Niat Buka Puasa Qadha

jurnal


Niat Buka Puasa Qadha

Niat buka puasa qadha adalah niat yang diucapkan saat seseorang ingin membatalkan puasanya yang terlewat di bulan Ramadan. Niat ini biasanya diucapkan sebelum menyantap makanan atau minuman. Misalnya, “Saya niat buka puasa qadha karena Allah Ta’ala.”

Membayar puasa qadha memiliki banyak manfaat, antara lain: menggugurkan kewajiban puasa yang terlewat, melatih kesabaran dan kedisiplinan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Secara historis, kewajiban qadha puasa telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara niat buka puasa qadha, waktu yang tepat untuk melaksanakannya, serta berbagai hal yang perlu diperhatikan saat membayar puasa qadha.

niat buka puasa qadha

Niat buka puasa qadha adalah salah satu aspek penting dalam ibadah puasa. Niat yang benar dan sesuai ketentuan akan membuat puasa qadha menjadi sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Berikut adalah 10 aspek penting terkait niat buka puasa qadha:

  • Waktu niat
  • Tempat niat
  • Cara mengucapkan niat
  • Jenis puasa yang diqadha
  • Hari yang diqadha
  • Ikhlas karena Allah SWT
  • Tata cara buka puasa
  • Doa buka puasa
  • Hikmah membayar puasa qadha
  • Konsekuensi meninggalkan puasa qadha

Setiap aspek tersebut memiliki peran penting dalam sahnya puasa qadha. Misalnya, waktu niat yang tepat adalah sebelum menyantap makanan atau minuman untuk berbuka puasa. Tempat niat juga tidak boleh sembarangan, sebaiknya dilakukan di tempat yang bersih dan tenang. Cara mengucapkan niat juga harus sesuai dengan tuntunan syariat, yaitu dengan mengucapkan “Saya niat buka puasa qadha karena Allah Ta’ala” atau lafal yang senada. Selain itu, jenis puasa yang diqadha, hari yang diqadha, dan ikhlas karena Allah SWT juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.

Waktu niat

Waktu niat memegang peranan penting dalam sahnya niat buka puasa qadha. Niat harus diucapkan sebelum seseorang mulai menyantap makanan atau minuman untuk berbuka puasa. Jika niat diucapkan setelah mulai makan atau minum, maka puasanya tidak sah.

  • Waktu terbaik

    Waktu terbaik untuk mengucapkan niat buka puasa qadha adalah setelah shalat Maghrib. Pada waktu ini, seseorang sudah yakin bahwa ia telah menyelesaikan puasanya hari itu dan tidak ada lagi halangan untuk berbuka puasa.

  • Waktu yang diperbolehkan

    Selain setelah shalat Maghrib, niat buka puasa qadha juga diperbolehkan diucapkan pada waktu-waktu lain, selama belum mulai makan atau minum. Misalnya, seseorang boleh mengucapkan niat buka puasa qadha setelah shalat Isya atau menjelang sahur.

  • Waktu yang dilarang

    Ada dua waktu yang dilarang untuk mengucapkan niat buka puasa qadha, yaitu: sebelum terbenam matahari dan setelah terbit fajar. Jika niat diucapkan pada waktu-waktu tersebut, maka puasanya tidak sah.

  • Tata cara mengucapkan niat

    Tata cara mengucapkan niat buka puasa qadha adalah sebagai berikut: “Saya niat buka puasa qadha karena Allah Ta’ala” atau lafal yang senada. Niat ini bisa diucapkan dalam hati atau lisan.

Dengan memahami waktu-waktu yang tepat untuk mengucapkan niat buka puasa qadha, seseorang dapat memastikan bahwa puasanya sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Tempat niat

Tempat niat merupakan salah satu aspek penting dalam niat buka puasa qadha. Memilih tempat yang tepat untuk berniat akan membuat puasa qadha menjadi lebih khusyuk dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

  • Kesucian tempat

    Tempat niat buka puasa qadha hendaknya bersih dari najis dan kotoran. Sebaiknya memilih tempat yang tenang dan jauh dari kebisingan agar dapat lebih fokus dalam berniat.

  • Tempat yang mulia

    Sebaiknya memilih tempat yang mulia untuk berniat buka puasa qadha, seperti masjid atau mushala. Berniat di tempat yang mulia akan menambah kekhusyukan dan keberkahan dalam beribadah.

  • Tempat yang aman

    Hindari memilih tempat yang berbahaya atau tidak aman untuk berniat buka puasa qadha. Carilah tempat yang aman dan nyaman agar dapat berniat dengan tenang dan tidak khawatir akan gangguan.

  • Tempat yang sesuai

    Sesuaikan tempat niat dengan kondisi dan situasi. Misalnya, jika sedang berada di perjalanan, maka dapat berniat buka puasa qadha di dalam kendaraan atau di tempat istirahat yang bersih.

Dengan memperhatikan tempat niat buka puasa qadha, seseorang dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk beribadah dan meningkatkan kekhusyukan dalam berniat. Hal ini akan berdampak pada sahnya puasa qadha dan nilai ibadah yang diperoleh di sisi Allah SWT.

Cara mengucapkan niat

Cara mengucapkan niat memegang peranan penting dalam sahnya niat buka puasa qadha. Niat yang diucapkan dengan benar dan sesuai ketentuan akan membuat puasa qadha menjadi sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengucapkan niat buka puasa qadha:

Pertama, niat harus diucapkan dengan jelas dan tegas. Tidak boleh diucapkan dengan ragu-ragu atau terbata-bata. Kedua, niat harus diucapkan dalam hati atau lisan. Tidak diperbolehkan mengucapkan niat hanya dalam hati saja. Ketiga, niat harus diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa Indonesia yang fasih. Tidak diperbolehkan mengucapkan niat dalam bahasa lain yang tidak dikuasai.

Contoh lafal niat buka puasa qadha yang benar adalah: “Saya niat buka puasa qadha karena Allah Ta’ala” atau “Saya berniat untuk membatalkan puasa qadha karena Allah Ta’ala”. Niat ini bisa diucapkan sebelum menyantap makanan atau minuman untuk berbuka puasa.

Dengan memahami cara mengucapkan niat buka puasa qadha dengan benar, seseorang dapat memastikan bahwa puasanya sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Hal ini juga merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT yang telah mengatur tata cara beribadah, termasuk dalam hal niat.

Jenis puasa yang diqadha

Jenis puasa yang diqadha memiliki keterkaitan erat dengan niat buka puasa qadha. Niat buka puasa qadha harus disesuaikan dengan jenis puasa yang diqadha, karena setiap jenis puasa memiliki ketentuan yang berbeda. Misalnya, jika seseorang ingin membatalkan puasa wajib Ramadan yang terlewat, maka niatnya harus “Saya niat buka puasa qadha Ramadan karena Allah Ta’ala”. Sedangkan jika seseorang ingin membatalkan puasa sunnah, maka niatnya bisa “Saya niat buka puasa sunnah qadha karena Allah Ta’ala”.

Jenis puasa yang diqadha tidak hanya terbatas pada puasa Ramadan saja. Seseorang juga bisa mengqadha puasa sunnah yang terlewat, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, atau puasa Daud. Niat buka puasa qadha untuk puasa sunnah juga harus disesuaikan dengan jenis puasanya. Misalnya, jika seseorang ingin membatalkan puasa Senin-Kamis yang terlewat, maka niatnya harus “Saya niat buka puasa qadha Senin-Kamis karena Allah Ta’ala”.

Dengan memahami jenis puasa yang diqadha dan niat buka puasa qadha yang sesuai, seseorang dapat memastikan bahwa puasanya sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Hal ini juga merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT yang telah mengatur tata cara beribadah, termasuk dalam hal niat.

Hari yang diqadha

Hari yang diqadha merupakan salah satu aspek penting dalam niat buka puasa qadha. Niat buka puasa qadha harus disesuaikan dengan hari yang diqadha, karena setiap hari memiliki ketentuan yang berbeda. Misalnya, jika seseorang ingin membatalkan puasa Ramadan yang terlewat pada hari Senin, maka niatnya harus “Saya niat buka puasa qadha Ramadan hari Senin karena Allah Ta’ala”.

  • Hari yang ditentukan

    Hari yang diqadha harus ditentukan secara jelas. Seseorang tidak boleh berniat untuk mengqadha puasa pada hari yang belum pasti.

  • Hari yang memungkinkan

    Hari yang diqadha harus memungkinkan untuk melaksanakan puasa. Misalnya, seseorang tidak boleh berniat untuk mengqadha puasa pada hari yang sudah diketahui akan bepergian jauh.

  • Hari yang berurutan

    Jika seseorang mengqadha puasa Ramadan, maka hari yang diqadha harus berurutan. Misalnya, jika seseorang ingin mengqadha puasa Ramadan selama 3 hari, maka ia harus mengqadhanya secara berurutan, seperti pada hari Senin, Selasa, dan Rabu.

  • Hari yang sama

    Jika seseorang mengqadha puasa sunnah, maka hari yang diqadha tidak harus berurutan. Misalnya, jika seseorang ingin mengqadha puasa Senin-Kamis yang terlewat, maka ia bisa mengqadhanya pada hari yang berbeda, seperti pada hari Selasa dan Jumat.

Dengan memahami hari yang diqadha dan niat buka puasa qadha yang sesuai, seseorang dapat memastikan bahwa puasanya sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Hal ini juga merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT yang telah mengatur tata cara beribadah, termasuk dalam hal niat.

Ikhlas karena Allah SWT

Ikhlas karena Allah SWT merupakan aspek penting dalam niat buka puasa qadha. Dengan mengikhlaskan niat semata-mata karena Allah SWT, puasa qadha yang dilakukan akan menjadi lebih bernilai dan diterima di sisi-Nya. Ada beberapa aspek ikhlas karena Allah SWT yang perlu diperhatikan dalam niat buka puasa qadha, di antaranya:

  • Niat yang Benar

    Niat buka puasa qadha haruslah benar dan sesuai dengan ajaran Islam, yaitu untuk mengganti puasa wajib Ramadan yang terlewat. Hindari niat yang didasari oleh tujuan duniawi atau riya’.

  • Mengharap Ridha Allah

    Dalam berniat buka puasa qadha, seorang Muslim haruslah mengharap ridha Allah SWT semata. Jangan mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain.

  • Tidak Riya’

    Riya’ atau pamer merupakan perbuatan yang dapat merusak nilai ibadah, termasuk puasa qadha. Hindari berniat buka puasa qadha hanya untuk dilihat atau dipuji oleh orang lain.

  • Menjaga Hati

    Menjaga hati dari bisikan-bisikan syaitan juga penting dalam ikhlas karena Allah SWT. Jauhkan pikiran-pikiran negatif atau keraguan yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa qadha.

Dengan memahami dan mengamalkan aspek-aspek ikhlas karena Allah SWT dalam niat buka puasa qadha, seorang Muslim dapat memastikan bahwa puasanya diterima di sisi Allah SWT dan menjadikannya sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Tata cara buka puasa

Tata cara buka puasa merupakan aspek penting dalam niat buka puasa qadha yang perlu diperhatikan untuk memastikan sahnya puasa yang dijalankan. Tata cara buka puasa meliputi beberapa hal, di antaranya:

  • Waktu Berbuka
    Waktu berbuka puasa qadha sama dengan waktu berbuka puasa pada umumnya, yaitu setelah matahari terbenam. Dianjurkan untuk berbuka segera setelah azan Maghrib berkumandang.
  • Niat Berbuka
    Sebelum menyantap makanan atau minuman untuk berbuka, seorang Muslim dianjurkan untuk mengucapkan niat buka puasa qadha. Niat ini diucapkan dalam hati atau lisan, dengan lafal “Saya niat buka puasa qadha karena Allah Ta’ala”.
  • Membaca Doa Berbuka
    Setelah mengucapkan niat, disunnahkan untuk membaca doa berbuka puasa. Doa ini dibaca sebelum menyantap makanan atau minuman, dengan lafal “Allahumma lakasumtu wa bika amantu wa ‘ala rizqika aftartu, faghfirli, ya Ghafura ma qaddamtu wa ma akhkartu”.
  • Makanan dan Minuman Berbuka
    Makanan dan minuman yang disantap untuk berbuka puasa qadha tidak ada ketentuan khusus. Namun, dianjurkan untuk berbuka dengan makanan dan minuman yang manis, seperti kurma atau air putih.

Dengan memahami dan mengamalkan tata cara buka puasa yang benar, seorang Muslim dapat memastikan bahwa puasanya sah dan diterima di sisi Allah SWT. Tata cara buka puasa ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan kekhusyukan dan ketaatan dalam beribadah.

Doa buka puasa

Doa buka puasa merupakan salah satu aspek penting dalam niat buka puasa qadha. Doa ini dibaca setelah mengucapkan niat buka puasa dan sebelum menyantap makanan atau minuman untuk berbuka. Membaca doa buka puasa sangat dianjurkan karena memiliki banyak dan keutamaan, di antaranya:

Pertama, doa buka puasa dapat menjadi terkabulnya doa-doa kita. Rasulullah SAW bersabda, “Tiga doa yang tidak akan ditolak: doa orang yang berpuasa ketika berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Kedua, doa buka puasa dapat menjadi penggugur dosa-dosa kita. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca doa buka puasa, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Ibnu Sunni)

Ketiga, doa buka puasa dapat menjadi sarana untuk mendapatkan pahala yang besar. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca doa buka puasa dengan penuh keyakinan dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang memerdekakan seorang budak.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Berdasarkan dan keutamaan tersebut, sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk membaca doa buka puasa ketika berbuka puasa qadha. Dengan membaca doa buka puasa, kita dapat berharap doa-doa kita dikabulkan, dosa-dosa kita diampuni, dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.

Hikmah membayar puasa qadha

Hikmah membayar puasa qadha sangat erat kaitannya dengan niat buka puasa qadha. Sebab, niat buka puasa qadha merupakan awal dari pelaksanaan ibadah qadha puasa. Tanpa adanya niat, maka puasa qadha tidak akan sah. Dengan demikian, hikmah membayar puasa qadha tidak dapat diperoleh tanpa adanya niat buka puasa qadha yang benar dan sesuai dengan ketentuan syariat.

Beberapa hikmah membayar puasa qadha, antara lain:

  • Menggugurkan kewajiban puasa yang terlewat.
  • Melatih kesabaran dan kedisiplinan.
  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Salah satu contoh nyata hikmah membayar puasa qadha adalah ketika seseorang yang memiliki utang puasa selama beberapa hari karena sakit atau bepergian jauh. Dengan membayar puasa qadha, ia dapat menggugurkan kewajiban puasanya dan mendapatkan kembali pahala puasa yang telah terlewat. Selain itu, proses membayar puasa qadha juga melatih kesabaran dan kedisiplinan dalam menjalankan ibadah, serta menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Memahami hikmah membayar puasa qadha dan kaitannya dengan niat buka puasa qadha sangat penting bagi umat Islam. Hal ini akan memotivasi mereka untuk segera membayar puasa qadha yang terlewat dan memperoleh manfaat serta pahala yang terkandung di dalamnya.

Konsekuensi meninggalkan puasa qadha

Konsekuensi meninggalkan puasa qadha merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami dalam pembahasan niat buka puasa qadha. Niat buka puasa qadha merupakan pintu gerbang untuk melaksanakan ibadah qadha puasa, sehingga memahami konsekuensi jika meninggalkan puasa qadha akan semakin memotivasi seseorang untuk segera menunaikan kewajibannya tersebut.

Secara umum, konsekuensi meninggalkan puasa qadha adalah dosa. Hal ini dikarenakan puasa qadha merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim yang telah baligh dan berakal sehat. Jika seseorang dengan sengaja meninggalkan puasa qadha tanpa alasan yang syar’i, maka ia telah melakukan dosa besar. Selain itu, meninggalkan puasa qadha juga dapat menyebabkan tertundanya pahala puasa yang seharusnya didapatkan. Pahala puasa merupakan salah satu pahala yang sangat besar di sisi Allah SWT, sehingga meninggalkannya tentu akan merugikan diri sendiri.

Memahami konsekuensi meninggalkan puasa qadha dapat menjadi pengingat bagi umat Islam untuk segera membayar utang puasanya. Dengan memahami konsekuensi yang akan diterima, diharapkan dapat mendorong mereka untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam menjalankan ibadah, khususnya ibadah puasa. Selain itu, pemahaman ini juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT.

Pertanyaan Seputar Niat Buka Puasa Qadha

Pertanyaan berikut mengupas berbagai aspek penting terkait niat buka puasa qadha. Pemahaman yang komprehensif terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu umat Islam menjalankan ibadah qadha puasa dengan baik dan benar.

Pertanyaan 1: Apa saja syarat sah niat buka puasa qadha?

Jawaban: Niat buka puasa qadha harus diucapkan dengan jelas dan tegas, dalam hati atau lisan, dan sesuai dengan jenis puasa yang diqadha.

Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat buka puasa qadha?

Jawaban: Waktu terbaik untuk mengucapkan niat buka puasa qadha adalah setelah shalat Maghrib. Namun, diperbolehkan juga diucapkan pada waktu-waktu lain sebelum mulai berbuka.

Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara mengucapkan niat buka puasa qadha?

Jawaban: Niat buka puasa qadha diucapkan dengan lafal “Saya niat buka puasa qadha karena Allah Ta’ala” atau lafal yang senada, baik dalam hati maupun lisan.

Pertanyaan 4: Apakah boleh membatalkan niat buka puasa qadha setelah diucapkan?

Jawaban: Tidak diperbolehkan membatalkan niat buka puasa qadha setelah diucapkan. Jika berubah pikiran, maka harus mengganti dengan niat puasa sunnah.

Pertanyaan 5: Apa hukumnya jika tidak mengucapkan niat buka puasa qadha?

Jawaban: Puasa qadha tanpa niat dianggap tidak sah dan tidak menggugurkan kewajiban puasa yang terlewat.

Pertanyaan 6: Apakah ada perbedaan niat buka puasa qadha Ramadan dan puasa sunnah?

Jawaban: Ya, ada perbedaan. Niat buka puasa qadha Ramadan adalah “Saya niat buka puasa qadha Ramadan karena Allah Ta’ala”, sedangkan niat buka puasa sunnah adalah “Saya niat buka puasa sunnah karena Allah Ta’ala”.

Dengan memahami jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan ibadah qadha puasa dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Pemahaman yang baik tentang niat buka puasa qadha merupakan kunci utama dalam menjalankan ibadah ini secara sah dan bernilai.

Selanjutnya, kita akan membahas aspek penting lainnya terkait pelaksanaan ibadah qadha puasa, yaitu tata cara membayar puasa qadha.

Tips Melaksanakan Niat Buka Puasa Qadha dengan Benar

Melaksanakan niat buka puasa qadha dengan benar merupakan hal penting untuk memastikan sahnya ibadah puasa qadha yang dijalankan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:

Tip 1: Ucapkan Niat dengan Jelas dan Tegas

Saat mengucapkan niat buka puasa qadha, pastikan untuk melakukannya dengan jelas dan tegas, baik dalam hati maupun lisan. Hal ini bertujuan agar niat tersebut dapat didengar oleh Allah SWT dan menjadi sah.

Tip 2: Sesuaikan Niat dengan Jenis Puasa

Niat buka puasa qadha harus disesuaikan dengan jenis puasa yang diqadha. Misalnya, jika seseorang ingin membatalkan puasa Ramadan yang terlewat, maka niatnya harus “Saya niat buka puasa qadha Ramadan karena Allah Ta’ala”.

Tip 3: Ucapkan Niat Sebelum Berbuka

Niat buka puasa qadha harus diucapkan sebelum mulai berbuka puasa. Jika niat diucapkan setelah mulai makan atau minum, maka puasanya tidak sah.

Tip 4: Hindari Membatalkan Niat

Setelah mengucapkan niat buka puasa qadha, hindarilah untuk membatalkannya. Jika berubah pikiran, maka gantilah dengan niat puasa sunnah.

Tip 5: Berdoa Setelah Berbuka

Setelah berbuka puasa qadha, dianjurkan untuk membaca doa berbuka puasa. Doa ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan niat buka puasa qadha dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat. Pemahaman yang baik tentang tata cara niat buka puasa qadha menjadi kunci utama dalam menjalankan ibadah ini secara sah dan bernilai.

Kelima tips di atas merupakan hal-hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan niat buka puasa qadha. Memahami dan mengamalkan tips-tips ini akan membantu umat Islam menjalankan ibadah qadha puasa dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengupas tuntas tentang “niat buka puasa qadha”, mulai dari pengertian, waktu dan tempat yang tepat untuk berniat, cara mengucapkan niat yang benar, hingga hikmah dan konsekuensi dari membayar atau meninggalkan puasa qadha. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan beberapa poin penting yang saling berkaitan, yaitu:

  • Niat buka puasa qadha merupakan pintu gerbang untuk melaksanakan ibadah qadha puasa, sehingga harus diucapkan dengan benar dan sesuai ketentuan.
  • Membayar puasa qadha memiliki banyak manfaat, seperti menggugurkan kewajiban puasa yang terlewat, melatih kesabaran dan kedisiplinan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Meninggalkan puasa qadha tanpa alasan syar’i merupakan dosa besar yang dapat berakibat pada tertundanya pahala puasa yang seharusnya didapatkan.

Memahami aspek-aspek penting terkait “niat buka puasa qadha” akan membantu umat Islam menjalankan ibadah qadha puasa dengan baik dan benar, sehingga dapat memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Marilah kita senantiasa menjaga keistiqamahan dalam beribadah, termasuk dalam menjalankan ibadah qadha puasa, demi meraih ridha dan ampunan dari Allah SWT.

Youtube Video:



Artikel Terkait

Bagikan:

jurnal

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags

Artikel Terbaru