Jajan Hari Raya Idul Fitri

jurnal


Jajan Hari Raya Idul Fitri

Jajan hari raya Idul Fitri atau yang biasa dikenal dengan kue lebaran adalah makanan ringan yang biasanya disajikan saat hari raya Idul Fitri. Kue-kue ini biasanya memiliki cita rasa manis dan gurih, serta memiliki tekstur yang renyah atau empuk. Kue lebaran biasanya disajikan dalam toples atau wadah khusus dan menjadi salah satu hidangan yang wajib ada saat lebaran.

Jajan hari raya Idul Fitri memiliki beberapa manfaat, selain sebagai hidangan untuk merayakan hari raya, kue lebaran juga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan tetangga saat saling berkunjung dan berbagi kue lebaran.

Salah satu kue lebaran yang memiliki sejarah panjang dan masih populer hingga saat ini adalah kastengel. Kue ini diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada masa kolonial dan telah menjadi bagian dari tradisi lebaran di Indonesia. Kastengel memiliki cita rasa gurih dan renyah, dengan bentuk seperti bulan sabit yang melambangkan kemenangan setelah sebulan berpuasa.

Jajan Hari Raya Idul Fitri

Jajan hari raya Idul Fitri merupakan salah satu aspek penting dalam perayaan hari raya Idul Fitri. Kue-kue yang disajikan saat lebaran ini memiliki beragam jenis dan makna.

  • Tradisi: Jajan hari raya Idul Fitri telah menjadi tradisi turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi.
  • Kebersamaan: Kue lebaran menjadi sarana untuk mempererat kebersamaan antar keluarga dan tetangga saat saling berkunjung dan berbagi.
  • Kuliner: Jajan hari raya Idul Fitri menawarkan kekayaan kuliner Indonesia yang beragam, dengan cita rasa dan tekstur yang khas.
  • Ekonomi: Produksi dan penjualan jajan hari raya Idul Fitri dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat, khususnya UMKM.
  • Budaya: Jajan hari raya Idul Fitri mencerminkan budaya masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong.
  • Sejarah: Beberapa jenis jajan hari raya Idul Fitri, seperti kastengel, memiliki sejarah panjang yang terkait dengan pengaruh budaya asing.
  • Kreativitas: Jajan hari raya Idul Fitri terus berkembang, dengan inovasi dan variasi baru yang diciptakan oleh masyarakat.
  • Simbol: Kue lebaran, seperti nastar, sering dikaitkan dengan simbol-simbol tertentu, seperti bintang atau bulan sabit.
  • Kebahagiaan: Jajan hari raya Idul Fitri membawa kebahagiaan bagi masyarakat, baik yang membuatnya maupun yang menikmatinya.
  • Kesehatan: Meskipun umumnya manis dan berlemak, beberapa jenis jajan hari raya Idul Fitri juga dibuat dengan bahan-bahan yang menyehatkan.

Dengan demikian, jajan hari raya Idul Fitri tidak hanya sekadar hidangan penutup, tetapi juga memiliki makna dan nilai yang mendalam dalam masyarakat Indonesia. Kue-kue lebaran merepresentasikan tradisi, kebersamaan, dan kekayaan budaya kuliner Indonesia.

Tradisi

Tradisi jajan hari raya Idul Fitri telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan hari raya Idul Fitri di Indonesia. Tradisi ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, membawa serta nilai-nilai budaya dan kekeluargaan yang kuat.

  • Resep turun-temurun: Resep jajan hari raya Idul Fitri seringkali diwariskan dari ibu ke anak perempuan, menjaga cita rasa dan teknik pembuatan yang otentik.
  • Simbol kebersamaan: Membuat dan menyajikan jajan hari raya Idul Fitri bersama-sama menjadi momen kebersamaan keluarga yang mempererat ikatan.
  • Penanda waktu: Jajan hari raya Idul Fitri hadir hanya pada saat lebaran, menjadi penanda waktu yang spesial dan dinantikan setiap tahunnya.
  • Identitas budaya: Jajan hari raya Idul Fitri mencerminkan kekayaan budaya Indonesia, dengan variasi jenis dan cita rasa yang berbeda-beda di setiap daerah.

