Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat Islam yang dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Hari raya ini menandai puncak ibadah haji dan menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia.
Perayaan Idul Adha memiliki makna yang dalam bagi umat Islam. Hari raya ini mengajarkan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, dan kebersamaan. Selain itu, Idul Adha juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Perayaan Idul Adha memiliki sejarah panjang yang berawal dari masa Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengorbankan putranya, Ismail AS. Namun, karena keikhlasan dan kesabarannya, Allah SWT menggantikan Ismail AS dengan seekor domba. Peristiwa ini kemudian menjadi dasar pelaksanaan ibadah kurban pada hari raya Idul Adha.
Idul Adha Tanggal Berapa Hijriah?
Penentuan tanggal Idul Adha sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji dan perayaan hari raya Idul Adha. Berikut adalah 10 aspek penting terkait dengan “Idul Adha Tanggal Berapa Hijriah”:
- Kalender Hijriah
- Dzulhijjah
- 10 Dzulhijjah
- Wukuf di Arafah
- Ibadah Haji
- Penyembelihan Hewan Kurban
- Hari Raya Idul Adha
- Takbiran Idul Adha
- Sholat Idul Adha
- Khotbah Idul Adha
Tanggal Idul Adha ditetapkan pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Kalender Hijriah adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam untuk menentukan hari-hari penting dalam agama Islam, seperti bulan puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriah, dan tanggal 10 Dzulhijjah merupakan hari raya Idul Adha.
Kalender Hijriah
Kalender Hijriah memegang peranan penting dalam penentuan tanggal Idul Adha. Kalender Hijriah adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam untuk menentukan hari-hari penting dalam agama Islam, termasuk hari raya Idul Adha. Kalender Hijriah menggunakan peredaran bulan sebagai dasar penanggalan, dengan setiap bulannya dimulai dari munculnya hilal (bulan sabit muda) di ufuk barat setelah matahari terbenam.
Tanggal Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriah, dan tanggal 10 Dzulhijjah menandai puncak ibadah haji, yang merupakan salah satu rukun Islam. Penetapan tanggal Idul Adha berdasarkan kalender Hijriah ini memiliki makna historis dan keagamaan yang mendalam.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, penetapan tanggal Idul Adha berdasarkan kalender Hijriah menjadi salah satu penanda penting dalam penyebaran Islam. Hal ini karena kalender Hijriah digunakan sebagai acuan waktu untuk pelaksanaan ibadah haji dan hari raya Idul Adha, yang menjadi simbol persatuan dan kebersamaan umat Islam.
Dalam praktiknya, penentuan tanggal Idul Adha berdasarkan kalender Hijriah juga memiliki implikasi praktis. Misalnya, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah haji dan merayakan hari raya Idul Adha. Selain itu, penetapan tanggal Idul Adha berdasarkan kalender Hijriah juga memudahkan umat Islam untuk saling bersilaturahmi dan berbagi kebahagiaan pada hari raya tersebut.
Dzulhijjah
Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriah dan memiliki makna yang sangat penting dalam agama Islam, khususnya berkaitan dengan ibadah haji dan hari raya Idul Adha. Tanggal Idul Adha selalu jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, sehingga terdapat hubungan yang erat antara keduanya.
Dzulhijjah menjadi penanda waktu pelaksanaan ibadah haji, yang merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu. Pada bulan ini, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Mekah untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji, termasuk wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melempar jumrah di Mina. Puncak ibadah haji terjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu saat jamaah haji melaksanakan penyembelihan hewan kurban, yang kemudian dilanjutkan dengan perayaan Idul Adha.
Idul Adha merupakan hari raya besar bagi umat Islam yang dirayakan di seluruh dunia. Hari raya ini menandai berakhirnya ibadah haji dan menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan dan mempererat tali silaturahmi. Pada hari raya Idul Adha, umat Islam melaksanakan shalat Idul Adha, mendengarkan khotbah, dan saling bermaafan. Selain itu, penyembelihan hewan kurban menjadi bagian penting dari perayaan Idul Adha, sebagai simbol pengorbanan dan keikhlasan.
Dengan demikian, hubungan antara Dzulhijjah dan Idul Adha tanggal berapa Hijriah sangat erat. Dzulhijjah menjadi penanda waktu pelaksanaan ibadah haji, yang puncaknya bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu hari raya Idul Adha. Pemahaman tentang hubungan ini penting bagi umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah haji dan merayakan Idul Adha dengan ng waktu dan sesuai dengan syariat Islam.
10 Dzulhijjah
10 Dzulhijjah merupakan tanggal yang sangat penting dalam kalender Hijriah bagi umat Islam di seluruh dunia. Tanggal ini menandai puncak ibadah haji dan dirayakan sebagai hari raya Idul Adha. Hubungan antara 10 Dzulhijjah dan Idul Adha sangat erat dan saling berkaitan.
10 Dzulhijjah merupakan tanggal ketika umat Islam melaksanakan wukuf di Arafah, salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan. Wukuf di Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga matahari terbenam pada tanggal 10 Dzulhijjah. Puncak ibadah haji terjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah, ketika jamaah haji melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban menjadi simbol pengorbanan dan keikhlasan, yang merupakan nilai-nilai penting dalam Islam.
Setelah penyembelihan hewan kurban, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha. Idul Adha dirayakan dengan melaksanakan shalat Idul Adha, mendengarkan khotbah, saling bermaafan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Perayaan Idul Adha menjadi momen penting bagi umat Islam untuk mempererat tali silaturahmi dan mengimplementasikan nilai-nilai pengorbanan dan keikhlasan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, 10 Dzulhijjah merupakan tanggal yang sangat penting dalam kalender Hijriah karena menandai puncak ibadah haji dan menjadi awal dari perayaan hari raya Idul Adha. Pemahaman tentang hubungan antara 10 Dzulhijjah dan Idul Adha sangat penting bagi umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah haji dan merayakan Idul Adha dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam.
Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh jamaah haji pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga matahari terbenam pada tanggal 10 Dzulhijjah. Wukuf di Arafah memiliki hubungan yang sangat erat dengan Idul Adha, yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Wukuf di Arafah menjadi penanda dimulainya rangkaian ibadah haji. Pada saat wukuf, jamaah haji berkumpul di Padang Arafah dan melaksanakan ibadah-ibadah tertentu, seperti membaca talbiyah, berdoa, dan meminta ampunan kepada Allah SWT. Wukuf di Arafah juga menjadi momen penting untuk introspeksi diri dan merenungkan perjalanan hidup sebagai seorang muslim.
Setelah wukuf di Arafah, jamaah haji akan melanjutkan rangkaian ibadah haji, seperti melempar jumrah, bermalam di Muzdalifah, dan melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban inilah yang menjadi awal dari perayaan Idul Adha. Dengan demikian, wukuf di Arafah merupakan komponen penting dari rangkaian ibadah haji yang berujung pada perayaan Idul Adha.
Memahami hubungan antara wukuf di Arafah dan Idul Adha tanggal berapa Hijriah sangat penting bagi umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah haji dan merayakan Idul Adha dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Pemahaman ini juga dapat meningkatkan kesadaran tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah haji dan Idul Adha, sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu, setidaknya sekali seumur hidup. Ibadah haji memiliki hubungan yang sangat erat dengan Idul Adha, yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah.
Ibadah haji menjadi salah satu faktor penentu tanggal Idul Adha karena puncak ibadah haji terjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah. Pada tanggal tersebut, jamaah haji melaksanakan penyembelihan hewan kurban di Mina. Penyembelihan hewan kurban ini menjadi simbol pengorbanan dan keikhlasan, yang merupakan nilai-nilai penting dalam Islam. Setelah penyembelihan hewan kurban, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha.
Dengan demikian, ibadah haji merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dari Idul Adha. Pelaksanaan ibadah haji menjadi penanda waktu pelaksanaan Idul Adha dan menjadi dasar penetapan tanggal Idul Adha dalam kalender Hijriah. Memahami hubungan antara ibadah haji dan Idul Adha sangat penting bagi umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah haji dan merayakan Idul Adha dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam.
Penyembelihan Hewan Kurban
Penyembelihan hewan kurban merupakan salah satu ibadah penting yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha. Ibadah ini memiliki hubungan yang erat dengan penetapan tanggal Idul Adha dalam kalender Hijriah, karena puncak ibadah haji, yaitu penyembelihan hewan kurban, terjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah.
- Syarat Hewan Kurban
Hewan yang dapat dijadikan hewan kurban harus memenuhi syarat tertentu, seperti sehat, tidak cacat, dan telah mencapai usia tertentu. Jenis hewan yang dapat dijadikan kurban adalah sapi, kambing, domba, dan unta.
- Tata Cara Penyembelihan
Penyembelihan hewan kurban harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Hewan disembelih dengan cara memotong urat nadi di leher dengan pisau yang tajam. Penyembelihan harus dilakukan oleh orang yang beragama Islam dan berakal sehat.
- Pembagian Daging Kurban
Daging hewan kurban dibagi menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk fakir miskin, sepertiga untuk kerabat, dan sepertiga untuk yang berkurban dan keluarganya.
- Hikmah Penyembelihan Kurban
Penyembelihan hewan kurban memiliki hikmah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, melatih jiwa untuk berkorban, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Dengan memahami aspek-aspek penyembelihan hewan kurban, umat Islam dapat melaksanakan ibadah kurban dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Penyembelihan hewan kurban menjadi salah satu ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempererat tali silaturahmi antar sesama.
Hari Raya Idul Adha
Hari Raya Idul Adha merupakan hari raya besar bagi umat Islam yang dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Penetapan tanggal Idul Adha ini memiliki hubungan yang erat dengan ibadah haji, salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu.
Ibadah haji dilaksanakan selama beberapa hari, dan puncaknya adalah pada tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu saat jamaah haji melaksanakan penyembelihan hewan kurban di Mina. Penyembelihan hewan kurban ini merupakan simbol pengorbanan dan keikhlasan, yang merupakan nilai-nilai penting dalam Islam. Setelah penyembelihan hewan kurban, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha.
Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha tidak dapat dipisahkan dari ibadah haji. Pelaksanaan ibadah haji menjadi penanda waktu pelaksanaan Idul Adha dan menjadi dasar penetapan tanggal Idul Adha dalam kalender Hijriah. Memahami hubungan antara Hari Raya Idul Adha dan “idul adha tanggal berapa hijriah” sangat penting bagi umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah haji dan merayakan Idul Adha dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam.
Takbiran Idul Adha
Takbiran Idul Adha merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Islam untuk menyambut Hari Raya Idul Adha. Tradisi ini memiliki hubungan yang erat dengan penetapan tanggal Idul Adha dalam kalender Hijriah, karena takbiran dilakukan pada malam sebelum Idul Adha, yaitu pada malam tanggal 10 Dzulhijjah.
- Waktu Pelaksanaan
Takbiran Idul Adha dilaksanakan pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, mulai dari terbenamnya matahari hingga menjelang shalat Idul Adha. Waktu ini merupakan penanda dimulainya Hari Raya Idul Adha.
- Tata Cara Takbiran
Takbiran dilakukan dengan mengucapkan kalimat “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha illallah. Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd.” Kalimat ini diucapkan berulang-ulang dengan suara yang lantang.
- Tempat Takbiran
Takbiran dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti masjid, mushala, rumah, atau tempat umum lainnya. Pada malam Idul Adha, banyak umat Islam berkumpul di masjid atau lapangan untuk melaksanakan takbiran bersama-sama.
- Hikmah Takbiran
Takbiran Idul Adha memiliki beberapa hikmah, antara lain untuk mengagungkan Allah SWT, menyambut Hari Raya Idul Adha, dan mengingatkan umat Islam akan kewajiban berkurban. Selain itu, takbiran juga berfungsi sebagai syiar Islam yang menunjukkan semangat kebersamaan dan persatuan umat Muslim.
Dengan memahami berbagai aspek Takbiran Idul Adha, umat Islam dapat melaksanakan tradisi ini dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Takbiran Idul Adha menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, sekaligus mempererat tali silaturahmi antar sesama Muslim.
Sholat Idul Adha
Sholat Idul Adha merupakan salah satu ibadah penting yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha. Ibadah ini memiliki hubungan yang erat dengan penetapan tanggal Idul Adha dalam kalender Hijriah karena sholat Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu hari raya Idul Adha.
- Rakaat Sholat Id
Sholat Idul Adha terdiri dari dua rakaat, dengan tata cara pelaksanaan yang khusus. Rakaat pertama diawali dengan tujuh takbir, sedangkan rakaat kedua diawali dengan lima takbir.
- Khutbah Id
Setelah sholat Idul Adha, dilanjutkan dengan khutbah Id. Khutbah Id berisi tentang keutamaan hari raya Idul Adha, hikmah berkurban, dan ajakan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Waktu Pelaksanaan
Sholat Idul Adha dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, setelah matahari terbit. Pelaksanaan sholat Idul Adha biasanya dilakukan di lapangan atau masjid.
- Hukum Sholat Id
Sholat Idul Adha hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Sholat Idul Adha merupakan salah satu ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempererat tali silaturahmi antar sesama Muslim.
Dengan memahami berbagai aspek Sholat Idul Adha, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan sesuai dengan syariat Islam. Sholat Idul Adha menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, sekaligus mempererat tali silaturahmi antar sesama Muslim.
Khotbah Idul Adha
Khotbah Idul Adha memiliki hubungan yang erat dengan “idul adha tanggal berapa hijriah” karena khotbah tersebut disampaikan pada hari raya Idul Adha, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Khotbah Idul Adha merupakan bagian penting dari perayaan Idul Adha dan menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral kepada umat Islam.
Khotbah Idul Adha biasanya disampaikan oleh seorang ustadz atau tokoh agama yang memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran Islam. Khotbah tersebut berisi tentang sejarah dan makna Idul Adha, hikmah berkurban, serta ajakan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, khotbah Idul Adha juga dapat berisi tentang isu-isu sosial dan kemasyarakatan yang relevan dengan ajaran Islam.
Keberadaan khotbah Idul Adha sangat penting dalam perayaan Idul Adha karena khotbah tersebut menjadi sarana untuk memperkuat iman dan ketakwaan umat Islam. Melalui khotbah Idul Adha, umat Islam dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan agama yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, khotbah Idul Adha juga dapat membangkitkan semangat persatuan dan kebersamaan di antara umat Islam.
Pertanyaan Seputar “Idul Adha Tanggal Berapa Hijriah”
Pertanyaan berikut mengantisipasi pertanyaan umum dan mengklarifikasi aspek-aspek penting terkait “Idul Adha Tanggal Berapa Hijriah”. Pertanyaan dan jawaban disajikan secara ringkas dan informatif.
Pertanyaan 1: Tanggal berapa Idul Adha dirayakan menurut kalender Hijriah?
Jawaban: Idul Adha dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah.
Pertanyaan 2: Apa hubungan antara ibadah haji dan Idul Adha?
Jawaban: Ibadah haji mencapai puncaknya pada tanggal 10 Dzulhijjah, yang merupakan hari raya Idul Adha. Pada hari tersebut, jamaah haji melaksanakan penyembelihan hewan kurban.
Pertanyaan 3: Mengapa tanggal Idul Adha penting bagi umat Islam?
Jawaban: Tanggal Idul Adha penting karena menandai puncak ibadah haji dan menjadi hari raya besar yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara menentukan tanggal Idul Adha?
Jawaban: Tanggal Idul Adha ditentukan berdasarkan peredaran bulan dan diawali dengan munculnya hilal (bulan sabit muda) di ufuk barat setelah matahari terbenam.
Pertanyaan 5: Apa saja amalan yang dianjurkan pada hari raya Idul Adha?
Jawaban: Amalan yang dianjurkan pada hari raya Idul Adha antara lain melaksanakan sholat Idul Adha, mendengarkan khotbah Idul Adha, menyembelih hewan kurban, dan saling bermaafan.
Pertanyaan 6: Apa makna dari penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha?
Jawaban: Penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha melambangkan pengorbanan dan keikhlasan, yang merupakan nilai-nilai penting dalam ajaran Islam.
Dengan memahami jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah dan perayaan Idul Adha dengan lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam.
Pembahasan mengenai “Idul Adha Tanggal Berapa Hijriah” berlanjut pada bagian selanjutnya, yang akan membahas tentang sejarah penetapan tanggal Idul Adha dan relevansinya dengan ibadah haji.
Tips Terkait Penetapan Tanggal Idul Adha
Memahami cara menentukan tanggal Idul Adha sangat penting bagi umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah dan perayaan Idul Adha dengan baik dan sesuai dengan ajaran Islam. Berikut beberapa tips terkait penetapan tanggal Idul Adha:
Tip 1: Ikuti perkembangan informasi resmi dari lembaga atau organisasi Islam yang berwenang dalam menentukan awal bulan Hijriah dan tanggal Idul Adha.
Tip 2: Perhatikan posisi hilal (bulan sabit muda) di ufuk barat setelah matahari terbenam pada akhir bulan Dzulhijjah. Jika hilal terlihat, maka keesokan harinya adalah tanggal 1 Dzulhijjah.
Tip 3: Gunakan kalender Hijriah yang telah disusun oleh para ahli astronomi untuk mengetahui perkiraan tanggal Idul Adha.
Tip 4: Koordinasikan dengan sesama umat Islam di daerah sekitar untuk menentukan tanggal Idul Adha secara bersama-sama.
Tip 5: Jika ragu atau terjadi perbedaan pendapat, dahulukan pendapat yang lebih kuat dan didukung oleh dalil-dalil yang jelas.
Tip 6: Niatkan ibadah dan perayaan Idul Adha dengan ikhlas, sesuai dengan ajaran Islam, terlepas dari perbedaan tanggal yang mungkin terjadi.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, umat Islam dapat lebih mudah dan akurat dalam menentukan tanggal Idul Adha. Hal ini akan membantu dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah dan merayakan Idul Adha dengan baik dan penuh khidmat.
Pembahasan mengenai “Idul Adha Tanggal Berapa Hijriah” akan dilanjutkan pada bagian selanjutnya, yang akan membahas tentang sejarah penetapan tanggal Idul Adha dan relevansinya dengan ibadah haji.
Kesimpulan
Artikel “Idul Adha Tanggal Berapa Hijriah” mengulas secara mendalam tentang penetapan tanggal Idul Adha dalam kalender Hijriah. Artikel ini menguraikan hubungan erat antara ibadah haji dan Idul Adha, di mana puncak ibadah haji bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu hari raya Idul Adha. Selain itu, artikel ini juga membahas aspek-aspek penting terkait penetapan tanggal Idul Adha, seperti perhitungan kalender Hijriah, pengamatan hilal, dan koordinasi dengan otoritas keagamaan.
Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan dari artikel ini adalah:
- Idul Adha dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah, yang menandai puncak ibadah haji.
- Penetapan tanggal Idul Adha didasarkan pada peredaran bulan dan pengamatan hilal, sehingga dapat bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
- Memahami cara menentukan tanggal Idul Adha sangat penting bagi umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah dan perayaan Idul Adha dengan baik dan sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan memahami seluk-beluk “Idul Adha Tanggal Berapa Hijriah”, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah haji dan merayakan Idul Adha dengan penuh khidmat dan sesuai dengan syariat Islam.