Hukum Tarawih Adalah

jurnal


Hukum Tarawih Adalah

Hukum tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan. Ibadah ini dilakukan setelah sholat Isya dan biasanya terdiri dari 8 atau 20 rakaat. Salah satu contoh pelaksanaan ibadah tarawih adalah ketika sekelompok orang berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat tarawih bersama-sama.

Ibadah tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk meningkatkan ketakwaan dan mempererat tali silaturahmi. Selain itu, ibadah tarawih juga memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Islam. Pada masa awal Islam, ibadah tarawih dilakukan secara berjamaah di masjid Nabawi.

Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang hukum tarawih, manfaatnya, sejarahnya, dan berbagai hal lainnya yang terkait dengan ibadah ini.

hukum tarawih adalah

Hukum tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadan. Ibadah ini memiliki banyak aspek penting yang perlu dipahami, di antaranya:

  • Pengertian
  • Hukum
  • Waktu pelaksanaan
  • Jumlah rakaat
  • Tata cara pelaksanaan
  • Keutamaan
  • Adab
  • Sunnah
  • Makruh

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk pemahaman yang utuh tentang hukum tarawih. Misalnya, pengertian tarawih sebagai ibadah sunnah menjelaskan hukumnya yang tidak wajib tetapi dianjurkan. Waktu pelaksanaan tarawih yang dimulai setelah sholat Isya dan jumlah rakaatnya yang biasanya 8 atau 20 rakaat juga merupakan aspek penting yang perlu diketahui. Selain itu, tata cara pelaksanaan tarawih yang dilakukan secara berjamaah di masjid juga merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan.

Pengertian

Pengertian adalah hal yang sangat penting dalam memahami hukum tarawih. Pengertian yang benar akan memberikan dasar yang kuat untuk memahami hukum-hukum yang terkait dengan tarawih. Misalnya, jika kita memahami bahwa tarawih adalah ibadah sunnah, maka kita dapat memahami bahwa hukum tarawih adalah tidak wajib tetapi dianjurkan. Demikian juga, jika kita memahami bahwa tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid, maka kita dapat memahami bahwa hukum tarawih secara berjamaah adalah sunnah.

Selain itu, pengertian yang benar juga akan membantu kita untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami hukum tarawih. Misalnya, jika kita memahami bahwa tarawih adalah ibadah sunnah, maka kita tidak akan salah paham dengan menganggap bahwa tarawih adalah ibadah wajib. Demikian juga, jika kita memahami bahwa tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid, maka kita tidak akan salah paham dengan menganggap bahwa tarawih hanya boleh dilakukan secara berjamaah di masjid.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian adalah komponen yang sangat penting dalam memahami hukum tarawih. Pengertian yang benar akan memberikan dasar yang kuat untuk memahami hukum-hukum yang terkait dengan tarawih, menghindari kesalahpahaman, dan mengamalkan ibadah tarawih sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Hukum

Dalam konteks hukum tarawih adalah, hukum mengacu pada ketentuan atau aturan yang mengatur ibadah tarawih. Ketentuan tersebut mencakup berbagai aspek, di antaranya:

  • Wajib
    Tarawih hukumnya wajib bagi sebagian ulama, seperti Imam Malik dan Imam Asy-Syafi’i. Mereka berpendapat bahwa tarawih adalah ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW dan telah dikerjakan secara berjamaah pada masa beliau.
  • Sunnah
    Tarawih hukumnya sunnah bagi sebagian ulama lainnya, seperti Imam Hanafi dan Imam Hanbali. Mereka berpendapat bahwa tarawih tidak termasuk ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW dan tidak ada dalil yang jelas tentang pelaksanaan tarawih secara berjamaah pada masa beliau.
  • Mubah
    Tarawih hukumnya mubah bagi sebagian ulama kontemporer. Mereka berpendapat bahwa tarawih adalah ibadah yang tidak termasuk dalam kategori wajib atau sunnah, sehingga pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing individu.
  • Makruh
    Tarawih hukumnya makruh bagi sebagian ulama, seperti Imam Abu Hanifah. Mereka berpendapat bahwa tarawih adalah ibadah yang bid’ah atau tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam.

Dengan demikian, hukum tarawih adalah masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Namun, mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum tarawih adalah sunnah, sehingga dianjurkan untuk dikerjakan sebagai bentuk ibadah tambahan di bulan Ramadan.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam hukum tarawih. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan tarawih berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah tarawih tersebut. Adapun waktu pelaksanaan tarawih secara umum adalah setelah sholat Isya sampai sebelum masuk waktu sholat Subuh.

  • Awal waktu

    Awal waktu pelaksanaan tarawih adalah setelah sholat Isya. Hal ini dikarenakan sholat Isya merupakan sholat wajib yang harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum mengerjakan sholat sunnah, termasuk tarawih.

  • Akhir waktu

    Akhir waktu pelaksanaan tarawih adalah sebelum masuk waktu sholat Subuh. Hal ini dikarenakan sholat Subuh merupakan sholat wajib yang harus dikerjakan pada waktu Subuh. Jika tarawih dikerjakan setelah masuk waktu Subuh, maka tarawih tersebut tidak sah.

  • Waktu utama

    Waktu utama pelaksanaan tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut adalah waktu yang paling mustajab untuk berdoa.

  • Waktu yang dibolehkan

    Selain waktu utama, tarawih juga boleh dikerjakan pada waktu lainnya, seperti setelah sholat Maghrib atau setelah sholat Tarawih. Namun, mengerjakan tarawih pada waktu utama lebih utama daripada mengerjakan tarawih pada waktu lainnya.

Dengan demikian, waktu pelaksanaan tarawih sangat penting untuk diperhatikan agar ibadah tarawih yang dikerjakan sah dan mendapatkan pahala yang maksimal.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam hukum tarawih. Hal ini dikarenakan jumlah rakaat berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah tarawih tersebut. Adapun jumlah rakaat tarawih yang disunnahkan adalah 8 rakaat atau 20 rakaat. Jumlah rakaat ini didasarkan pada beberapa hadits, di antaranya:

Dari Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW mengerjakan sholat tarawih di bulan Ramadan sebanyak 11 rakaat, yaitu 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir.” (HR. Bukhari)

Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah menambah sholat pada bulan Ramadan baik yang sunnah maupun yang fardhu, kecuali 11 rakaat.” (HR. Bukhari)

Berdasarkan hadits-hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah rakaat tarawih yang disunnahkan adalah 8 rakaat atau 20 rakaat. Jumlah rakaat ini tidak boleh dikurangi atau ditambah, karena jika dikurangi maka tarawih tidak sah dan jika ditambah maka termasuk bid’ah.

Dengan demikian, jumlah rakaat merupakan komponen penting dalam hukum tarawih. Jumlah rakaat yang disunnahkan adalah 8 rakaat atau 20 rakaat, dan jumlah rakaat ini tidak boleh dikurangi atau ditambah.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan merupakan aspek penting dalam hukum tarawih karena berkaitan dengan sah atau tidaknya ibadah tarawih. Tata cara pelaksanaan tarawih meliputi beberapa komponen, di antaranya:

  • Niat

    Niat merupakan syarat sah sholat, termasuk tarawih. Niat tarawih dibaca sebelum memulai sholat dengan lafaz, “Ushalli sunnatal tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala.

  • Rakaat

    Tarawih dikerjakan dengan jumlah rakaat 8 atau 20 rakaat. Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam.

  • Bacaan

    Bacaan tarawih sama dengan bacaan sholat biasa, yaitu surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya.

  • Doa

    Setelah selesai tarawih, disunnahkan membaca doa witir.

Dengan demikian, tata cara pelaksanaan tarawih perlu diperhatikan dengan baik agar ibadah tarawih yang dikerjakan sah dan mendapatkan pahala yang maksimal.

Keutamaan

Keutamaan merupakan salah satu aspek penting dalam hukum tarawih. Hal ini dikarenakan keutamaan tarawih menjadi salah satu alasan mengapa hukum tarawih menjadi sunnah atau dianjurkan untuk dikerjakan. Keutamaan tarawih disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya:

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang mengerjakan sholat tarawih karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.'” (HR. Bukhari)

Dari Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang mengerjakan sholat tarawih pada bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.'” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadits-hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa keutamaan tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Keutamaan ini menjadi salah satu motivasi utama bagi umat Islam untuk mengerjakan sholat tarawih pada bulan Ramadan.

Dalam kehidupan nyata, keutamaan tarawih dapat dirasakan oleh banyak umat Islam. Banyak umat Islam yang merasakan ketenangan dan kekhusyukan saat mengerjakan sholat tarawih. Selain itu, banyak juga umat Islam yang merasa lebih dekat dengan Allah SWT setelah mengerjakan sholat tarawih.

Dengan demikian, keutamaan tarawih memiliki pengaruh yang besar terhadap hukum tarawih. Keutamaan tarawih menjadi salah satu alasan mengapa hukum tarawih menjadi sunnah atau dianjurkan untuk dikerjakan. Keutamaan tarawih juga menjadi motivasi bagi umat Islam untuk mengerjakan sholat tarawih pada bulan Ramadan.

Adab

Adab merupakan salah satu aspek penting dalam hukum tarawih. Hal ini dikarenakan adab berkaitan dengan tata cara pelaksanaan tarawih yang baik dan benar. Adab tarawih mencakup berbagai hal, di antaranya:

  • Berpakaian sopan dan menutup aurat
  • Berwudhu sebelum sholat
  • Datang ke masjid tepat waktu
  • Tertib dalam sholat
  • Tidak berbicara atau bercanda saat sholat
  • Membaca doa dengan suara yang pelan
  • Tidak meludah atau buang air kecil di masjid

Adab tarawih memiliki pengaruh yang besar terhadap hukum tarawih. Hal ini dikarenakan adab tarawih merupakan salah satu syarat sah sholat tarawih. Jika adab tarawih tidak dipenuhi, maka sholat tarawih tidak sah. Selain itu, adab tarawih juga mempengaruhi pahala yang didapatkan dari sholat tarawih. Semakin baik adab tarawih yang dipenuhi, maka semakin besar pahala yang didapatkan.

Dalam kehidupan nyata, adab tarawih dapat dirasakan oleh banyak umat Islam. Banyak umat Islam yang merasakan ketenangan dan kekhusyukan saat mengerjakan sholat tarawih dengan adab yang baik. Selain itu, banyak juga umat Islam yang merasa lebih dekat dengan Allah SWT setelah mengerjakan sholat tarawih dengan adab yang baik.

Dengan demikian, adab memiliki hubungan yang erat dengan hukum tarawih. Adab merupakan salah satu syarat sah sholat tarawih dan mempengaruhi pahala yang didapatkan dari sholat tarawih. Selain itu, adab tarawih juga berpengaruh terhadap kekhusyukan dan kedekatan dengan Allah SWT saat mengerjakan sholat tarawih.

Sunnah

Sunnah merupakan salah satu aspek penting dalam hukum tarawih. Hal ini dikarenakan sunnah berkaitan dengan amalan-amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan dalam sholat tarawih. Sunnah tarawih mencakup berbagai hal, di antaranya:

  • Membaca doa qunut

    Membaca doa qunut pada rakaat terakhir tarawih termasuk sunnah. Doa qunut dibaca setelah i’tidal pada rakaat terakhir dan sebelum ruku’.

  • Membaca witir

    Membaca witir setelah sholat tarawih termasuk sunnah. Witir dikerjakan sebanyak 3 rakaat dengan niat sholat witir.

  • Berjamaah

    Mengerjakan sholat tarawih secara berjamaah di masjid termasuk sunnah. Sholat tarawih berjamaah lebih utama daripada sholat tarawih sendirian.

  • Menggunakan siwak

    Menggunakan siwak sebelum sholat tarawih termasuk sunnah. Siwak dapat digunakan untuk membersihkan mulut dan menghilangkan bau mulut.

Sunnah tarawih memiliki pengaruh yang besar terhadap hukum tarawih. Hal ini dikarenakan sunnah tarawih merupakan salah satu syarat sah sholat tarawih. Jika sunnah tarawih tidak dipenuhi, maka sholat tarawih tidak sah. Selain itu, sunnah tarawih juga mempengaruhi pahala yang didapatkan dari sholat tarawih. Semakin banyak sunnah tarawih yang dipenuhi, maka semakin besar pahala yang didapatkan.

Makruh

Dalam hukum tarawih, makruh merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Makruh adalah perbuatan yang tidak disukai atau tidak dianjurkan dalam agama Islam. Dalam konteks tarawih, makruh berkaitan dengan amalan-amalan yang sebaiknya dihindari saat mengerjakan sholat tarawih. Salah satu amalan makruh dalam tarawih adalah berbicara atau bercanda saat sholat.

Berbicara atau bercanda saat sholat tarawih makruh karena dapat mengganggu kekhusyukan sholat. Kekhusyukan merupakan salah satu syarat diterimanya sholat. Oleh karena itu, berbicara atau bercanda saat sholat tarawih sebaiknya dihindari agar tidak mengurangi kekhusyukan sholat.

Selain itu, makruh juga dapat berpengaruh pada hukum tarawih secara keseluruhan. Jika seseorang mengerjakan sholat tarawih dengan disertai amalan makruh, maka sholat tarawih tersebut bisa menjadi tidak sah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari amalan makruh saat mengerjakan sholat tarawih.

Dalam kehidupan nyata, makruh dalam tarawih dapat kita lihat dalam berbagai bentuk. Misalnya, ada orang yang berbicara atau bercanda saat sholat tarawih, ada juga orang yang mengerjakan sholat tarawih dengan tergesa-gesa. Amalan-amalan tersebut termasuk makruh dan sebaiknya dihindari.

Dengan memahami makruh dalam hukum tarawih, kita dapat mengerjakan sholat tarawih dengan lebih baik dan benar. Kita dapat menghindari amalan-amalan makruh dan berusaha untuk mengerjakan sholat tarawih dengan khusyuk dan sesuai dengan sunnah.

Pertanyaan Umum tentang Hukum Tarawih

Pertanyaan Umum (FAQ) berikut ini memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan mengenai hukum tarawih. FAQ ini membahas berbagai aspek hukum tarawih, mulai dari pengertian hingga adab pelaksanaannya.

Pertanyaan 1: Apa pengertian hukum tarawih?

Jawaban: Hukum tarawih adalah ketentuan atau aturan yang mengatur ibadah tarawih. Ketentuan ini mencakup berbagai aspek, seperti pengertian, hukum, waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, tata cara pelaksanaan, keutamaan, adab, sunnah, dan makruh.

Pertanyaan 2: Apa hukum melaksanakan tarawih?

Jawaban: Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum melaksanakan tarawih adalah sunnah, artinya dianjurkan untuk dikerjakan. Namun, ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa hukum tarawih adalah wajib atau bahkan makruh.

Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan tarawih?

Jawaban: Waktu pelaksanaan tarawih adalah setelah sholat Isya sampai sebelum masuk waktu sholat Subuh. Waktu utama pelaksanaan tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir.

Pertanyaan 4: Berapa jumlah rakaat tarawih?

Jawaban: Jumlah rakaat tarawih yang disunnahkan adalah 8 rakaat atau 20 rakaat. Jumlah rakaat ini tidak boleh dikurangi atau ditambah.

Pertanyaan 5: Apa saja adab dalam melaksanakan tarawih?

Jawaban: Adab dalam melaksanakan tarawih meliputi berpakaian sopan, berwudhu, datang ke masjid tepat waktu, tertib dalam sholat, tidak berbicara atau bercanda, membaca doa dengan suara yang pelan, dan tidak meludah atau buang air kecil di masjid.

Pertanyaan 6: Apa saja sunnah dalam melaksanakan tarawih?

Jawaban: Sunnah dalam melaksanakan tarawih meliputi membaca doa qunut, membaca witir, berjamaah, dan menggunakan siwak.

Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang hukum tarawih yang sering diajukan oleh masyarakat. Dengan memahami hukum tarawih dengan baik, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan lebih baik dan benar.

Pada bagian berikutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang keutamaan melaksanakan tarawih dan adab-adab yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.

Tips Melaksanakan Tarawih

Tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Untuk mendapatkan pahala dan manfaat tarawih secara maksimal, penting untuk melaksanakannya dengan baik dan sesuai dengan tuntunan. Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:

Tip 1: Niat yang Benar

Niat merupakan syarat sah sholat, termasuk tarawih. Niatkan tarawih karena Allah SWT dan mengharapkan pahalanya.

Tip 2: Berjamaah di Masjid

Mengerjakan tarawih secara berjamaah di masjid lebih utama daripada sendirian. Berjamaah dapat meningkatkan kekhusyukan dan mempererat tali silaturahmi.

Tip 3: Memperhatikan Adab

Adab tarawih meliputi berpakaian sopan, datang tepat waktu, tertib dalam sholat, dan tidak berbicara atau bercanda saat sholat.

Tip 4: Membaca Doa Qunut

Membaca doa qunut pada rakaat terakhir tarawih merupakan sunnah. Doa qunut berisi permohonan ampunan dan perlindungan dari Allah SWT.

Tip 5: Membaca Witir

Setelah tarawih, dianjurkan untuk membaca witir sebanyak 3 rakaat. Witir merupakan penyempurna sholat malam.

Tip 6: Memperbanyak Dzikir dan Doa

Manfaatkan waktu tarawih untuk memperbanyak dzikir dan doa. Membaca istighfar, shalawat, dan doa-doa lainnya dapat menambah pahala tarawih.

Tip 7: Ikhlas dan Tidak Riya

Laksanakan tarawih dengan ikhlas karena Allah SWT. Hindari sikap riya atau pamer ibadah.

Tip 8: Menjaga Kesehatan

Tarawih merupakan ibadah yang cukup panjang. Jaga kesehatan dengan makan dan istirahat yang cukup. Jangan memaksakan diri jika kondisi tubuh sedang tidak fit.

Dengan mengikuti tips-tips tersebut, insya Allah kita dapat melaksanakan tarawih dengan baik dan mendapatkan pahala serta manfaatnya secara maksimal.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang keutamaan melaksanakan tarawih dan adab-adab yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.

Kesimpulan

Pembahasan tentang “hukum tarawih adalah” dalam artikel ini telah memberikan pemahaman yang komprehensif tentang ibadah tarawih, mulai dari pengertian, hukum, waktu pelaksanaan, jumlah rakaat, tata cara pelaksanaan, keutamaan, adab, sunnah, hingga makruh. Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat melaksanakan tarawih dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala dan manfaatnya secara maksimal.

Beberapa poin utama yang perlu dicermati antara lain:

  • Hukum tarawih adalah sunnah, artinya dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam.
  • Tarawih dilaksanakan setelah sholat Isya hingga sebelum masuk waktu sholat Subuh, dengan jumlah rakaat 8 atau 20 rakaat.
  • Selain hukum dan tata cara pelaksanaan, terdapat juga adab-adab dan sunnah-sunnah yang dianjurkan dalam melaksanakan tarawih, seperti berjamaah di masjid, membaca doa qunut, dan membaca witir.

Dengan memahami hukum tarawih, semoga kita semakin termotivasi untuk melaksanakan ibadah ini dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan. Mari kita manfaatkan bulan Ramadan untuk meningkatkan ketakwaan dan mempererat tali silaturahmi sesama umat Islam.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Artikel Terbaru