Bagaimanakah Bilangan Rakaat Salat Tarawih

jurnal


Bagaimanakah Bilangan Rakaat Salat Tarawih

Shalat tarawih merupakan sebuah ibadah shalat sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Shalat ini dilakukan pada malam hari, setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, yang dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala.

Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat tarawih juga memiliki sejarah panjang dalam perkembangannya. Pada awalnya, shalat tarawih dilakukan dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda, namun pada masa Khalifah Umar bin Khattab, jumlah rakaat shalat tarawih distandarisasi menjadi 20 rakaat.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang shalat tarawih, mulai dari sejarah, manfaat, hingga tata cara pelaksanaannya.

bagaimanakah bilangan rakaat salat tarawih

Aspek-aspek penting yang terkait dengan pertanyaan “bagaimanakah bilangan rakaat salat tarawih” meliputi:

  • Jumlah rakaat
  • Waktu pelaksanaan
  • Tata cara pelaksanaan
  • Hukum melaksanakan
  • Keutamaan melaksanakan
  • Sejarah
  • Dalil
  • Bid’ah

Memahami aspek-aspek ini sangat penting untuk dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Aspek-aspek ini saling terkait dan membentuk sebuah kesatuan dalam pelaksanaan shalat tarawih. Misalnya, jumlah rakaat shalat tarawih yang berjumlah 20 rakaat didasarkan pada dalil-dalil dari sunnah Nabi Muhammad SAW. Tata cara pelaksanaan shalat tarawih juga harus sesuai dengan tuntunan syariat, agar shalat yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam shalat tarawih. Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, yang dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala. Jumlah rakaat ini telah disepakati oleh para ulama berdasarkan dalil-dalil dari sunnah Nabi Muhammad SAW.

  • Dalil

    Dalil yang menjadi dasar penetapan jumlah rakaat shalat tarawih adalah hadis dari Aisyah RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

  • Waktu Pelaksanaan

    Shalat tarawih dilaksanakan pada malam hari, setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu pelaksanaan ini juga didasarkan pada hadis dari Aisyah RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih pada sepertiga malam.

  • Tata Cara Pelaksanaan

    Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, ruku, sujud, dan diakhiri dengan salam. Shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah, dengan imam yang memimpin dan makmum yang mengikuti.

Jumlah rakaat shalat tarawih yang berjumlah 20 rakaat memiliki beberapa hikmah, di antaranya adalah untuk melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat tarawih juga merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Ramadhan.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan shalat tarawih memiliki kaitan erat dengan jumlah rakaat shalat tarawih. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan shalat tarawih yang dimulai setelah shalat Isya dan diakhiri sebelum masuk waktu shalat Subuh, menentukan jumlah rakaat yang dapat dikerjakan. Dalam rentang waktu tersebut, umumnya dikerjakan sebanyak 20 rakaat shalat tarawih, termasuk rakaat witir.

Waktu pelaksanaan shalat tarawih yang dilakukan pada sepertiga malam memiliki beberapa hikmah, di antaranya adalah untuk melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada waktu tersebut, suasana umumnya lebih tenang dan kondusif untuk beribadah, sehingga dapat membantu meningkatkan kekhusyukan dalam shalat tarawih.

Dalam praktiknya, waktu pelaksanaan shalat tarawih dapat bervariasi di setiap daerah atau masjid. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan waktu masuknya waktu Isya dan Subuh di setiap daerah. Namun, secara umum, shalat tarawih dilaksanakan pada sepertiga malam, yaitu setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh.

Memahami kaitan antara waktu pelaksanaan dan jumlah rakaat shalat tarawih sangat penting untuk dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Shalat tarawih yang dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan jumlah rakaat yang sesuai, insya Allah akan lebih bernilai dan berkah di sisi Allah SWT.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan shalat tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan untuk dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Tata cara pelaksanaan shalat tarawih meliputi berbagai aspek, mulai dari niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, ruku, sujud, hingga diakhiri dengan salam. Semua aspek ini harus dilakukan dengan baik dan benar agar shalat tarawih yang dikerjakan dapat diterima oleh Allah SWT.

  • Niat

    Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Niat dilakukan di dalam hati sebelum memulai shalat dengan mengucapkan, “Ushalli sunnatal tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala.” Niat ini diucapkan dalam hati dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

  • Takbiratul ihram

    Takbiratul ihram merupakan ucapan “Allahu Akbar” yang diucapkan pada saat memulai shalat. Takbiratul ihram menandakan dimulainya shalat dan mengangkat kedua tangan setinggi telinga.

  • Membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek

    Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek. Surat Al-Fatihah merupakan surat yang wajib dibaca dalam setiap rakaat shalat, termasuk shalat tarawih. Setelah membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat pendek, seperti surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, atau surat An-Nas.

  • Ruku dan sujud

    Setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, dilanjutkan dengan ruku dan sujud. Ruku dilakukan dengan membungkukkan badan hingga punggung rata. Sedangkan sujud dilakukan dengan meletakkan dahi, hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki di lantai.

Demikianlah tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang perlu diperhatikan dan dilakukan dengan baik dan benar. Dengan melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan syariat, insya Allah shalat tarawih yang kita kerjakan akan lebih bernilai dan berkah di sisi Allah SWT.

Hukum melaksanakan

Hukum melaksanakan shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang terkait dengan pertanyaan “bagaimanakah bilangan rakaat salat tarawih”. Hukum melaksanakan shalat tarawih memiliki implikasi terhadap keabsahan dan pahala shalat tarawih yang dikerjakan. Berikut adalah beberapa aspek hukum melaksanakan shalat tarawih:

  • Hukum Asli

    Hukum asli shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat tarawih termasuk dalam ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan.

  • Keutamaan

    Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah untuk melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat tarawih juga merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Ramadhan.

  • Tata Cara Pelaksanaan

    Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, ruku, sujud, dan diakhiri dengan salam. Shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah, dengan imam yang memimpin dan makmum yang mengikuti.

  • Waktu Pelaksanaan

    Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah pada malam hari, setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu pelaksanaan ini didasarkan pada hadis dari Aisyah RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih pada sepertiga malam.

Memahami hukum melaksanakan shalat tarawih sangat penting untuk dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Shalat tarawih yang dikerjakan dengan baik dan benar, insya Allah akan lebih bernilai dan berkah di sisi Allah SWT.

Keutamaan melaksanakan

Keutamaan melaksanakan shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang terkait dengan pertanyaan “bagaimanakah bilangan rakaat salat tarawih”. Keutamaan melaksanakan shalat tarawih memiliki implikasi terhadap manfaat dan pahala yang diperoleh dari shalat tarawih yang dikerjakan. Berikut adalah beberapa keutamaan melaksanakan shalat tarawih:

Melatih kesabaran: Shalat tarawih yang dikerjakan dengan jumlah rakaat yang banyak, yaitu 20 rakaat, melatih kesabaran dan ketahanan dalam beribadah. Shalat tarawih mengajarkan kita untuk sabar dalam berdiri, ruku, sujud, dan duduk dalam waktu yang cukup lama.

Meningkatkan ketakwaan: Shalat tarawih yang dikerjakan dengan ikhlas dan khusyuk dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Shalat tarawih mengajarkan kita untuk lebih dekat dengan Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah kita.

Sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT: Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Ramadhan. Shalat tarawih memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas segala dosa-dosa kita.

Memahami keutamaan melaksanakan shalat tarawih sangat penting untuk dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Shalat tarawih yang dikerjakan dengan baik dan benar, insya Allah akan lebih bernilai dan berkah di sisi Allah SWT.

Sejarah

Aspek sejarah terkait dengan pertanyaan “bagaimanakah bilangan rakaat salat tarawih” memberikan pemahaman tentang perkembangan dan penetapan jumlah rakaat shalat tarawih yang dilakukan sepanjang waktu. Memahami sejarah shalat tarawih dapat memberikan wawasan penting tentang asal-usul, praktik, dan ketetapan terkait dengan ibadah ini.

  • Asal-usul

    Shalat tarawih pada awalnya dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW secara individual, namun kemudian dikerjakan secara berjamaah pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

  • Perkembangan Jumlah Rakaat

    Jumlah rakaat shalat tarawih awalnya bervariasi, mulai dari 8, 10, hingga 23 rakaat. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, jumlah rakaat shalat tarawih distandarisasi menjadi 20 rakaat.

  • Praktik pada Masa Sahabat

    Pada masa sahabat, shalat tarawih dikerjakan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang mengerjakannya dengan berdiri sepanjang waktu, ada pula yang mengerjakannya dengan duduk atau bergantian antara berdiri dan duduk.

  • Tradisi dan Inovasi

    Seiring berjalannya waktu, shalat tarawih mengalami perkembangan dalam hal tradisi dan inovasi. Di beberapa daerah, shalat tarawih dikerjakan dengan tambahan bacaan wirid atau doa tertentu.

Memahami sejarah shalat tarawih dapat memberikan apresiasi yang lebih mendalam terhadap ibadah ini. Sejarah shalat tarawih menunjukkan adanya dinamika dan perkembangan dalam praktik ibadah, namun tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalil

Dalil merupakan dasar atau bukti yang digunakan untuk menetapkan suatu hukum atau aturan dalam Islam. Dalam konteks shalat tarawih, dalil merupakan dasar penetapan jumlah rakaat shalat tarawih yang dilakukan. Dalil yang menjadi dasar penetapan jumlah rakaat shalat tarawih adalah hadis dari Aisyah RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Dalil ini sangat penting sebagai dasar penetapan jumlah rakaat shalat tarawih karena menunjukkan praktik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW secara langsung. Dengan adanya dalil ini, umat Islam memiliki landasan yang kuat untuk melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Selain hadis dari Aisyah RA tersebut, terdapat juga dalil-dalil lain yang mendukung penetapan jumlah rakaat shalat tarawih, seperti hadis dari Ibnu Abbas RA dan hadis dari Ali bin Abi Thalib RA. Dalil-dalil ini memperkuat landasan hukum pelaksanaan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang telah ditetapkan.

Memahami hubungan antara dalil dan penetapan jumlah rakaat shalat tarawih sangat penting untuk dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan berpedoman pada dalil-dalil yang sahih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai dan mendapatkan pahala yang optimal.

Bid’ah

Dalam konteks shalat tarawih, bid’ah dapat diartikan sebagai suatu amalan yang baru atau tambahan dalam pelaksanaan shalat tarawih yang tidak terdapat pada zaman Nabi Muhammad SAW dan tidak sesuai dengan tuntunan syariat. Bid’ah dalam shalat tarawih dapat berupa penambahan rakaat, perubahan tata cara pelaksanaan, atau penambahan bacaan-bacaan tertentu.

Bid’ah dalam shalat tarawih dapat berdampak negatif karena dapat merusak kesucian dan keaslian ibadah shalat tarawih. Selain itu, bid’ah juga dapat menyesatkan umat Islam dan mengalihkan fokus dari ibadah yang sebenarnya kepada amalan-amalan yang tidak sesuai dengan syariat. Oleh karena itu, umat Islam perlu berhati-hati dalam melaksanakan shalat tarawih agar terhindar dari bid’ah.

Salah satu contoh nyata bid’ah dalam shalat tarawih adalah penambahan rakaat shalat tarawih menjadi lebih dari 20 rakaat. Rasulullah SAW telah menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, dan tidak ada dalil yang sahih yang membolehkan penambahan rakaat tersebut. Selain itu, penambahan bacaan-bacaan tertentu yang tidak terdapat dalam tuntunan Rasulullah SAW juga termasuk dalam kategori bid’ah.

Memahami hubungan antara bid’ah dan shalat tarawih sangat penting untuk dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan menghindari bid’ah, umat Islam dapat menjaga kesucian dan keaslian ibadah shalat tarawih, serta mendapatkan pahala yang optimal.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Bagian ini menyajikan beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan terkait dengan jumlah rakaat shalat tarawih. Pertanyaan-pertanyaan ini dijawab berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadis, serta pendapat para ulama.

Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?

Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat, yang dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala. Jumlah rakaat ini berdasarkan hadis dari Aisyah RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat.

Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?

Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah pada malam hari, setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu pelaksanaan ini juga didasarkan pada hadis dari Aisyah RA, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih pada sepertiga malam.

Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat tarawih?

Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, ruku, sujud, dan diakhiri dengan salam. Shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah, dengan imam yang memimpin dan makmum yang mengikuti.

Pertanyaan 4: Apakah jumlah rakaat shalat tarawih boleh ditambah atau dikurangi?

Jumlah rakaat shalat tarawih tidak boleh ditambah atau dikurangi. Dalil-dalil dari sunnah Nabi Muhammad SAW secara jelas menunjukkan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat.

Pertanyaan 5: Apa keutamaan melaksanakan shalat tarawih?

Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah untuk melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat tarawih juga merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Ramadhan.

Pertanyaan 6: Apakah ada bid’ah dalam pelaksanaan shalat tarawih?

Ada beberapa bid’ah yang sering dilakukan dalam pelaksanaan shalat tarawih, seperti penambahan rakaat, perubahan tata cara pelaksanaan, atau penambahan bacaan-bacaan tertentu. Bid’ah dalam shalat tarawih dapat merusak kesucian dan keaslian ibadah shalat tarawih.

Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar jumlah rakaat shalat tarawih. Dengan memahami hal-hal tersebut, diharapkan kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang keutamaan dan manfaat melaksanakan shalat tarawih.

Tips Melaksanakan Shalat Tarawih dengan Benar

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan. Untuk mendapatkan pahala dan manfaat shalat tarawih secara optimal, penting untuk melaksanakannya dengan benar sesuai dengan tuntunan syariat. Berikut adalah beberapa tips untuk melaksanakan shalat tarawih dengan benar:

Tip 1: Niat yang Benar
Niatkan shalat tarawih untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain.

Tip 2: Berjamaah di Masjid
Sebaiknya laksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid karena pahalanya lebih besar dibandingkan shalat sendiri di rumah.

Tip 3: Ikuti Tata Cara yang Benar
Ikuti tata cara shalat tarawih yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, yaitu 20 rakaat dengan 2 rakaat salam.

Tip 4: Khusyuk dan Fokus
Jaga kekhusyukan dan fokus selama shalat tarawih. Hindari pikiran-pikiran yang dapat mengganggu kekhusyukan shalat.

Tip 5: Perbanyak Doa dan Istighfar
Perbanyak doa dan istighfar selama shalat tarawih. Mohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.

Tip 6: Bersabar dan Istikamah
Shalat tarawih terdiri dari banyak rakaat, sehingga dibutuhkan kesabaran dan istikamah dalam melaksanakannya.

Tip 7: Jaga Kesehatan
Jaga kesehatan dengan cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi. Shalat tarawih yang dikerjakan dengan kondisi sehat akan lebih optimal pahalanya.

Tip 8: Hindari Bid’ah
Hindari bid’ah atau amalan-amalan tambahan dalam pelaksanaan shalat tarawih yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Dengan melaksanakan shalat tarawih dengan benar sesuai dengan tips di atas, insya Allah kita dapat memperoleh pahala dan manfaat shalat tarawih secara optimal. Shalat tarawih yang dikerjakan dengan baik dan benar akan menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang keutamaan dan manfaat melaksanakan shalat tarawih.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengupas tuntas tentang “bagaimanakah bilangan rakaat salat tarawih” berdasarkan perspektif hukum Islam. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan antara lain:

  • Jumlah rakaat salat tarawih adalah 20 rakaat, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan telah disepakati oleh para ulama.
  • Waktu pelaksanaan salat tarawih adalah pada malam hari, setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh.
  • Tata cara pelaksanaan salat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, ruku, sujud, dan diakhiri dengan salam.

Melaksanakan salat tarawih dengan benar dan sesuai tuntunan syariat memiliki banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya dapat melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga kualitas ibadah salat tarawih kita agar memperoleh pahala dan manfaatnya secara optimal.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru