Doa Pergi Haji

jurnal


Doa Pergi Haji

Doa pergi haji adalah permohonan yang dipanjatkan kepada Allah SWT oleh umat Islam yang akan melaksanakan ibadah haji. Doa ini berisi harapan dan permintaan agar perjalanan haji berjalan lancar, mendapat ridha Allah, dan memperoleh haji mabrur. Salah satu contoh doa pergi haji yang umum dibaca adalah sebagai berikut: “Allahumma inni uridu al-hajja fa yaisirha li wattaqabbalha minni.” (Ya Allah, sesungguhnya aku berniat untuk melaksanakan ibadah haji, maka mudahkanlah bagiku dan terimalah hajiku).

Doa pergi haji sangat penting dibaca karena merupakan bentuk ibadah dan pengakuan atas ketergantungan kepada Allah SWT. Selain itu, doa ini juga memiliki beberapa manfaat, seperti memperkuat keimanan, menumbuhkan rasa syukur, dan menjauhkan dari mara bahaya selama perjalanan haji. Dalam sejarah Islam, doa pergi haji telah mengalami perkembangan yang signifikan, salah satunya adalah ditetapkannya talbiyah sebagai bacaan khusus saat memasuki ihram.

Dengan memanjatkan doa pergi haji, diharapkan para jamaah dapat melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk dan memperoleh haji yang mabrur, yaitu haji yang diterima dan diridhai oleh Allah SWT. Pembahasan selanjutnya dalam artikel ini akan lebih dalam mengupas tentang tata cara pelaksanaan doa pergi haji, adab-adab yang harus diperhatikan, serta keutamaan dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

doa pergi haji

Aspek-aspek penting dalam doa pergi haji perlu diperhatikan untuk memperoleh haji yang mabrur. Berikut adalah delapan aspek kunci yang dapat dikaji:

  • Keikhlasan
  • Kekhusyukan
  • Ketaatan
  • Kesabaran
  • Rasa Syukur
  • Permohonan Ampun
  • Harapan Ridha
  • Pengakuan Ketergantungan

Setiap aspek saling terkait dan membentuk kesatuan dalam doa pergi haji. Keikhlasan menjadi landasan utama, diikuti oleh kekhusyukan dalam memanjatkan doa. Ketaatan pada syariat dan kesabaran dalam menghadapi cobaan selama perjalanan haji juga sangat penting. Rasa syukur atas kesempatan melaksanakan haji, permohonan ampun atas segala dosa, dan harapan ridha Allah SWT menjadi inti dari doa ini. Terakhir, pengakuan ketergantungan kepada Allah SWT menunjukkan kesadaran akan kelemahan diri dan kebutuhan akan pertolongan-Nya.

Dengan memahami dan menghayati aspek-aspek penting dalam doa pergi haji, para jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk dan memperoleh haji yang mabrur. Doa ini bukan sekadar bacaan, tetapi merupakan cerminan dari hati dan jiwa yang merindukan keridhaan Allah SWT.

Keikhlasan

Dalam konteks doa pergi haji, keikhlasan memiliki peran yang sangat penting. Keikhlasan merupakan dasar utama yang menjadi penentu diterimanya doa oleh Allah SWT. Doa yang dipanjatkan dengan hati yang ikhlas akan lebih mudah dikabulkan karena didasari oleh niat yang murni dan tulus.

Salah satu wujud keikhlasan dalam doa pergi haji adalah ketika seorang jamaah memanjatkan doa hanya karena mengharap ridha Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihormati oleh orang lain. Keikhlasan juga tercermin dalam kesediaan untuk memenuhi segala rukun dan syarat haji dengan sebaik-baiknya, tanpa mengeluh atau mengharapkan imbalan apa pun.

Dengan memahami pentingnya keikhlasan dalam doa pergi haji, para jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk dan memperoleh haji yang mabrur. Keikhlasan akan menjadi cahaya yang menerangi perjalanan haji mereka, sehingga setiap langkah dan doa yang dipanjatkan akan semakin bermakna dan diridhai oleh Allah SWT.

Kekhusyukan

Kekhusyukan merupakan salah satu unsur penting dalam doa pergi haji. Kekhusyukan dapat diartikan sebagai sikap khusyuk, tawadhu, dan penuh penghayatan saat memanjatkan doa kepada Allah SWT. Dalam konteks doa pergi haji, kekhusyukan memiliki peran yang sangat penting karena akan mempengaruhi kualitas dan penerimaan doa tersebut di sisi Allah SWT.

Kekhusyukan dalam doa pergi haji dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti memusatkan pikiran dan hati hanya kepada Allah SWT, merendahkan diri di hadapan-Nya, serta memperbanyak zikir dan istighfar. Dengan kekhusyukan, doa yang dipanjatkan akan lebih mudah diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT, karena doa tersebut lahir dari hati yang benar-benar merindukan keridhaan-Nya.

Salah satu contoh nyata kekhusyukan dalam doa pergi haji dapat dilihat pada saat seorang jamaah memanjatkan doa di depan Ka’bah. Dengan air mata yang berlinang dan suara yang bergetar, jamaah tersebut mencurahkan seluruh isi hatinya kepada Allah SWT, memohon ampunan, ridha, dan pertolongan-Nya. Kekhusyukan seperti inilah yang diharapkan dapat mengantarkan para jamaah haji untuk memperoleh haji yang mabrur.

Dengan memahami pentingnya kekhusyukan dalam doa pergi haji, diharapkan para jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk dan penuh penghayatan. Dengan kekhusyukan, doa-doa yang dipanjatkan akan lebih bermakna dan berpeluang besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT, sehingga perjalanan haji yang dilakukan akan menjadi perjalanan yang penuh berkah dan membawa perubahan positif dalam kehidupan seorang muslim.

Ketaatan

Dalam konteks doa pergi haji, ketaatan merupakan aspek yang sangat penting karena menunjukkan kepatuhan dan ketundukan seorang hamba kepada Allah SWT. Ketaatan ini meliputi ketaatan dalam melaksanakan segala rukun dan syarat haji, serta ketaatan dalam mengikuti segala tuntunan dan larangan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.

  • Ketaatan dalam Rukun dan Syarat Haji

    Ketaatan dalam rukun dan syarat haji berarti melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji sesuai dengan tuntunan syariat, tanpa mengurangi atau menambahnya. Hal ini meliputi ketaatan dalam ihram, tawaf, sa’i, wukuf di Arafah, dan melempar jumrah.

  • Ketaatan dalam Tuntunan dan Larangan

    Ketaatan dalam tuntunan dan larangan haji berarti mengikuti segala petunjuk dan larangan yang telah ditetapkan dalam syariat, seperti larangan berpakaian berjahit saat ihram, larangan membawa makanan dan minuman ke dalam ihram, dan larangan melakukan perbuatan maksiat selama haji.

  • Ketaatan dalam Adab dan Etika

    Ketaatan dalam adab dan etika haji berarti menjaga sikap dan perilaku yang baik selama melaksanakan ibadah haji, seperti bersikap sopan dan menghormati sesama jamaah, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari perbuatan yang dapat mengganggu ketenangan dan kekhusyukan ibadah.

  • Ketaatan dalam Kesabaran dan Tawakal

    Ketaatan dalam kesabaran dan tawakal berarti menerima dan menghadapi segala cobaan dan kesulitan yang mungkin dihadapi selama perjalanan haji dengan sabar dan tawakal kepada Allah SWT. Hal ini meliputi kesabaran dalam menghadapi kepadatan jamaah, kesabaran dalam menghadapi cuaca yang panas, dan tawakal dalam menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.

Dengan memahami dan menghayati aspek ketaatan dalam doa pergi haji, para jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan ibadah haji dengan penuh kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT. Ketaatan ini akan menjadi pondasi yang kuat bagi diterimanya doa-doa mereka dan kesuksesan dalam memperoleh haji yang mabrur.

Kesabaran

Dalam konteks doa pergi haji, kesabaran merupakan aspek yang sangat penting karena dapat menunjukkan tingkat keimanan dan ketawakalan seorang hamba kepada Allah SWT. Kesabaran ini meliputi kesabaran dalam menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan selama perjalanan haji, serta kesabaran dalam menanti penerimaan doa-doa yang dipanjatkan.

  • Kesabaran dalam Menghadapi Cobaan

    Kesabaran dalam menghadapi cobaan berarti menerima dan menghadapi segala cobaan dan rintangan yang mungkin dihadapi selama perjalanan haji dengan sabar dan tawakal kepada Allah SWT. Hal ini meliputi kesabaran dalam menghadapi kepadatan jamaah, kesabaran dalam menghadapi cuaca yang panas, dan kesabaran dalam menghadapi keterbatasan fasilitas.

  • Kesabaran dalam Menanti Penerimaan Doa

    Kesabaran dalam menanti penerimaan doa berarti tidak mudah putus asa dan terus berdoa kepada Allah SWT, meskipun doa-doa yang dipanjatkan belum dikabulkan. Kesabaran ini menunjukkan keyakinan bahwa Allah SWT pasti akan mengabulkan doa hamba-Nya pada waktu yang tepat dan dengan cara yang terbaik.

  • Kesabaran dalam Menghadapi Perbedaan

    Kesabaran dalam menghadapi perbedaan berarti menerima dan menghargai perbedaan pendapat, budaya, dan kebiasaan yang mungkin dijumpai selama perjalanan haji. Hal ini meliputi kesabaran dalam menghadapi jamaah dari berbagai negara dan latar belakang yang berbeda, serta kesabaran dalam menghadapi perbedaan pendapat dalam masalah fiqih.

  • Kesabaran dalam Menjaga Kekhusyukan

    Kesabaran dalam menjaga kekhusyukan berarti berusaha untuk tetap fokus dan khusyuk dalam beribadah, meskipun berada di tengah keramaian dan hiruk pikuk. Hal ini meliputi kesabaran dalam menjaga kekhusyukan saat tawaf, sa’i, dan wukuf di Arafah, serta kesabaran dalam menghadapi gangguan dari luar.

Dengan memahami dan menghayati aspek kesabaran dalam doa pergi haji, para jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi segala cobaan dan kesulitan selama perjalanan haji. Kesabaran ini akan menjadi bekal yang berharga bagi para jamaah untuk memperoleh haji yang mabrur dan menjadi haji yang diridhai oleh Allah SWT.

Rasa Syukur

Dalam konteks doa pergi haji, rasa syukur merupakan aspek yang sangat penting karena menunjukkan kesadaran dan pengakuan seorang hamba atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Rasa syukur ini tidak hanya sebatas ucapan terima kasih, tetapi juga tercermin dalam sikap dan perilaku seorang jamaah haji selama melaksanakan ibadah.

Salah satu wujud nyata rasa syukur dalam doa pergi haji adalah memanjatkan puji-pujian dan doa-doa yang berisi ungkapan terima kasih kepada Allah SWT atas kesempatan yang diberikan untuk menunaikan ibadah haji. Jamaah haji yang bersyukur akan senantiasa mengingat dan merenungkan nikmat-nikmat Allah SWT, baik yang besar maupun yang kecil, yang telah diterimanya selama ini.

Selain itu, rasa syukur juga dapat diwujudkan dalam bentuk kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi segala cobaan dan kesulitan selama perjalanan haji. Jamaah haji yang bersyukur akan menerima segala ketentuan Allah SWT dengan lapang dada dan senantiasa bersyukur atas segala sesuatu yang diterimanya, baik berupa kemudahan maupun kesulitan.

Dengan memahami dan menghayati aspek rasa syukur dalam doa pergi haji, para jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan ibadah haji dengan penuh rasa syukur dan kesadaran atas segala nikmat Allah SWT. Rasa syukur ini akan menjadi bekal yang berharga bagi para jamaah untuk memperoleh haji yang mabrur dan menjadi haji yang diridhai oleh Allah SWT.

Permohonan Ampun

Dalam konteks doa pergi haji, permohonan ampun merupakan aspek yang sangat penting karena menunjukkan kesadaran seorang hamba atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya. Permohonan ampun ini tidak hanya sebatas ucapan istighfar, tetapi juga tercermin dalam sikap dan perilaku seorang jamaah haji selama melaksanakan ibadah.

Salah satu wujud nyata permohonan ampun dalam doa pergi haji adalah memanjatkan doa-doa yang berisi pengakuan dosa dan permohonan ampunan kepada Allah SWT. Jamaah haji yang memohon ampun akan senantiasa mengingat dan merenungkan segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya, baik yang besar maupun yang kecil, dan memohon ampunan dari Allah SWT dengan penuh penyesalan dan harapan.

Selain itu, permohonan ampun juga dapat diwujudkan dalam bentuk penyesalan yang tulus dan tekad yang kuat untuk meninggalkan segala dosa dan kesalahan setelah selesai melaksanakan ibadah haji. Jamaah haji yang memohon ampun dengan sungguh-sungguh akan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah kembali dari tanah suci, dengan menghindari segala perbuatan yang dapat menimbulkan dosa dan kesalahan.

Dengan memahami dan menghayati aspek permohonan ampun dalam doa pergi haji, para jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan ibadah haji dengan penuh kesadaran dan penyesalan atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Permohonan ampun ini akan menjadi bekal yang berharga bagi para jamaah untuk memperoleh haji yang mabrur dan menjadi haji yang diridhai oleh Allah SWT.

Harapan Ridha

Dalam konteks doa pergi haji, harapan ridha merupakan aspek yang sangat penting karena menunjukkan tujuan dan motivasi utama seorang jamaah haji dalam melaksanakan ibadahnya. Harapan ridha ini tidak hanya sebatas keinginan untuk mendapatkan pahala atau pengampunan dosa, tetapi juga merupakan wujud dari kerinduan seorang hamba untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.

  • Ikhlas dalam Ibadah

    Harapan ridha mendorong seorang jamaah haji untuk melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. Mereka hanya berharap untuk mendapatkan ridha Allah SWT dan pahala yang telah dijanjikan-Nya.

  • Tawakal dan Berserah Diri

    Harapan ridha juga menumbuhkan sikap tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT. Jamaah haji yang memiliki harapan ridha akan menyerahkan segala urusan dan hasil ibadahnya kepada Allah SWT, karena mereka yakin bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik pemberi pahala.

  • Sabar dan Syukur

    Harapan ridha akan memberikan kesabaran dan kekuatan kepada jamaah haji dalam menghadapi segala cobaan dan kesulitan selama perjalanan haji. Mereka akan bersyukur atas segala kemudahan yang diberikan dan menerima dengan sabar segala kesulitan yang dihadapi, karena mereka yakin bahwa semua itu adalah bagian dari ujian Allah SWT.

  • Menjaga Perilaku dan Akhlak

    Harapan ridha juga akan mendorong jamaah haji untuk menjaga perilaku dan akhlaknya selama melaksanakan ibadah haji. Mereka akan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menghindari perbuatan maksiat, dan berinteraksi dengan sesama jamaah haji dengan baik, karena mereka sadar bahwa semua itu akan dinilai oleh Allah SWT.

Dengan memahami dan menghayati aspek harapan ridha dalam doa pergi haji, para jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk melaksanakan ibadah haji dengan penuh harapan dan kerinduan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Harapan ridha ini akan menjadi bekal yang berharga bagi para jamaah untuk memperoleh haji yang mabrur dan menjadi haji yang diridhai oleh Allah SWT.

Pengakuan Ketergantungan

Pengakuan ketergantungan merupakan aspek penting dalam doa pergi haji karena menunjukkan kesadaran seorang hamba akan kelemahan dan keterbatasannya, serta kebutuhannya akan pertolongan Allah SWT. Pengakuan ini menjadi landasan bagi doa-doa yang dipanjatkan, memohon kepada Allah SWT untuk memberikan kemudahan, kekuatan, dan bimbingan selama perjalanan haji.

Salah satu bentuk pengakuan ketergantungan dalam doa pergi haji adalah pengakuan atas ketidakmampuan manusia untuk mencapai tujuannya sendiri tanpa pertolongan Allah SWT. Jamaah haji menyadari bahwa perjalanan haji adalah perjalanan panjang dan penuh tantangan, dan hanya dengan pertolongan Allah SWT mereka dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan memperoleh haji yang mabrur.

Selain itu, pengakuan ketergantungan juga terlihat dalam doa-doa yang berisi permohonan ampunan dan perlindungan dari Allah SWT. Jamaah haji mengakui bahwa mereka adalah hamba yang lemah dan seringkali melakukan kesalahan, dan mereka memohon ampunan serta perlindungan dari Allah SWT agar terhindar dari segala marabahaya selama perjalanan haji.

Memahami pengakuan ketergantungan dalam doa pergi haji akan memberikan dampak positif bagi para jamaah. Pengakuan ini akan menumbuhkan sikap rendah hati dan tawadhu, serta meningkatkan keyakinan dan tawakal kepada Allah SWT. Dengan demikian, para jamaah haji diharapkan dapat melaksanakan ibadah haji dengan lebih khusyuk, ikhlas, dan penuh harapan akan pertolongan Allah SWT.

Tanya Jawab tentang Doa Pergi Haji

Tanya jawab ini disusun untuk memberikan jawaban atas pertanyaan umum seputar doa pergi haji, meliputi tata cara, adab, dan keutamaan doa tersebut.

Pertanyaan 1: Apa saja adab dalam memanjatkan doa pergi haji?

Jawab: Adab dalam memanjatkan doa pergi haji antara lain: menghadap kiblat, mengangkat tangan setinggi pundak, membaca doa dengan jelas dan fasih, serta merendahkan diri di hadapan Allah SWT.

Pertanyaan 2: Di mana saja doa pergi haji dapat dipanjatkan?

Jawab: Doa pergi haji dapat dipanjatkan di mana saja, namun ada beberapa tempat yang dianggap lebih utama, seperti di depan Ka’bah, di Hijr Ismail, dan di Arafah.

Pertanyaan 3: Apa saja keutamaan memanjatkan doa pergi haji?

Jawab: Doa pergi haji memiliki banyak keutamaan, di antaranya: dikabulkannya doa, diampuni dosa, dan ditinggikan derajat di sisi Allah SWT.

Pertanyaan 4: Bagaimana jika kita tidak bisa menghafal doa pergi haji?

Jawab: Jika tidak dapat menghafal doa pergi haji, maka diperbolehkan membaca doa dari buku atau catatan. Namun, dianjurkan untuk berusaha menghafal doa tersebut agar dapat lebih khusyuk saat berdoa.

Pertanyaan 5: Apakah doa pergi haji harus dipanjatkan dalam bahasa Arab?

Jawab: Doa pergi haji disunnahkan untuk dipanjatkan dalam bahasa Arab. Namun, jika seseorang tidak dapat berbahasa Arab, maka diperbolehkan berdoa dalam bahasa yang dikuasainya.

Pertanyaan 6: Bagaimana sikap kita saat berdoa pergi haji?

Jawab: Sikap saat berdoa pergi haji adalah khusyuk, tawadhu, dan penuh harap kepada Allah SWT. Hindari sikap bercanda, sombong, atau terburu-buru.

Demikian tanya jawab seputar doa pergi haji. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pemahaman kita tentang ibadah haji.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan doa pergi haji secara lebih rinci, meliputi waktu, bacaan, dan amalan sunnah yang menyertainya.

Tips Melaksanakan Doa Pergi Haji

Setelah memahami adab dan keutamaan doa pergi haji, penting bagi kita untuk mengetahui tips dalam melaksanakannya agar doa kita lebih khusyuk dan dikabulkan oleh Allah SWT.

1. Persiapkan Diri dengan Baik
Persiapan yang baik akan membuat kita lebih fokus dan khusyuk saat berdoa. Pelajari terlebih dahulu tata cara doa pergi haji, menghafal bacaannya, dan mencari tempat yang tenang untuk berdoa.

2. Khusyuk dan Tawadhu
Kunci utama dalam berdoa adalah kekhusyukan dan sikap tawadhu. Jauhkan pikiran dari hal-hal duniawi, fokus pada doa, dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.

3. Membaca Doa dengan Jelas dan Fasih
Bacalah doa pergi haji dengan jelas, fasih, dan tidak terburu-buru. Hal ini akan membantu kita lebih memahami dan menghayati makna doa yang dipanjatkan.

4. Memanfaatkan Waktu-Waktu Mustajab
Berdoalah pada waktu-waktu yang dianggap mustajab, seperti sepertiga malam, saat turun hujan, dan setelah shalat fardhu. Pada waktu-waktu tersebut, doa kita lebih berpeluang untuk dikabulkan.

5. Berdoa dengan Penuh Harap dan Keyakinan
Yakinlah bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa kita jika kita memanjatkannya dengan penuh harap dan keyakinan. Jangan pernah putus asa dan teruslah berdoa dengan ikhlas.

6. Berdoa untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
Doa pergi haji tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang tua, keluarga, dan kaum muslimin lainnya. Doakanlah agar mereka mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.

Dengan mengikuti tips-tips tersebut, insya Allah doa pergi haji kita akan lebih khusyuk, bermakna, dan dikabulkan oleh Allah SWT. Doa adalah senjata orang beriman, maka marilah kita gunakan senjata ini dengan sebaik-baiknya untuk meraih keberkahan dan ridha Allah SWT.

Tips-tips di atas hanyalah sebagian dari amalan yang dapat dilakukan untuk menyempurnakan ibadah haji. Di bagian akhir artikel ini, kita akan membahas tentang amalan-amalan sunnah yang dapat dikerjakan selama pelaksanaan ibadah haji.

Kesimpulan

Doa pergi haji merupakan salah satu bagian penting dalam ibadah haji. Melalui doa ini, jamaah memohon kelancaran, kemudahan, dan penerimaan ibadah haji mereka. Doa pergi haji memiliki banyak keutamaan dan manfaat, di antaranya dikabulkannya doa, diampuni dosa, dan ditinggikan derajat di sisi Allah SWT. Untuk memperoleh haji yang mabrur, doa pergi haji harus dipanjatkan dengan penuh keikhlasan, kekhusyukan, dan harapan.

Ada dua poin utama yang saling berkaitan dalam doa pergi haji. Pertama, kesadaran akan ketergantungan kepada Allah SWT. Jamaah haji menyadari bahwa mereka tidak dapat melaksanakan ibadah haji tanpa pertolongan dan bimbingan dari Allah SWT. Kedua, harapan ridha Allah SWT. Jamaah haji berharap agar ibadah haji mereka diterima dan diridhai oleh Allah SWT, sehingga mereka memperoleh haji yang mabrur.

Dengan memanjatkan doa pergi haji dengan penuh keyakinan dan harapan, jamaah haji telah menunjukkan kesungguhan mereka dalam melaksanakan ibadah haji. Semoga Allah SWT menerima dan mengabulkan doa-doa mereka, sehingga mereka memperoleh haji yang mabrur dan menjadi haji yang diridhai oleh-Nya.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags

Artikel Terbaru