Niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah adalah keinginan dalam hati untuk melaksanakan puasa sunnah pada tanggal tersebut. Puasa ini dilaksanakan pada hari Arafah, yaitu hari kesembilan pada bulan Dzulhijjah dalam kalender Islam. Contohnya, jika tahun ini Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Juli, maka puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Juli.
Puasa tanggal 9 Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Selain itu, puasa ini juga dapat meningkatkan pahala ibadah haji bagi yang melaksanakannya.
Puasa Arafah pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun kesembilan Hijriah, saat beliau melaksanakan haji wada’. Sejak saat itu, puasa Arafah menjadi salah satu sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Niat Puasa Tanggal 9 Dzulhijjah
Niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek ini meliputi:
- Waktu pelaksanaan
- Tata cara niat
- Keutamaan
- Syarat dan rukun
- Hal-hal yang membatalkan
- Hikmah pelaksanaan
- Landasan hukum
- Sejarah
- Amalan sunnah
- puasa Arafah
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Misalnya, waktu pelaksanaan yang tepat akan memengaruhi keabsahan puasa, tata cara niat yang benar akan menentukan diterimanya puasa, dan keutamaan yang besar akan menjadi motivasi untuk melaksanakan puasa.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan puasa tanggal 9 Dzulhijjah sangat penting karena menentukan keabsahan puasa. Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Idul Adha. Jika dilaksanakan pada hari lain, maka puasa tersebut tidak dianggap sebagai puasa Arafah.
Tata cara niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah juga harus memperhatikan waktu pelaksanaan. Niat puasa harus dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah atau pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah sebelum terbit fajar. Jika niat dilakukan setelah terbit fajar, maka puasa tidak dianggap sah.
Contoh waktu pelaksanaan puasa tanggal 9 Dzulhijjah yang benar adalah sebagai berikut:
- Jika Idul Adha jatuh pada hari Selasa, 10 Juli 2024, maka puasa Arafah dilaksanakan pada hari Senin, 9 Juli 2024.
- Niat puasa Arafah dapat dilakukan pada malam hari tanggal 8 Juli 2024 atau pada pagi hari tanggal 9 Juli 2024 sebelum terbit fajar.
Dengan memahami waktu pelaksanaan puasa tanggal 9 Dzulhijjah, umat Islam dapat melaksanakan puasa dengan benar dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Tata cara niat
Tata cara niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah sangat penting karena menentukan diterimanya puasa. Niat merupakan ungkapan keinginan hati untuk melaksanakan ibadah puasa. Niat harus dilakukan dengan jelas dan tepat sesuai dengan waktu pelaksanaan puasa.
Tata cara niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah yang benar adalah sebagai berikut:
- Hendaklah diniatkan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah atau pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah sebelum terbit fajar.
- Lafadz niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah: (Nawaitu shauma yaumi Arafah lillahi ta’ala).
Contoh niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah:
Saya niat puasa Arafah karena Allah Ta’ala.
Bagi yang tidak bisa berbahasa Arab, boleh menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa lainnya, yang penting jelas dan sesuai dengan makna niat puasa Arafah.
Dengan memahami tata cara niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah, umat Islam dapat melaksanakan puasa dengan benar dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Keutamaan
Keutamaan puasa tanggal 9 Dzulhijjah sangatlah besar dan mulia. Banyak keutamaan yang akan didapatkan oleh orang yang melaksanakan puasa sunnah ini. Keutamaan-keutamaan tersebut antara lain:
- Menghapus Dosa
Rasulullah SAW bersabda, “Puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim) - Meningkatkan Pahala Haji
Bagi yang melaksanakan ibadah haji, puasa Arafah dapat meningkatkan pahala haji tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Dan bagi orang yang berhaji, puasa Arafah dapat menambah pahala hajinya.” (HR. Tirmidzi) - Mendapatkan Syafaat
Puasa Arafah juga dapat menjadi sebab mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya di hadapan Allah SWT pada hari kiamat.” (HR. Ahmad) - Mendapatkan Pahala yang Besar
Pahala puasa Arafah sangatlah besar. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari yang paling banyak Allah SWT membebaskan hamba-Nya dari api neraka selain dari hari Arafah.” (HR. Muslim)
Dengan mengetahui keutamaan-keutamaan tersebut, semoga semakin banyak umat Islam yang termotivasi untuk melaksanakan puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Insya Allah, kita semua akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Syarat dan rukun
Syarat dan rukun merupakan komponen penting dalam niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Syarat adalah hal-hal yang harus dipenuhi agar puasa sah, sedangkan rukun adalah hal-hal yang wajib dilakukan dalam puasa. Jika salah satu syarat atau rukun tidak terpenuhi, maka puasa tidak dianggap sah.
Dalam niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah, terdapat beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi. Syaratnya antara lain:
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Tidak sedang haid atau nifas
- Tidak sedang dalam perjalanan jauh
Rukunnya antara lain:
- Niat
- Menahan diri dari makan dan minum
- Menahan diri dari hubungan suami istri
- Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa
Dengan memahami syarat dan rukun puasa tanggal 9 Dzulhijjah, kita dapat melaksanakan puasa dengan benar dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Hal-hal yang membatalkan
Dalam niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan puasa. Hal-hal tersebut antara lain:
- Makan dan minum
Makan dan minum dengan sengaja akan membatalkan puasa. Hal ini termasuk memasukkan makanan atau minuman ke dalam mulut, meskipun tidak sampai ditelan. - Muntah dengan sengaja
Muntah dengan sengaja juga akan membatalkan puasa. Muntah yang tidak disengaja, seperti karena sakit, tidak membatalkan puasa. - Hubungan suami istri
Melakukan hubungan suami istri akan membatalkan puasa. Hal ini termasuk berciuman, berpelukan, dan bersentuhan dengan cara yang dapat menimbulkan syahwat. - Keluarnya mani
Keluarnya mani, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja, akan membatalkan puasa. Keluarnya mani dapat disebabkan oleh mimpi basah, masturbasi, atau hubungan suami istri.
Dengan mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa, kita dapat lebih berhati-hati dalam menjaga puasa kita agar tetap sah. Jika salah satu hal tersebut terjadi, maka puasa kita batal dan kita harus menggantinya di kemudian hari.
Hikmah pelaksanaan
Hikmah pelaksanaan niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah merujuk pada nilai-nilai luhur dan manfaat yang dapat diperoleh dari menjalankan ibadah puasa Arafah. Hikmah ini mencakup berbagai aspek kehidupan, baik spiritual, sosial, maupun personal.
- Penghapus dosa
Puasa Arafah dipercaya dapat menghapus dosa-dosa yang telah diperbuat, baik dosa kecil maupun besar. Hikmah ini mengajarkan pentingnya bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
- Peningkatan ketakwaan
Puasa Arafah melatih kesabaran, pengendalian diri, dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan menahan lapar dan dahaga, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kedekatan dengan Tuhan.
- Solidaritas sosial
Puasa Arafah mendorong rasa kebersamaan dan solidaritas di antara umat Islam. Saat berpuasa bersama, kita merasakan penderitaan yang sama dan belajar untuk saling membantu.
- Pahala yang berlimpah
Puasa Arafah dijanjikan pahala yang sangat besar oleh Allah SWT. Hikmah ini memotivasi kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan memperbanyak amalan ibadah.
Hikmah pelaksanaan niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah menunjukkan bahwa ibadah puasa Arafah tidak hanya memiliki manfaat spiritual, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial dan personal. Dengan memahami hikmah ini, diharapkan kita dapat semakin termotivasi untuk melaksanakan puasa Arafah dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Landasan hukum
Landasan hukum niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah adalah dalil-dalil syariat yang menjadi dasar pensyariatan ibadah puasa Arafah. Dalil-dalil tersebut terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, di antaranya:
- Al-Qur’an Surat Al-Hajj ayat 28:
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terhalang, maka (sempurnakanlah) apa yang mudah (daripada) korban-korban itu, dan janganlah kamu mencukur kepala kamu, sebelum korban sampai ke tempat penyembelihannya. Barangsiapa di antara kamu sakit atau mempunyai penyakit di kepalanya (yang mengharuskan bercukur), maka hendaklah ia membayar denda dengan berpuasa atau bersedekah atau berkurban.” - Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim:
“Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
Dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa puasa Arafah memiliki landasan hukum yang kuat dalam syariat Islam. Hal ini menjadikan niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah sebagai ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu.
Landasan hukum yang jelas dalam syariat Islam menjadi faktor penting yang memengaruhi niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Kejelasan landasan hukum memberikan kepastian bagi umat Islam tentang keabsahan dan kewajiban melaksanakan ibadah puasa Arafah. Dengan adanya landasan hukum yang kuat, niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah menjadi ibadah yang memiliki nilai ibadah yang tinggi dan berpahala besar.
Sejarah
Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah merupakan ibadah yang telah dilakukan oleh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Dalam sejarah Islam, puasa Arafah pertama kali dilakukan pada tahun ke-9 Hijriah, ketika Nabi Muhammad SAW melaksanakan haji wada’. Sejak saat itu, puasa Arafah menjadi salah satu sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Puasa Arafah juga memiliki sejarah panjang dalam tradisi masyarakat muslim. Di berbagai belahan dunia, umat Islam melaksanakan puasa Arafah dengan cara yang berbeda-beda. Di Indonesia, misalnya, puasa Arafah biasanya dilakukan dengan melaksanakan salat Idul Adha terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan berpuasa hingga matahari terbenam.
Memahami sejarah puasa Arafah sangat penting untuk memperkuat niat dalam melaksanakan ibadah ini. Dengan mengetahui sejarahnya, umat Islam dapat menyadari bahwa puasa Arafah merupakan ibadah yang telah dilakukan oleh para pendahulu mereka dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Hal ini dapat memotivasi umat Islam untuk melaksanakan puasa Arafah dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Sejarah puasa Arafah juga memberikan pelajaran penting tentang pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai Islam. Puasa Arafah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam selama berabad-abad, dan keberlangsungannya harus terus dijaga. Dengan melaksanakan puasa Arafah, umat Islam tidak hanya menjalankan ibadah, tetapi juga melestarikan tradisi dan nilai-nilai luhur Islam.
Amalan sunnah
Amalan sunnah merupakan segala bentuk ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, namun tidak wajib dilaksanakan. Salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan adalah puasa tanggal 9 Dzulhijjah atau yang dikenal dengan sebutan puasa Arafah. Puasa Arafah memiliki keutamaan yang besar, yaitu dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah merupakan salah satu bentuk amalan sunnah yang erat kaitannya dengan puasa Arafah. Niat puasa dilakukan untuk menyatakan keinginan dan tekad untuk melaksanakan puasa Arafah. Niat puasa harus dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah atau pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah sebelum terbit fajar. Jika niat dilakukan setelah terbit fajar, maka puasa tidak dianggap sah.
Amalan sunnah seperti puasa Arafah memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas ibadah dan kedekatan seorang muslim dengan Allah SWT. Dengan melaksanakan amalan sunnah, seorang muslim dapat memperoleh pahala yang besar dan terhindar dari siksa api neraka. Selain itu, amalan sunnah juga dapat menjadi sarana untuk melatih diri dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Pada akhirnya, memahami hubungan antara amalan sunnah dan niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah dapat memotivasi umat Islam untuk lebih giat dalam melaksanakan amalan sunnah. Dengan melaksanakan amalan sunnah, termasuk puasa Arafah, umat Islam dapat meningkatkan kualitas ibadah mereka dan meraih keutamaan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
puasa Arafah
Puasa Arafah merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, meningkatkan pahala haji, dan dapat menjadi sebab mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat.
Niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah merupakan salah satu syarat sahnya puasa Arafah. Niat puasa harus dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah atau pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah sebelum terbit fajar. Jika niat dilakukan setelah terbit fajar, maka puasa tidak dianggap sah.
Dengan demikian, puasa Arafah (keutamaan-keutamaan puasa Arafah) merupakan faktor penting yang mendorong umat Islam untuk memiliki niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Keutamaan-keutamaan tersebut memberikan motivasi yang kuat untuk melaksanakan ibadah puasa Arafah dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh puasa Arafah yang dirasakan oleh umat Islam. Misalnya, ada orang yang merasa lebih dekat dengan Allah SWT setelah melaksanakan puasa Arafah. Ada juga orang yang merasa lebih mudah untuk bertaubat dan memohon ampunan setelah melaksanakan puasa Arafah. Selain itu, ada juga orang yang merasa lebih bersemangat untuk beribadah setelah melaksanakan puasa Arafah.
Dengan memahami hubungan antara puasa Arafah dan niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah, umat Islam dapat lebih termotivasi untuk melaksanakan ibadah puasa Arafah. Ibadah puasa Arafah dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan menghapus dosa-dosa yang telah diperbuat.
Tanya Jawab Niat Puasa Tanggal 9 Dzulhijjah
Halaman ini menyediakan tanya jawab umum seputar niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah, yang merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Tanya jawab ini dibuat untuk membantu pembaca memahami berbagai aspek terkait niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah dengan lebih jelas.
Pertanyaan 1: Apa itu puasa tanggal 9 Dzulhijjah?
Jawaban: Puasa tanggal 9 Dzulhijjah, atau yang dikenal juga dengan sebutan puasa Arafah, adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Puasa ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Pertanyaan 2: Bagaimana tata cara niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah?
Jawaban: Niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah dapat dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah atau pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah sebelum terbit fajar. Lafadz niatnya adalah: Nawaitu shauma yaumi Arafah lillahi ta’ala.
Pertanyaan 3: Apa saja keutamaan puasa tanggal 9 Dzulhijjah?
Jawaban: Keutamaan puasa tanggal 9 Dzulhijjah sangat banyak, di antaranya:
- Menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang
- Meningkatkan pahala haji
- Mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat
- Mendapatkan pahala yang besar
Pertanyaan 4: Siapa saja yang boleh melaksanakan puasa tanggal 9 Dzulhijjah?
Jawaban: Puasa tanggal 9 Dzulhijjah boleh dilaksanakan oleh semua umat Islam yang memenuhi syarat, yaitu: Islam, baligh, berakal, tidak sedang haid atau nifas, dan tidak sedang dalam perjalanan jauh.
Pertanyaan 5: Apa saja hal yang membatalkan puasa tanggal 9 Dzulhijjah?
Jawaban: Hal-hal yang membatalkan puasa tanggal 9 Dzulhijjah antara lain:
- Makan dan minum
- Muntah dengan sengaja
- Hubungan suami istri
- Keluarnya mani
Pertanyaan 6: Bagaimana jika tidak sempat berniat puasa tanggal 9 Dzulhijjah pada malam hari?
Jawaban: Jika tidak sempat berniat puasa pada malam hari, maka niat puasa masih dapat dilakukan pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah sebelum terbit fajar. Namun, pahalanya tidak sebesar jika berniat pada malam hari.
Demikian tanya jawab seputar niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah. Semoga bermanfaat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai puasa Arafah, silakan baca artikel selanjutnya.
Transisi: Dalam artikel selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara pelaksanaan puasa Arafah, keutamaannya, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah ini.
Tips Penting Niat Puasa Tanggal 9 Dzulhijjah
Puasa tanggal 9 Dzulhijjah atau puasa Arafah memiliki keutamaan yang besar. Salah satu syarat diterimanya puasa Arafah adalah dengan melaksanakannya dengan niat yang benar. Berikut ini adalah beberapa tips penting niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah yang perlu diperhatikan:
1. Niatkan pada Waktu yang Tepat
Niat puasa Arafah harus dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah atau pada pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah sebelum terbit fajar. Jika niat dilakukan setelah terbit fajar, maka puasa tidak dianggap sah.
2. Pastikan Kondisi Bersih
Sebelum melaksanakan niat puasa Arafah, pastikan diri dalam kondisi bersih, baik secara fisik maupun hadas. Berwudhu sebelum niat puasa akan lebih baik.
3. Khusyuk dan Ikhlas
Niat puasa Arafah harus dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan. Sadari bahwa ibadah puasa yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.
4. Gunakan Lafadz yang Benar
Lafadz niat puasa Arafah yang benar adalah: Nawaitu shauma yaumi Arafah lillahi ta’ala.
5. Niatkan dalam Hati
Niat puasa Arafah tidak harus diucapkan secara lisan, tetapi cukup diniatkan dalam hati.
6. Hindari Hal-hal yang Membatalkan
Setelah berniat puasa Arafah, hendaknya dihindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum, merokok, dan bersetubuh.
7. Perbanyak Amalan Baik
Selama melaksanakan puasa Arafah, perbanyak amalan baik, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan bersedekah.
8. Mohon Ampunan Allah SWT
Pada hari Arafah, mohonlah ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.
Demikian beberapa tips penting niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah yang perlu diperhatikan. Dengan melaksanakan niat puasa dengan baik dan benar, insyaAllah kita akan mendapatkan keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.
Tips-tips di atas akan sangat bermanfaat bagi umat Islam yang ingin melaksanakan puasa Arafah dengan sempurna. Dengan mempersiapkan diri dengan baik, kita dapat memaksimalkan ibadah puasa Arafah dan meraih keutamaan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
Kesimpulan
Niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah merupakan salah satu aspek penting dalam melaksanakan ibadah puasa Arafah. Niat puasa harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu agar puasa dapat diterima oleh Allah SWT. Ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dalam melakukan niat puasa, seperti dilakukan pada malam atau pagi hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah, serta diucapkan dengan lafadz yang benar. Dengan memahami dan mengamalkan niat puasa dengan baik, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.
Dua poin utama yang saling berhubungan dalam niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah adalah:
- Niat puasa harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas, karena ibadah puasa adalah bentuk pengabdian kepada Allah SWT.
- Pelaksanaan puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa masa lalu dan masa mendatang, serta meningkatkan pahala haji bagi yang menjalankannya.
Dengan demikian, niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah menjadi landasan penting dalam meraih keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.
Youtube Video:
