Niat puasa Tasu’a dan Asyura adalah suatu ketetapan hati untuk menjalankan ibadah puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Puasa ini memiliki keutamaan yang besar dalam agama Islam, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW.
Beberapa keutamaan puasa Tasu’a dan Asyura antara lain menghapus dosa setahun yang lalu, diangkatnya derajat seseorang, dan dijauhkan dari segala mara bahaya. Secara historis, puasa Tasu’a dan Asyura juga diperingati sebagai bentuk penghormatan terhadap cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Imam Husain bin Ali, yang gugur pada peristiwa Karbala.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang niat puasa Tasu’a dan Asyura, tata cara pelaksanaannya, serta manfaat dan keutamaannya bagi umat Islam.
niat puasa tasu a dan asyura
Niat puasa Tasu’a dan Asyura merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa ini. Niat yang benar dan ikhlas akan menentukan keabsahan dan kesempurnaan puasa yang dikerjakan. Berikut adalah 9 aspek penting terkait niat puasa Tasu’a dan Asyura:
- Ikhlas
- Sesuai sunnah
- Dilakukan di malam hari
- Dilakukan sebelum terbit fajar
- Niat puasa Tasu’a
- Niat puasa Asyura
- Menaati perintah Allah SWT
- Mengharap pahala dari Allah SWT
- Meneladani Rasulullah SAW
Semua aspek tersebut saling terkait dan membentuk kesatuan yang utuh dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura. Dengan memahami dan mengamalkan aspek-aspek tersebut, diharapkan puasa Tasu’a dan Asyura yang kita kerjakan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Ikhlas
Ikhlas merupakan aspek mendasar dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura. Ikhlas berarti melakukan ibadah semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. Ikhlas menjadi syarat diterimanya ibadah, termasuk puasa Tasu’a dan Asyura.
- Niat yang Benar
Ikhlas dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura berarti diniatkan untuk menjalankan perintah Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, bukan karena alasan lain seperti tradisi atau gengsi.
- Mengharap Ridha Allah SWT
Orang yang ikhlas dalam berpuasa Tasu’a dan Asyura hanya mengharapkan ridha Allah SWT, bukan pujian atau pengakuan dari manusia.
- Tidak Riya
Ikhlas juga berarti tidak riya, yaitu tidak melakukan ibadah untuk dilihat atau dipuji oleh orang lain.
- Menjaga Niat
Ikhlas dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura harus dijaga sepanjang hari puasa, tidak hanya pada saat niat saja.
Dengan menjaga keikhlasan dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura, diharapkan ibadah kita dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Sesuai sunnah
Niat puasa Tasu’a dan Asyura yang sesuai sunnah merupakan salah satu syarat diterimanya ibadah puasa tersebut. Sunnah adalah segala sesuatu yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya. Dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, kita dapat memastikan bahwa ibadah kita sesuai dengan tuntunan agama Islam dan mendapat pahala yang sempurna.
Dalam kaitannya dengan niat puasa Tasu’a dan Asyura, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan agar sesuai sunnah, di antaranya:
- Niat puasa Tasu’a dan Asyura harus dilakukan pada malam hari sebelum puasa dimulai.
- Niat puasa Tasu’a dan Asyura harus diucapkan dengan lisan atau dalam hati.
- Niat puasa Tasu’a dan Asyura harus diniatkan untuk menjalankan perintah Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, insya Allah niat puasa Tasu’a dan Asyura kita akan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan mendapat pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Dilakukan di malam hari
Niat puasa Tasu’a dan Asyura yang dilakukan di malam hari merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah puasa ini. Sebab, niat merupakan syarat diterimanya suatu ibadah, dan waktu malam hari adalah waktu yang tepat untuk melakukan niat puasa.
- Waktu yang Tepat
Malam hari merupakan waktu yang tepat untuk melakukan niat puasa Tasu’a dan Asyura karena pada waktu tersebut seorang muslim dapat lebih fokus dan khusyuk dalam merenungi niatnya.
- Menahan Diri dari Maksiat
Dengan melakukan niat puasa di malam hari, seorang muslim dapat lebih mudah menahan diri dari perbuatan maksiat, seperti makan dan minum, sehingga niatnya tetap terjaga hingga waktu imsak tiba.
- Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
Melakukan niat puasa di malam hari juga merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW. Beliau menganjurkan umatnya untuk melakukan niat puasa pada malam hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
- Memperoleh Pahala yang Lebih Besar
Niat puasa yang dilakukan di malam hari akan mendapatkan pahala yang lebih besar dibandingkan niat puasa yang dilakukan pada waktu pagi. Sebab, niat puasa di malam hari menunjukkan kesungguhan dan ketaatan seorang muslim dalam menjalankan ibadah puasa.
Dengan memperhatikan aspek “Dilakukan di malam hari” dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura, diharapkan ibadah puasa kita dapat lebih sempurna dan mendapat pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Dilakukan sebelum terbit fajar
Dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura, aspek “Dilakukan sebelum terbit fajar” memiliki keterkaitan yang sangat erat. Sebab, niat puasa merupakan syarat diterimanya ibadah puasa, dan waktu sebelum terbit fajar adalah batas akhir waktu untuk melakukan niat puasa.
Apabila seseorang melakukan niat puasa Tasu’a dan Asyura setelah terbit fajar, maka puasanya tidak sah dan tidak mendapat pahala. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan waktu niat puasa, yaitu sebelum terbit fajar.
Selain itu, melakukan niat puasa sebelum terbit fajar juga merupakan bentuk ketaatan dan kesungguhan seorang muslim dalam menjalankan ibadah puasa. Sebab, pada waktu tersebut, seorang muslim dituntut untuk menahan diri dari makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.
Dengan memahami keterkaitan antara “Dilakukan sebelum terbit fajar” dan “niat puasa Tasu’a dan Asyura”, diharapkan kita dapat lebih memperhatikan waktu niat puasa dan menjalankan ibadah puasa dengan sempurna, sehingga mendapat pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Niat puasa Tasu’a
Niat puasa Tasu’a merupakan bagian penting dari niat puasa Tasu’a dan Asyura. Niat puasa Tasu’a adalah ketetapan hati untuk melaksanakan ibadah puasa pada tanggal 9 Muharram. Puasa Tasu’a memiliki keutamaan dan manfaat yang besar, sehingga sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakannya.
- Rukun Niat Puasa Tasu’a
Rukun niat puasa Tasu’a adalah diniatkan karena Allah SWT dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Niat puasa Tasu’a dilakukan pada malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu pada tanggal 8 Muharram malam.
- Lafadz Niat Puasa Tasu’a
Lafadz niat puasa Tasu’a dapat diucapkan dengan lisan atau dalam hati. Berikut adalah lafadz niat puasa Tasu’a: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Tasu’a lillahi ta’ala.” Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tasu’a karena Allah SWT.”
- Keutamaan Puasa Tasu’a
Puasa Tasu’a memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa setahun yang lalu, diangkatnya derajat seseorang, dan dijauhkan dari segala mara bahaya.
- Hikmah Puasa Tasu’a
Hikmah puasa Tasu’a adalah untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu peristiwa asyura atau gugurnya cucu Rasulullah SAW, Imam Husain bin Ali, di Karbala.
Dengan memahami dan mengamalkan niat puasa Tasu’a, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah puasa Tasu’a dan Asyura dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Niat puasa Asyura
Niat puasa Asyura merupakan bagian penting dari niat puasa Tasu’a dan Asyura. Niat puasa Asyura adalah ketetapan hati untuk melaksanakan ibadah puasa pada tanggal 10 Muharram. Puasa Asyura juga memiliki keutamaan dan pahala yang besar, sehingga sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakannya bersama dengan puasa Tasu’a.
Niat puasa Asyura memiliki keterkaitan yang erat dengan niat puasa Tasu’a. Sebab, niat puasa Tasu’a dan Asyura dilakukan secara bersama-sama pada malam hari sebelum kedua puasa tersebut dimulai. Dengan demikian, niat puasa Asyura merupakan bagian tak terpisahkan dari niat puasa Tasu’a dan Asyura.
Dalam praktiknya, niat puasa Asyura dilakukan setelah niat puasa Tasu’a. Lafadz niat puasa Asyura dapat diucapkan dengan lisan atau dalam hati, yaitu: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala.” Artinya: “Saya niat puasa sunnah ‘Asyura karena Allah SWT.”
Dengan memahami keterkaitan antara niat puasa Asyura dan niat puasa Tasu’a dan Asyura, diharapkan kita dapat melaksanakan kedua ibadah puasa ini dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Menaati perintah Allah SWT
Menaati perintah Allah SWT merupakan landasan utama dalam menjalankan ibadah puasa Tasu’a dan Asyura. Niat puasa yang benar dan sesuai sunnah harus diniatkan karena Allah SWT, bukan karena alasan lain seperti tradisi atau gengsi. Dengan menaati perintah Allah SWT, seorang muslim menunjukkan ketaatan dan kecintaannya kepada Allah SWT, serta mengharapkan pahala dan ridha-Nya.
Salah satu bentuk menaati perintah Allah SWT dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura adalah dengan melakukan niat puasa pada malam hari sebelum puasa dimulai. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan niat puasa pada malam hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dengan melakukan niat puasa pada malam hari, seorang muslim dapat lebih fokus dan khusyuk dalam merenungi niatnya, serta mempersiapkan diri untuk menahan diri dari makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.
Dengan memahami keterkaitan antara menaati perintah Allah SWT dan niat puasa Tasu’a dan Asyura, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah puasa ini dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Selain itu, pemahaman ini juga dapat menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa menaati perintah Allah SWT dalam segala aspek kehidupan, sehingga kita dapat menjadi hamba-hamba-Nya yang taat dan bertakwa.
Mengharap pahala dari Allah SWT
Niat berpuasa merupakan bagian fundamental dari ibadah puasa, termasuk puasa Tasu’a dan Asyura. Salah satu aspek penting dalam niat puasa adalah mengharapkan pahala dari Allah SWT. Dengan mengharapkan pahala dari Allah SWT, seorang muslim menunjukkan keimanan dan ketaatannya kepada Allah SWT.
- Ikhlas
Mengharapkan pahala dari Allah SWT menuntut keikhlasan dalam berpuasa. Seorang muslim harus berpuasa semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihargai oleh manusia.
- Tawakal
Mengharapkan pahala dari Allah SWT juga menunjukkan sikap tawakal. Seorang muslim yakin bahwa Allah SWT akan memberikan pahala atas segala amal baik yang dilakukan, termasuk ibadah puasa.
- Motivasi
Mengharapkan pahala dari Allah SWT menjadi motivasi yang kuat untuk berpuasa. Pahala yang diharapkan akan mendorong seorang muslim untuk bersabar dan tekun dalam menjalankan ibadah puasa.
- Syukur
Dengan mengharapkan pahala dari Allah SWT, seorang muslim akan selalu bersyukur atas nikmat yang telah diterimanya, termasuk kesempatan untuk beribadah.
Dengan memahami dan mengamalkan aspek “Mengharap pahala dari Allah SWT” dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura, seorang muslim dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Selain itu, pemahaman ini juga dapat menumbuhkan rasa keimanan, ketaatan, dan tawakal kepada Allah SWT, sehingga seorang muslim dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bertakwa.
Meneladani Rasulullah SAW
Dalam menjalankan ibadah puasa Tasu’a dan Asyura, meneladani Rasulullah SAW merupakan aspek yang sangat penting. Sebab, Rasulullah SAW adalah suri tauladan terbaik bagi seluruh umat Islam, termasuk dalam hal berpuasa.
Meneladani Rasulullah SAW dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura berarti mengikuti ajaran dan sunnah beliau, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun ketetapannya. Dengan meneladani Rasulullah SAW, seorang muslim dapat memastikan bahwa niat puasanya sesuai dengan tuntunan agama Islam dan mendapatkan pahala yang sempurna.
Salah satu bentuk meneladani Rasulullah SAW dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura adalah dengan melakukan niat puasa pada malam hari sebelum puasa dimulai. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW yang menganjurkan umatnya untuk melakukan niat puasa pada malam hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dengan melakukan niat puasa pada malam hari, seorang muslim dapat lebih fokus dan khusyuk dalam merenungi niatnya, serta mempersiapkan diri untuk menahan diri dari makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.
Dengan memahami dan mengamalkan aspek “Meneladani Rasulullah SAW” dalam niat puasa Tasu’a dan Asyura, seorang muslim dapat melaksanakan ibadah puasa ini dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Selain itu, pemahaman ini juga dapat menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa meneladani Rasulullah SAW dalam segala aspek kehidupan, sehingga kita dapat menjadi hamba-hamba-Nya yang taat dan bertakwa.
Tanya Jawab tentang Niat Puasa Tasu’a dan Asyura
Berikut adalah beberapa tanya jawab umum seputar niat puasa Tasu’a dan Asyura:
Pertanyaan 1: Mengapa niat puasa Tasu’a dan Asyura penting?
Jawaban: Niat puasa merupakan syarat diterimanya ibadah puasa, termasuk puasa Tasu’a dan Asyura. Niat yang benar dan sesuai sunnah akan menyempurnakan ibadah puasa kita.
Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk melakukan niat puasa Tasu’a dan Asyura?
Jawaban: Niat puasa Tasu’a dan Asyura sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu pada tanggal 8 dan 9 Muharram malam.
Pertanyaan 3: Bagaimana lafadz niat puasa Tasu’a dan Asyura?
Jawaban: Lafadz niat puasa Tasu’a: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Tasu’a lillahi ta’ala.” Lafadz niat puasa Asyura: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala.”
Pertanyaan 4: Apakah boleh melakukan niat puasa Tasu’a dan Asyura setelah terbit fajar?
Jawaban: Tidak boleh. Niat puasa harus dilakukan sebelum terbit fajar. Jika niat puasa dilakukan setelah terbit fajar, maka puasa tidak sah.
Pertanyaan 5: Apa saja keutamaan puasa Tasu’a dan Asyura?
Jawaban: Puasa Tasu’a dan Asyura memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa setahun yang lalu, diangkatnya derajat seseorang, dan dijauhkan dari segala mara bahaya.
Pertanyaan 6: Apa hikmah dari puasa Tasu’a dan Asyura?
Jawaban: Hikmah puasa Tasu’a adalah untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu peristiwa asyura atau gugurnya cucu Rasulullah SAW, Imam Husain bin Ali, di Karbala.
Demikianlah beberapa tanya jawab tentang niat puasa Tasu’a dan Asyura. Dengan memahami dan mengamalkan niat puasa yang benar, kita dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan puasa Tasu’a dan Asyura. Mari kita simak bersama.
Tips Melaksanakan Niat Puasa Tasu’a dan Asyura
Pada bagian ini, kita akan membahas beberapa tips penting dalam melaksanakan niat puasa Tasu’a dan Asyura agar ibadah puasa kita dapat diterima dan berpahala. Mari simak tips-tips berikut:
Lakukan niat puasa pada malam hari. Sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, niat puasa Tasu’a dan Asyura sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu pada tanggal 8 dan 9 Muharram malam. Dengan melakukan niat puasa pada malam hari, kita dapat lebih fokus dan khusyuk dalam merenungi niat kita.
Ucapkan niat puasa dengan jelas dan benar. Lafadz niat puasa Tasu’a dan Asyura sebaiknya diucapkan dengan jelas dan benar, baik dalam hati maupun dengan lisan. Pastikan kita mengetahui dan memahami arti dari lafadz niat puasa yang kita ucapkan.
Niatkan puasa karena Allah SWT. Niat puasa yang benar dan sesuai sunnah adalah diniatkan karena Allah SWT, semata-mata untuk mencari ridha dan pahala dari-Nya. Hindari niat puasa karena alasan lain, seperti tradisi atau gengsi.
Hindari makan dan minum setelah niat puasa. Setelah melakukan niat puasa, kita harus menahan diri dari makan dan minum hingga waktu berbuka puasa tiba. Jika kita makan atau minum setelah niat puasa, maka puasa kita batal.
Jaga niat puasa agar tetap ikhlas. Selama menjalankan ibadah puasa Tasu’a dan Asyura, kita harus menjaga niat puasa kita agar tetap ikhlas karena Allah SWT. Hindari niat puasa yang riya atau ingin dipuji oleh manusia.
Berdoa agar niat puasa diterima. Setelah melakukan niat puasa, kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT agar niat puasa kita diterima dan ibadah puasa kita berjalan lancar.
Dengan memperhatikan dan mengamalkan tips-tips di atas, kita dapat melaksanakan niat puasa Tasu’a dan Asyura dengan baik dan benar, sehingga ibadah puasa kita dapat diterima oleh Allah SWT dan berpahala.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan puasa Tasu’a dan Asyura. Mari kita simak bersama pada bagian berikutnya.
Kesimpulan
Puasa Tasu’a dan Asyura merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Untuk melaksanakan ibadah puasa ini dengan sempurna, niat yang benar dan sesuai sunnah sangatlah penting. Niat puasa Tasu’a dan Asyura meliputi beberapa aspek penting, seperti ikhlas, sesuai sunnah, dilakukan pada malam hari, dilakukan sebelum terbit fajar, niat puasa Tasu’a, niat puasa Asyura, menaati perintah Allah SWT, mengharapkan pahala dari Allah SWT, dan meneladani Rasulullah SAW.
Dengan memahami dan mengamalkan niat puasa Tasu’a dan Asyura dengan baik, kita dapat melaksanakan ibadah puasa ini dengan sempurna dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Ibadah puasa Tasu’a dan Asyura juga menjadi ajang untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu peristiwa asyura atau gugurnya cucu Rasulullah SAW, Imam Husain bin Ali, di Karbala.
Youtube Video:
