Dalil Tentang Berpuasa

jurnal


Dalil Tentang Berpuasa

Puasa merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Islam yang dilakukan pada bulan Ramadan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Dalil tentang berpuasa terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Selain dapat membersihkan tubuh dari racun, puasa dapat meningkatkan konsentrasi, mengurangi stres, serta melatih kesabaran dan pengendalian diri. Dalam sejarah Islam, puasa memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, puasa digunakan sebagai strategi perang untuk meningkatkan disiplin dan moral pasukan.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang dalil-dalil berpuasa, hikmah dan manfaat berpuasa, serta sejarah dan perkembangan puasa dalam Islam.

Dalil Tentang Berpuasa

Dalil tentang berpuasa sangat penting untuk diketahui oleh umat Islam karena menjadi dasar hukum kewajiban berpuasa. Dalil tersebut terdapat dalam Al-Qur’an, hadis, dan ijma’ ulama.

  • Al-Qur’an
  • Hadis
  • Ijma’ Ulama
  • Maslahah Mursalah
  • Qiyas
  • Istihsan
  • Urf
  • Saddudz Dzariah

Dalil-dalil tersebut saling menguatkan dan menunjukkan bahwa puasa merupakan kewajiban bagi seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat. Selain itu, dalil-dalil ini juga menjelaskan tentang hikmah dan manfaat puasa, serta ketentuan-ketentuan terkait pelaksanaannya.

Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan sumber utama dalil tentang berpuasa bagi umat Islam. Di dalamnya terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang kewajiban berpuasa, hikmah dan manfaatnya, serta tata cara pelaksanaannya.

  • Kewajiban Berpuasa
    Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 secara tegas menyatakan bahwa puasa diwajibkan bagi seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat.
  • Hikmah dan Manfaat Puasa
    Dalam beberapa ayat, Al-Qur’an menjelaskan tentang hikmah dan manfaat puasa, seperti untuk meningkatkan ketakwaan, membersihkan diri dari dosa, melatih kesabaran, dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
  • Tata Cara Pelaksanaan Puasa
    Al-Qur’an juga menjelaskan secara detail tentang tata cara pelaksanaan puasa, seperti waktu dimulainya dan berakhirnya puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta ketentuan terkait puasa bagi kelompok tertentu, seperti wanita hamil dan menyusui.
  • Pengecualian Puasa
    Al-Qur’an juga memberikan pengecualian bagi kelompok tertentu yang tidak wajib berpuasa, seperti orang yang sakit, bepergian jauh, dan wanita yang sedang haid atau nifas.

Dengan demikian, Al-Qur’an merupakan sumber yang sangat lengkap dalam hal dalil tentang berpuasa. Ayat-ayat Al-Qur’an memberikan landasan yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama.

Hadis

Hadis merupakan salah satu sumber dalil tentang berpuasa yang sangat penting bagi umat Islam. Hadis adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya. Hadis memiliki peran penting dalam menjelaskan dan melengkapi ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an.

  • Macam-Macam Hadis

    Hadis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain hadis qudsi, hadis sahih, hadis hasan, dan hadis dhaif.

  • Contoh Hadis tentang Puasa

    Salah satu contoh hadis tentang puasa adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

  • Implikasi Hadis dalam Berpuasa

    Hadis tentang puasa memiliki implikasi yang sangat besar dalam pelaksanaan ibadah puasa. Hadis-hadis tersebut menjelaskan tentang keutamaan puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta adab-adab berpuasa.

  • Pentingnya Mempelajari Hadis tentang Puasa

    Mempelajari hadis tentang puasa sangat penting bagi umat Islam agar dapat melaksanakan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Dengan demikian, hadis merupakan sumber dalil yang sangat penting tentang berpuasa. Hadis menjelaskan tentang berbagai aspek puasa, mulai dari keutamaannya hingga adab-adab pelaksanaannya. Mempelajari hadis tentang puasa dapat membantu umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa dengan benar dan mendapatkan pahala yang berlimpah.

Ijma’ Ulama

Ijma’ Ulama merupakan salah satu sumber dalil tentang berpuasa yang sangat penting bagi umat Islam. Ijma’ Ulama adalah kesepakatan para ulama dalam suatu masalah hukum Islam, baik dalam bentuk ucapan, tulisan, maupun tindakan.

  • Kesepakatan Para Ahli Fiqih

    Ijma’ Ulama dalam konteks dalil tentang berpuasa adalah kesepakatan para ahli fiqih mengenai kewajiban berpuasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta ketentuan-ketentuan terkait puasa lainnya.

  • Sumber Hukum Islam

    Ijma’ Ulama merupakan salah satu sumber hukum Islam yang diakui oleh mayoritas ulama. Ijma’ Ulama menjadi dasar hukum bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah puasa.

  • Dalil Naqli dan Aqli

    Ijma’ Ulama dapat menjadi dalil naqli (berdasarkan Al-Qur’an dan hadis) atau dalil aqli (berdasarkan akal sehat). Dalam hal dalil tentang berpuasa, Ijma’ Ulama umumnya didasarkan pada dalil-dalil naqli yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis.

  • Perkembangan Ijma’ Ulama

    Ijma’ Ulama dapat berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan pemikiran para ulama. Hal ini terjadi karena Ijma’ Ulama didasarkan pada pemahaman ulama terhadap dalil-dalil naqli dan aqli, yang dapat berubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan demikian, Ijma’ Ulama merupakan sumber dalil yang sangat penting dalam hal dalil tentang berpuasa. Ijma’ Ulama memberikan landasan hukum yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama.

Maslahah Mursalah

Maslahah Mursalah merupakan salah satu sumber dalil dalam hukum Islam yang memiliki keterkaitan dengan dalil tentang berpuasa. Maslahah Mursalah adalah kemaslahatan yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam dalil-dalil naqli (Al-Qur’an dan hadis), tetapi dapat diketahui melalui akal sehat dan sesuai dengan prinsip-prinsip umum syariah.

  • Darurat

    Maslahah Mursalah dapat diterapkan dalam situasi darurat, seperti ketika seseorang terpaksa berbuka puasa karena sakit atau kehausan yang sangat.

  • Hajiat

    Maslahah Mursalah juga dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak atau kepentingan umum, seperti memperbolehkan berbuka puasa bagi ibu hamil atau menyusui yang khawatir akan membahayakan kesehatan mereka atau bayinya.

  • Tasharruf

    Maslahah Mursalah dapat digunakan untuk mengatur urusan keduniawian yang tidak diatur secara eksplisit dalam dalil-dalil naqli, seperti tata cara pelaksanaan puasa, waktu mulai dan berakhirnya puasa, serta ketentuan terkait puasa bagi kelompok tertentu.

  • Saddudz Dzariah

    Maslahah Mursalah dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya kemudaratan atau kerusakan, seperti melarang berbuka puasa di tempat umum untuk menjaga kesucian dan kekhusyukan ibadah puasa.

Dengan demikian, Maslahah Mursalah merupakan sumber dalil yang penting dalam kaitannya dengan dalil tentang berpuasa. Maslahah Mursalah memberikan fleksibilitas dalam hukum Islam untuk mengakomodasi berbagai situasi dan kebutuhan, sehingga ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kemaslahatan dan prinsip-prinsip syariah.

Qiyas

Qiyas merupakan salah satu metode pengambilan hukum dalam Islam yang memiliki keterkaitan dengan dalil tentang berpuasa. Qiyas adalah mengqiaskan suatu kasus yang tidak ada hukumnya di dalam Al-Qur’an dan hadis kepada kasus lain yang hukumnya sudah ada, karena adanya kesamaan illat (alasan hukum) di antara keduanya.

  • Rukun Qiyas

    Rukun Qiyas terdiri dari empat unsur, yaitu: ashl (kasus yang sudah ada hukumnya), far’ (kasus baru yang belum ada hukumnya), ‘illah (alasan hukum), dan hukum ashl (hukum yang sudah ditetapkan pada kasus ashl).

  • Macam-Macam Qiyas

    Qiyas dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain qiyas jali (jelas) dan qiyas khafi (tidak jelas). Qiyas jali adalah qiyas yang ‘illat-nya jelas dan mudah diketahui, sedangkan qiyas khafi adalah qiyas yang ‘illat-nya tidak jelas dan sulit diketahui.

  • Contoh Qiyas dalam Dalil Tentang Berpuasa

    Salah satu contoh qiyas dalam dalil tentang berpuasa adalah qiyas antara kewajiban puasa Ramadhan dan kewajiban puasa qadha’. Meskipun tidak ada nash yang secara eksplisit menyebutkan kewajiban puasa qadha’, namun para ulama mengqiyaskannya kepada puasa Ramadhan karena keduanya memiliki ‘illah yang sama, yaitu untuk mengganti kewajiban puasa yang ditinggalkan.

  • Implikasi Qiyas dalam Dalil Tentang Berpuasa

    Qiyas memiliki implikasi yang luas dalam dalil tentang berpuasa. Qiyas dapat digunakan untuk menetapkan hukum-hukum baru yang tidak diatur secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan hadis, sehingga ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan lebih sempurna dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Dengan demikian, Qiyas merupakan salah satu metode pengambilan hukum yang penting dalam kaitannya dengan dalil tentang berpuasa. Qiyas memberikan fleksibilitas dalam hukum Islam untuk mengakomodasi berbagai situasi dan kebutuhan, sehingga ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip syariah.

Istihsan

Istihsan adalah salah satu metode pengambilan hukum dalam Islam yang memiliki keterkaitan dengan dalil tentang berpuasa. Istihsan adalah menetapkan hukum suatu masalah berdasarkan pertimbangan maslahah (kemaslahatan) dan keadilan, meskipun tidak ada dalil naqli (Al-Qur’an dan hadis) yang secara eksplisit mengaturnya.

Istihsan memiliki peran penting dalam dalil tentang berpuasa. Hal ini karena puasa memiliki beberapa ketentuan yang tidak diatur secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan hadis, sehingga para ulama menggunakan metode istihsan untuk menetapkan hukumnya. Misalnya, dalam menetapkan waktu mulai dan berakhirnya puasa, para ulama menggunakan istihsan berdasarkan pertimbangan maslahah dan keadilan, dengan memperhatikan kondisi geografis dan budaya masyarakat setempat.

Contoh lain dari penggunaan istihsan dalam dalil tentang berpuasa adalah terkait dengan ketentuan puasa bagi wanita hamil dan menyusui. Meskipun tidak ada dalil naqli yang secara eksplisit mengatur hal ini, para ulama menggunakan istihsan untuk memperbolehkan wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa jika khawatir akan membahayakan kesehatan mereka atau bayi mereka. Hal ini didasarkan pada pertimbangan maslahah dan keadilan, yaitu untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Dengan demikian, istihsan merupakan metode pengambilan hukum yang penting dalam dalil tentang berpuasa. Istihsan memberikan fleksibilitas dalam hukum Islam untuk mengakomodasi berbagai situasi dan kebutuhan, sehingga ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip syariah dan kemaslahatan umat.

Urf

Urf merupakan salah satu sumber hukum Islam yang memiliki keterkaitan dengan dalil tentang berpuasa. Urf adalah adat kebiasaan yang berlaku dalam suatu masyarakat yang telah disepakati dan diamalkan secara umum. Dalam konteks dalil tentang berpuasa, urf berperan dalam menentukan beberapa ketentuan dan praktik terkait dengan ibadah puasa.

  • Kebiasaan Makan dan Minum

    Urf dapat memengaruhi kebiasaan makan dan minum masyarakat, yang pada akhirnya berimplikasi pada tata cara berpuasa. Misalnya, di beberapa daerah, masyarakat terbiasa makan sahur pada waktu tertentu sebelum fajar. Kebiasaan ini kemudian menjadi urf yang dipertimbangkan dalam menentukan waktu dimulainya puasa.

  • Waktu Berbuka Puasa

    Urf juga dapat menentukan waktu berbuka puasa. Di beberapa negara, masyarakat terbiasa berbuka puasa pada waktu tertentu setelah matahari terbenam. Kebiasaan ini kemudian menjadi urf yang dipertimbangkan dalam menentukan waktu berakhirnya puasa.

  • Jenis Makanan dan Minuman yang Diperbolehkan

    Urf dapat memengaruhi jenis makanan dan minuman yang diperbolehkan saat berbuka puasa. Misalnya, di beberapa daerah, masyarakat terbiasa membatalkan puasa dengan makanan atau minuman tertentu. Kebiasaan ini kemudian menjadi urf yang dipertimbangkan dalam menentukan jenis makanan dan minuman yang diperbolehkan saat berbuka puasa.

  • Praktik Sosial dan Budaya

    Urf juga dapat memengaruhi praktik sosial dan budaya yang terkait dengan ibadah puasa. Misalnya, di beberapa daerah, masyarakat terbiasa mengadakan buka puasa bersama atau melakukan kegiatan sosial lainnya selama bulan Ramadan. Kebiasaan ini kemudian menjadi urf yang dipertimbangkan dalam menentukan praktik sosial dan budaya yang diperbolehkan selama bulan puasa.

Dengan demikian, urf merupakan salah satu sumber hukum Islam yang penting dalam dalil tentang berpuasa. Urf memberikan fleksibilitas dalam hukum Islam untuk mengakomodasi berbagai kebiasaan dan praktik masyarakat setempat, sehingga ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip syariah dan kebutuhan masyarakat.

Saddudz Dzariah

Dalam konteks dalil tentang berpuasa, Saddudz Dzariah memainkan peran penting dalam mencegah terjadinya kemudaratan atau kerusakan yang mungkin timbul akibat pelaksanaan ibadah puasa. Hal ini dilakukan dengan menutup celah atau pintu yang dapat mengarah pada hal-hal yang diharamkan atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

  • Menutup Celah Maksiat

    Saddudz Dzariah diterapkan untuk menutup celah yang dapat mengarah pada perbuatan maksiat. Misalnya, larangan berbuka puasa di tempat umum bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak senonoh atau mengganggu kekhusyukan ibadah puasa.

  • Mencegah Kerusakan Fisik

    Saddudz Dzariah juga digunakan untuk mencegah kerusakan fisik yang mungkin timbul akibat berpuasa. Misalnya, memperbolehkan berbuka puasa bagi orang yang sakit atau dalam perjalanan jauh bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan individu.

  • Melindungi Hak Orang Lain

    Saddudz Dzariah diterapkan untuk melindungi hak orang lain. Misalnya, larangan mengganggu orang yang sedang berpuasa bertujuan untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan mereka.

  • Menjaga Kesucian Ibadah

    Saddudz Dzariah berperan dalam menjaga kesucian ibadah puasa. Misalnya, larangan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, atau berhubungan seksual bertujuan untuk menjaga kekhusyukan dan kesucian ibadah puasa.

Dengan demikian, Saddudz Dzariah merupakan aspek penting dalam dalil tentang berpuasa yang berfungsi untuk mencegah kemudaratan, melindungi individu dan masyarakat, serta menjaga kesucian ibadah puasa. Penerapan Saddudz Dzariah dalam konteks puasa menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kemaslahatan dan kesejahteraan umat, baik secara fisik maupun spiritual.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Dalil tentang Berpuasa

Bagian ini menyajikan beberapa pertanyaan dan jawaban seputar dalil tentang berpuasa yang sering ditanyakan oleh masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan ini disusun berdasarkan topik yang umum ditanyakan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif.

Pertanyaan 1: Apa saja dasar hukum berpuasa dalam Islam?

Jawaban: Dalil tentang berpuasa terdapat dalam Al-Qur’an, hadis, ijma’ ulama, dan sumber hukum Islam lainnya. Dalil-dalil tersebut menjelaskan tentang kewajiban berpuasa, hikmah dan manfaat puasa, serta ketentuan-ketentuan pelaksanaannya.

Pertanyaan 2: Apakah puasa termasuk salah satu rukun Islam?

Jawaban: Ya, puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat.

Pertanyaan 3: Siapa saja yang wajib berpuasa?

Jawaban: Puasa wajib dilaksanakan oleh seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat, yaitu baligh, berakal, dan mampu berpuasa.

Pertanyaan 4: Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa?

Jawaban: Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain makan, minum, memasukkan sesuatu ke dalam tubuh melalui lubang yang terbuka, berhubungan suami istri, keluar mani, muntah dengan sengaja, dan haid atau nifas bagi wanita.

