakan wujud nyata dari kepatuhan umat Islam terhadap perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an.

Selain itu, kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS yang menjadi dasar sejarah ibadah kurban juga berkontribusi dalam memperkuat tradisi ini. Kisah tersebut memberikan teladan tentang ketaatan dan pengorbanan, yang menjadi nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Muslim. Tradisi ibadah kurban menjadi sarana untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut dan meneladani sifat-sifat mulia Nabi Ibrahim AS.

Dalam praktiknya, tradisi ibadah kurban di kalangan masyarakat Muslim sangat beragam. Di berbagai negara dan daerah, terdapat tradisi dan adat istiadat yang berbeda-beda dalam pelaksanaan ibadah kurban. Namun, secara umum, ibadah kurban selalu dikaitkan dengan nilai-nilai kebersamaan, berbagi, dan kepedulian sosial. Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, masyarakat yang membutuhkan, dan juga kepada anggota keluarga dan kerabat.

Pemahaman tentang hubungan antara tradisi ibadah kurban dan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha sangat penting bagi umat Islam. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan motivasi dalam melaksanakan ibadah kurban dengan benar dan penuh keikhlasan. Tradisi ibadah kurban bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi memiliki makna dan nilai yang sangat penting dalam kehidupan beragama dan sosial masyarakat Muslim.

Tanya Jawab tentang Ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha

Bagian Tanya Jawab ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi mengenai ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha. Pertanyaan-pertanyaan yang dibahas meliputi dasar hukum, tata cara, hikmah, dan sejarah ibadah kurban.

Pertanyaan 1: Apa dasar hukum ibadah kurban?

Jawaban: Dasar hukum ibadah kurban terdapat dalam surat Al-Hajj ayat 34, yang memerintahkan umat Islam yang mampu untuk berkurban sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

Pertanyaan 2: Bagaimana tata cara penyembelihan hewan kurban yang benar?

Jawaban: Tata cara penyembelihan hewan kurban meliputi niat, penyembelihan dengan cara memotong saluran makanan, saluran pernapasan, dan dua urat nadi di leher, serta pengulitan dan pembagian daging.

Pertanyaan 3: Apa hikmah dari ibadah kurban?

Jawaban: Ibadah kurban memiliki banyak hikmah, di antaranya mendekatkan diri kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat, berbagi rezeki, dan melatih sifat dermawan.

Pertanyaan 4: Bagaimana sejarah ibadah kurban?

Jawaban: Ibadah kurban berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih putranya Ismail AS. Namun, Ismail AS diganti dengan seekor domba, sehingga ibadah kurban tidak harus selalu berupa penyembelihan manusia.

Pertanyaan 5: Apa saja hewan yang diperbolehkan untuk dikurbankan?

Jawaban: Hewan yang diperbolehkan untuk dikurbankan adalah unta, sapi, kambing, dan domba yang memenuhi syarat, seperti sehat, tidak cacat, dan cukup umur.

Pertanyaan 6: Bolehkah menjual daging hewan kurban?

Jawaban: Menjual daging hewan kurban tidak diperbolehkan karena daging kurban harus dibagikan kepada fakir miskin, kerabat, dan dikonsumsi sendiri.

Tanya Jawab ini memberikan pemahaman dasar tentang ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha dan pelaksanaannya. Namun, masih banyak aspek lain yang dapat didiskusikan, seperti keutamaan berkurban, hikmah di balik pembagian daging kurban, dan kaitannya dengan nilai-nilai sosial dalam masyarakat Muslim.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang makna dan hikmah ibadah kurban dalam perspektif ajaran Islam.

Tips Melaksanakan Ibadah Kurban Sesuai Ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk melaksanakan ibadah kurban dengan baik dan sesuai dengan ajaran Islam:

1. Niatkan dengan Benar
Niatkan ibadah kurban karena Allah SWT, sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan.

2. Pilih Hewan Kurban yang Sesuai
Pilihlah hewan kurban yang sehat, tidak cacat, dan cukup umur sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

3. Sembelih Sesuai Tata Cara
Lakukan penyembelihan hewan kurban dengan cara yang benar, yaitu dengan memotong saluran makanan, saluran pernapasan, dan dua urat nadi di leher.

4. Bagikan Daging Kurban
Bagikan daging kurban kepada fakir miskin, kerabat, dan tetangga sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

5. Hindari Berlebihan
Hindari berkurban secara berlebihan melebihi kemampuan finansial Anda.

6. Utamakan yang Wajib
Jika Anda memiliki keterbatasan finansial, utamakan untuk memenuhi kewajiban berkurban sebelum melakukan ibadah sunnah lainnya.

7. Carilah Pahala Terbaik
Berkurbanlah dengan ikhlas dan berharap pahala terbaik dari Allah SWT.

8. Jaga Kebersihan dan Kesehatan
Jaga kebersihan dan kesehatan hewan kurban serta lingkungan sekitar selama proses penyembelihan dan pembagian daging.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat melaksanakan ibadah kurban dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Ibadah kurban bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi memiliki makna dan nilai yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang makna dan hikmah ibadah kurban dalam perspektif ajaran Islam.

Kesimpulan

Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Idul Adha menjadi dasar hukum dan pedoman pelaksanaan ibadah kurban bagi umat Islam. Ibadah kurban memiliki makna dan hikmah yang mendalam, di antaranya mendekatkan diri kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat, berbagi rezeki, dan melatih sifat dermawan. Sejarah ibadah kurban yang berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS menjadi teladan ketaatan dan pengorbanan dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Dalam melaksanakan ibadah kurban, umat Islam hendaknya memperhatikan tata cara yang benar dan memilih hewan kurban yang sesuai syariat. Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, kerabat, dan tetangga, sebagai wujud kepedulian sosial dan berbagi rezeki. Ibadah kurban menjadi momen bagi umat Islam untuk merefleksikan nilai-nilai ketakwaan, ketaatan, dan kepedulian kepada sesama.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru