Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Shalat ini dilakukan pada malam hari setelah shalat Isya dan memiliki keutamaan yang besar. Berapa rakaat tarawih yang harus dikerjakan? Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh umat Islam karena terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat yang tepat.
Menurut pendapat yang paling kuat, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir. Jumlah ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, dan beliau tidak pernah menambah atau menguranginya.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Selain keutamaannya, shalat tarawih juga memiliki banyak manfaat. Di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, menghapus dosa, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Shalat tarawih juga merupakan sarana untuk melatih kesabaran dan keikhlasan, karena dilakukan pada malam hari saat tubuh sedang lelah.
Berapa Rakaat Tarawih
Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, menghapus dosa, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berapa rakaat shalat tarawih yang harus dikerjakan agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah SWT.
- Jumlah rakaat
- Waktu pelaksanaan
- Tata cara pelaksanaan
- Keutamaan
- Hikmah
- Sejarah
- Dalil
- Khlafiah
Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir. Shalat ini dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya, dengan masing-masing 2 rakaat salam. Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sama seperti shalat sunnah lainnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek, rukuk, sujud, dan diakhiri dengan salam. Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, menghapus dosa, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, shalat tarawih juga merupakan sarana untuk melatih kesabaran dan keikhlasan, karena dilakukan pada malam hari saat tubuh sedang lelah.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat merupakan salah satu komponen penting dalam shalat tarawih. Sebab, jumlah rakaat menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Shalat tarawih yang paling utama dikerjakan sebanyak 20 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir. Jumlah rakaat ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, dan beliau tidak pernah menambah atau menguranginya.
Jika seseorang mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang kurang dari 20 rakaat, maka shalatnya tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala yang sempurna. Sebaliknya, jika seseorang mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat lebih dari 20 rakaat, maka shalatnya tidak sah. Hal ini dikarenakan shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang memiliki ketentuan-ketentuan tertentu, termasuk jumlah rakaatnya.
Dengan demikian, sangat penting untuk mengetahui jumlah rakaat shalat tarawih yang benar agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah SWT. Selain itu, mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang tepat juga merupakan bentuk penghormatan kita kepada sunnah Nabi Muhammad SAW.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam shalat tarawih, selain jumlah rakaat. Sebab, waktu pelaksanaan menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Shalat tarawih yang paling utama dikerjakan pada sepertiga malam terakhir, setelah shalat Isya. Namun, shalat tarawih juga dapat dikerjakan pada sepertiga malam pertama atau kedua, dengan catatan harus dilakukan secara berjamaah.
- Awal Waktu
Waktu awal pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya. Shalat Isya sendiri dimulai setelah matahari terbenam dan berakhir sebelum fajar menyingsing. Jadi, waktu awal shalat tarawih adalah setelah matahari terbenam dan sebelum fajar menyingsing.
- Akhir Waktu
Waktu akhir pelaksanaan shalat tarawih adalah sebelum fajar menyingsing. Fajar menyingsing ditandai dengan munculnya cahaya putih di ufuk timur. Jadi, waktu akhir shalat tarawih adalah sebelum munculnya cahaya putih di ufuk timur.
- Waktu Terbaik
Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Sepertiga malam terakhir dimulai sekitar pukul 00.00 WIB dan berakhir sebelum fajar menyingsing. Pada waktu inilah, biasanya masjid-masjid ramai dikunjungi oleh jamaah untuk melaksanakan shalat tarawih.
- Hukum Shalat Tarawih di Luar Waktu
Jika seseorang melaksanakan shalat tarawih di luar waktu yang ditentukan, maka shalatnya tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala yang sempurna. Shalat tarawih yang dikerjakan di luar waktu disebut dengan shalat sunnah biasa.
Dengan demikian, sangat penting untuk mengetahui waktu pelaksanaan shalat tarawih yang benar agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah SWT. Selain itu, mengerjakan shalat tarawih pada waktu yang tepat juga merupakan bentuk penghormatan kita kepada sunnah Nabi Muhammad SAW.
Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih memiliki kaitan erat dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Sebab, tata cara pelaksanaan shalat tarawih menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Shalat tarawih yang dilaksanakan dengan tata cara yang benar akan menghasilkan shalat tarawih yang sah dan mendapatkan pahala yang sempurna. Sebaliknya, shalat tarawih yang dilaksanakan dengan tata cara yang salah akan menghasilkan shalat tarawih yang tidak sah dan tidak mendapatkan pahala.
Salah satu komponen penting dalam tata cara pelaksanaan shalat tarawih adalah jumlah rakaat. Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir. Jika seseorang mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang kurang dari 20 rakaat, maka shalatnya tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala yang sempurna. Sebaliknya, jika seseorang mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat lebih dari 20 rakaat, maka shalatnya tidak sah. Hal ini dikarenakan shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang memiliki ketentuan-ketentuan tertentu, termasuk jumlah rakaatnya.
Dengan demikian, sangat penting untuk mengetahui tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang benar, termasuk jumlah rakaatnya. Selain itu, mengerjakan shalat tarawih dengan tata cara yang benar juga merupakan bentuk penghormatan kita kepada sunnah Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan
Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, menghapus dosa, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui berapa rakaat shalat tarawih yang harus dikerjakan agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah SWT.
- Menghapus Dosa
Salah satu keutamaan shalat tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang melaksanakan shalat malam (tarawih) pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Meningkatkan Ketakwaan
Shalat tarawih juga dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Ketakwaan adalah sikap takut kepada Allah SWT dan berusaha menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Dengan melaksanakan shalat tarawih secara istiqomah, kita akan semakin takut kepada Allah SWT dan semakin berusaha untuk menjadi hamba-Nya yang lebih baik.
- Mendapatkan Pahala yang Besar
Shalat tarawih juga merupakan ibadah yang memberikan pahala yang sangat besar. Pahala shalat tarawih bahkan lebih besar dari pahala shalat sunnah lainnya. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang mengerjakan shalat pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Melatih Kesabaran dan Keikhlasan
Shalat tarawih juga dapat melatih kesabaran dan keikhlasan kita. Kesabaran adalah sikap tabah dan tidak mengeluh dalam menghadapi kesulitan. Sedangkan keikhlasan adalah sikap melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT tanpa mengharapkan imbalan dari manusia. Dengan melaksanakan shalat tarawih, kita akan terlatih untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT.
Demikian beberapa keutamaan shalat tarawih. Dengan mengetahui keutamaan-keutamaan tersebut, semoga kita semakin bersemangat untuk melaksanakan shalat tarawih selama bulan Ramadan. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
Hikmah
Hikmah adalah kebijaksanaan yang berasal dari Allah SWT. Hikmah merupakan salah satu tujuan utama ibadah, termasuk shalat tarawih. Dengan memahami hikmah di balik shalat tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan mendapatkan manfaatnya secara maksimal.
Salah satu hikmah shalat tarawih adalah untuk melatih kesabaran dan keikhlasan kita. Shalat tarawih dikerjakan pada malam hari, saat tubuh kita sedang lelah. Dengan mengerjakan shalat tarawih, kita melatih diri kita untuk bersabar dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT.
Hikmah lainnya dari shalat tarawih adalah untuk mempererat ukhuwah islamiyah. Shalat tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah di masjid. Dengan mengerjakan shalat tarawih berjamaah, kita dapat mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam.
Selain itu, shalat tarawih juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mengerjakan shalat tarawih, kita dapat mengungkapkan rasa syukur dan cinta kita kepada Allah SWT. Kita juga dapat memohon ampunan dan pertolongan kepada Allah SWT melalui shalat tarawih.
Dengan memahami hikmah di balik shalat tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan mendapatkan manfaatnya secara maksimal. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan kita hikmah dalam segala urusan kita.
Sejarah
Sejarah memiliki kaitan yang erat dengan “berapa rakaat tarawih”. Sebab, sejarah mencatat perkembangan dan perubahan jumlah rakaat shalat tarawih dari masa ke masa. Pada masa Nabi Muhammad SAW, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat. Namun, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, jumlah rakaat shalat tarawih ditambah menjadi 20 rakaat. Penambahan jumlah rakaat ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk mendapatkan pahala yang lebih banyak di bulan Ramadan.
Selain itu, sejarah juga mencatat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir. Namun, ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 36 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh perbedaan dalam menafsirkan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW tentang shalat tarawih.
Dengan mengetahui sejarah perkembangan jumlah rakaat shalat tarawih, kita dapat memahami alasan di balik perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang masalah ini. Selain itu, kita juga dapat mengambil pelajaran dari sejarah bahwa jumlah rakaat shalat tarawih bukanlah sesuatu yang baku, melainkan sesuatu yang dapat berubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan umat Islam.
Dalil
Dalam konteks shalat tarawih, dalil merupakan dasar hukum atau bukti yang digunakan untuk menentukan jumlah rakaat yang harus dikerjakan. Dalil ini bisa berupa ayat Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, atau ijma’ (konsensus) ulama.
- Ayat Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, tidak disebutkan secara jelas berapa rakaat yang harus dikerjakan dalam shalat tarawih. Namun, terdapat ayat yang menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak ibadah pada malam bulan Ramadan, yaitu surat Al-Qadr ayat 3:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar).”
- Hadis Nabi Muhammad SAW
Hadis Nabi Muhammad SAW yang dijadikan dalil untuk menentukan jumlah rakaat shalat tarawih adalah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Aisyah RA menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW biasa mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir:
.
“Rasulullah SAW mengerjakan 13 rakaat, beliau salam di antara setiap dua rakaat. Jika selesai sepuluh rakaat, beliau shalat dua rakaat dengan ringan, maka itulah tiga belas. Beliau tidak menambahnya di bulan Ramadan atau di luar itu.”
- Ijma’ Ulama
Para ulama sepakat (ijma’) bahwa shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW di atas. Sementara sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW lainnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA.
Dengan demikian, dalil-dalil yang digunakan untuk menentukan jumlah rakaat shalat tarawih memiliki variasi dan perbedaan pendapat di kalangan ulama. Namun, yang paling utama adalah mengikuti pendapat yang paling kuat dan memiliki dasar hadis yang jelas.
Khlafiah
Khlafiah, atau perbedaan pendapat, merupakan salah satu aspek penting dalam pembahasan “berapa rakaat tarawih”. Perbedaan pendapat ini timbul karena adanya perbedaan dalam menafsirkan dalil-dalil yang berkaitan dengan shalat tarawih, sehingga memunculkan beberapa pendapat yang berbeda mengenai jumlah rakaat yang harus dikerjakan.
- Dasar Dalil
Perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih berawal dari perbedaan penafsiran terhadap hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan shalat tarawih. Ada hadis yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, ada juga hadis yang menyebutkan bahwa beliau mengerjakan shalat tarawih sebanyak 23 rakaat.
- Pendapat Ulama
Berdasarkan perbedaan penafsiran tersebut, para ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Ada pendapat yang menyatakan bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa shalat tarawih dikerjakan sebanyak 36 rakaat. Masing-masing pendapat memiliki dasar dalil dan argumentasi yang berbeda.
- Praktik di Masyarakat
Perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih juga berdampak pada praktik di masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, ada juga sebagian masyarakat yang mengerjakan shalat tarawih sebanyak 36 rakaat. Perbedaan praktik ini biasanya dipengaruhi oleh pendapat ulama yang diikuti oleh masyarakat tersebut.
- Toleransi Beragama
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, umat Islam tetap harus menjaga toleransi dan saling menghormati. Setiap pendapat memiliki dasar dalil dan argumentasi yang kuat, sehingga tidak boleh saling mengklaim bahwa pendapatnya yang paling benar. Toleransi dan saling menghormati merupakan kunci untuk menjaga ukhuwah islamiyah.
