Niat mandi hari raya Idul Adha adalah niat yang diucapkan ketika akan melaksanakan mandi sunnah Idul Adha. Mandi sunnah ini dilakukan sebelum melaksanakan salat Idul Adha. Contoh niatnya adalah: “Nawaitu ghusla sunnati ‘Idil Adlha sunnatan lillahi ta’ala.”
Mandi sunnah Idul Adha memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah mensucikan diri dari hadas besar dan kecil, menghilangkan kotoran dan bau badan, serta menyegarkan tubuh dan pikiran. Selain itu, mandi sunnah Idul Adha juga memiliki sejarah panjang dalam tradisi Islam. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan mandi sunnah Idul Adha sebelum melaksanakan salat Idul Adha.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang tata cara mandi sunnah Idul Adha, waktu pelaksanaan, serta hikmah dan manfaatnya. Kita juga akan mengulas sejarah mandi sunnah Idul Adha dalam tradisi Islam.
Niat Mandi Hari Raya Idul Adha
Niat merupakan salah satu aspek terpenting dalam pelaksanaan mandi sunnah Hari Raya Idul Adha. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya mandi sunnah yang dilakukan. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam merumuskan niat mandi sunnah Hari Raya Idul Adha, antara lain:
- Keikhlasan
- Kekhusyuan
- Kesesuaian dengan sunnah
- Pengucapan lisan atau hati
- Bahasa yang digunakan
- Waktu pengucapan
- Tempat pengucapan
- Tata cara pengucapan
- Makna dan kandungan niat
Semua aspek tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Niat yang benar akan menghasilkan mandi sunnah yang sah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Sebaliknya, niat yang salah atau tidak sesuai dengan ketentuan syariat dapat membatalkan mandi sunnah yang dilakukan.
Keikhlasan
Keikhlasan merupakan salah satu aspek terpenting dalam melaksanakan niat mandi hari raya Idul Adha. Keikhlasan adalah sikap tulus dan ikhlas dalam melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT. Dalam konteks mandi sunnah Idul Adha, keikhlasan sangat penting karena akan menentukan sah atau tidaknya mandi sunnah yang dilakukan.
Mandi sunnah Idul Adha yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapat pahala dari Allah SWT. Sebaliknya, mandi sunnah yang dilakukan tidak dengan ikhlas, seperti karena ingin dipuji atau dilihat orang lain, maka tidak akan mendapat pahala dari Allah SWT. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga keikhlasan dalam melakukan niat mandi hari raya Idul Adha.
Salah satu cara untuk menjaga keikhlasan dalam melakukan niat mandi hari raya Idul Adha adalah dengan mengingat bahwa mandi sunnah ini merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Selain itu, kita juga harus mengingat bahwa pahala yang akan kita terima dari Allah SWT bukan karena mandi sunnahnya, melainkan karena keikhlasan kita dalam melakukannya.
Kekhusyuan
Kekhusyuan merupakan salah satu aspek penting dalam melaksanakan niat mandi hari raya Idul Adha. Kekhusyuan adalah sikap khusyuk dan fokus dalam melakukan sesuatu, termasuk ketika melaksanakan mandi sunnah Idul Adha.
- Kesadaran Penuh
Kekhusyuan dalam niat mandi hari raya Idul Adha dimulai dari kesadaran penuh akan apa yang sedang dilakukan. Menyadari bahwa mandi sunnah ini merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT akan membuat kita lebih fokus dan khusyuk dalam melaksanakannya.
- Mengosongkan Hati
Kekhusyuan juga mengharuskan kita untuk mengosongkan hati dari segala pikiran dan urusan duniawi. Ketika melaksanakan niat mandi hari raya Idul Adha, kita harus fokus pada niat kita dan tidak memikirkan hal-hal lain.
- Merasakan Kehadiran Allah SWT
Kekhusyuan akan semakin sempurna ketika kita merasa bahwa Allah SWT hadir bersama kita ketika melaksanakan niat mandi hari raya Idul Adha. Perasaan ini akan membuat kita lebih tawadhu dan khusyuk dalam melaksanakan mandi sunnah.
- Menikmati Ibadah
Kekhusyuan juga akan membuat kita menikmati ibadah yang sedang kita lakukan. Menikmati ibadah berarti melaksanakannya dengan perasaan senang dan bahagia. Ketika kita menikmati ibadah mandi sunnah Idul Adha, kita akan melakukannya dengan lebih khusyuk dan sempurna.
Kekhusyuan dalam niat mandi hari raya Idul Adha sangat penting karena akan menentukan kualitas ibadah kita. Semakin khusyuk kita dalam melaksanakan niat mandi sunnah, maka semakin besar pahala yang akan kita terima dari Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kekhusyuan kita ketika melaksanakan niat mandi hari raya Idul Adha.
Kesesuaian dengan sunnah
Niat mandi hari raya Idul Adha harus sesuai dengan sunnah, baik dari segi lafaz maupun tata caranya. Kesesuaian dengan sunnah penting karena merupakan wujud kepatuhan kita terhadap ajaran Rasulullah SAW. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan agar niat mandi hari raya Idul Adha sesuai dengan sunnah, di antaranya:
- Lafal niat
Lafal niat mandi hari raya Idul Adha yang sesuai dengan sunnah adalah: “Nawaitu ghusla sunnati ‘Idil Adlha sunnatan lillahi ta’ala.” Lafadz ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Aisyah RA.
- Tata cara pengucapan
Tata cara pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha juga harus sesuai dengan sunnah. Niat diucapkan dengan jelas dan pelan, tidak terburu-buru. Niat juga diucapkan dalam hati, tidak perlu diucapkan dengan lisan.
- Waktu pengucapan
Waktu pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha adalah sebelum memulai mandi. Niat diucapkan setelah membasahi seluruh tubuh dengan air.
Dengan memperhatikan kesesuaian dengan sunnah dalam niat mandi hari raya Idul Adha, kita dapat melaksanakan ibadah mandi sunnah ini dengan benar dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah kepada kita.
Pengucapan lisan atau hati
Pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha dapat dilakukan dengan lisan atau hati. Kedua cara tersebut sama-sama sah dan diterima dalam pandangan agama Islam. Namun, terdapat beberapa perbedaan antara keduanya.
Pengucapan niat dengan lisan lebih jelas dan tegas, sehingga dapat membantu kita untuk lebih fokus dan khusyuk dalam melaksanakan mandi sunnah. Selain itu, pengucapan niat dengan lisan juga dapat menjadi pengingat bagi kita tentang tujuan kita melaksanakan mandi sunnah, yaitu untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Di sisi lain, pengucapan niat dengan hati lebih bersifat pribadi dan rahasia. Pengucapan niat dengan hati juga dapat membantu kita untuk lebih khusyuk dan fokus dalam melaksanakan mandi sunnah, karena kita tidak terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal. Selain itu, pengucapan niat dengan hati juga dapat menjadi bentuk kerendahan hati kita di hadapan Allah SWT.
Secara praktis, kita dapat memilih cara pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha yang paling sesuai dengan kondisi kita. Jika kita berada di tempat yang ramai atau bising, maka pengucapan niat dengan hati mungkin lebih baik. Namun, jika kita berada di tempat yang tenang dan sepi, maka pengucapan niat dengan lisan mungkin lebih baik.
Yang terpenting adalah kita mengucapkan niat dengan jelas dan khusyuk, baik dengan lisan maupun hati. Dengan demikian, kita dapat melaksanakan mandi sunnah Idul Adha dengan benar dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam niat mandi hari raya Idul Adha sangat penting karena merupakan sarana untuk mengungkapkan keinginan dan tujuan kita dalam melaksanakan mandi sunnah. Bahasa yang digunakan harus jelas, mudah dipahami, dan sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang baik.
Ada beberapa alasan mengapa bahasa yang digunakan dalam niat mandi hari raya Idul Adha sangat penting. Pertama, bahasa yang digunakan merupakan representasi dari niat kita. Jika kita menggunakan bahasa yang tidak jelas atau tidak sesuai dengan kaidah, maka niat kita juga bisa menjadi tidak jelas atau tidak sesuai. Kedua, bahasa yang digunakan merupakan sarana komunikasi antara kita dengan Allah SWT. Ketika kita mengucapkan niat mandi hari raya Idul Adha dengan bahasa yang baik dan benar, maka kita sedang berkomunikasi dengan Allah SWT dengan cara yang baik dan benar.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa contoh bahasa yang digunakan dalam niat mandi hari raya Idul Adha. Salah satu contoh yang paling umum adalah: “Nawaitu ghusla sunnati ‘Idil Adlha sunnatan lillahi ta’ala.” Lafadz ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Aisyah RA. Lafadz ini menggunakan bahasa Arab yang jelas, mudah dipahami, dan sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang baik.
Pemahaman tentang hubungan antara bahasa yang digunakan dan niat mandi hari raya Idul Adha memiliki beberapa aplikasi praktis. Pertama, kita dapat menggunakan pemahaman ini untuk memastikan bahwa niat kita jelas dan sesuai dengan sunnah. Kedua, kita dapat menggunakan pemahaman ini untuk berkomunikasi dengan Allah SWT dengan cara yang baik dan benar. Ketiga, kita dapat menggunakan pemahaman ini untuk mengajarkan orang lain tentang pentingnya menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam niat mandi hari raya Idul Adha.
Kesimpulannya, bahasa yang digunakan dalam niat mandi hari raya Idul Adha sangat penting karena merupakan sarana untuk mengungkapkan keinginan dan tujuan kita, sarana komunikasi antara kita dengan Allah SWT, dan sarana untuk mengajarkan orang lain tentang pentingnya menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam niat mandi hari raya Idul Adha. Oleh karena itu, kita harus selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam niat mandi hari raya Idul Adha.
Waktu pengucapan
Waktu pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha sangatlah penting. Niat harus diucapkan setelah membasahi seluruh tubuh dengan air. Hal ini dikarenakan niat merupakan ikrar atau pernyataan hati untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini melakukan mandi sunnah Idul Adha. Pengucapan niat setelah membasahi seluruh tubuh dengan air merupakan bentuk kesungguhan dan kesiapan kita untuk melaksanakan mandi sunnah.
Waktu pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha yang tepat akan mempengaruhi keabsahan mandi sunnah yang kita lakukan. Jika niat diucapkan sebelum membasahi seluruh tubuh dengan air, maka mandi sunnah tersebut tidak dianggap sah. Hal ini dikarenakan niat belum terucap ketika seluruh tubuh sudah basah, sehingga mandi tersebut dianggap sebagai mandi biasa dan tidak mendapat pahala sunnah.
Dalam praktiknya, waktu pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha dapat dilakukan kapan saja setelah seluruh tubuh basah. Kita dapat mengucapkan niat saat sedang mengguyur air ke badan, saat menggosok badan dengan sabun, atau saat membilas badan. Yang penting, niat diucapkan sebelum kita selesai mandi.
Memahami waktu pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha memiliki beberapa aplikasi praktis. Pertama, kita dapat menggunakan pemahaman ini untuk memastikan bahwa mandi sunnah yang kita lakukan sah dan mendapat pahala sunnah. Kedua, kita dapat menggunakan pemahaman ini untuk mengajarkan orang lain tentang pentingnya waktu pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha. Ketiga, kita dapat menggunakan pemahaman ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dengan melaksanakan mandi sunnah Idul Adha dengan benar dan sesuai dengan sunnah.
Tempat pengucapan
Tempat pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan tempat pengucapan niat dapat mempengaruhi keabsahan mandi sunnah yang dilakukan.
- Di dalam kamar mandi
Tempat pengucapan niat yang paling umum adalah di dalam kamar mandi. Hal ini dikarenakan kamar mandi merupakan tempat yang tertutup dan terhindar dari pandangan orang lain. Selain itu, kamar mandi juga merupakan tempat yang paling nyaman untuk membasahi seluruh tubuh dengan air.
- Di luar kamar mandi
Selain di dalam kamar mandi, niat mandi hari raya Idul Adha juga dapat diucapkan di luar kamar mandi. Hal ini diperbolehkan jika memang tidak memungkinkan untuk mengucapkan niat di dalam kamar mandi, misalnya karena kamar mandi sedang penuh atau karena kita sedang mandi di tempat umum.
- Di tempat yang bersih
Tempat pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha haruslah di tempat yang bersih. Hal ini dikarenakan mandi sunnah Idul Adha merupakan ibadah yang suci, sehingga tempat pengucapan niat juga harus bersih dan terhindar dari najis.
- Di tempat yang tenang
Tempat pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha juga haruslah di tempat yang tenang. Hal ini dikarenakan kita perlu fokus dan khusyuk ketika mengucapkan niat. Tempat yang tenang dapat membantu kita untuk berkonsentrasi dan menghayati makna niat yang kita ucapkan.
Memahami tempat pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha sangatlah penting. Hal ini dikarenakan tempat pengucapan niat dapat mempengaruhi keabsahan mandi sunnah yang kita lakukan. Selain itu, tempat pengucapan niat juga dapat mempengaruhi kekhusyuan dan kualitas ibadah kita. Oleh karena itu, kita harus selalu memilih tempat pengucapan niat yang sesuai dengan ketentuan syariat dan yang dapat membantu kita untuk melaksanakan mandi sunnah Idul Adha dengan baik dan benar.
Tata cara pengucapan
Tata cara pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan agar mandi sunnah yang kita lakukan sah dan mendapat pahala sunnah. Tata cara pengucapan niat yang benar akan membuat niat kita jelas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
- Lafal niat
Lafal niat mandi hari raya Idul Adha yang sesuai dengan sunnah adalah: “Nawaitu ghusla sunnati ‘Idil Adlha sunnatan lillahi ta’ala.” Lafadz ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Aisyah RA.
- Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam niat mandi hari raya Idul Adha adalah bahasa Arab. Hal ini dikarenakan bahasa Arab merupakan bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam mengajarkan ajaran Islam.
- Waktu pengucapan
Waktu pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha adalah setelah membasahi seluruh tubuh dengan air. Hal ini dikarenakan niat merupakan ikrar atau pernyataan hati untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini melakukan mandi sunnah Idul Adha. Pengucapan niat setelah membasahi seluruh tubuh dengan air merupakan bentuk kesungguhan dan kesiapan kita untuk melaksanakan mandi sunnah.
- Tempat pengucapan
Tempat pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha adalah di tempat yang bersih dan tenang. Hal ini dikarenakan mandi sunnah Idul Adha merupakan ibadah yang suci, sehingga tempat pengucapan niat juga harus bersih dan terhindar dari najis. Tempat yang tenang dapat membantu kita untuk berkonsentrasi dan menghayati makna niat yang kita ucapkan.
Dengan memperhatikan tata cara pengucapan niat mandi hari raya Idul Adha, kita dapat melaksanakan ibadah mandi sunnah ini dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah kepada kita.
Makna dan Kandungan Niat
Makna dan kandungan niat merupakan aspek penting dalam niat mandi hari raya Idul Adha. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya mandi sunnah yang dilakukan. Ada beberapa aspek yang terkandung dalam makna dan kandungan niat, antara lain:
- Ikhlas
Ikhlas merupakan salah satu syarat sahnya niat mandi hari raya Idul Adha. Ikhlas berarti melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.
- Sesuai dengan sunnah
Niat mandi hari raya Idul Adha harus sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Lafadz niat yang sesuai dengan sunnah adalah: “Nawaitu ghusla sunnati ‘Idil Adlha sunnatan lillahi ta’ala.”
- Jelas dan tegas
Niat harus diucapkan dengan jelas dan tegas, baik dengan lisan maupun hati. Niat yang diucapkan dengan ragu-ragu atau tidak jelas dapat membatalkan mandi sunnah.
- Dilakukan sebelum mandi
Niat mandi hari raya Idul Adha harus dilakukan sebelum memulai mandi. Niat yang diucapkan setelah selesai mandi tidak sah.
Dengan memahami makna dan kandungan niat, kita dapat melaksanakan mandi sunnah hari raya Idul Adha dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah kepada kita.
Tanya Jawab tentang Niat Mandi Hari Raya Idul Adha
Berikut adalah beberapa tanya jawab seputar niat mandi hari raya Idul Adha untuk membantu Anda memahami dan melaksanakannya dengan benar:
Pertanyaan 1: Apa itu niat mandi hari raya Idul Adha?
Jawaban: Niat mandi hari raya Idul Adha adalah ikrar atau pernyataan hati untuk melakukan mandi sunnah Idul Adha dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan niat mandi hari raya Idul Adha?
Jawaban: Niat mandi hari raya Idul Adha diucapkan setelah membasahi seluruh tubuh dengan air.
Pertanyaan 3: Bagaimana lafal niat mandi hari raya Idul Adha yang benar?
Jawaban: Lafadz niat mandi hari raya Idul Adha yang sesuai dengan sunnah adalah: “Nawaitu ghusla sunnati ‘Idil Adlha sunnatan lillahi ta’ala.”
Pertanyaan 4: Di mana tempat yang tepat untuk mengucapkan niat mandi hari raya Idul Adha?
Jawaban: Niat mandi hari raya Idul Adha dapat diucapkan di mana saja, baik di dalam maupun di luar kamar mandi, asalkan tempat tersebut bersih dan tenang.
Pertanyaan 5: Apa saja syarat sah niat mandi hari raya Idul Adha?
Jawaban: Syarat sah niat mandi hari raya Idul Adha adalah ikhlas, sesuai dengan sunnah, jelas dan tegas, serta diucapkan sebelum memulai mandi.
Pertanyaan 6: Apa manfaat melaksanakan niat mandi hari raya Idul Adha?
Jawaban: Manfaat melaksanakan niat mandi hari raya Idul Adha adalah mensucikan diri dari hadas besar dan kecil, menghilangkan kotoran dan bau badan, menyegarkan tubuh dan pikiran, serta mendapatkan pahala sunnah dari Allah SWT.
Demikianlah beberapa tanya jawab tentang niat mandi hari raya Idul Adha. Semoga bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam melaksanakan ibadah mandi sunnah ini dengan benar dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah dan tata cara melaksanakan mandi sunnah hari raya Idul Adha.
Tips Niat Mandi Hari Raya Idul Adha
Niat merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan mandi sunnah Idul Adha. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya mandi sunnah yang dilakukan. Berikut ini adalah beberapa tips untuk membuat niat mandi hari raya Idul Adha Anda benar dan sesuai dengan syariat:
Tip 1: Ikhlaskan niat Anda
Niat mandi hari raya Idul Adha harus ikhlas karena Allah SWT. Jangan mengharapkan pujian atau imbalan dari manusia.
Tip 2: Gunakan lafadz niat yang sesuai dengan sunnah
Lafadz niat mandi hari raya Idul Adha yang sesuai dengan sunnah adalah: “Nawaitu ghusla sunnati ‘Idil Adlha sunnatan lillahi ta’ala.”
Tip 3: Ucapkan niat dengan jelas dan tegas
Niat harus diucapkan dengan jelas dan tegas, baik dengan lisan maupun hati. Niat yang diucapkan dengan ragu-ragu atau tidak jelas dapat membatalkan mandi sunnah.
Tip 4: Ucapkan niat sebelum memulai mandi
Niat mandi hari raya Idul Adha harus diucapkan sebelum memulai mandi. Niat yang diucapkan setelah selesai mandi tidak sah.
Tip 5: Ucapkan niat di tempat yang bersih dan tenang
Niat mandi hari raya Idul Adha dapat diucapkan di mana saja, asalkan tempat tersebut bersih dan tenang.
Tip 6: Sadari makna dan kandungan niat
Niat mandi hari raya Idul Adha mengandung makna dan kandungan yang penting, seperti ikhlas, sesuai dengan sunnah, jelas dan tegas, serta diucapkan sebelum memulai mandi.
Tip 7: Biasakan mengucapkan niat mandi hari raya Idul Adha
Dengan membiasakan mengucapkan niat mandi hari raya Idul Adha, kita akan lebih mudah untuk melaksanakan ibadah mandi sunnah ini dengan benar dan sesuai dengan syariat.
Tip 8: Ajak orang lain untuk mengucapkan niat mandi hari raya Idul Adha
Mengajak orang lain untuk mengucapkan niat mandi hari raya Idul Adha merupakan salah satu bentuk dakwah dan syiar Islam.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, insyaAllah niat mandi hari raya Idul Adha kita akan benar dan sesuai dengan syariat. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah kepada kita.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan mandi sunnah Idul Adha. Tata cara ini sangat penting untuk diperhatikan agar mandi sunnah yang kita lakukan sah dan mendapat pahala sunnah dari Allah SWT.
Kesimpulan
Niat mandi hari raya Idul Adha merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan ibadah mandi sunnah Idul Adha. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya mandi sunnah yang dilakukan. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam merumuskan niat mandi hari raya Idul Adha, antara lain ikhlas, sesuai dengan sunnah, jelas dan tegas, serta diucapkan sebelum memulai mandi. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, insyaAllah niat mandi hari raya Idul Adha kita akan benar dan sesuai dengan syariat.
Melaksanakan ibadah mandi sunnah Idul Adha dengan benar dan sesuai dengan syariat akan memberikan banyak manfaat bagi kita, di antaranya mensucikan diri dari hadas besar dan kecil, menghilangkan kotoran dan bau badan, menyegarkan tubuh dan pikiran, serta mendapatkan pahala sunnah dari Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita semua membiasakan untuk melaksanakan ibadah mandi sunnah Idul Adha dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah kepada kita.