Hukum Melaksanakan Salat Tarawih Adalah

jurnal


Hukum Melaksanakan Salat Tarawih Adalah

Hukum melaksanakan salat tarawih adalah sunah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Salat tarawih merupakan salah satu ibadah yang istimewa di bulan Ramadan, dan memiliki banyak keutamaan. Salah satu contoh keutamaannya adalah pahala yang berlipat ganda, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang melaksanakan salat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain memiliki keutamaan dari sisi pahala, salat tarawih juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Salat tarawih dapat membantu meningkatkan kebugaran tubuh, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas tidur. Dari sisi historis, salat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Rasulullah SAW pada malam ke-23 bulan Ramadan. Seiring berjalannya waktu, salat tarawih menjadi tradisi yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang hukum, keutamaan, manfaat, dan sejarah salat tarawih. Kita juga akan mengulas beberapa amalan sunah yang dapat dilakukan selama bulan Ramadan, termasuk salat tarawih.

hukum melaksanakan salat tarawih adalah

Aspek-aspek hukum melaksanakan salat tarawih sangat penting untuk dipahami oleh umat Islam, karena berkaitan dengan tata cara pelaksanaan ibadah yang disyariatkan. Berikut adalah 10 aspek penting terkait hukum melaksanakan salat tarawih:

  • Waktu pelaksanaan
  • Jumlah rakaat
  • Cara pelaksanaan
  • Hukum bagi yang meninggalkannya
  • Keutamaan mengerjakannya
  • Tata cara qunut
  • Doa setelah salat tarawih
  • Tempat pelaksanaan
  • Makmum terlambat
  • Salat tarawih berjamaah

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan dalam pelaksanaan salat tarawih. Misalnya, waktu pelaksanaan salat tarawih dimulai setelah salat isya hingga menjelang salat subuh. Jumlah rakaatnya yang disunahkan adalah 20 rakaat, yang dikerjakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Tata cara pelaksanaannya mengikuti tata cara salat sunah pada umumnya, dengan beberapa perbedaan seperti adanya qunut pada rakaat terakhir. Hukum bagi yang meninggalkannya adalah makruh, artinya tidak berdosa tetapi dianjurkan untuk dikerjakan. Keutamaan mengerjakan salat tarawih sangat besar, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan salat tarawih adalah salah satu aspek penting yang berkaitan dengan hukum melaksanakan salat tarawih. Salat tarawih hukumnya sunah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Waktu pelaksanaan salat tarawih dimulai setelah salat isya hingga menjelang salat subuh. Salat tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala, atau dikerjakan sendiri-sendiri di rumah.

Waktu pelaksanaan salat tarawih yang utama adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa beliau bersabda: “Salat malam yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir.” (HR. Muslim). Namun, salat tarawih juga dapat dikerjakan pada waktu-waktu lainnya setelah salat isya hingga menjelang salat subuh.

Bagi sebagian orang, mungkin sulit untuk melaksanakan salat tarawih pada sepertiga malam terakhir karena berbagai alasan, seperti pekerjaan atau kesibukan lainnya. Dalam hal ini, salat tarawih tetap dapat dikerjakan pada waktu-waktu lainnya setelah salat isya. Yang terpenting adalah melaksanakan salat tarawih dengan niat yang ikhlas dan mengharapkan pahala dari Allah SWT.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam hukum melaksanakan salat tarawih. Salat tarawih disunahkan dilaksanakan dengan jumlah 8 rakaat, ditambah 3 rakaat witir. Jumlah rakaat ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

  • Rakaat awal

    Rakaat awal terdiri dari 4 rakaat, dikerjakan dengan 2 salam. Pada setiap rakaat, disunahkan membaca 1 juz Al-Qur’an.

  • Rakaat pertengahan

    Rakaat pertengahan juga terdiri dari 4 rakaat, dikerjakan dengan 2 salam. Pada setiap rakaat, disunahkan membaca 1 juz Al-Qur’an.

  • Rakaat akhir

    Rakaat akhir terdiri dari 3 rakaat witir, dikerjakan dengan 1 salam. Pada rakaat pertama dan kedua, disunahkan membaca 1 juz Al-Qur’an, sedangkan pada rakaat terakhir, disunahkan membaca doa qunut.

Jumlah rakaat salat tarawih yang disunahkan tersebut merupakan jumlah yang paling utama. Namun, tidak mengapa jika dikerjakan dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit atau lebih banyak, asalkan tetap berjumlah ganjil. Yang terpenting adalah melaksanakan salat tarawih dengan niat yang ikhlas dan mengharapkan pahala dari Allah SWT.

Cara pelaksanaan

Cara pelaksanaan salat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang berkaitan dengan hukum melaksanakan salat tarawih. Salat tarawih yang dikerjakan dengan cara yang sesuai dengan sunnah akan mendapatkan pahala yang lebih besar dan lebih afdal. Sebaliknya, salat tarawih yang dikerjakan dengan cara yang tidak sesuai dengan sunnah, maka pahalanya akan berkurang.

Beberapa cara pelaksanaan salat tarawih yang sesuai dengan sunnah antara lain:

  • Dikerjakan secara berjamaah di masjid atau mushala.
  • Dimakmumi oleh seorang imam yang hafiz Al-Qur’an.
  • Dikerjakan dengan tuma’ninah (tenang dan tidak terburu-buru).
  • Membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek lainnya dengan tartil (jelas dan sesuai dengan makhraj huruf).
  • Melakukan qunut pada rakaat terakhir.
  • Mengerjakan salat witir sebagai penutup salat tarawih.

Dengan melaksanakan salat tarawih sesuai dengan cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, maka kita akan mendapatkan pahala yang lebih besar dan lebih afdal. Selain itu, salat tarawih yang dikerjakan dengan cara yang benar juga akan lebih bermakna dan lebih khusyuk.

Hukum bagi yang meninggalkannya

Hukum bagi yang meninggalkannya merupakan salah satu aspek penting dalam hukum melaksanakan salat tarawih. Salat tarawih hukumnya sunah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Meninggalkan salat tarawih tanpa alasan yang syar’i hukumnya makruh, artinya tidak berdosa tetapi dianjurkan untuk dikerjakan. Berikut adalah beberapa aspek terkait hukum bagi yang meninggalkan salat tarawih.

  • Meninggalkan seluruh salat tarawih

    Meninggalkan seluruh salat tarawih tanpa alasan yang syar’i hukumnya makruh. Alasan yang syar’i antara lain sakit, bepergian jauh, atau karena uzur lainnya.

  • Meninggalkan sebagian salat tarawih

    Meninggalkan sebagian salat tarawih tanpa alasan yang syar’i hukumnya juga makruh. Misalnya, seseorang hanya mengerjakan 8 rakaat dari 20 rakaat yang disunahkan.

  • Meninggalkan salat tarawih karena malas

    Meninggalkan salat tarawih karena malas hukumnya makruh. Salat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, sehingga meninggalkannya karena alasan malas sangat tidak dianjurkan.

  • Meninggalkan salat tarawih karena meremehkan

    Meninggalkan salat tarawih karena meremehkan hukumnya haram. Meremehkan ibadah apa pun, termasuk salat tarawih, merupakan dosa besar.

Dengan memahami hukum bagi yang meninggalkannya, diharapkan kita dapat lebih semangat dan istiqomah dalam mengerjakan salat tarawih. Salat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, sehingga sangat disayangkan jika kita meninggalkannya tanpa alasan yang syar’i.

Keutamaan mengerjakannya

Keutamaan mengerjakan salat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang berkaitan dengan hukum melaksanakan salat tarawih. Salat tarawih hukumnya sunah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Salah satu alasan mengapa salat tarawih sangat dianjurkan adalah karena memiliki banyak keutamaan.

Beberapa keutamaan mengerjakan salat tarawih antara lain:

  • Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
  • Diampuni dosa-dosa yang telah lalu
  • Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
  • Menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
  • Mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW

Dengan memahami keutamaan mengerjakan salat tarawih, diharapkan kita dapat lebih semangat dan istiqomah dalam mengerjakannya. Salat tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, sehingga sangat disayangkan jika kita meninggalkannya tanpa alasan yang syar’i.

Tata Cara Qunut

Tata cara qunut adalah salah satu bagian dari salat tarawih yang memiliki keutamaan tersendiri. Qunut dalam salat tarawih dilakukan pada rakaat terakhir, setelah rukuk dan sebelum i’tidal. Tata cara qunut dimulai dengan membaca doa iftitah qunut, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa qunut nazilah, dan diakhiri dengan membaca doa penutup qunut.

Qunut merupakan bagian penting dari hukum melaksanakan salat tarawih. Hal ini dikarenakan qunut merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW dalam melaksanakan salat tarawih. Selain itu, qunut juga memiliki keutamaan tersendiri, di antaranya adalah dapat menghapus dosa-dosa, dikabulkannya doa, dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW.

Dalam praktiknya, qunut dapat dilakukan secara jahr (keras) atau sirr (pelan). Pada umumnya, qunut dilakukan secara jahr pada rakaat terakhir salat witir pada malam-malam ganjil selama bulan Ramadan. Qunut juga dapat dilakukan secara jahr pada rakaat terakhir salat tarawih pada malam-malam tertentu, seperti pada malam pertama, malam ke-15, dan malam terakhir bulan Ramadan.

Dengan memahami tata cara qunut dan keutamaannya dalam hukum melaksanakan salat tarawih, diharapkan kita dapat melaksanakan salat tarawih dengan lebih baik dan sempurna. Qunut merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam salat tarawih, sehingga sangat disayangkan jika kita meninggalkannya.

Doa setelah salat tarawih

Doa setelah salat tarawih merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan setelah melaksanakan salat tarawih. Hukum melaksanakan salat tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Melaksanakan salat tarawih tanpa disertai dengan doa setelahnya dianggap kurang sempurna. Doa setelah salat tarawih memiliki keutamaan tersendiri, yaitu dapat menambah pahala dan keberkahan bagi yang mengamalkannya.

Terdapat berbagai macam doa yang bisa dibaca setelah salat tarawih. Salah satu doa yang umum dibaca adalah doa berikut:

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul-‘afwa fa’fu ‘anni”Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku.”Membaca doa setelah salat tarawih dapat menjadi salah satu bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT. Dengan membaca doa setelah salat tarawih, kita menunjukkan kerendahan hati dan rasa syukur kita atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Selain itu, doa setelah salat tarawih juga dapat menjadi sarana untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat.

Memahami hubungan antara doa setelah salat tarawih dan hukum melaksanakan salat tarawih adalah sangat penting bagi umat Islam. Dengan memahami hubungan tersebut, kita dapat melaksanakan salat tarawih dengan lebih baik dan sempurna. Doa setelah salat tarawih merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan. Oleh karena itu, jangan sampai kita meninggalkannya.

Tempat pelaksanaan

Tempat pelaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam hukum melaksanakan salat tarawih. Salat tarawih hukumnya sunah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Tempat pelaksanaan salat tarawih yang utama adalah di masjid atau mushala. Namun, salat tarawih juga dapat dikerjakan di tempat lain, seperti di rumah atau di tempat kerja, jika terdapat alasan yang syar’i.

  • Masjid atau mushala

    Masjid atau mushala merupakan tempat yang paling utama untuk melaksanakan salat tarawih. Hal ini karena masjid atau mushala adalah tempat ibadah yang khusus diperuntukkan untuk umat Islam.

  • Rumah

    Salat tarawih juga dapat dikerjakan di rumah jika terdapat alasan yang syar’i, seperti sakit atau karena jarak yang jauh ke masjid atau mushala.

  • Tempat kerja

    Jika memungkinkan, salat tarawih juga dapat dikerjakan di tempat kerja. Hal ini dapat dilakukan jika terdapat ruangan yang cukup luas dan bersih untuk melaksanakan salat.

  • Tempat umum lainnya

    Salat tarawih juga dapat dikerjakan di tempat umum lainnya, seperti di lapangan atau di taman. Namun, perlu diperhatikan bahwa tempat tersebut haruslah bersih dan tidak mengganggu orang lain.

Dengan memahami tempat pelaksanaan salat tarawih, diharapkan kita dapat melaksanakan salat tarawih dengan lebih baik dan sempurna. Tempat pelaksanaan salat tarawih yang tepat akan menambah kekhusyukan dan ketenangan dalam melaksanakan ibadah.

Makmum terlambat

Ketika membahas hukum melaksanakan salat tarawih, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah hukum bagi makmum yang terlambat. Dalam salat tarawih berjamaah, keterlambatan makmum dapat memengaruhi sah atau tidaknya salat tarawih yang dikerjakannya.

  • Hukum bagi makmum yang terlambat

    Jika makmum terlambat hingga imam telah menyelesaikan seluruh rakaat salat tarawih, maka salat tarawih yang dikerjakannya tidak sah. Makmum tersebut harus mengganti salat tarawih yang terlewat pada waktu lain.

  • Hukum bagi makmum yang terlambat sebagian rakaat

    Jika makmum terlambat hanya sebagian rakaat, maka ia dapat mengikuti salat tarawih yang sedang dikerjakan imam. Makmum tersebut dapat mengqada rakaat-rakaat yang terlewat setelah imam selesai salat tarawih.

  • Cara mengqada rakaat yang terlewat

    Makmum yang terlambat sebagian rakaat dapat mengqada rakaat yang terlewat dengan cara mengerjakan salat sunnah biasa. Makmum tidak perlu membaca niat salat tarawih lagi, cukup membaca niat salat sunnah.

  • Keutamaan mengikuti salat tarawih berjamaah

    Meskipun makmum terlambat sebagian rakaat, sebaiknya ia tetap mengikuti salat tarawih berjamaah. Hal ini karena salat tarawih berjamaah memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan salat tarawih yang dikerjakan sendiri.

Dengan memahami hukum bagi makmum yang terlambat, diharapkan para makmum dapat lebih disiplin dalam mengikuti salat tarawih berjamaah. Disiplin waktu sangat penting dalam salat tarawih berjamaah agar tidak merugikan makmum lain dan imam yang memimpin salat.

Salat tarawih berjamaah

Salat tarawih berjamaah merupakan salah satu bagian penting dalam hukum melaksanakan salat tarawih. Hukum melaksanakan salat tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Salat tarawih berjamaah memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan salat tarawih yang dikerjakan sendiri. Hal ini dikarenakan salat tarawih berjamaah lebih sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Salat tarawih berjamaah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:

  • Mendapatkan pahala yang lebih besar
  • Lebih berkah
  • Lebih khusyuk
  • Lebih memotivasi
  • Lebih mempererat ukhuwah Islamiyah

Selain itu, salat tarawih berjamaah juga dapat menjadi sarana untuk belajar dan memperbaiki bacaan salat. Dengan mengikuti salat tarawih berjamaah, kita dapat meniru bacaan imam yang biasanya memiliki bacaan yang baik dan sesuai dengan tajwid.

Dalam praktiknya, salat tarawih berjamaah biasanya dilaksanakan di masjid atau mushala. Salat tarawih berjamaah dipimpin oleh seorang imam yang bertugas membaca doa dan memimpin gerakan salat. Makmum yang mengikuti salat tarawih berjamaah cukup mengikuti gerakan imam dan membaca doa-doa yang dibaca oleh imam. Dengan memahami hukum melaksanakan salat tarawih dan keutamaan salat tarawih berjamaah, diharapkan umat Islam dapat lebih semangat dan istiqomah dalam melaksanakan salat tarawih berjamaah.

Tanya Jawab Seputar Hukum Melaksanakan Salat Tarawih

Berikut adalah beberapa tanya jawab seputar hukum melaksanakan salat tarawih yang perlu diketahui oleh umat Islam:

Pertanyaan 1: Apakah hukum melaksanakan salat tarawih?

Jawaban: Hukum melaksanakan salat tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat salat tarawih yang disunahkan?

Jawaban: Jumlah rakaat salat tarawih yang disunahkan adalah 20 rakaat, ditambah 3 rakaat witir.

Pertanyaan 3: Di mana tempat yang paling utama untuk melaksanakan salat tarawih?

Jawaban: Tempat yang paling utama untuk melaksanakan salat tarawih adalah di masjid atau mushala.

Pertanyaan 4: Apakah hukumnya jika terlambat mengikuti salat tarawih berjamaah?

Jawaban: Jika terlambat hingga imam selesai, maka salat tarawih tidak sah. Jika terlambat sebagian rakaat, maka ikuti salat tarawih berjamaah dan qada rakaat yang terlewat setelah imam selesai.

Pertanyaan 5: Apa keutamaan salat tarawih berjamaah?

Jawaban: Keutamaan salat tarawih berjamaah adalah mendapatkan pahala yang lebih besar, lebih berkah, lebih khusyuk, lebih memotivasi, dan lebih mempererat ukhuwah Islamiyah.

Pertanyaan 6: Apakah diperbolehkan meninggalkan salat tarawih tanpa alasan yang syar’i?

Jawaban: Meninggalkan salat tarawih tanpa alasan yang syar’i hukumnya makruh, artinya tidak berdosa tetapi dianjurkan untuk dikerjakan.

Demikianlah beberapa tanya jawab seputar hukum melaksanakan salat tarawih yang perlu diketahui oleh umat Islam. Memahami hukum dan keutamaan salat tarawih akan meningkatkan motivasi dan semangat kita dalam melaksanakan ibadah tersebut.

Pada bagian berikutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara pelaksanaan salat tarawih yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Tips Melaksanakan Salat Tarawih

Setelah memahami hukum dan keutamaan salat tarawih, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk melaksanakan salat tarawih dengan lebih baik dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW:

Tip 1: Niat yang Ikhlas

Niatkan salat tarawih karena Allah SWT semata, untuk mendapatkan pahala dan ridha-Nya.

Tip 2: Berjamaah di Masjid

Utamakan melaksanakan salat tarawih secara berjamaah di masjid atau mushala, karena pahalanya lebih besar.

Tip 3: Baca Al-Qur’an dengan Tartil

Baca surat-surat Al-Qur’an dengan tartil dan tadabbur maknanya, agar salat tarawih lebih bermakna.

Tip 4: Qunut pada Rakaat Terakhir

Lakukan qunut pada rakaat terakhir salat tarawih, dengan membaca doa iftitah, doa nazilah, dan doa penutup qunut.

Tip 5: Berdoa setelah Salat Tarawih

Setelah selesai salat tarawih, jangan lupa untuk membaca doa setelah salat tarawih untuk menambah pahala.

Tip 6: Jaga Kekhusyukan

Jaga kekhusyukan dan konsentrasi selama melaksanakan salat tarawih, agar ibadah lebih bermakna.

Tip 7: Perbaiki Bacaan

Gunakan salat tarawih sebagai kesempatan untuk memperbaiki bacaan salat, dengan meniru bacaan imam.

Tip 8: Istiqamah

Istiqamah dalam melaksanakan salat tarawih sepanjang bulan Ramadan, agar mendapatkan pahala yang maksimal.

Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan salat tarawih dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Salat tarawih yang berkualitas akan meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT.

Pada bagian terakhir, kita akan menyimpulkan pembahasan tentang hukum dan pelaksanaan salat tarawih, serta mengaitkannya dengan hikmah dan manfaat ibadah tersebut bagi umat Islam.

Kesimpulan

Hukum melaksanakan salat tarawih adalah sunah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Salat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah mendapatkan pahala yang berlipat ganda, diampuni dosa-dosa yang telah lalu, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Salat tarawih yang dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW akan memberikan dampak positif bagi kehidupan seorang muslim.

Salah satu hikmah dari ibadah salat tarawih adalah untuk melatih kesabaran dan ketahanan dalam beribadah. Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, sehingga sangat tepat jika kita memperbanyak ibadah pada bulan ini, termasuk salat tarawih. Selain itu, salat tarawih juga menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah, karena biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau mushala.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru