Zakat fitrah merupakan kewajiban setiap Muslim yang mampu untuk mengeluarkan sebagian hartanya sebagai sedekah kepada yang membutuhkan. Cara mengqadha zakat fitrah adalah dengan membayarnya setelah waktu yang telah ditentukan, yaitu setelah shalat Idulfitri hingga sebelum shalat Idul Adha. Misalnya, jika seseorang belum membayar zakat fitrah pada saat Idulfitri, maka ia dapat mengqadhanya pada hari-hari berikutnya hingga sebelum Idul Adha.
Mengqadha zakat fitrah sangat penting karena merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu. Manfaat mengqadha zakat fitrah antara lain dapat menyucikan harta, memberikan rezeki yang berkah, dan mendapat pahala dari Allah SWT. Dalam sejarah Islam, kewajiban zakat fitrah telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan terus diamalkan oleh umat Islam hingga saat ini.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang tata cara mengqadha zakat fitrah, waktu yang tepat untuk mengqadha, serta hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengqadha zakat fitrah.
Cara Mengqadha Zakat Fitrah
Mengqadha zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam mengqadha zakat fitrah, di antaranya:
- Waktu
- Jumlah
- Jenis
- Niat
- Penerima
- Tata Cara
- Hukum
- Syarat
- Hikmah
- Dalil
Waktu mengqadha zakat fitrah adalah setelah waktu yang telah ditentukan, yaitu setelah shalat Idulfitri hingga sebelum shalat Idul Adha. Jumlah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah satu sha’ atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok yang biasa dikonsumsi, seperti beras, gandum, atau kurma. Jenis zakat fitrah dapat berupa makanan pokok atau uang yang senilai dengan makanan pokok tersebut. Niat mengqadha zakat fitrah harus diniatkan dengan benar, yaitu untuk memenuhi kewajiban zakat fitrah. Zakat fitrah dapat diberikan kepada fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang berhak menerima zakat lainnya. Tata cara mengqadha zakat fitrah dapat dilakukan dengan membayarnya langsung kepada penerima atau melalui lembaga yang berwenang. Hukum mengqadha zakat fitrah adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu dan meninggalkan kewajiban ini termasuk dosa besar. Syarat wajib zakat fitrah adalah beragama Islam, merdeka, dan memiliki kelebihan harta dari kebutuhan pokok. Hikmah mengqadha zakat fitrah adalah untuk menyucikan harta, memberikan rezeki yang berkah, dan mendapat pahala dari Allah SWT. Dalil mengqadha zakat fitrah terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.
Waktu
Waktu merupakan salah satu aspek penting dalam mengqadha zakat fitrah. Zakat fitrah wajib dikeluarkan setelah waktu yang telah ditentukan, yaitu setelah shalat Idulfitri hingga sebelum shalat Idul Adha. Waktu ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk menunaikan kewajiban zakat fitrah tepat waktu dan tidak terlambat.
- Awal Waktu
Awal waktu mengqadha zakat fitrah adalah setelah shalat Idulfitri. Pada saat itulah umat Islam diperbolehkan untuk mengeluarkan zakat fitrah.
- Akhir Waktu
Akhir waktu mengqadha zakat fitrah adalah sebelum shalat Idul Adha. Jika seseorang belum membayar zakat fitrah sebelum waktu ini, maka ia dianggap telah meninggalkan kewajibannya.
- Waktu Afdhal
Waktu yang paling afdhal untuk mengqadha zakat fitrah adalah segera setelah shalat Idulfitri. Hal ini karena zakat fitrah merupakan sedekah yang dianjurkan untuk dikeluarkan sesegera mungkin.
- Waktu Makruh
Waktu yang makruh untuk mengqadha zakat fitrah adalah mendekati waktu shalat Idul Adha. Hal ini karena menunda-nunda pembayaran zakat fitrah dapat mengurangi pahala.
Dengan memahami waktu mengqadha zakat fitrah, umat Islam dapat menunaikan kewajiban zakat fitrah tepat waktu dan memperoleh pahala yang maksimal. Selain itu, mengqadha zakat fitrah juga dapat membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, sehingga dapat terjalin kebersamaan dan kesetiakawanan sosial di masyarakat.
Jumlah
Jumlah zakat fitrah merupakan aspek penting dalam cara mengqadha zakat fitrah. Jumlah yang wajib dikeluarkan adalah satu sha’ atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok yang biasa dikonsumsi, seperti beras, gandum, atau kurma. Penetapan jumlah ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri, di mana Rasulullah SAW bersabda: “Zakat fitrah adalah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum untuk setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, baik merdeka maupun hamba sahaya, baik anak-anak maupun orang dewasa dari kaum Muslimin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jumlah zakat fitrah yang tepat sangat penting karena berpengaruh pada keabsahan zakat yang dikeluarkan. Jika seseorang mengeluarkan zakat fitrah kurang dari jumlah yang ditentukan, maka zakatnya tidak sah dan ia masih memiliki kewajiban untuk melunasinya. Sebaliknya, jika seseorang mengeluarkan zakat fitrah lebih dari jumlah yang ditentukan, maka kelebihan tersebut dianggap sebagai sedekah sunnah.
Dalam praktiknya, jumlah zakat fitrah yang dikeluarkan dapat disesuaikan dengan harga makanan pokok di suatu daerah tertentu. Misalnya, di Indonesia, zakat fitrah biasanya dibayarkan dalam bentuk beras dengan jumlah yang disesuaikan dengan harga beras di pasaran. Penting untuk diketahui bahwa jumlah zakat fitrah yang dikeluarkan harus sesuai dengan kemampuan dan tidak memberatkan.
Dengan memahami jumlah zakat fitrah yang tepat, umat Islam dapat menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Pembayaran zakat fitrah yang tepat jumlahnya juga dapat membantu memastikan bahwa fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan menerima manfaat yang maksimal dari zakat yang dikeluarkan.
Jenis
Jenis zakat fitrah merupakan salah satu aspek penting dalam cara mengqadha zakat fitrah. Jenis zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah makanan pokok yang biasa dikonsumsi, seperti beras, gandum, atau kurma. Penetapan jenis zakat fitrah ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri, di mana Rasulullah SAW bersabda: “Zakat fitrah adalah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum untuk setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, baik merdeka maupun hamba sahaya, baik anak-anak maupun orang dewasa dari kaum Muslimin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jenis zakat fitrah yang dikeluarkan dapat disesuaikan dengan makanan pokok yang biasa dikonsumsi di suatu daerah tertentu. Misalnya, di Indonesia, zakat fitrah biasanya dibayarkan dalam bentuk beras. Penting untuk diketahui bahwa jenis zakat fitrah yang dikeluarkan harus sesuai dengan kemampuan dan tidak memberatkan. Selain dalam bentuk makanan pokok, zakat fitrah juga dapat dikeluarkan dalam bentuk uang yang senilai dengan makanan pokok tersebut. Hal ini diperbolehkan karena uang merupakan alat tukar yang umum digunakan dalam masyarakat.
Dengan memahami jenis zakat fitrah yang tepat, umat Islam dapat menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Pembayaran zakat fitrah yang tepat jenisnya juga dapat membantu memastikan bahwa fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan menerima manfaat yang maksimal dari zakat yang dikeluarkan. Jenis zakat fitrah yang dikeluarkan juga dapat menunjukkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di suatu daerah tertentu. Misalnya, jika sebagian besar masyarakat di suatu daerah membayar zakat fitrah dalam bentuk beras, maka dapat disimpulkan bahwa beras merupakan makanan pokok yang biasa dikonsumsi di daerah tersebut.
Niat
Niat merupakan salah satu aspek penting dalam cara mengqadha zakat fitrah. Niat merupakan kesengajaan hati untuk melakukan suatu perbuatan ibadah, termasuk ibadah zakat fitrah. Niat menjadi penentu sah atau tidaknya suatu ibadah, termasuk zakat fitrah. Dalam mengqadha zakat fitrah, niat yang benar adalah bermaksud untuk menunaikan kewajiban zakat fitrah, yaitu mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya.
Tanpa niat yang benar, maka zakat fitrah yang dikeluarkan tidak sah dan tidak bernilai ibadah. Niat harus diniatkan sebelum mengeluarkan zakat fitrah dan dapat diucapkan dalam hati atau lisan. Misalnya, “Saya berniat mengqadha zakat fitrah untuk diri saya sendiri karena Allah SWT.” Niat juga harus sesuai dengan waktu pengeluaran zakat fitrah, yaitu setelah shalat Idulfitri hingga sebelum shalat Idul Adha.
Memahami hubungan antara niat dan cara mengqadha zakat fitrah sangat penting bagi umat Islam agar zakat fitrah yang dikeluarkannya sah dan bernilai ibadah. Selain itu, niat yang benar juga dapat meningkatkan kualitas ibadah zakat fitrah dan memberikan pahala yang lebih besar bagi yang menunaikannya.
Penerima
Penerima zakat fitrah merupakan komponen penting dalam cara mengqadha zakat fitrah. Zakat fitrah wajib diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, yaitu fakir miskin, anak yatim, amil zakat, muallaf, budak, orang yang terlilit utang, fisabilillah, dan ibnu sabil. Pemberian zakat fitrah kepada mereka dapat membantu meringankan beban hidup dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Tanpa adanya penerima zakat fitrah, maka kewajiban menunaikan zakat fitrah tidak dapat terpenuhi. Penerima zakat fitrah merupakan pihak yang berhak menerima manfaat dari zakat yang dikeluarkan. Mereka biasanya berasal dari kalangan masyarakat yang membutuhkan, seperti orang miskin, anak yatim, dan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam praktiknya, pembagian zakat fitrah dapat dilakukan secara langsung kepada penerima zakat fitrah atau melalui lembaga-lembaga yang berwenang. Penyaluran zakat fitrah yang tepat sasaran akan memberikan dampak positif bagi penerima zakat fitrah dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah agar penyaluran zakat fitrah dapat tepat sasaran dan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Tata Cara
Tata cara mengqadha zakat fitrah merupakan rangkaian langkah-langkah yang harus diikuti dalam menunaikan kewajiban zakat fitrah setelah waktu yang telah ditentukan. Tata cara ini sangat penting karena menjadi pedoman dalam memastikan bahwa zakat fitrah yang dikeluarkan sah dan sesuai dengan syariat Islam. Tanpa mengikuti tata cara yang benar, dikhawatirkan zakat fitrah yang dikeluarkan tidak diterima dan tidak memenuhi kewajiban.
Salah satu komponen penting dalam tata cara mengqadha zakat fitrah adalah niat. Niat merupakan kesengajaan hati untuk melakukan suatu perbuatan ibadah, termasuk ibadah zakat fitrah. Niat harus diniatkan sebelum mengeluarkan zakat fitrah dan dapat diucapkan dalam hati atau lisan. Misalnya, “Saya berniat mengqadha zakat fitrah untuk diri saya sendiri karena Allah SWT.” Niat juga harus sesuai dengan waktu pengeluaran zakat fitrah, yaitu setelah shalat Idulfitri hingga sebelum shalat Idul Adha.
Selain niat, tata cara mengqadha zakat fitrah juga meliputi penentuan jumlah zakat fitrah yang harus dikeluarkan. Jumlah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah satu sha’ atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok yang biasa dikonsumsi, seperti beras, gandum, atau kurma. Penetapan jumlah ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri, di mana Rasulullah SAW bersabda: “Zakat fitrah adalah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum untuk setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, baik merdeka maupun hamba sahaya, baik anak-anak maupun orang dewasa dari kaum Muslimin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan memahami tata cara mengqadha zakat fitrah dengan benar, umat Islam dapat menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan sah dan sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, tata cara yang benar juga dapat memastikan bahwa zakat fitrah yang dikeluarkan tepat sasaran dan bermanfaat bagi fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
Hukum
Hukum merupakan aspek penting dalam cara mengqadha zakat fitrah. Hukum zakat fitrah adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu. Kewajiban ini didasarkan pada dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadis. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” (QS. Al-Baqarah: 43)
Adapun dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hukum wajib zakat fitrah membawa konsekuensi bagi umat Islam yang tidak menunaikannya. Meninggalkan kewajiban zakat fitrah termasuk dosa besar dan dapat mengurangi pahala ibadah lainnya. Oleh karena itu, setiap muslim yang mampu wajib untuk mengqadha zakat fitrah jika belum sempat menunaikannya pada waktu yang telah ditentukan.
Memahami hukum zakat fitrah sangat penting bagi umat Islam agar dapat menjalankan ibadah zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam. Dengan menunaikan zakat fitrah, umat Islam dapat membersihkan harta dan diri dari dosa, serta membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
Syarat
Syarat merupakan salah satu aspek penting dalam cara mengqadha zakat fitrah. Syarat-syarat ini harus dipenuhi agar zakat fitrah yang dikeluarkan sah dan diterima oleh Allah SWT. Ada empat syarat utama yang harus dipenuhi, yaitu beragama Islam, merdeka, memiliki kelebihan harta dari kebutuhan pokok, dan berniat untuk menunaikan zakat fitrah.
- Beragama Islam
Syarat pertama adalah beragama Islam. Hanya orang yang beragama Islam yang wajib menunaikan zakat fitrah.
- Merdeka
Syarat kedua adalah merdeka. Hamba sahaya tidak wajib menunaikan zakat fitrah.
- Memiliki Kelebihan Harta dari Kebutuhan Pokok
Syarat ketiga adalah memiliki kelebihan harta dari kebutuhan pokok. Orang yang tidak memiliki kelebihan harta dari kebutuhan pokoknya tidak wajib menunaikan zakat fitrah.
- Berniat untuk Menunaikan Zakat Fitrah
Syarat keempat adalah berniat untuk menunaikan zakat fitrah. Niat ini harus diniatkan sebelum mengeluarkan zakat fitrah.
Dengan memahami syarat-syarat mengqadha zakat fitrah, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat fitrah yang dikeluarkannya sah dan diterima oleh Allah SWT. Menunaikan zakat fitrah merupakan kewajiban yang sangat penting, karena dapat membersihkan harta dan diri dari dosa, serta membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
Hikmah
Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam cara mengqadha zakat fitrah. Hikmah adalah kebijaksanaan atau pelajaran yang dapat diambil dari suatu peristiwa atau kejadian. Dalam hal zakat fitrah, hikmah yang terkandung sangatlah banyak dan mendalam.
Salah satu hikmah mengqadha zakat fitrah adalah untuk membersihkan harta dan diri dari dosa. Dengan mengeluarkan zakat fitrah, umat Islam dapat membersihkan harta mereka dari hak-hak orang lain, seperti hak fakir miskin dan anak yatim. Selain itu, zakat fitrah juga dapat membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan.
Hikmah lainnya dari mengqadha zakat fitrah adalah untuk membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Zakat fitrah yang dikeluarkan akan disalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya, sehingga dapat membantu meringankan beban hidup mereka dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Dengan memahami hikmah dari mengqadha zakat fitrah, umat Islam dapat semakin termotivasi untuk menunaikan kewajiban ini dengan ikhlas dan penuh kesadaran. Hikmah ini juga dapat menjadi pengingat akan pentingnya berbagi dan membantu sesama, serta menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalil
Dalam Islam, dalil merupakan dasar hukum atau landasan syariat yang menjadi pedoman dalam menjalankan ajaran agama. Dalil memiliki peran yang sangat penting dalam cara mengqadha zakat fitrah, karena menjadi landasan utama yang mewajibkan umat Islam untuk menunaikannya.
Dalil mengenai kewajiban zakat fitrah terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” (QS. Al-Baqarah: 43)
Adapun dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil-dalil tersebut secara jelas menunjukkan bahwa zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu. Dengan memahami dalil ini, umat Islam dapat menyadari pentingnya mengqadha zakat fitrah dan menjalankannya dengan penuh kesadaran.
Tanya Jawab Cara Mengqadha Zakat Fitrah
Halaman ini berisi tanya jawab seputar cara mengqadha zakat fitrah, kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu setelah waktu yang telah ditentukan. Berikut adalah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya:
Pertanyaan 1: Kapan waktu mengqadha zakat fitrah?
Setelah shalat Idulfitri hingga sebelum shalat Idul Adha.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan?
Satu sha’ atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok yang biasa dikonsumsi, seperti beras, gandum, atau kurma.
Pertanyaan 3: Siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah?
Fakir miskin, anak yatim, amil zakat, muallaf, budak, orang yang terlilit utang, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara mengqadha zakat fitrah?
Niatkan untuk menunaikan zakat fitrah, tentukan jumlah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan, dan serahkan kepada penerima zakat fitrah atau melalui lembaga yang berwenang.
Pertanyaan 5: Apakah hukum mengqadha zakat fitrah?
Wajib bagi setiap muslim yang mampu. Meninggalkan kewajiban ini termasuk dosa besar.
Pertanyaan 6: Apa hikmah mengqadha zakat fitrah?
Membersihkan harta dan diri dari dosa, membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, serta meningkatkan kepedulian sosial.
Dengan memahami pertanyaan dan jawaban ini, diharapkan dapat membantu umat Islam dalam memahami dan menjalankan kewajiban mengqadha zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara mengqadha zakat fitrah yang tepat, termasuk niat, waktu, dan jenis zakat fitrah yang dapat dikeluarkan.
Tips Cara Mengqadha Zakat Fitrah
Mengqadha zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu setelah waktu yang telah ditentukan. Untuk memastikan zakat fitrah yang dikeluarkan sah dan diterima, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:
1. Niatkan dengan Benar
Niatkan dalam hati untuk menunaikan zakat fitrah karena Allah SWT.
2. Tepat Waktu
Tunaikan zakat fitrah setelah shalat Idulfitri hingga sebelum shalat Idul Adha.
3. Perhatikan Jumlah
Keluarkan zakat fitrah sesuai dengan ketentuan, yaitu satu sha’ atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok.
4. Pilih Jenis yang Tepat
Zakat fitrah dapat dikeluarkan dalam bentuk makanan pokok yang biasa dikonsumsi, seperti beras, gandum, atau kurma, atau dalam bentuk uang yang senilai dengan makanan pokok tersebut.
5. Sampaikan kepada Penerima yang Berhak
Serahkan zakat fitrah kepada fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang berhak menerimanya.
6. Menunaikan dengan Ikhlas
Tunaikan zakat fitrah dengan ikhlas dan tanpa merasa terpaksa.
7. Utamakan yang Segera
Waktu terbaik untuk menunaikan zakat fitrah adalah segera setelah shalat Idulfitri.
8. Jangan Menunda-nunda
Menunda-nunda pembayaran zakat fitrah dapat mengurangi pahala.
Dengan mengikuti tips-tips ini, diharapkan umat Islam dapat menunaikan kewajiban mengqadha zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pembayaran zakat fitrah yang tepat waktu dan tepat sasaran akan memberikan manfaat yang besar bagi fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, serta menjadi sarana untuk membersihkan harta dan diri dari dosa.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang keutamaan dan hikmah mengqadha zakat fitrah, serta mengaitkannya dengan pentingnya kepedulian sosial di masyarakat.
Kesimpulan
Pembahasan tentang “cara mengqadha zakat fitrah” telah memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kewajiban, tata cara, dan hikmah di balik pembayaran zakat fitrah setelah waktu yang telah ditentukan. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan antara lain:
- Mengqadha zakat fitrah wajib hukumnya bagi setiap muslim yang mampu, dengan waktu pembayaran setelah shalat Idulfitri hingga sebelum shalat Idul Adha.
- Jumlah zakat fitrah yang dikeluarkan adalah satu sha’ atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok, atau dapat juga dibayarkan dalam bentuk uang yang senilai dengan makanan pokok tersebut.
- Hikmah mengqadha zakat fitrah sangatlah besar, di antaranya untuk membersihkan harta dan diri dari dosa, membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, serta meningkatkan kepedulian sosial di masyarakat.
Dengan memahami pentingnya mengqadha zakat fitrah, diharapkan umat Islam dapat menunaikan kewajiban ini dengan ikhlas dan tepat waktu, sehingga dapat merasakan manfaat dan keberkahannya baik di dunia maupun di akhirat. Mari jadikan zakat fitrah sebagai sarana untuk menyucikan diri, membantu sesama, dan membangun masyarakat yang lebih sejahtera.