Tradisi jajan hari raya Idul Fitri terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Tradisi ini tidak hanya sekadar menyajikan kue-kue manis dan gurih, tetapi juga melestarikan nilai-nilai budaya, mempererat kebersamaan, dan memperkaya identitas kuliner Indonesia.

Kebersamaan

Kue lebaran memiliki peran penting dalam mempererat kebersamaan antar keluarga dan tetangga saat saling berkunjung dan berbagi. Tradisi menyajikan dan menikmati kue lebaran bersama-sama menciptakan suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan.

Ketika keluarga dan tetangga berkumpul saat lebaran, mereka biasanya membawa berbagai jenis kue lebaran untuk disantap bersama. Hal ini menjadi kesempatan untuk saling mencicipi dan menikmati berbagai cita rasa kue lebaran, sekaligus berbincang dan mempererat silaturahmi.

Selain itu, tradisi berbagi kue lebaran juga merupakan bentuk kepedulian dan berbagi kebahagiaan. Orang-orang yang tidak memiliki waktu atau kemampuan untuk membuat kue lebaran sendiri dapat menerima kue lebaran dari tetangga atau kerabat mereka. Hal ini memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong di masyarakat.

Jadi, keberadaan kue lebaran tidak hanya sekadar hidangan penutup, tetapi juga memiliki peran penting dalam mempererat kebersamaan dan memperkokoh ikatan sosial antar masyarakat, terutama saat perayaan hari raya Idul Fitri.

Kuliner

Jajan hari raya Idul Fitri memiliki hubungan yang erat dengan kekayaan kuliner Indonesia. Kue-kue lebaran menawarkan cita rasa dan tekstur yang khas, memperkaya khazanah kuliner Indonesia. Keragaman ini disebabkan oleh beberapa faktor:

  • Pengaruh budaya: Jajan hari raya Idul Fitri dipengaruhi oleh berbagai budaya, termasuk Arab, Melayu, dan Tionghoa. Pengaruh ini menghasilkan variasi jenis kue lebaran yang beragam, seperti nastar, kastengel, dan kue putri salju.
  • Bahan-bahan lokal: Kue lebaran banyak menggunakan bahan-bahan lokal Indonesia, seperti kelapa, gula aren, dan rempah-rempah. Penggunaan bahan-bahan ini memberikan cita rasa yang unik dan khas Indonesia.
  • Kreativitas masyarakat: Masyarakat Indonesia memiliki kreativitas yang tinggi dalam membuat jajan hari raya Idul Fitri. Hal ini terlihat dari banyaknya inovasi dan variasi kue lebaran yang terus bermunculan.

Keragaman jajan hari raya Idul Fitri memiliki beberapa manfaat:

  • Menambah kekayaan kuliner Indonesia: Jajan hari raya Idul Fitri memperkaya khazanah kuliner Indonesia dengan cita rasa dan tekstur yang khas.
  • Menjadi identitas budaya: Jajan hari raya Idul Fitri menjadi salah satu identitas budaya Indonesia, terutama pada saat lebaran.
  • Meningkatkan perekonomian: Produksi dan penjualan jajan hari raya Idul Fitri dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama UMKM.

Dengan demikian, keragaman jajan hari raya Idul Fitri tidak hanya menjadi kekayaan kuliner, tetapi juga memiliki makna budaya dan ekonomi yang penting bagi masyarakat Indonesia.

Ekonomi

Produksi dan penjualan jajan hari raya Idul Fitri memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat, khususnya UMKM. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Peningkatan permintaan: Pada saat lebaran, permintaan akan jajan hari raya Idul Fitri meningkat pesat. Masyarakat biasanya membeli jajan hari raya Idul Fitri dalam jumlah banyak untuk disajikan kepada tamu dan kerabat.
  • Peluang usaha: Peningkatan permintaan ini menciptakan peluang usaha bagi masyarakat, terutama UMKM. Mereka dapat memproduksi dan menjual jajan hari raya Idul Fitri untuk memenuhi permintaan pasar.
  • Pendapatan tambahan: Produksi dan penjualan jajan hari raya Idul Fitri dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki usaha sampingan atau ingin menambah penghasilan.
  • Peningkatan ekonomi lokal: Produksi dan penjualan jajan hari raya Idul Fitri dapat meningkatkan ekonomi lokal. Masyarakat yang terlibat dalam produksi dan penjualan jajan hari raya Idul Fitri akan mendapatkan keuntungan ekonomi, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan demikian, produksi dan penjualan jajan hari raya Idul Fitri tidak hanya memiliki makna budaya, tetapi juga memiliki peran ekonomi yang penting, khususnya bagi UMKM dan perekonomian lokal.

Budaya

Jajan hari raya Idul Fitri bukan hanya sekadar hidangan penutup, tetapi juga memiliki makna budaya yang mendalam. Kue-kue lebaran ini mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong yang kuat dalam masyarakat Indonesia.

  • Kebersamaan: Kue lebaran biasanya disajikan dalam wadah besar dan menjadi hidangan yang disantap bersama-sama oleh keluarga dan tamu. Hal ini melambangkan kebersamaan dan mempererat hubungan antar anggota keluarga.
  • Gotong royong: Pembuatan kue lebaran seringkali dilakukan secara gotong royong, terutama di daerah pedesaan. Tetangga dan keluarga berkumpul untuk membantu membuat kue, sehingga memperkuat rasa kekeluargaan dan kerja sama dalam masyarakat.
  • Saling berbagi: Kue lebaran juga sering dibagikan kepada tetangga dan kerabat sebagai tanda silaturahmi dan berbagi kebahagiaan. Tradisi ini memperkuat rasa persaudaraan dan kepedulian antar anggota masyarakat.
  • Penghargaan tradisi: Kue lebaran merupakan tradisi turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan membuat dan menyajikan kue lebaran, masyarakat Indonesia menunjukkan penghargaan terhadap tradisi dan budaya leluhur.

Nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong yang tercermin dalam jajan hari raya Idul Fitri menjadi cerminan dari budaya masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi kebersamaan, kerja sama, dan saling berbagi. Tradisi ini terus dijaga dan dilestarikan, memperkuat ikatan sosial dan memperkaya khazanah budaya Indonesia.

Sejarah

Pengaruh budaya asing telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap khazanah jajan hari raya Idul Fitri di Indonesia. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah kue kastengel yang diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada masa kolonial. Kue kering berbentuk bulan sabit ini memiliki cita rasa gurih dan renyah yang khas, dan telah menjadi salah satu kue lebaran yang paling populer di Indonesia.

Selain kastengel, pengaruh budaya asing juga terlihat pada kue-kue lebaran lainnya, seperti kue putri salju yang terinspirasi dari kue asal Rusia, kue nastar yang memiliki kemiripan dengan kue nastar Belanda, dan kue kaasstengels yang merupakan adaptasi dari kue keju asal Belanda. Pengaruh ini memperkaya variasi dan cita rasa jajan hari raya Idul Fitri di Indonesia, menjadikannya sebuah tradisi kuliner yang unik dan beragam.

Pemahaman tentang sejarah jajan hari raya Idul Fitri yang dipengaruhi oleh budaya asing memiliki beberapa manfaat praktis. Pertama, hal ini dapat membantu kita menghargai kekayaan dan keberagaman kuliner Indonesia yang merupakan hasil dari akulturasi budaya. Kedua, hal ini dapat menjadi inspirasi bagi inovasi dan kreasi kue lebaran baru dengan menggabungkan unsur-unsur budaya yang berbeda. Terakhir, hal ini dapat memperkuat rasa toleransi dan saling pengertian antar budaya, karena makanan memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Kreativitas

Kreativitas masyarakat Indonesia dalam membuat jajan hari raya Idul Fitri telah menghasilkan beragam jenis kue lebaran yang unik dan inovatif. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai kreasi kue lebaran baru setiap tahunnya, baik dari segi bentuk, rasa, maupun bahan yang digunakan.

Kehadiran kue lebaran yang kreatif dan inovatif ini memberikan beberapa manfaat, di antaranya:

  • Menambah kekayaan kuliner Indonesia: Kue lebaran yang kreatif dan inovatif memperkaya khazanah kuliner Indonesia, menunjukkan kreativitas dan keterampilan masyarakat Indonesia dalam mengolah makanan.
  • Menjadi daya tarik tersendiri: Kue lebaran yang unik dan berbeda dapat menjadi daya tarik tersendiri, membuat orang tertarik untuk mencicipi dan membelinya.
  • Membuka peluang bisnis: Kreativitas dalam membuat jajan hari raya Idul Fitri dapat membuka peluang bisnis bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki usaha kuliner.

Sebagai contoh, beberapa inovasi jajan hari raya Idul Fitri yang kreatif meliputi kue nastar dengan isian buah-buahan yang beragam, putri salju dengan berbagai warna dan bentuk, serta kue kastengel dengan topping keju yang bermacam-macam. Kreasi-kreasi ini menunjukkan kreativitas masyarakat Indonesia dalam menyajikan kue lebaran yang tidak hanya lezat, tetapi juga menarik secara visual.

Kesimpulannya, kreativitas masyarakat dalam membuat jajan hari raya Idul Fitri merupakan salah satu faktor penting yang terus mendorong perkembangan dan inovasi kuliner Indonesia. Hal ini tidak hanya memperkaya khazanah kuliner, tetapi juga memberikan peluang bisnis dan daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

Simbol

Kue lebaran tidak hanya memiliki cita rasa dan tekstur yang khas, tetapi juga memiliki makna simbolis yang kuat. Salah satu contohnya adalah kue nastar yang sering dikaitkan dengan simbol bulan sabit, simbol yang identik dengan agama Islam.

Penggunaan simbol bulan sabit pada kue nastar bukan hanya sekadar hiasan, tetapi memiliki makna yang lebih dalam. Bulan sabit merupakan salah satu simbol yang sangat penting dalam Islam. Simbol ini melambangkan kelahiran kembali setelah melewati masa kegelapan, kemenangan setelah perjuangan, dan harapan baru setelah kesedihan. Bentuk bulan sabit yang melengkung juga sering dikaitkan dengan bentuk kubah masjid, tempat ibadah umat Islam.

Dengan demikian, kehadiran simbol bulan sabit pada kue nastar tidak hanya mempercantik tampilan kue, tetapi juga memberikan makna dan nilai tersendiri. Kue nastar menjadi lebih dari sekadar hidangan penutup, tetapi juga menjadi simbol harapan, kemenangan, dan nilai-nilai spiritual yang dianut oleh umat Islam.

Kebahagiaan

Jajan hari raya Idul Fitri memiliki ikatan yang erat dengan kebahagiaan. Hal ini karena kue-kue lebaran tidak hanya sekadar hidangan penutup, tetapi juga memiliki nilai sentimental dan membawa sukacita bagi masyarakat.

Bagi yang membuatnya, proses membuat jajan hari raya Idul Fitri dapat menjadi momen yang menyenangkan. Mereka dapat berkumpul bersama keluarga atau teman-teman untuk membuat kue-kue lebaran sambil bercengkerama dan berbagi cerita. Selain itu, berbagi jajan hari raya Idul Fitri kepada orang lain juga dapat memberikan kebahagiaan tersendiri. Menerima kue lebaran dari orang lain juga dapat membuat seseorang merasa dihargai dan dicintai.

Kehadiran jajan hari raya Idul Fitri juga dapat menambah suasana sukacita selama lebaran. Kue-kue lebaran menjadi simbol perayaan dan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Menikmati jajan hari raya Idul Fitri bersama keluarga dan orang-orang terkasih semakin menambah kebahagiaan suasana lebaran.

Dengan demikian, jajan hari raya Idul Fitri memiliki peran penting dalam membawa kebahagiaan bagi masyarakat. Baik yang membuatnya maupun yang menikmatinya, kue-kue lebaran dapat menjadi sumber sukacita dan mempererat hubungan antar sesama.

Kesehatan

Meskipun banyak jenis jajan hari raya Idul Fitri yang manis dan berlemak, namun terdapat juga beberapa jenis yang dibuat dengan bahan-bahan yang menyehatkan. Hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan pentingnya kesehatan, sehingga mereka mulai mencari alternatif jajan lebaran yang lebih sehat.

Beberapa contoh jajan hari raya Idul Fitri yang dibuat dengan bahan-bahan yang menyehatkan antara lain adalah kue kurma, granola bar, dan puding buah. Kue kurma dibuat dari buah kurma yang kaya akan serat dan antioksidan. Granola bar dibuat dari oats, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang merupakan sumber energi yang baik. Sedangkan puding buah dibuat dari buah-buahan segar yang kaya akan vitamin dan mineral.

Dengan mengonsumsi jajan hari raya Idul Fitri yang dibuat dengan bahan-bahan yang menyehatkan, masyarakat dapat tetap menikmati hidangan lebaran tanpa khawatir akan kesehatan mereka. Selain itu, jajan lebaran yang sehat juga dapat menjadi pilihan yang baik untuk diberikan kepada anak-anak.

Tanya Jawab Seputar Jajan Hari Raya Idul Fitri

Tanya jawab berikut ini disusun untuk menjawab pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi mengenai jajan hari raya Idul Fitri.

Pertanyaan 1: Apa saja jenis-jenis jajan hari raya Idul Fitri yang populer?

Jawaban: Jajan hari raya Idul Fitri yang populer antara lain nastar, kastengel, putri salju, kue kering lidah kucing, dan kue kacang.

Pertanyaan 2: Apa makna atau filosofi di balik jajan hari raya Idul Fitri?

Jawaban: Jajan hari raya Idul Fitri melambangkan kebahagiaan, kebersamaan, dan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara membuat jajan hari raya Idul Fitri yang enak?

Jawaban: Untuk membuat jajan hari raya Idul Fitri yang enak, diperlukan pemilihan bahan-bahan berkualitas, teknik pembuatan yang tepat, dan kesabaran.

Pertanyaan 4: Apakah jajan hari raya Idul Fitri hanya dikonsumsi saat lebaran?

Jawaban: Meskipun identik dengan lebaran, jajan hari raya Idul Fitri juga dapat dinikmati pada kesempatan lain, seperti acara keluarga atau sebagai oleh-oleh.

Pertanyaan 5: Apakah jajan hari raya Idul Fitri sehat untuk dikonsumsi?

Jawaban: Konsumsi jajan hari raya Idul Fitri dalam jumlah wajar tidak masalah. Namun, bagi yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, disarankan untuk membatasi konsumsinya dan memilih jenis jajan yang lebih sehat.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara menyimpan jajan hari raya Idul Fitri agar tetap renyah dan enak?

Jawaban: Jajan hari raya Idul Fitri dapat disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering. Hindari menyimpannya di lemari es karena dapat membuatnya menjadi lembek.

Dengan memahami informasi yang telah diberikan, diharapkan pembaca dapat lebih memahami jajan hari raya Idul Fitri dan menikmati kelezatannya dengan bijak.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan jajan hari raya Idul Fitri di Indonesia.

Tips Membuat Jajan Hari Raya Idul Fitri

Membuat jajan hari raya Idul Fitri sendiri dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Berikut adalah beberapa tips untuk membuat jajan hari raya Idul Fitri yang enak dan berkualitas:

1. Pilih bahan-bahan berkualitas: Kualitas bahan yang digunakan akan sangat mempengaruhi rasa dan tekstur jajan yang dibuat. Pastikan untuk menggunakan bahan-bahan segar, berkualitas baik, dan tidak menggunakan bahan pengawet atau pewarna buatan.

2. Ikuti resep secara tepat: Resep jajan hari raya biasanya sudah diformulasikan dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti resep secara tepat agar menghasilkan jajan yang sesuai dengan yang diharapkan.

3. Perhatikan teknik pembuatan: Teknik pembuatan yang tepat juga sangat penting. Misalnya, saat membuat kue kering, pastikan adonan diuleni dengan baik dan tidak terlalu keras atau terlalu lembek. Saat menggoreng kue, gunakan api sedang dan goreng hingga berwarna keemasan.

4. Jangan takut bereksperimen: Meskipun mengikuti resep penting, jangan takut untuk bereksperimen dengan bahan atau teknik baru. Hal ini dapat menghasilkan variasi jajan yang unik dan sesuai dengan selera Anda.

5. Beri perhatian pada detail: Detail kecil dapat membuat perbedaan besar pada tampilan dan rasa jajan hari raya. Misalnya, beri sedikit taburan gula halus pada kue kering sebelum dipanggang, atau gunakan cetakan yang menarik untuk membuat kue yang lebih cantik.

6. Kemas dengan baik: Kemasan yang baik dapat menjaga kualitas jajan hari raya Idul Fitri agar tetap renyah dan tidak mudah rusak. Gunakan wadah kedap udara atau toples yang bersih dan kering untuk menyimpan jajan.

7. Berbagi dengan orang lain: Jajan hari raya Idul Fitri tidak hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi juga untuk dibagikan dengan orang lain. Berbagi jajan dapat mempererat tali silaturahmi dan menambah kebahagiaan di hari raya.

Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat membuat jajan hari raya Idul Fitri yang enak, berkualitas, dan berkesan. Jajan-jajan ini tidak hanya akan mempermanis perayaan lebaran Anda, tetapi juga dapat menjadi hadiah yang istimewa untuk keluarga, teman, dan kerabat.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas sejarah dan perkembangan jajan hari raya Idul Fitri di Indonesia. Sejarah dan perkembangan ini akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang tradisi kuliner yang unik dan kaya ini.

Kesimpulan

Artikel ini telah memberikan wawasan yang mendalam tentang “jajan hari raya Idul Fitri”, mengungkap makna, nilai budaya, dan perkembangannya di Indonesia. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan dari artikel ini meliputi:

  • Jajan hari raya Idul Fitri memiliki peran penting dalam perayaan lebaran, melambangkan kebahagiaan, kebersamaan, dan kemenangan.
  • Jajan hari raya Idul Fitri memiliki keragaman jenis dan cita rasa yang mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia, serta dipengaruhi oleh budaya asing.
  • Tradisi membuat dan berbagi jajan hari raya Idul Fitri mempererat hubungan antar keluarga, tetangga, dan masyarakat.

Keberagaman dan makna yang terkandung dalam jajan hari raya Idul Fitri menjadikannya bagian integral dari budaya Indonesia. Tradisi ini terus dijaga dan dilestarikan, memperkaya khazanah kuliner Indonesia dan memperkuat ikatan sosial masyarakat. Kita semua memiliki peran untuk terus melestarikan dan mengapresiasi tradisi kuliner yang berharga ini, serta memanfaatkannya sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi dan memperkokoh persatuan bangsa.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags

Artikel Terbaru