Dalil shalat tarawih 23 rakaat adalah sebuah ketentuan yang mengatur tentang jumlah rakaat shalat tarawih yang dilakukan pada bulan Ramadan. Shalat tarawih ini merupakan ibadah sunnah yang dilakukan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Witir.
Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT, memohon ampunan atas dosa-dosa, serta meningkatkan ketakwaan. Secara historis, shalat tarawih pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadan tahun kedua Hijriah.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang dalil shalat tarawih 23 rakaat, termasuk sejarah, hukum, dan tata cara pelaksanaannya.
Dalil Shalat Tarawih 23 Rakaat
Dalil shalat tarawih 23 rakaat merupakan aspek penting dalam memahami ibadah sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan ini. Berikut adalah 8 aspek penting yang perlu diketahui:
- Hukum
- Jumlah Rakaat
- Waktu Pelaksanaan
- Tata Cara
- Keutamaan
- Sejarah
- Dalil Naqli
- Dalil Aqli
Memahami aspek-aspek tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dalil shalat tarawih 23 rakaat. Misalnya, mengetahui hukumnya akan membantu kita memahami kewajiban atau kesunnahan ibadah ini, sementara mengetahui sejarahnya dapat memperkaya apresiasi kita terhadap tradisi keagamaan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Dengan menggali lebih dalam aspek-aspek ini, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah tarawih kita dan memperoleh manfaat spiritual yang terkandung di dalamnya.
Hukum
Hukum shalat tarawih 23 rakaat adalah sunnah muakkadah, artinya ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hukum ini didasarkan pada beberapa dalil, di antaranya adalah hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memiliki keutamaan yang besar, yaitu dapat mengampuni dosa-dosa yang telah lalu. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah dan sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Dengan memahami hukum shalat tarawih 23 rakaat, kita dapat memperoleh beberapa manfaat praktis. Pertama, kita akan termotivasi untuk melaksanakan ibadah sunnah ini karena mengetahui bahwa pahalanya sangat besar. Kedua, kita dapat menghindari dosa-dosa yang mungkin telah kita lakukan di masa lalu dengan memperbanyak ibadah shalat tarawih. Ketiga, kita dapat mempererat hubungan kita dengan Allah SWT melalui ibadah shalat tarawih yang dilakukan secara ikhlas dan penuh khusyuk.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat shalat tarawih 23 rakaat merupakan aspek penting dalam memahami ibadah sunnah ini. Jumlah rakaat yang dilakukan pada shalat tarawih memiliki beberapa ketentuan dan keutamaan yang perlu diperhatikan.
- Jumlah Minimal
Jumlah rakaat shalat tarawih minimal adalah 8 rakaat, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada awal mula beliau melaksanakan ibadah ini.
- Jumlah Maksimal
Jumlah rakaat shalat tarawih maksimal adalah 23 rakaat, sebagaimana yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khaththab pada masa pemerintahannya. Jumlah rakaat ini juga sesuai dengan jumlah rakaat shalat malam yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
- Jumlah Umum
Mayoritas ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian besar sahabat Nabi Muhammad SAW. Jumlah rakaat ini juga sesuai dengan anjuran Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal.
- Jumlah Ganjil
Jumlah rakaat shalat tarawih harus ganjil, seperti 11, 13, atau 23 rakaat. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan untuk mengerjakan shalat malam dengan jumlah rakaat yang ganjil.
Dengan memahami ketentuan mengenai jumlah rakaat shalat tarawih 23 rakaat, kita dapat melaksanakan ibadah sunnah ini sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Hal ini akan menambah kekhusyukan dan keutamaan ibadah tarawih yang kita lakukan.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih 23 rakaat merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam memahami dalil shalat tarawih. Berikut adalah beberapa ketentuan dan keutamaan terkait waktu pelaksanaan shalat tarawih:
- Setelah Shalat Isya
Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih pada sepertiga malam terakhir.
- Sepertiga Malam Terakhir
Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini karena pada waktu tersebut, Allah SWT lebih banyak menurunkan rahmat dan ampunan-Nya.
- Berjamaah di Masjid
Dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid. Hal ini karena shalat tarawih berjamaah memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan shalat tarawih sendirian di rumah.
- Diperbolehkan Qasar
Bagi orang yang mempunyai udzur, seperti sakit atau bepergian, diperbolehkan untuk melakukan shalat tarawih secara qasar (dipendekkan). Shalat tarawih qasar dapat dilakukan dengan mengerjakan 4 rakaat atau 2 rakaat saja.
Dengan memahami ketentuan waktu pelaksanaan shalat tarawih 23 rakaat, kita dapat melaksanakan ibadah sunnah ini dengan lebih optimal. Hal ini akan menambah kekhusyukan dan keutamaan ibadah tarawih yang kita lakukan.
Tata Cara
Tata cara merupakan aspek penting dalam memahami dalil shalat tarawih 23 rakaat. Dengan memahami tata cara shalat tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah sunnah ini dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
- Niat
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Niat shalat tarawih adalah untuk melaksanakan shalat sunnah tarawih karena Allah SWT.
- Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram merupakan ucapan “Allahu Akbar” yang menandai dimulainya shalat. Pada shalat tarawih, takbiratul ihram diucapkan setelah membaca doa iftitah.
- Rakaat
Shalat tarawih dikerjakan dengan jumlah rakaat yang ganjil, minimal 8 rakaat dan maksimal 23 rakaat. Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam.
- Doa Qunut
Doa qunut dibaca pada rakaat terakhir sebelum salam. Doa qunut berisi permohonan ampunan dan perlindungan kepada Allah SWT.
Dengan memahami tata cara shalat tarawih 23 rakaat, kita dapat melaksanakan ibadah sunnah ini dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Hal ini akan menambah kekhusyukan dan keutamaan ibadah tarawih yang kita lakukan.
Keutamaan
Keutamaan shalat tarawih 23 rakaat merupakan aspek penting yang menjadi daya tarik tersendiri bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah sunnah ini. Keutamaan tersebut menjadi motivasi dan pendorong bagi setiap muslim untuk memperbanyak shalat tarawih selama bulan Ramadan.
Salah satu keutamaan shalat tarawih yang paling utama adalah pengampunan dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa shalat tarawih memiliki keutamaan yang besar, yaitu dapat menghapus dosa-dosa yang telah diperbuat.
Selain pengampunan dosa, keutamaan shalat tarawih lainnya adalah pahala yang berlimpah. Rasulullah SAW bersabda, “Sholat satu rakaat pada bulan Ramadan lebih baik dari seribu rakaat pada bulan lainnya.” (HR. Ahmad dan Baihaqi). Hadis ini menunjukkan bahwa pahala shalat tarawih jauh lebih besar dibandingkan dengan shalat sunnah lainnya di luar bulan Ramadan.
Memahami keutamaan shalat tarawih 23 rakaat dapat memberikan manfaat praktis bagi kehidupan kita. Pertama, keutamaan tersebut dapat memotivasi kita untuk memperbanyak ibadah shalat tarawih selama bulan Ramadan. Kedua, dengan mengetahui keutamaan shalat tarawih, kita dapat menghargai ibadah ini dan menjalankannya dengan penuh kekhusyukan. Ketiga, keutamaan shalat tarawih dapat menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya memohon ampunan dan pahala dari Allah SWT, terutama pada bulan yang penuh berkah ini.
Sejarah
Sejarah memainkan peran penting dalam memahami dalil shalat tarawih 23 rakaat. Shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan, dan sejarahnya dapat ditelusuri kembali ke masa Rasulullah SAW.
Pada awalnya, shalat tarawih dilakukan secara individu oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, shalat tarawih mulai dikerjakan secara berjamaah di masjid. Umar bin Khattab mengumpulkan umat Islam di Masjid Nabawi dan memimpin mereka dalam shalat tarawih sebanyak 23 rakaat.
Praktik shalat tarawih secara berjamaah dengan jumlah 23 rakaat ini kemudian terus berlanjut hingga sekarang. Umat Islam di seluruh dunia mengerjakan shalat tarawih dengan mengikuti tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Sejarah shalat tarawih menunjukkan bahwa ibadah ini telah menjadi bagian integral dari praktik keagamaan Islam selama berabad-abad.
Memahami sejarah shalat tarawih memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, sejarah ini memberikan landasan yang kuat untuk memahami dalil shalat tarawih 23 rakaat. Kedua, sejarah ini dapat meningkatkan apresiasi kita terhadap tradisi keagamaan yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya. Ketiga, sejarah ini dapat memotivasi kita untuk melestarikan dan menghidupkan tradisi shalat tarawih di masa depan.
Dalil Naqli
Dalil naqli merupakan salah satu jenis dalil yang digunakan dalam penetapan hukum Islam, termasuk dalam konteks dalil shalat tarawih 23 rakaat. Dalil naqli bersumber dari Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW, yang menjadi dasar utama dalam pengamalan ajaran Islam.
Dalam kasus dalil shalat tarawih 23 rakaat, dalil naqli memegang peranan penting sebagai landasan hukum yang mengatur ibadah tersebut. Dalil naqli yang terkait dengan shalat tarawih dapat ditemukan dalam beberapa hadis, di antaranya:
- Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat.
- Hadis riwayat Imam Ahmad dan Imam Baihaqi yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan shalat tarawih sebanyak 13 rakaat.
- Hadis riwayat Imam Malik yang meriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin Khattab pernah mengumpulkan umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih sebanyak 23 rakaat.
Dalil naqli yang sahih tersebut memberikan landasan hukum bagi penetapan jumlah rakaat shalat tarawih sebanyak 23 rakaat, seperti yang kita amalkan hingga saat ini. Memahami hubungan antara dalil naqli dan dalil shalat tarawih 23 rakaat dapat memberikan manfaat praktis dalam:
- Memperkuat keyakinan kita terhadap hukum shalat tarawih yang telah ditetapkan.
- Menambah wawasan dan pemahaman kita tentang sejarah dan perkembangan ibadah shalat tarawih.
- Memberikan dasar yang kuat untuk menjawab pertanyaan atau keraguan terkait dengan jumlah rakaat shalat tarawih.
Dalil Aqli
Dalil aqli merupakan salah satu jenis dalil yang digunakan dalam penetapan hukum Islam, termasuk dalam konteks dalil shalat tarawih 23 rakaat. Dalil aqli bersumber dari akal pikiran manusia yang sehat dan logis, yang digunakan untuk memahami dan menetapkan hukum-hukum agama.
- Rasionalitas
Dalil aqli menekankan pada penggunaan akal sehat dan logika dalam memahami ajaran Islam. Dalam kasus shalat tarawih, akal sehat kita dapat memahami bahwa ibadah ini memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketakwaan.
- Maslahat
Dalil aqli juga mempertimbangkan maslahat atau kemaslahatan yang dihasilkan dari suatu hukum. Dalam konteks shalat tarawih, maslahat yang dihasilkan adalah terwujudnya ukhuwah Islamiyah, kebersamaan, dan peningkatan kualitas ibadah di bulan Ramadan.
- Qiyas
Dalil aqli dapat menggunakan metode qiyas atau analogi untuk menetapkan hukum. Dalam kasus shalat tarawih, jumlah rakaat yang dilakukan dapat diqiyaskan dengan shalat malam atau tahajjud yang dianjurkan sebanyak 8-12 rakaat, sehingga jumlah rakaat shalat tarawih yang lebih banyak dianggap sebagai ibadah yang lebih utama.
- Istihsan
Dalil aqli juga dapat mempertimbangkan istihsan atau preferensi yang masuk akal. Dalam konteks shalat tarawih, istihsan dapat digunakan untuk menetapkan jumlah rakaat yang ganjil, karena jumlah rakaat yang ganjil lebih disukai dalam shalat malam atau tahajjud.
Dengan memahami dalil aqli terkait dalil shalat tarawih 23 rakaat, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang ibadah ini. Dalil aqli membantu kita untuk memahami rasionalitas, maslahat, dan landasan logika yang mendasari penetapan jumlah rakaat shalat tarawih, sehingga kita dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih bermakna dan penuh keyakinan.
Pertanyaan Umum tentang Dalil Shalat Tarawih 23 Rakaat
Halaman ini berisi kumpulan pertanyaan umum (FAQ) tentang dalil shalat tarawih 23 rakaat untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang ibadah sunnah yang dianjurkan selama bulan Ramadan ini.
Pertanyaan 1: Apa dasar hukum shalat tarawih?
Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hukum ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Jumlah rakaat shalat tarawih minimal 8 rakaat dan maksimal 23 rakaat. Jumlah yang paling utama adalah 20 rakaat, sesuai dengan yang dilakukan oleh mayoritas sahabat Nabi Muhammad SAW.
Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?
Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir.
Pertanyaan 4: Bagaimana tata cara shalat tarawih?
Tata cara shalat tarawih meliputi niat, takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, rukuk, sujud, dan salam. Pada rakaat terakhir, dianjurkan membaca doa qunut.
Pertanyaan 5: Apa keutamaan shalat tarawih?
Keutamaan shalat tarawih antara lain pengampunan dosa, pahala yang berlimpah, dan peningkatan ketakwaan. Rasulullah SAW bersabda bahwa shalat satu rakaat pada bulan Ramadan lebih baik dari seribu rakaat pada bulan lainnya.
Pertanyaan 6: Apa dalil naqli tentang shalat tarawih 23 rakaat?
Dalil naqli tentang shalat tarawih 23 rakaat terdapat dalam hadis riwayat Imam Malik yang meriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin Khattab pernah mengumpulkan umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih sebanyak 23 rakaat.
Pertanyaan umum ini memberikan pemahaman dasar tentang dalil shalat tarawih 23 rakaat. Untuk pembahasan lebih mendalam, silakan lanjutkan membaca bagian selanjutnya.
Selanjutnya: Panduan Praktis Melaksanakan Shalat Tarawih 23 Rakaat
Tips Praktis Melaksanakan Shalat Tarawih 23 Rakaat
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan sesuai tuntunan, berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat diterapkan:
1. Persiapan Fisik dan Mental
Pastikan kondisi fisik dan mental dalam keadaan prima sebelum melaksanakan shalat tarawih. Berwudhu dengan sempurna, memakai pakaian yang bersih dan nyaman, serta menjaga konsentrasi akan membantu kekhusyukan dalam beribadah.
2. Berjamaah di Masjid
Shalat tarawih berjamaah di masjid memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan shalat tarawih sendirian di rumah. Berjamaah juga dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam beribadah.
3. Memperhatikan Bacaan dan Gerakan
Bacalah surat Al-Fatihah dan surat pendek dengan tartil dan jelas. Lakukan gerakan shalat dengan benar dan tuma’ninah. Kekhusyukan dan ketenangan dalam beribadah akan menambah kualitas shalat tarawih.
4. Membaca Doa Qunut
Pada rakaat terakhir sebelum salam, dianjurkan untuk membaca doa qunut. Doa qunut berisi permohonan ampunan, perlindungan, dan keberkahan dari Allah SWT.
5. Memperbanyak Istighfar
Shalat tarawih merupakan momen yang tepat untuk memperbanyak istighfar atau memohon ampunan kepada Allah SWT. Membaca istighfar di sela-sela rakaat dan pada saat doa qunut akan menambah pahala dan keberkahan.
6. Menjaga Kekhusyukan
Kekhusyukan merupakan kunci dalam melaksanakan shalat tarawih. Hindari gangguan dan pikiran yang tidak perlu selama beribadah. Fokuskan pikiran dan hati hanya kepada Allah SWT.
7. Berdoa dengan Sungguh-sungguh
Doa merupakan bagian penting dalam shalat tarawih. Berdoalah dengan sungguh-sungguh dan memohon segala kebaikan kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa setiap doa yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT.
8. Menjaga Ukhuwah
Shalat tarawih berjamaah merupakan kesempatan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah. Saling menyapa, bertegur sapa, dan menjaga sikap baik dengan sesama jamaah akan memperindah ibadah shalat tarawih.
Dengan menerapkan tips-tips praktis ini, diharapkan pelaksanaan shalat tarawih 23 rakaat dapat menjadi lebih bermakna, khusyuk, dan membawa keberkahan bagi kita semua.
Selanjutnya: Panduan Komprehensif Shalat Tarawih 23 Rakaat
Kesimpulan
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Dengan memahami dalil dan tata cara pelaksanaannya, ibadah shalat tarawih dapat menjadi lebih bermakna dan membawa keberkahan bagi kita semua. Beberapa poin penting yang perlu ditekankan adalah:
- Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, memiliki keutamaan yang besar, dan dapat dikerjakan dengan jumlah rakaat minimal 8 dan maksimal 23 rakaat.
- Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh, dengan waktu yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir.
- Shalat tarawih dapat dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah, dengan memperhatikan kekhusyukan, memperbanyak istighfar dan doa, serta menjaga ukhuwah Islamiyah.
Marilah kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, khususnya melalui shalat tarawih. Semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan membawa keberkahan bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat.