Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan ibadah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah sebagai berikut:”Nawaitu shauma sunnati tarwiyah/arafah lillhi ta’l.” Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah/Arafah karena Allah Ta’ala.”
Puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:- Menghapus dosa-dosa kecil- Mendapatkan pahala yang besar- Menambah ketakwaan kepada Allah SWT- Melatih diri untuk menahan hawa nafsuPuasa Tarwiyah dan Arafah juga memiliki sejarah yang panjang. Ibadah ini telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, puasa Tarwiyah dilakukan oleh orang-orang yang akan melaksanakan ibadah haji. Namun, seiring berjalannya waktu, puasa Tarwiyah dan Arafah juga dilakukan oleh umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah, keutamaannya, serta sejarahnya.
Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
Bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan aspek yang sangat penting dalam pelaksanaan ibadah puasa sunnah ini. Niat yang benar dan sesuai dengan sunnah akan menjadikan puasa yang dilakukan menjadi sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
- Lafadz niat
- Waktu niat
- Tata cara niat
- Keutamaan niat
- Syarat niat
- Rukun niat
- Sunnah niat
- Bid’ah niat
- Makruh niat
- Contoh niat
Kesepuluh aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Dengan memahami dan mengamalkan aspek-aspek tersebut dengan baik, insya Allah puasa yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Lafadz niat
Lafadz niat merupakan salah satu aspek penting dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Lafadz niat adalah kalimat yang diucapkan dengan hati untuk menyatakan kehendak berpuasa. Lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah harus diucapkan dengan benar dan sesuai dengan sunnah agar puasa yang dilakukan menjadi sah.
- Rukun niat
Rukun niat puasa Tarwiyah dan Arafah terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1) (taqyid), yaitu menentukan jenis puasa yang akan dilakukan, 2) (taqwt), yaitu menentukan waktu pelaksanaan puasa, dan 3) (ta’yn), yaitu menentukan hari pelaksanaan puasa.
- Sunnah niat
Sunnah niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah mengucapkan lafadz niat pada malam hari sebelum pelaksanaan puasa. Selain itu, disunnahkan juga untuk membaca doa setelah membaca lafadz niat.
- Bid’ah niat
Bid’ah niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah mengucapkan lafadz niat dengan tambahan lafadz-lafadz yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya, mengucapkan lafadz niat dengan tambahan lafadz “puasa qadha” atau “puasa nazar”.
- Makruh niat
Makruh niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah mengucapkan lafadz niat dengan lafadz yang terlalu panjang atau berbelit-belit. Makruh juga mengucapkan lafadz niat dengan suara yang terlalu keras atau terlalu pelan.
Dengan memahami dan mengamalkan ketentuan-ketentuan mengenai lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik, insya Allah puasa yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Waktu niat
Waktu niat merupakan salah satu aspek penting dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Waktu niat yang tepat akan menjadikan puasa yang dilakukan menjadi sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
- Sebelum terbit fajar
Waktu niat puasa Tarwiyah dan Arafah yang paling utama adalah sebelum terbit fajar. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad)
- Setelah terbit fajar
Jika seseorang belum sempat berniat puasa sebelum terbit fajar, maka ia masih diperbolehkan untuk berniat puasa setelah terbit fajar. Namun, puasanya tidak dianggap sebagai puasa sunnah Tarwiyah atau Arafah, melainkan puasa biasa.
- Pada malam hari
Disunnahkan untuk membaca lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah pada malam hari sebelum pelaksanaan puasa. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang berniat puasa pada malam hari, maka puasanya akan diterima.” (HR. Abu Dawud)
- Pada siang hari
Jika seseorang lupa membaca lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah pada malam hari atau sebelum terbit fajar, maka ia masih diperbolehkan untuk berniat puasa pada siang hari. Namun, puasanya tidak dianggap sebagai puasa sunnah Tarwiyah atau Arafah, melainkan puasa biasa.
Dengan memahami dan mengamalkan ketentuan-ketentuan mengenai waktu niat puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik, insya Allah puasa yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Tata cara niat
Tata cara niat merupakan salah satu aspek penting dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Tata cara niat yang benar akan menjadikan puasa yang dilakukan menjadi sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
- Lafadz niat
Lafadz niat adalah kalimat yang diucapkan dengan hati untuk menyatakan kehendak berpuasa. Lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah harus diucapkan dengan benar dan sesuai dengan sunnah.
- Waktu niat
Waktu niat puasa Tarwiyah dan Arafah yang paling utama adalah sebelum terbit fajar. Namun, jika seseorang belum sempat berniat puasa sebelum terbit fajar, maka ia masih diperbolehkan untuk berniat puasa setelah terbit fajar.
- Tempat niat
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah dapat dilakukan di mana saja, baik di rumah, di masjid, maupun di tempat lainnya. Namun, disunnahkan untuk membaca lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah di tempat yang tenang dan jauh dari keramaian.
- Cara niat
Cara niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah dengan membaca lafadz niat dengan hati. Tidak ada ketentuan khusus mengenai cara membaca lafadz niat, baik dengan suara pelan maupun dengan suara keras.
Dengan memahami dan mengamalkan tata cara niat puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik, insya Allah puasa yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Keutamaan niat
Niat merupakan salah satu aspek terpenting dalam ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah. Keutamaan niat dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah antara lain:
- Menjadi syarat diterimanya puasa
Niat merupakan syarat diterimanya ibadah puasa. Jika seseorang tidak berniat puasa, maka puasanya tidak akan diterima oleh Allah SWT.
- Meningkatkan pahala puasa
Niat yang benar dan ikhlas akan meningkatkan pahala puasa. Semakin ikhlas niat seseorang saat berpuasa, maka semakin besar pahala yang akan diterimanya.
- Menjadi pembeda antara puasa wajib dan sunnah
Niat menjadi pembeda antara puasa wajib dan puasa sunnah. Niat puasa wajib adalah untuk melaksanakan perintah Allah SWT, sedangkan niat puasa sunnah adalah untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT.
- Menjadi penentu jenis puasa
Niat juga menjadi penentu jenis puasa. Misalnya, niat puasa Tarwiyah akan menjadikan puasa yang dilakukan sebagai puasa Tarwiyah, sedangkan niat puasa Arafah akan menjadikan puasa yang dilakukan sebagai puasa Arafah.
Dengan memahami dan mengamalkan keutamaan niat dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah, insya Allah puasa yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Syarat niat
Syarat niat merupakan aspek penting dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Niat yang sesuai dengan syarat akan menjadikan puasa yang dilakukan menjadi sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
- Ikhlas
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah harus ikhlas karena Allah SWT. Artinya, puasa dilakukan bukan karena ingin dipuji atau dilihat oleh orang lain, melainkan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.
- Tertentu
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah harus tertentu. Artinya, seseorang harus menentukan jenis puasa yang akan dilakukan, yaitu puasa Tarwiyah atau puasa Arafah.
- Sesuai dengan sunnah
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah harus sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Artinya, niat puasa harus diucapkan dengan lafadz yang benar dan pada waktu yang tepat.
- Dilakukan sebelum terbit fajar
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah harus dilakukan sebelum terbit fajar. Jika seseorang belum sempat berniat puasa sebelum terbit fajar, maka puasanya tidak dianggap sebagai puasa Tarwiyah atau Arafah.
Dengan memahami dan mengamalkan syarat-syarat niat puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik, insya Allah puasa yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Rukun niat
Rukun niat merupakan salah satu aspek penting dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Rukun niat adalah bagian-bagian penting yang harus ada dalam niat puasa agar puasa yang dilakukan menjadi sah. Terdapat tiga rukun niat puasa Tarwiyah dan Arafah, yaitu:
- Taqyid
Taqyid adalah menentukan jenis puasa yang akan dilakukan. Dalam hal ini, taqyid puasa Tarwiyah dan Arafah adalah niat untuk puasa sunnah Tarwiyah atau puasa sunnah Arafah.
- Taqwt
Taqwt adalah menentukan waktu pelaksanaan puasa. Dalam hal ini, taqwt puasa Tarwiyah dan Arafah adalah niat untuk puasa pada tanggal 8 atau 9 Dzulhijjah.
- Ta’yn
Ta’yn adalah menentukan hari pelaksanaan puasa. Dalam hal ini, ta’yn puasa Tarwiyah dan Arafah adalah niat untuk puasa pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) atau hari Arafah (9 Dzulhijjah).
Ketiga rukun niat tersebut harus ada dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah agar puasa yang dilakukan menjadi sah. Jika salah satu rukun niat tidak ada, maka puasa yang dilakukan tidak dianggap sah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan mengamalkan rukun niat puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik.
Sunnah niat
Dalam konteks bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah, sunnah niat merupakan aspek yang melengkapi rukun niat. Sunnah niat tidak wajib dilakukan, namun dengan mengamalkannya, InsyaAllah puasa kita akan lebih sempurna dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
- Waktu niat
Sunnah niat puasa Tarwiyah dan Arafah dilakukan pada malam hari sebelum pelaksanaan puasa. Waktu yang paling utama untuk membaca niat adalah setelah shalat Isya dan sebelum tidur.
- Lafadz niat
Lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah yang disunnahkan adalah sebagai berikut: “Nawaitu shauma sunnati tarwiyah/arafah ghadin lillahi ta’ala.”
- Tempat niat
Sunnah niat puasa Tarwiyah dan Arafah dilakukan di tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. Hal ini bertujuan agar kita dapat lebih fokus dan khusyuk dalam membaca niat.
- Tata cara niat
Tata cara niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah dengan membaca lafadz niat dengan hati. Tidak ada ketentuan khusus mengenai cara membaca niat, baik dengan suara pelan maupun dengan suara keras.
Dengan mengamalkan sunnah niat puasa Tarwiyah dan Arafah, InsyaAllah puasa kita akan lebih bernilai di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berusaha untuk mengamalkan sunnah-sunnah dalam beribadah, termasuk dalam hal membaca niat puasa.
Bid’ah niat
Dalam konteks bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah, bid’ah niat merujuk pada penambahan lafaz-lafaz tertentu dalam bacaan niat yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kurangnya pemahaman tentang tata cara niat yang benar, mengikuti kebiasaan yang salah, atau bahkan karena kesengajaan untuk menambah-nambahi ibadah.
Bid’ah niat dapat berdampak negatif pada bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Sebab, penambahan lafaz-lafaz yang tidak sesuai dengan sunnah dapat membatalkan puasa. Misalnya, seseorang yang berniat puasa Tarwiyah dengan menambahkan lafaz “qadha” (mengganti puasa yang ditinggalkan), maka puasanya tidak dianggap sebagai puasa Tarwiyah, melainkan puasa qadha. Selain itu, bid’ah niat juga dapat mengurangi nilai ibadah puasa, karena dianggap sebagai bentuk ibadah yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghindari bid’ah niat dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Kita harus senantiasa berpegang pada sunnah Rasulullah SAW dalam beribadah, termasuk dalam hal membaca niat puasa. Dengan demikian, InsyaAllah puasa kita akan diterima oleh Allah SWT dan bernilai ibadah yang sempurna.
Makruh niat
Dalam konteks bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah, makruh niat merujuk pada membaca niat dengan lafaz yang terlalu panjang atau berbelit-belit. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti ingin menunjukkan kekhusyukan beribadah, mengikuti kebiasaan yang salah, atau bahkan karena kesengajaan untuk menambah-nambahi ibadah.
Makruh niat dapat berdampak negatif pada bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Sebab, membaca niat dengan lafaz yang terlalu panjang atau berbelit-belit dapat mengurangi kekhusyukan dan fokus dalam beribadah. Selain itu, makruh niat juga dapat mengurangi nilai ibadah puasa, karena dianggap sebagai bentuk ibadah yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghindari makruh niat dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Kita harus senantiasa berpegang pada sunnah Rasulullah SAW dalam beribadah, termasuk dalam hal membaca niat puasa. Dengan demikian, InsyaAllah puasa kita akan diterima oleh Allah SWT dan bernilai ibadah yang sempurna.
Contoh niat
Contoh niat merupakan salah satu aspek penting dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Contoh niat dapat menjadi acuan bagi kita dalam membaca niat puasa dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
- Lafadz niat
Lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah yang benar adalah sebagai berikut: “Nawaitu shauma sunnati tarwiyah/arafah ghadin lillahi ta’ala.”
- Waktu niat
Waktu yang paling utama untuk membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah pada malam hari sebelum pelaksanaan puasa. Namun, jika seseorang belum sempat membaca niat pada malam hari, maka ia masih diperbolehkan untuk membaca niat pada pagi hari sebelum terbit fajar.
- Tempat niat
Tempat membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah tidak disyaratkan harus di tempat tertentu. Kita dapat membaca niat di mana saja, baik di rumah, di masjid, maupun di tempat lainnya.
- Tata cara niat
Tata cara membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah dengan membaca lafadz niat dengan hati. Tidak ada ketentuan khusus mengenai cara membaca niat, baik dengan suara pelan maupun dengan suara keras.
Dengan memahami dan mengamalkan contoh niat puasa Tarwiyah dan Arafah dengan baik, InsyaAllah puasa kita akan diterima oleh Allah SWT dan bernilai ibadah yang sempurna.
Pertanyaan Umum tentang Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
Pertanyaan umum berikut akan membantu menjelaskan bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah, meliputi pengertian, waktu, tata cara, dan hal-hal yang perlu diperhatikan.
Pertanyaan 1: Apa pengertian bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah kalimat yang diucapkan untuk menyatakan kehendak berpuasa pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.
Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Waktu yang paling utama adalah pada malam hari sebelum pelaksanaan puasa. Namun, jika belum sempat, masih diperbolehkan membaca niat pada pagi hari sebelum terbit fajar.
Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Niat dibaca dengan hati, baik dengan suara pelan maupun keras. Lafadz niat yang disunnahkan: “Nawaitu shauma sunnati tarwiyah/arafah ghadin lillahi ta’ala.”
Pertanyaan 4: Apa saja yang harus diperhatikan saat membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Niat harus sesuai sunnah, ikhlas, dan diucapkan dengan benar. Selain itu, hindari bid’ah niat dan makruh niat.
Pertanyaan 5: Apa keutamaan membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Niat menjadi syarat diterimanya puasa, meningkatkan pahala, membedakan puasa wajib dan sunnah, serta menentukan jenis puasa.
Pertanyaan 6: Apakah boleh mengganti lafadz niat puasa Tarwiyah dan Arafah?
Jawaban: Tidak boleh. Lafadz niat sudah ditentukan sesuai sunnah Rasulullah SAW. Mengganti atau menambahkan lafadz dapat membatalkan puasa.
Pertanyaan umum ini memberikan gambaran tentang bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah. Memahami dan mengamalkannya dengan baik akan menyempurnakan ibadah puasa kita.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah, serta tata cara pelaksanaannya.
Tips Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
Untuk menyempurnakan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah, berikut adalah beberapa tips yang dapat diamalkan:
Tip 1: Pahami Waktu yang Tepat
Waktu terbaik membaca niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah malam hari sebelum pelaksanaan puasa. Jika belum sempat, masih diperbolehkan membaca niat pada pagi hari sebelum terbit fajar.
Tip 2: Gunakan Lafadz yang Sesuai
Gunakan lafadz niat yang sesuai dengan sunnah, yaitu “Nawaitu shauma sunnati tarwiyah/arafah ghadin lillahi ta’ala.”
Tip 3: Ikhlaskan Niat
Niat puasa harus diikrarkan dengan ikhlas, semata-mata karena Allah SWT.
Tip 4: Hindari Bid’ah Niat
Hindari menambahkan lafadz atau doa tambahan dalam niat puasa yang tidak diajarkan dalam sunnah.
Tip 5: Perhatikan Makruh Niat
Hindari membaca niat puasa dengan lafadz yang terlalu panjang atau berbelit-belit.
Dengan mengamalkan tips-tips ini, bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah kita akan lebih sesuai dengan tuntunan syariat.
Selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah agar ibadah kita semakin sempurna.
Kesimpulan
Bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan ibadah puasa sunnah ini. Bacaan niat yang benar dan sesuai dengan sunnah akan menjadikan puasa yang dilakukan menjadi sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah, di antaranya lafadz niat, waktu niat, tata cara niat, keutamaan niat, syarat niat, rukun niat, sunnah niat, bid’ah niat, makruh niat, dan contoh niat. Dengan memahami dan mengamalkan seluruh aspek tersebut dengan baik, insya Allah puasa Tarwiyah dan Arafah yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Pelaksanaan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah yang benar dan sesuai dengan tuntunan syariat akan memberikan banyak keutamaan dan manfaat bagi kita. Selain melatih diri untuk menahan hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, puasa Tarwiyah dan Arafah juga dapat menghapus dosa-dosa kecil dan mendapatkan pahala yang besar. Marilah kita senantiasa berusaha untuk melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah dengan sebaik-baiknya agar kita dapat meraih keberkahan dan manfaat yang luar biasa dari ibadah ini.