Ketentuan shalat tarawih adalah peraturan atau tata cara dalam melaksanakan shalat tarawih, sebuah ibadah salat sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadan. Shalat tarawih biasanya dikerjakan berjamaah di masjid atau musala, dan memiliki ketentuan khusus terkait jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan bacaan yang digunakan.
Shalat tarawih memiliki banyak manfaat, di antaranya meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melatih kesabaran dan keikhlasan, serta mempererat tali silaturahmi sesama umat Islam. Secara historis, shalat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadan tahun ke-2 Hijriah, dan terus dijalankan oleh umat Islam hingga saat ini.
Jaga Kesehatan si kecil dengan cari my baby di shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVkHI1Ih
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang ketentuan shalat tarawih, mulai dari jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, bacaan yang digunakan, hingga adab dan sunnah yang dianjurkan dalam mengerjakannya.
Ketentuan Shalat Tarawih
Ketentuan shalat tarawih merupakan aspek penting dalam pelaksanaan ibadah ini. Memahaminya akan membantu umat Islam melaksanakan shalat tarawih dengan benar dan khusyuk.
- Jumlah Rakaat
- Waktu Pelaksanaan
- Niat
- Tata Cara
- Bacaan
- Doa
- Sunnah
- Adab
- Keutamaan
- Sejarah
Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 8 atau 20 rakaat, dikerjakan secara berpasangan dengan 2 rakaat salam. Waktu pelaksanaannya dimulai setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh. Bacaan yang digunakan dalam shalat tarawih adalah surat-surat pendek dari Al-Qur’an, seperti surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Selain itu, terdapat sunnah-sunnah yang dianjurkan dalam shalat tarawih, seperti membaca witir setelahnya dan memperbanyak doa dan istighfar.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan salah satu komponen penting dalam ketentuan shalat tarawih. Jumlah rakaat yang dikerjakan akan menentukan durasi dan kualitas ibadah yang dilakukan. Menurut ketentuan yang telah ditetapkan, shalat tarawih dapat dikerjakan dalam 8 atau 20 rakaat, dengan setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam.
Meskipun jumlah rakaat bersifat fleksibel, namun dianjurkan untuk mengerjakan shalat tarawih dengan 20 rakaat. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat. Jumlah rakaat ini juga sejalan dengan praktik yang dilakukan oleh para sahabat Nabi SAW pada masa awal Islam.
Selain itu, jumlah rakaat yang lebih banyak akan memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, dan berdoa. Dengan demikian, shalat tarawih dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih merupakan salah satu ketentuan penting yang harus diperhatikan oleh umat Islam. Waktu pelaksanaan shalat tarawih akan menentukan sah atau tidaknya ibadah yang dikerjakan.
- Awal Waktu
Waktu awal pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih setelah shalat Isya.
- Akhir Waktu
Waktu akhir pelaksanaan shalat tarawih adalah menjelang waktu Subuh. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mengerjakan shalat malam (tarawih) hingga masuk waktu Subuh, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukan i’tikaf (berdiam diri di masjid) pada malam hari.”
- Waktu Terbaik
Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, yang menyatakan bahwa Allah SWT turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, “Adakah orang yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberinya rezeki? Adakah orang yang sakit, maka Aku akan menyembuhkannya?”
- Waktu yang Dianjurkan
Selain pada sepertiga malam terakhir, waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya dan sebelum tidur. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih pada awal malam, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakan shalat malam (qiyamul lail). Barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih pada pertengahan malam, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakan shalat tahajud. Barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih pada akhir malam, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakan shalat fajar.”
Dengan memahami waktu pelaksanaan shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan ng dan memperoleh pahala yang maksimal.
Niat
Niat merupakan salah satu syarat sah shalat, termasuk di dalamnya shalat tarawih. Niat adalah menyengaja melakukan suatu ibadah dengan memenuhi segala ketentuannya. Dalam shalat tarawih, niat diucapkan dalam hati ketika takbiratul ihram, yaitu ketika mengangkat kedua tangan bersamaan dengan mengucapkan “Allahu Akbar”.
Niat shalat tarawih adalah untuk mengerjakan shalat sunnah tarawih karena Allah SWT. Niat tersebut harus diniatkan sebelum melaksanakan shalat tarawih. Jika seseorang melaksanakan shalat tarawih tanpa niat, maka shalatnya tidak sah. Selain itu, niat juga harus diperbarui setiap dua rakaat, karena shalat tarawih dikerjakan dengan jumlah rakaat yang banyak.
Niat sangat penting dalam shalat tarawih karena akan menentukan keabsahan dan pahala yang didapatkan. Dengan memahami hubungan antara niat dan ketentuan shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan khusyuk, sehingga memperoleh pahala yang maksimal.
Tata Cara
Tata cara merupakan aspek penting dalam ketentuan shalat tarawih. Tata cara mengacu pada urutan gerakan dan bacaan yang dilakukan dalam shalat tarawih. Tata cara yang benar akan menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan.
Tata cara shalat tarawih pada dasarnya sama dengan tata cara shalat sunnah lainnya. Namun, terdapat beberapa perbedaan, seperti jumlah rakaat yang lebih banyak dan adanya witir setelahnya. Tata cara shalat tarawih secara umum adalah sebagai berikut:
- Niat
- Takbiratul ihram
- Membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek
- Ruku
- I’tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud yang kedua
- Tasyahud akhir
- Salam
Dengan memahami tata cara shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan khusyuk. Tata cara yang benar akan membantu umat Islam untuk fokus pada ibadah dan memperoleh pahala yang maksimal.
Bacaan
Bacaan dalam shalat tarawih merupakan salah satu komponen penting yang menentukan sah atau tidaknya ibadah yang dikerjakan. Bacaan mengacu pada ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang dibaca selama shalat tarawih.
Setiap rakaat shalat tarawih memiliki bacaan yang berbeda-beda. Setelah membaca surat Al-Fatihah, umumnya dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an. Surat-surat yang dibaca biasanya bervariasi, namun yang sering dibaca antara lain surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Kafirun.
Selain surat-surat pendek, dalam shalat tarawih juga terdapat bacaan doa-doa tertentu. Doa-doa ini dibaca pada saat tertentu dalam shalat, seperti doa qunut pada rakaat terakhir dan doa witir setelah selesai shalat tarawih. Doa-doa ini bertujuan untuk memohon ampunan, keberkahan, dan perlindungan kepada Allah SWT.
Dengan memahami bacaan dalam shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan khusyuk. Bacaan yang benar akan membantu umat Islam untuk fokus pada ibadah dan memperoleh pahala yang maksimal. Selain itu, bacaan dalam shalat tarawih juga dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan dan memperkuat iman.
Doa
Doa merupakan salah satu komponen penting dalam ketentuan shalat tarawih. Doa adalah permohonan kepada Allah SWT yang dilakukan dengan penuh harap dan ketundukan. Dalam shalat tarawih, doa dipanjatkan pada saat-saat tertentu, seperti pada rakaat terakhir dan setelah selesai shalat.
Doa dalam ketentuan shalat tarawih memiliki beberapa fungsi penting. Pertama, doa berfungsi sebagai bentuk penghambaan dan pengakuan diri sebagai makhluk yang lemah dan membutuhkan pertolongan Allah SWT. Kedua, doa berfungsi sebagai sarana untuk memohon ampunan, keberkahan, dan perlindungan kepada Allah SWT. Ketiga, doa berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan.
Beberapa contoh doa yang sering dibaca dalam shalat tarawih antara lain doa qunut, doa witir, dan doa penutup shalat. Doa-doa ini berisi permohonan ampunan, keberkahan, perlindungan, dan petunjuk dari Allah SWT. Dengan memanjatkan doa-doa ini, umat Islam diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah shalat tarawih dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.
Sunnah
Sunnah merupakan segala sesuatu yang diajarkan, dilakukan, dan diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan. Sunnah menjadi pedoman penting bagi umat Islam dalam menjalankan ajaran agamanya, termasuk di dalamnya ketentuan shalat tarawih.
Dalam ketentuan shalat tarawih, sunnah memegang peranan penting. Salah satu contohnya adalah anjuran untuk memperbanyak bacaan Al-Qur’an selama shalat tarawih. Hal ini sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW yang selalu memperbanyak bacaan Al-Qur’an pada saat shalat tarawih. Selain itu, terdapat juga sunnah untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid. Sunnah ini juga sesuai dengan praktik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Dengan memahami hubungan antara sunnah dan ketentuan shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Hal ini akan membawa dampak positif bagi kualitas ibadah dan pahala yang diperoleh. Selain itu, memahami sunnah dalam shalat tarawih juga dapat memperkuat keimanan dan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.
Adab
Hubungan antara “Adab” dan “ketentuan shalat tarawih” sangatlah erat. Adab merupakan tata krama atau perilaku terpuji yang harus diperhatikan saat menjalankan ibadah shalat tarawih. Adab yang baik akan menyempurnakan ibadah dan mendatangkan pahala yang lebih besar.
Salah satu contoh adab dalam shalat tarawih adalah menjaga kekhusyukan. Umat Islam harus menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan, seperti berbicara, tertawa, atau bercanda. Selain itu, umat Islam juga harus menjaga kebersihan diri dan pakaiannya, serta datang ke masjid dengan tepat waktu.
Adab yang baik dalam shalat tarawih tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Saat umat Islam menjaga kekhusyukan dan kebersihan, maka ibadah shalat tarawih akan menjadi lebih nyaman dan tentram bagi semua yang hadir. Selain itu, adab yang baik juga dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa ukhuwah dan kebersamaan antar sesama umat Islam.
Dengan memahami hubungan antara adab dan ketentuan shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Hal ini akan membawa dampak positif bagi kualitas ibadah dan pahala yang diperoleh. Selain itu, memahami adab dalam shalat tarawih juga dapat memperkuat keimanan dan kecintaan umat Islam kepada ajaran agama Islam.
Keutamaan
Keutamaan merupakan salah satu aspek penting dalam ketentuan shalat tarawih. Keutamaan mengacu pada nilai dan manfaat yang terkandung dalam ibadah tersebut. Memahami keutamaan shalat tarawih akan memotivasi umat Islam untuk melaksanakannya dengan penuh semangat dan kekhusyukan.
Beberapa keutamaan shalat tarawih antara lain:
- Mendapatkan ampunan dosa
- Meningkatkan derajat di sisi Allah SWT
- Memperoleh pahala yang berlipat ganda
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT
- Memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW
Keutamaan-keutamaan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih. Dengan memahami keutamaan ini, umat Islam akan termotivasi untuk mengerjakan shalat tarawih dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memperoleh manfaat dan pahala yang besar. Selain itu, keutamaan shalat tarawih juga dapat menjadi pengingat bagi umat Islam tentang pentingnya ibadah dan kedekatan dengan Allah SWT.
Sejarah
Sejarah memegang peranan penting dalam membentuk ketentuan shalat tarawih. Memahami sejarah shalat tarawih akan membantu kita memahami asal-usul, perkembangan, dan praktik shalat tarawih yang dilakukan saat ini.
- Asal-usul
Shalat tarawih pertama kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadan tahun ke-2 Hijriah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW mengerjakan shalat sebanyak 8 rakaat.
- Perkembangan
Setelah masa Nabi Muhammad SAW, shalat tarawih terus berkembang dan mengalami perubahan. Jumlah rakaat shalat tarawih bertambah menjadi 20 rakaat pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
- Praktik di Berbagai Daerah
Shalat tarawih dipraktikkan dengan cara yang berbeda-beda di berbagai daerah. Di beberapa daerah, shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah di masjid, sementara di daerah lain dikerjakan secara individu di rumah.
- Pengaruh Budaya
Shalat tarawih juga mendapat pengaruh dari budaya setempat. Di beberapa daerah, shalat tarawih diiringi dengan tradisi tertentu, seperti membaca wirid atau berzikir setelah shalat.
Dengan memahami sejarah shalat tarawih, kita dapat menghargai warisan dan tradisi yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya. Selain itu, kita juga dapat melihat bagaimana shalat tarawih telah beradaptasi dan berkembang sesuai dengan konteks zaman dan budaya.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Ketentuan Shalat Tarawih
Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar ketentuan shalat tarawih yang sering ditanyakan oleh umat Islam. Pertanyaan-pertanyaan ini dipilih berdasarkan pada poin-poin penting yang telah dibahas sebelumnya.
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih?
Jawaban: Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 8 atau 20 rakaat, dikerjakan secara berpasangan dengan 2 rakaat salam.
Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan shalat tarawih?
Jawaban: Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh.
Pertanyaan 3: Bagaimana niat shalat tarawih?
Jawaban: Niat shalat tarawih adalah untuk mengerjakan shalat sunnah tarawih karena Allah SWT.
Pertanyaan 4: Bacaan apa saja yang dibaca dalam shalat tarawih?
Jawaban: Bacaan dalam shalat tarawih antara lain surat Al-Fatihah, surat-surat pendek, doa qunut, dan doa witir.
Pertanyaan 5: Apa saja sunnah dalam shalat tarawih?
Jawaban: Sunnah dalam shalat tarawih antara lain memperbanyak bacaan Al-Qur’an, melaksanakan shalat secara berjamaah di masjid, dan menjaga kekhusyukan.
Pertanyaan 6: Apa saja keutamaan shalat tarawih?
Jawaban: Keutamaan shalat tarawih antara lain mendapatkan ampunan dosa, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, memperoleh pahala yang berlipat ganda, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan memahami ketentuan-ketentuan shalat tarawih, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan khusyuk. Semoga ibadah tarawih yang kita kerjakan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat bagi kita di dunia maupun di akhirat. Untuk pembahasan lebih lanjut tentang shalat tarawih, silakan lanjutkan membaca artikel ini.
Lanjut membaca: Hukum Shalat Tarawih
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih dengan Baik
Untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk, terdapat beberapa tips yang dapat diterapkan. Tips-tips ini akan membantu kita memperoleh pahala maksimal dari ibadah tarawih.
Tip 1: Niatkan dengan Ikhlas
Niatkan shalat tarawih semata-mata karena Allah SWT, untuk mendapatkan pahala dan ridha-Nya.
Tip 2: Berwudhu dengan Sempurna
Berwudhulah dengan sempurna sebelum melaksanakan shalat tarawih. Wudhu yang sempurna akan menyucikan diri kita dari hadas dan najis.
Tip 3: Datang ke Masjid Tepat Waktu
Upayakan untuk datang ke masjid tepat waktu, agar dapat mengikuti shalat tarawih secara berjamaah sejak awal.
Tip 4: Jaga Kekhusyukan
Jagalah kekhusyukan selama shalat tarawih. Hindari berbicara, tertawa, atau melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan.
Tip 5: Perbanyak Bacaan Al-Qur’an
Perbanyak bacaan Al-Qur’an dalam shalat tarawih. Hal ini sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW yang selalu memperbanyak bacaan Al-Qur’an pada saat shalat tarawih.
Tip 6: Perhatikan Bacaan Imam
Jika shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah, perhatikan bacaan imam dengan seksama. Ikuti bacaan imam dengan baik dan benar.
Tip 7: Doa dengan Penuh Penghayatan
Panjatkan doa-doa pada saat shalat tarawih dengan penuh penghayatan. Mohonlah ampunan, keberkahan, dan petunjuk kepada Allah SWT.
Tip 8: Berdoa Setelah Selesai Shalat
Setelah selesai shalat tarawih, jangan langsung meninggalkan masjid. Berdoalah sejenak, mohonlah kepada Allah SWT agar ibadah tarawih kita diterima dan memberikan manfaat bagi kita.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, insya Allah kita dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk. Semoga ibadah tarawih kita diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat bagi kita di dunia maupun di akhirat.
Selanjutnya, kita akan membahas mengenai keutamaan shalat tarawih, yaitu bahasan terakhir dalam artikel ini tentang ketentuan shalat tarawih.
Kesimpulan
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat. Dengan memahami ketentuan-ketentuan shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan khusyuk.
Beberapa poin penting dalam ketentuan shalat tarawih antara lain:
- Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 8 atau 20 rakaat, dikerjakan secara berpasangan dengan 2 rakaat salam.
- Waktu pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya hingga menjelang waktu Subuh.
- Niat shalat tarawih adalah untuk mengerjakan shalat sunnah tarawih karena Allah SWT.
Poin-poin tersebut saling berkaitan. Jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan niat merupakan unsur-unsur penting dalam shalat tarawih. Dengan memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut, umat Islam dapat memperoleh pahala dan manfaat maksimal dari ibadah shalat tarawih.
Marilah kita senantiasa berusaha untuk melaksanakan shalat tarawih dengan baik dan khusyuk. Semoga ibadah tarawih kita diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat bagi kita di dunia maupun di akhirat.