Dengan demikian, khlafiah mengenai jumlah rakaat shalat tarawih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembahasan shalat tarawih. Perbedaan pendapat ini muncul karena adanya perbedaan penafsiran dalil, sehingga berdampak pada praktik di masyarakat. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, umat Islam tetap harus menjaga toleransi dan saling menghormati, serta menjadikan perbedaan tersebut sebagai rahmat untuk memperkaya khazanah keilmuan Islam.
Pertanyaan Umum tentang Berapa Rakaat Tarawih
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan “berapa rakaat tarawih”:
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama?
Jawaban: Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir.
Pertanyaan 2: Apa dasar dalil yang menyatakan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat?
Jawaban: Dalil yang menyatakan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
Pertanyaan 3: Apakah sah jika mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat kurang dari 20 rakaat?
Jawaban: Sah, namun tidak mendapatkan pahala yang sempurna.
Pertanyaan 4: Apakah sah jika mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat lebih dari 20 rakaat?
Jawaban: Tidak sah.
Pertanyaan 5: Bagaimana hukum mengerjakan shalat tarawih di luar waktu yang ditentukan?
Jawaban: Tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala yang sempurna.
Pertanyaan 6: Apa hikmah di balik ibadah shalat tarawih?
Jawaban: Salah satu hikmah shalat tarawih adalah untuk melatih kesabaran dan keikhlasan.
Demikian beberapa pertanyaan umum tentang berapa rakaat tarawih. Semoga bermanfaat.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang benar. Mari kita simak penjelasannya pada bagian selanjutnya.
Tips Penting dalam Menentukan Berapa Rakaat Tarawih
Sholat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Salah satu aspek penting dalam sholat tarawih adalah menentukan jumlah rakaatnya. Untuk itu, berikut adalah beberapa tips penting yang dapat membantu Anda dalam menentukan berapa rakaat tarawih yang harus dikerjakan:
Ketahui Dalil yang Shahih
Dasar hukum sholat tarawih terdapat pada hadits-hadits shahih. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui hadits-hadits tersebut dan memahami maknanya dengan baik.
Perhatikan Pendapat Ulama yang Terpercaya
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat sholat tarawih. Pilihlah pendapat ulama yang terpercaya dan memiliki dasar dalil yang kuat.
Ikuti Tradisi yang Berlaku di Daerah Anda
Tradisi yang berlaku di suatu daerah biasanya memiliki dasar sejarah dan pemahaman agama yang kuat. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengikuti tradisi tersebut selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Sesuaikan dengan Kemampuan Fisik Anda
Sholat tarawih dikerjakan pada malam hari, saat tubuh sedang lelah. Sesuaikan jumlah rakaat dengan kemampuan fisik Anda agar tidak memberatkan.
utamakan Kualitas daripada Kuantitas
Lebih baik mengerjakan sholat tarawih dengan jumlah rakaat yang sedikit tetapi khusyuk dan penuh penghayatan, daripada mengerjakan banyak rakaat tetapi terburu-buru dan tidak fokus.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menentukan jumlah rakaat sholat tarawih yang tepat untuk diri Anda. Ingatlah bahwa sholat tarawih adalah ibadah sunnah yang utamakan kualitas dan kekhusyukan, bukan sekadar kuantitas rakaat.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan sholat tarawih yang benar. Tata cara yang benar akan membantu Anda mendapatkan pahala sholat tarawih secara maksimal.
Kesimpulan
Pembahasan tentang “berapa rakaat tarawih” telah mengulas berbagai aspek penting, mulai dari dalil-dalil yang menjadi dasar hukumnya, pendapat ulama, hingga praktik yang berkembang di masyarakat. Dari pembahasan tersebut, dapat ditarik beberapa kesimpulan utama:
- Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, termasuk di dalamnya 3 rakaat witir. Jumlah ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
- Meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, namun pendapat yang paling kuat dan memiliki dasar dalil yang jelas adalah 20 rakaat.
- Dalam praktiknya, masyarakat mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang bervariasi, sesuai dengan tradisi dan pendapat ulama yang diikuti di daerah masing-masing.
Dengan memahami kesimpulan-kesimpulan di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan, sehingga sangat penting untuk mengerjakannya dengan khusyuk dan penuh penghayatan.