Hadis shalat tarawih adalah sabda atau perbuatan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan pelaksanaan shalat tarawih. Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan selama bulan Ramadan, dikerjakan setelah shalat Isya dan sebelum shalat Subuh.
Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya sebagai penghapus dosa, pahalanya besar, dan termasuk amalan sunnah yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW. Dalam perkembangannya, shalat tarawih mengalami beberapa perubahan terkait jumlah rakaatnya. Pada masa Nabi Muhammad SAW, shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 8 rakaat, kemudian pada masa Khalifah Umar bin Khattab ditambah menjadi 20 rakaat.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Artikel ini akan membahas lebih mendalam tentang hadis shalat tarawih, mulai dari pengertian, keutamaan, hingga perkembangannya sepanjang sejarah.
Hadis Shalat Tarawih
Hadis shalat tarawih adalah sabda atau perbuatan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan pelaksanaan shalat tarawih. Memahami hadis shalat tarawih sangat penting karena menjadi landasan utama dalam melaksanakan ibadah ini. Berikut adalah 8 aspek penting terkait hadis shalat tarawih:
- Pengertian
- Keutamaan
- Waktu pelaksanaan
- Jumlah rakaat
- Tata cara pelaksanaan
- Sunnah dan bid’ah
- Sejarah perkembangan
- Dalil pendukung
Aspek-aspek ini saling berkaitan dan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang hadis shalat tarawih. Misalnya, memahami pengertian hadis akan membantu kita mengetahui sumber dan dasar hukum shalat tarawih. Mengetahui keutamaannya akan memotivasi kita untuk melaksanakannya dengan baik. Sementara itu, memahami tata cara pelaksanaan akan memastikan bahwa ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Pengertian
Pengertian sangat penting dalam memahami hadis shalat tarawih karena menjadi dasar untuk mengetahui esensi dan hukum pelaksanaan ibadah tersebut. Dengan memahami pengertian hadis shalat tarawih, umat Islam dapat mengetahui asal-usul, landasan hukum, dan tata cara pelaksanaan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Pengertian hadis shalat tarawih dapat dilihat dari segi bahasa dan istilah. Secara bahasa, “tarawih” berasal dari kata “rawaha” yang berarti “istirahat”. Hal ini menggambarkan bahwa shalat tarawih dilakukan dengan cara beristirahat sejenak di antara setiap dua rakaat. Sedangkan secara istilah, pengertian hadis shalat tarawih adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan, terkait dengan pelaksanaan shalat tarawih.
Memahami pengertian hadis shalat tarawih memiliki beberapa aplikasi praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam dalam memahami keutamaan dan pahala shalat tarawih, sehingga memotivasi untuk melaksanakannya dengan baik. Kedua, dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, menghindari perbuatan bid’ah atau menyimpang dari ajaran Islam. Ketiga, dapat menjadi dasar dalam berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam tentang shalat tarawih kepada masyarakat luas.
Keutamaan
Keutamaan shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting dalam hadis shalat tarawih. Memahami keutamaan ini dapat memotivasi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan penuh kekhusyukan.
- Penghapus dosa
Salah satu keutamaan shalat tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Pahala besar
Selain dapat menghapus dosa, shalat tarawih juga memiliki pahala yang besar. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukan ibadah selama setahun penuh.” (HR. Ahmad)
- Amalan sunnah yang dicintai Rasulullah SAW
Shalat tarawih merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana sabda beliau, “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Shalat tarawih juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui shalat tarawih, umat Islam dapat memperbanyak ibadah dan dzikir kepada Allah SWT, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Demikianlah beberapa keutamaan shalat tarawih yang dapat memotivasi umat Islam untuk melaksanakannya dengan baik. Dengan memahami keutamaan ini, diharapkan umat Islam dapat memperoleh manfaat dan pahala yang besar dari ibadah shalat tarawih.
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam hadis shalat tarawih. Memahami waktu pelaksanaan shalat tarawih sangat penting karena berkaitan dengan keabsahan dan kesempurnaan ibadah tersebut.
- Awal waktu
Waktu awal shalat tarawih adalah setelah shalat Isya. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Akhir waktu
Waktu akhir shalat tarawih adalah sebelum shalat Subuh. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Shalat tarawih dilaksanakan hingga sepertiga malam atau separuh malam.” (HR. Ahmad)
- Waktu yang paling utama
Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih pada sepertiga malam terakhir, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukan ibadah selama semalam penuh.” (HR. Ahmad)
- Waktu yang diperbolehkan
Selain pada waktu yang paling utama, shalat tarawih juga diperbolehkan dilaksanakan pada waktu-waktu lainnya, seperti pada awal malam atau pada separuh malam. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Tidak mengapa jika seseorang mengerjakan shalat tarawih pada awal malam, pada separuh malam, atau pada sepertiga malam terakhir.” (HR. Abu Dawud)
Demikianlah beberapa aspek penting terkait waktu pelaksanaan shalat tarawih. Dengan memahami waktu pelaksanaan yang tepat, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
Jumlah rakaat
Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam hadis shalat tarawih. Hal ini dikarenakan jumlah rakaat berpengaruh pada keabsahan dan kesempurnaan ibadah shalat tarawih. Dalam hadis shalat tarawih, Nabi Muhammad SAW memberikan tuntunan tentang jumlah rakaat yang dianjurkan untuk dilaksanakan.
Menurut hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat.” Hadis ini menjadi dasar utama dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih. Mayoritas ulama sepakat bahwa shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat, dengan rincian 8 rakaat shalat witir dan 12 rakaat shalat sunnah. Namun, ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa shalat tarawih dapat dilaksanakan dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit, seperti 8 rakaat atau 10 rakaat.
Memahami jumlah rakaat dalam hadis shalat tarawih memiliki beberapa aplikasi praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam dalam melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, sehingga ibadah yang dilakukan menjadi sah dan sempurna. Kedua, dapat menjadi pedoman dalam berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam tentang shalat tarawih kepada masyarakat luas.
Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih merupakan aspek penting dalam hadis shalat tarawih. Hal ini dikarenakan tata cara pelaksanaan berpengaruh pada keabsahan dan kesempurnaan ibadah shalat tarawih. Dalam hadis shalat tarawih, Nabi Muhammad SAW memberikan tuntunan tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih, mulai dari niat, gerakan, hingga doa-doa yang dibaca.
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
- Niat
- Takbiratul ihram
- Rakaat
- Gerakan shalat
- Doa-doa
Memahami tata cara pelaksanaan shalat tarawih memiliki beberapa aplikasi praktis. Pertama, dapat membantu umat Islam dalam melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, sehingga ibadah yang dilakukan menjadi sah dan sempurna. Kedua, dapat menjadi pedoman dalam berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam tentang shalat tarawih kepada masyarakat luas.
Sunnah dan Bid’ah
Dalam konteks hadits shalat tarawih, memahami aspek sunnah dan bid’ah sangat penting untuk memastikan pelaksanaan ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan, sedangkan bid’ah adalah segala sesuatu yang baru dalam agama yang tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam.
- Niat
Dalam shalat tarawih, niat yang benar sesuai sunnah adalah “ushalli sunnatal tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala” (saya shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala). Niat bid’ah adalah niat yang menyimpang dari tuntunan Rasulullah SAW, seperti niat shalat tarawih sebagai ibadah wajib atau sebagai pengganti shalat wajib.
- Jumlah Rakaat
Sholat tarawih yang sesuai sunnah dilaksanakan sebanyak 20 rakaat, terdiri dari 8 rakaat shalat witir dan 12 rakaat shalat sunnah. Melaksanakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang berbeda, seperti 8 rakaat atau 100 rakaat, termasuk bid’ah.
- Tata Cara Pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sesuai sunnah adalah dengan mengikuti gerakan dan bacaan shalat sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Melakukan gerakan atau bacaan yang berbeda, seperti membaca doa qunut pada setiap rakaat, termasuk bid’ah.
- Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih sesuai sunnah adalah setelah shalat Isya hingga sebelum shalat Subuh. Melaksanakan shalat tarawih pada waktu yang berbeda, seperti pada siang hari atau setelah shalat Subuh, termasuk bid’ah.
Memahami aspek sunnah dan bid’ah dalam hadits shalat tarawih sangat penting untuk menjaga kesesuaian ibadah dengan ajaran Islam. Dengan melaksanakan shalat tarawih sesuai sunnah, umat Islam dapat memperoleh pahala yang besar dan terhindar dari perbuatan bid’ah yang dapat merusak ibadah.
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembangan merupakan aspek penting dalam memahami hadis shalat tarawih. Hal ini dikarenakan sejarah perkembangan memberikan konteks dan latar belakang tentang bagaimana shalat tarawih berkembang dan berubah sepanjang waktu, sehingga kita dapat memahami praktik shalat tarawih saat ini dengan lebih baik.
Salah satu contoh nyata sejarah perkembangan dalam hadis shalat tarawih adalah perubahan jumlah rakaat. Pada masa Nabi Muhammad SAW, shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 8 rakaat. Namun, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, jumlah rakaat ditambah menjadi 20 rakaat. Perubahan ini dilakukan untuk mengakomodasi semakin banyaknya umat Islam yang ingin melaksanakan shalat tarawih.
Selain itu, sejarah perkembangan juga membantu kita memahami perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang praktik shalat tarawih. Misalnya, ada perbedaan pendapat tentang waktu pelaksanaan shalat tarawih, di mana sebagian ulama berpendapat bahwa shalat tarawih dapat dilaksanakan setelah shalat Isya, sementara sebagian lainnya berpendapat bahwa shalat tarawih lebih utama dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir. Perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa praktik shalat tarawih telah mengalami perkembangan dan penyesuaian seiring berjalannya waktu.
Memahami sejarah perkembangan hadis shalat tarawih memberikan beberapa manfaat praktis. Pertama, dapat membantu kita dalam memahami praktik shalat tarawih saat ini dan alasan di baliknya. Kedua, dapat menjadi dasar dalam berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam tentang shalat tarawih kepada masyarakat luas. Ketiga, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait praktik shalat tarawih, sehingga kita dapat melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dan sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi.
Dalil Pendukung
Dalil pendukung merupakan aspek penting dalam memahami hadis shalat tarawih karena memperkuat dan memberikan dasar hukum bagi pelaksanaan ibadah ini. Dalil pendukung dapat berupa ayat Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, atau ijma’ (kesepakatan) ulama.
- Ayat Al-Qur’an
Salah satu dalil pendukung shalat tarawih terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadr ayat 3-5 yang artinya: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu adalah malam penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” Ayat ini menunjukkan adanya ibadah khusus yang dilakukan pada malam bulan Ramadan, yang diyakini sebagian ulama sebagai shalat tarawih.
- Hadis Nabi Muhammad SAW
Selain ayat Al-Qur’an, dalil pendukung shalat tarawih juga terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW, di antaranya:
- Dari Aisyah RA, beliau berkata, “Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat sebelas rakaat pada malam Ramadan dan tidak beliau panjangkan dan tidak pula beliau pendekkan.” (HR. Bukhari)
- Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat pada malam Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Ijma’ Ulama
Dalil pendukung shalat tarawih juga diperkuat oleh ijma’ (kesepakatan) ulama. Mayoritas ulama sepakat bahwa shalat tarawih adalah ibadah yang disunnahkan pada bulan Ramadan.
Dengan adanya dalil-dalil pendukung yang kuat dari Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, dan ijma’ ulama, maka ibadah shalat tarawih memiliki dasar hukum yang jelas dan kuat dalam agama Islam.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Hadits Shalat Tarawih
Pertanyaan dan jawaban berikut disusun untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hadits shalat tarawih, termasuk pengertian, hukum, dan tata cara pelaksanaannya. Pertanyaan-pertanyaan ini mengantisipasi pertanyaan umum yang mungkin muncul di benak pembaca.
Pertanyaan 1: Apa pengertian hadits shalat tarawih?
Jawaban: Hadits shalat tarawih adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan, terkait dengan pelaksanaan shalat tarawih.
Pertanyaan 2: Apa hukum shalat tarawih?
Jawaban: Shalat tarawih hukumnya sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Pertanyaan 3: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Jawaban: Mayoritas ulama sepakat bahwa shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat, dengan rincian 8 rakaat shalat witir dan 12 rakaat shalat sunnah.
Pertanyaan 4: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?
Jawaban: Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya hingga sebelum shalat Subuh.
Pertanyaan 5: Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat tarawih?
Jawaban: Tata cara pelaksanaan shalat tarawih secara umum sama dengan shalat sunnah lainnya, dengan beberapa perbedaan pada niat dan jumlah rakaat.
Pertanyaan 6: Apa saja keutamaan shalat tarawih?
Jawaban: Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya menghapus dosa, mendapatkan pahala besar, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar hadits shalat tarawih. Memahami hadits shalat tarawih sangat penting karena menjadi landasan utama dalam melaksanakan ibadah ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Dengan melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan penuh kekhusyukan, semoga kita dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang besar dari Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah perkembangan hadits shalat tarawih dan perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait praktik shalat tarawih.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih Sesuai Hadits
Melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW sangat penting untuk memperoleh pahala dan keberkahan yang maksimal. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:
Tip 1: Niatkan dengan Benar
Niatkan shalat tarawih karena Allah SWT, sebagai ibadah sunnah yang ingin dikerjakan sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Tip 2: Kerjakan dengan Tertib dan Khusyuk
Kerjakan shalat tarawih dengan tertib sesuai dengan tata cara yang telah diajarkan, serta khusyuklah dalam setiap gerakan dan bacaannya.
Tip 3: Sempurnakan Jumlah Rakaat
Kerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang sempurna, yaitu 20 rakaat, terdiri dari 8 rakaat shalat witir dan 12 rakaat shalat sunnah.
Tip 4: Jaga Waktu Pelaksanaan
Laksanakan shalat tarawih pada waktu yang dianjurkan, yaitu setelah shalat Isya hingga sebelum shalat Subuh.
Tip 5: Berjamaah di Masjid
Jika memungkinkan, laksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid untuk menambah kekhusyukan dan kebersamaan.
Tip 6: Tadarus Al-Qur’an
Sempurnakan ibadah shalat tarawih dengan membaca atau mendengarkan tadarus Al-Qur’an setelah selesai shalat.
Tip 7: Berdoa dengan Sungguh-sungguh
Manfaatkan waktu shalat tarawih untuk memanjatkan doa-doa dengan sungguh-sungguh, terutama doa memohon ampunan dan keberkahan.
Dengan mengikuti tips-tips ini, semoga kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan penuh kekhusyukan, sehingga memperoleh pahala dan keberkahan yang besar dari Allah SWT.
Tips-tips ini tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kualitas ibadah shalat tarawih, tetapi juga sejalan dengan semangat bulan Ramadan sebagai bulan penuh berkah dan peningkatan ibadah kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, kita dapat memaksimalkan kesempatan untuk meraih keutamaan dan ampunan di bulan yang suci ini.
Kesimpulan
Artikel ini telah mengupas tuntas tentang hadis shalat tarawih, mulai dari pengertian, hukum, tata cara pelaksanaan, hingga keutamaannya. Memahami hadis shalat tarawih sangat penting karena menjadi landasan utama dalam melaksanakan ibadah ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari artikel ini adalah:
- Hadis shalat tarawih merupakan segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan, terkait dengan pelaksanaan shalat tarawih. Hukum shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
- Tata cara pelaksanaan shalat tarawih secara umum sama dengan shalat sunnah lainnya, dengan beberapa perbedaan pada niat dan jumlah rakaat. Shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat, dengan waktu pelaksanaan setelah shalat Isya hingga sebelum shalat Subuh.
- Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya menghapus dosa, mendapatkan pahala besar, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan penuh kekhusyukan, semoga kita dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang besar dari Allah SWT.
Demikianlah pembahasan kita tentang hadis shalat tarawih. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita tentang ibadah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan ini. Marilah kita laksanakan shalat tarawih dengan baik dan penuh kekhusyukan, agar kita dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang besar dari Allah SWT.