Pertanyaan 5: Bagaimana hukumnya jika tidak sengaja membatalkan puasa?

Jawaban: Jika tidak sengaja membatalkan puasa, seperti lupa makan atau minum, maka puasanya tetap sah dan tidak perlu diqadha.

Pertanyaan 6: Apakah boleh mengganti puasa di bulan lain jika tidak bisa berpuasa di bulan Ramadhan?

Jawaban: Ya, jika seseorang tidak bisa berpuasa di bulan Ramadhan karena alasan tertentu, seperti sakit atau bepergian jauh, maka dibolehkan untuk mengganti puasanya di bulan lain.

Pertanyaan dan jawaban di atas memberikan gambaran sekilas tentang berbagai aspek penting dalam dalil tentang berpuasa. Pemahaman yang komprehensif tentang dalil-dalil ini sangat penting bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan tuntunan agama.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan manfaat berpuasa, serta sejarah dan perkembangan puasa dalam Islam.

Tips Berpuasa

Berpuasa merupakan ibadah wajib bagi umat Islam yang memiliki banyak manfaat, baik secara fisik maupun spiritual. Bagi umat Islam yang ingin melaksanakan puasa dengan baik dan benar, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:

Tip 1: Niat dengan Ikhlas
Sebelum mulai berpuasa, niatkan karena Allah SWT dan semata-mata untuk mencari ridha-Nya.

Tip 2: Persiapkan Diri
Sebelum bulan Ramadan tiba, persiapkan diri dengan memperbanyak ibadah dan amal baik, serta menjaga kesehatan fisik.

Tip 3: Perhatikan Makanan Sahur
Sahurlah dengan makanan yang bergizi dan cukup untuk memberikan energi selama berpuasa. Hindari makanan yang terlalu berlemak atau manis.

Tip 4: Kurangi Aktivitas Fisik
Selama berpuasa, kurangi aktivitas fisik yang berat untuk menjaga stamina dan mencegah dehidrasi.

Tip 5: Perbanyak Minum Air Putih
Saat berbuka dan sahur, perbanyak minum air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

Tip 6: Berbuka Puasa dengan yang Manis
Saat berbuka puasa, mulailah dengan makanan atau minuman yang manis untuk mengembalikan kadar gula darah.

Tip 7: Istirahat yang Cukup
Pastikan untuk mendapatkan istirahat yang cukup selama bulan puasa agar tubuh tetap fit dan berstamina.

Tip 8: Manfaatkan Waktu untuk Beribadah
Gunakan waktu selama bulan Ramadan untuk memperbanyak ibadah, seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar, serta memperoleh manfaatnya secara optimal. Tips-tips ini juga dapat membantu mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan yang akan datang.

Dengan menerapkan tips-tips ini, umat Islam diharapkan dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar dan penuh berkah, serta memperoleh manfaat yang optimal bagi kesehatan fisik dan spiritual.

Kesimpulan

Dalil tentang berpuasa dalam Islam sangatlah komprehensif, bersumber dari berbagai referensi yang kuat seperti Al-Qur’an, hadis, dan ijma’ ulama. Dalil-dalil ini menjelaskan tentang kewajiban berpuasa, hikmah dan manfaatnya, serta ketentuan-ketentuan pelaksanaannya.

Beberapa poin utama yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Puasa merupakan ibadah wajib bagi seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat, dan termasuk salah satu rukun Islam.
  2. Puasa memiliki banyak hikmah dan manfaat, baik secara fisik maupun spiritual, seperti meningkatkan kesehatan, melatih kesabaran, dan membersihkan diri dari dosa.
  3. Dalam pelaksanaan puasa, terdapat berbagai ketentuan yang harus diperhatikan, seperti waktu dimulainya dan berakhirnya puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta ketentuan bagi kelompok tertentu seperti wanita hamil dan menyusui.

Memahami dalil tentang berpuasa dengan baik sangat penting bagi umat Islam agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan sesuai tuntunan agama. Dengan menjalankan puasa sesuai dengan dalil-dalil yang telah ditetapkan, umat Islam dapat memperoleh manfaat yang optimal dari ibadah ini, baik secara fisik maupun spiritual.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru