Hukum sholat tarawih adalah sesuatu yang diperdebatkan oleh para ulama, ada yang mengatakan bahwa sholat tarawih hukumnya sunnah muakkad dan ada pula yang mengatakan bahwa sholat tarawih hukumnya wajib. Sholat tarawih merupakan salah satu ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan, biasanya dilaksanakan setelah sholat Isya dan dilakukan secara berjamaah.
Sholat tarawih memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, melatih kesabaran dan kekhusyukan, serta dapat menghapus dosa-dosa kecil. Sejarah sholat tarawih berawal pada zaman Nabi Muhammad SAW, pada awalnya sholat tarawih dilakukan secara individu, namun kemudian Nabi Muhammad SAW menyatukannya menjadi berjamaah dan dilakukan di masjid.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang hukum sholat tarawih, perbedaan pendapat di kalangan ulama, serta dalil-dalil yang mendukung pendapat masing-masing.
hukum sholat tarawih
Hukum sholat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami oleh umat Islam, terutama menjelang bulan Ramadhan. Hukum sholat tarawih memiliki beberapa dimensi yang perlu dikaji, diantaranya:
- Waktu pelaksanaan
- Jumlah rakaat
- Hukum melaksanakannya
- Tata cara pelaksanaannya
- Keutamaan mengerjakannya
- Dalil pensyariatannya
- Perbedaan pendapat ulama
- Pandangan madzhab yang ada
Dengan memahami berbagai aspek hukum sholat tarawih tersebut, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat. Pemahaman yang mendalam juga dapat menghindari perbedaan pendapat yang tidak perlu dan mempersatukan umat dalam beribadah.
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan sholat tarawih memiliki kaitan erat dengan hukum sholat tarawih. Sholat tarawih hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan, namun tidak wajib. Salah satu syarat sah sholat tarawih adalah dikerjakan pada waktu antara sholat Isya dan terbit fajar.
Waktu pelaksanaan sholat tarawih yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, beliau bersabda: “Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doanya. Siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku beri. Dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.'” (HR. Tirmidzi)
Dalam praktiknya, sholat tarawih biasanya dilaksanakan setelah sholat Isya berjamaah di masjid-masjid. Jumlah rakaatnya bervariasi, ada yang 8 rakaat, 12 rakaat, 20 rakaat, atau bahkan lebih. Namun, yang paling utama adalah 8 rakaat atau 20 rakaat. Sholat tarawih dikerjakan secara berjamaah, dan diimami oleh seorang imam.
Memahami waktu pelaksanaan sholat tarawih sangat penting karena berkaitan dengan keabsahan dan keutamaan sholat tarawih. Dengan melaksanakan sholat tarawih pada waktu yang tepat, diharapkan umat Islam dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang maksimal dari ibadah tersebut.
Jumlah rakaat
Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam hukum sholat tarawih. Jumlah rakaat yang dikerjakan akan berpengaruh pada sah atau tidaknya sholat tarawih yang dikerjakan.
- Jumlah Rakaat Minimal
Jumlah rakaat sholat tarawih paling sedikit adalah 2 rakaat. Sholat tarawih yang dikerjakan kurang dari 2 rakaat tidak dianggap sah.
- Jumlah Rakaat Maksimal
Dalam madzhab Syafi’i, jumlah rakaat sholat tarawih tidak dibatasi. Namun, umumnya sholat tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat atau 20 rakaat.
- Jumlah Rakaat Ideal
Jumlah rakaat sholat tarawih yang paling utama adalah 8 rakaat atau 20 rakaat. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
- Jumlah Rakaat Berdasarkan Imam
Dalam sholat tarawih berjamaah, jumlah rakaat yang dikerjakan mengikuti jumlah rakaat yang dikerjakan oleh imam. Makmum tidak boleh menambah atau mengurangi jumlah rakaat tanpa seizin imam.
Memahami jumlah rakaat sholat tarawih sangat penting agar sholat tarawih yang dikerjakan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan mengerjakan sholat tarawih dengan jumlah rakaat yang benar, diharapkan umat Islam dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang maksimal dari ibadah tersebut.
Hukum melaksanakannya
Hukum melaksanakan sholat tarawih memiliki keterkaitan yang erat dengan hukum sholat tarawih itu sendiri. Sebab, hukum melaksanakan sholat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang menentukan sah atau tidaknya sholat tarawih yang dikerjakan.
Dalam hukum Islam, sholat tarawih hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan, namun tidak wajib. Dengan demikian, hukum melaksanakan sholat tarawih juga menjadi sunnah muakkad. Artinya, umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan sholat tarawih pada bulan Ramadhan.
Salah satu real-life example dari hukum melaksanakan sholat tarawih adalah banyaknya umat Islam yang berbondong-bondong melaksanakan sholat tarawih di masjid-masjid pada bulan Ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam sangat antusias untuk melaksanakan ibadah sholat tarawih, sesuai dengan hukum yang telah ditentukan.
Dengan memahami hukum melaksanakan sholat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat. Pemahaman yang mendalam juga dapat menghindari perbedaan pendapat yang tidak perlu dan mempersatukan umat dalam beribadah.
Tata cara pelaksanaannya
Tata cara pelaksanaan sholat tarawih memiliki kaitan erat dengan hukum sholat tarawih. Sebab, tata cara pelaksanaan yang benar merupakan syarat sahnya sholat tarawih. Tata cara pelaksanaan sholat tarawih yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits-hadits sahih.
Salah satu contoh tata cara pelaksanaan sholat tarawih adalah sebagai berikut:
1. Niat sholat tarawih di dalam hati.
2. Takbiratul ihram.
3. Membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek.
4. Ruku’.
5. I’tidal.
6. Sujud dua kali.
7. Duduk di antara dua sujud.
8. Salam.
Memahami tata cara pelaksanaan sholat tarawih sangat penting agar sholat tarawih yang dikerjakan sesuai dengan tuntunan syariat. Dengan melaksanakan sholat tarawih dengan tata cara yang benar, diharapkan umat Islam dapat memperoleh pahala dan keberkahan yang maksimal dari ibadah tersebut.
Keutamaan mengerjakannya
Keutamaan mengerjakan sholat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami oleh umat Islam, terutama menjelang bulan Ramadhan. Hukum sholat tarawih yang sunnah muakkad, menjadikannya sebagai ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan, dengan berbagai keutamaan yang terkandung di dalamnya.
- Penghapus dosa
Salah satu keutamaan mengerjakan sholat tarawih adalah sebagai penghapus dosa, sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang mengerjakan sholat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)
- Pahala yang berlipat ganda
Keutamaan lainnya dari mengerjakan sholat tarawih adalah pahala yang berlipat ganda. Sholat tarawih yang dikerjakan pada bulan Ramadhan, pahalanya dapat dilipatgandakan hingga seperti pahala mengerjakan sholat fardhu pada bulan-bulan lainnya.
- Sebagai bentuk taqarrub kepada Allah
Mengerjakan sholat tarawih juga menjadi salah satu bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam keheningan malam, umat Islam dapat lebih khusyuk dan fokus dalam beribadah, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
- Menjaga kekompakan umat
Sholat tarawih yang dikerjakan secara berjamaah juga dapat menjadi sarana untuk menjaga kekompakan dan persatuan umat Islam. Dengan berkumpul bersama di masjid, umat Islam dapat saling silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan.
Dengan memahami keutamaan mengerjakan sholat tarawih, diharapkan umat Islam dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah tersebut dengan sebaik-baiknya. Sholat tarawih yang dikerjakan dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan, akan memberikan dampak positif bagi kehidupan spiritual umat Islam, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalil pensyariatannya
Dalam hukum Islam, dalil pensyariatan merupakan dasar hukum yang menjadi landasan penetapan suatu hukum. Terkait dengan hukum sholat tarawih, terdapat beberapa dalil pensyariatan yang menjadi acuan para ulama dalam menetapkan hukumnya.
- Al-Quran
Dalam Al-Quran, terdapat ayat-ayat yang mengindikasikan pensyariatan sholat tarawih. Salah satunya adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Qadr ayat 3, yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.” Ayat ini ditafsirkan oleh sebagian ulama sebagai anjuran untuk menghidupkan malam Ramadhan dengan ibadah, termasuk sholat tarawih.
- Hadits
Selain Al-Quran, hadits juga menjadi dalil pensyariatan sholat tarawih. Terdapat beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, yang menyebutkan tentang sholat tarawih yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Salah satu hadits tersebut berbunyi, “Rasulullah SAW biasa mengerjakan sholat sebelas rakaat pada malam Ramadhan.” (HR. Bukhari)
- Ijma’ ulama
Ijma’ ulama merupakan kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum. Dalam hal sholat tarawih, terdapat ijma’ ulama bahwa sholat tarawih hukumnya sunnah muakkad. Artinya, sangat dianjurkan untuk dikerjakan, namun tidak wajib.
- Qiyas
Qiyas merupakan metode penetapan hukum dengan cara mengqiyaskan suatu permasalahan dengan permasalahan lain yang sudah ada hukumnya. Dalam hal sholat tarawih, sholat tarawih diqiyaskan dengan sholat sunnah lainnya yang dikerjakan pada malam hari, seperti sholat witir. Sholat witir hukumnya sunnah muakkad, sehingga sholat tarawih juga ditetapkan hukumnya sunnah muakkad.
Dengan adanya dalil-dalil pensyariatan tersebut, hukum sholat tarawih menjadi jelas, yaitu sunnah muakkad. Artinya, sangat dianjurkan untuk dikerjakan, namun tidak wajib. Sholat tarawih merupakan ibadah yang sangat bermanfaat, baik dari sisi spiritual maupun sosial. Sholat tarawih dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Islam.
Perbedaan pendapat ulama
Perbedaan pendapat ulama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hukum sholat tarawih. Perbedaan pendapat ini muncul disebabkan oleh perbedaan dalam menafsirkan dalil-dalil yang berkaitan dengan sholat tarawih, baik dari Al-Quran maupun hadits. Salah satu contoh perbedaan pendapat ulama dalam hukum sholat tarawih adalah mengenai jumlah rakaat. Sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat sholat tarawih adalah 8 rakaat, sementara sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa jumlah rakaatnya adalah 20 rakaat.
Perbedaan pendapat ulama dalam hukum sholat tarawih tidak serta merta menjadikan hukum sholat tarawih menjadi tidak jelas. Justru, perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa hukum sholat tarawih memiliki keluasan dan fleksibilitas dalam pelaksanaannya. Umat Islam dapat memilih pendapat ulama yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing. Namun, perlu diingat bahwa perbedaan pendapat ini tidak boleh dijadikan alasan untuk mempertentangkan sesama umat Islam. Toleransi dan saling menghormati pendapat orang lain sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat.
Secara praktis, perbedaan pendapat ulama dalam hukum sholat tarawih memberikan dampak yang positif bagi umat Islam. Umat Islam memiliki keleluasaan dalam memilih pendapat ulama yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing. Selain itu, perbedaan pendapat ini juga mendorong umat Islam untuk lebih mendalami ilmu agama, khususnya dalam bidang fikih. Dengan memahami perbedaan pendapat ulama, umat Islam dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melaksanakan ibadah sholat tarawih sesuai dengan tuntunan syariat.
Pandangan madzhab yang ada
Pandangan madzhab yang ada merupakan salah satu aspek penting dalam hukum sholat tarawih. Perbedaan pandangan di kalangan madzhab menunjukkan adanya keluasan dan fleksibilitas dalam pelaksanaan sholat tarawih, sehingga umat Islam dapat memilih pendapat yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing.
- Jumlah Rakaat
Salah satu perbedaan pandangan madzhab yang ada terletak pada jumlah rakaat sholat tarawih. Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa jumlah rakaat sholat tarawih adalah 20 rakaat, sementara madzhab Maliki berpendapat bahwa jumlah rakaatnya adalah 36 rakaat.
- Waktu Pelaksanaan
Perbedaan pandangan madzhab juga terdapat pada waktu pelaksanaan sholat tarawih. Madzhab Hanafi berpendapat bahwa sholat tarawih dapat dilaksanakan setelah sholat Isya hingga sebelum waktu sholat subuh. Sementara itu, madzhab Syafi’i berpendapat bahwa sholat tarawih sebaiknya dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir.
- Hukum Melaksanakan
Pandangan madzhab yang ada juga berbeda dalam menentukan hukum melaksanakan sholat tarawih. Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa sholat tarawih hukumnya sunnah muakkad, sedangkan madzhab Maliki berpendapat bahwa sholat tarawih hukumnya wajib.
- Tata Cara Pelaksanaan
Selain perbedaan dalam jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan hukum melaksanakan, madzhab yang berbeda juga memiliki pandangan yang berbeda dalam tata cara pelaksanaan sholat tarawih. Perbedaan tersebut mencakup bacaan doa qunut, jumlah salam, dan tata cara sholat witir setelah sholat tarawih.
Dengan memahami pandangan madzhab yang ada dalam hukum sholat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah sholat tarawih dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat. Selain itu, perbedaan pandangan ini juga mendorong umat Islam untuk lebih mendalami ilmu agama, khususnya dalam bidang fikih, agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam beribadah.
Tanya Jawab tentang Hukum Sholat Tarawih
Berikut adalah beberapa tanya jawab yang sering diajukan mengenai hukum sholat tarawih:
Pertanyaan 1: Apa hukum melaksanakan sholat tarawih?
Jawaban: Hukum melaksanakan sholat tarawih adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan, namun tidak wajib.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat sholat tarawih?
Jawaban: Jumlah rakaat sholat tarawih tidak ditentukan secara pasti dalam hadits, namun umumnya dikerjakan sebanyak 8 rakaat atau 20 rakaat.
Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan sholat tarawih?
Jawaban: Waktu pelaksanaan sholat tarawih adalah setelah sholat Isya hingga sebelum terbit fajar. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan sholat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir.
Pertanyaan 4: Apakah sholat tarawih harus dikerjakan berjamaah?
Jawaban: Sholat tarawih boleh dikerjakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Namun, sholat tarawih berjamaah lebih utama karena pahalanya lebih besar.
Pertanyaan 5: Apakah ada perbedaan pendapat ulama tentang hukum sholat tarawih?
Jawaban: Ya, terdapat perbedaan pendapat ulama tentang hukum sholat tarawih. Ada ulama yang berpendapat bahwa sholat tarawih hukumnya wajib, ada juga yang berpendapat bahwa sholat tarawih hukumnya sunnah muakkad.
Pertanyaan 6: Apa keutamaan mengerjakan sholat tarawih?
Jawaban: Keutamaan mengerjakan sholat tarawih sangat banyak, di antaranya adalah dapat menghapus dosa, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, dan sebagai bentuk taqarrub kepada Allah SWT.
Demikianlah beberapa tanya jawab tentang hukum sholat tarawih. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pemahaman kita tentang ibadah sholat tarawih.
Selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan sholat tarawih yang benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Tips Melaksanakan Sholat Tarawih
Salah satu ibadah utama di bulan Ramadhan adalah sholat tarawih. Sholat tarawih hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Agar sholat tarawih yang kita kerjakan berkualitas dan bernilai ibadah yang tinggi, berikut adalah beberapa tips yang dapat kita terapkan:
Tip 1: Niatkan dengan Ikhlas
Niatkan sholat tarawih semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dilihat orang lain atau mengharapkan pujian.
Tip 2: Berjamaah di Masjid
Sholat tarawih lebih utama dikerjakan secara berjamaah di masjid. Selain pahalanya lebih besar, sholat tarawih berjamaah juga dapat mempererat ukhuwah Islamiyah.
Tip 3: Khusyuk dan Tenang
Kerjakan sholat tarawih dengan khusyuk dan tenang. Hindari ngobrol atau melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan sholat.
Tip 4: Perhatikan Bacaan dan Gerakan
Bacalah ayat-ayat Al-Quran dan lakukan gerakan sholat dengan benar dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Tip 5: Perbanyak Doa dan Dzikir
Perbanyak membaca doa dan dzikir di sela-sela sholat tarawih. Mintalah ampunan, rezeki, dan kebahagiaan kepada Allah SWT.
Tip 6: Jaga Silaturahmi
Sholat tarawih berjamaah juga merupakan kesempatan untuk menjaga silaturahmi dengan sesama umat Islam. Saling sapa dan bertegur sapa sebelum atau sesudah sholat.
Tip 7: Berinfak dan Bersedekah
Berinfak atau bersedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang besar. Manfaatkan momen sholat tarawih untuk mengumpulkan infak atau sedekah dari jamaah.
Tip 8: Tutup dengan Sholat Witir
Setelah sholat tarawih, dianjurkan untuk menutupnya dengan sholat witir. Sholat witir adalah sholat sunnah yang dikerjakan setelah sholat Isya atau setelah sholat tarawih.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, insyaAllah sholat tarawih yang kita kerjakan akan lebih berkualitas dan bernilai ibadah yang tinggi. Semoga kita dapat meraih keberkahan dan ampunan dari Allah SWT di bulan Ramadhan ini.
Tips-tips di atas merupakan bagian penting dalam melaksanakan sholat tarawih dengan baik dan benar. Dengan mengikuti tips-tips tersebut, kita dapat memaksimalkan pahala dan hikmah dari ibadah sholat tarawih.
Kesimpulan
Artikel di atas memberikan pemahaman yang komprehensif tentang hukum sholat tarawih, mulai dari pengertian, dasar hukum, hingga tata cara pelaksanaannya. Hukum sholat tarawih sendiri adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan sholat tarawih, di antaranya jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan hukum melaksanakannya.
Salah satu hal yang menjadi pembahasan menarik dalam hukum sholat tarawih adalah adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama. Perbedaan pendapat ini terjadi dalam beberapa aspek, seperti jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan hukum melaksanakannya. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, umat Islam tetap dianjurkan untuk melaksanakan sholat tarawih sesuai dengan kemampuan masing-masing.
“Hukum sholat tarawih” merupakan salah satu topik penting yang perlu dipahami oleh umat Islam, terutama menjelang bulan Ramadhan. Dengan memahami hukum dan tata cara sholat tarawih dengan baik, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan khusyuk dan bernilai ibadah yang tinggi. Sholat tarawih merupakan kesempatan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta mempererat tali silaturahmi sesama umat Islam.